Anda di halaman 1dari 4

SIBUKKAN DIRI DENGAN KETAATAN lebih baik amalnya.

Dan Dia Maha Perkasa


lagi Maha Pengampun”
Oleh: Ustadz Denis Arifandi Pakih Sati, Lc.
(Q.s. al-Mulk: 2).
M.H
(Bidang Pelatihan dan Dakwah,PW Ikadi DIY) Hari demi hari bagi seorang muslim

‫ َو ُم َك ِّو ِر‬،‫َاْل َح ْم ُد ِهَّلِل ُم َك ِّو ِر الَّلْي ِل َع َلى الَّن َه ار‬


adalah waktu yang diberikan Allah Swt. untuk
menunaikan amal terbaik (ahsanu ‘amala).
‫ َو الَّش ْم َس‬،‫ َج اِع ِل الَّلْي ِل َس َك نًا‬.‫الَّن َه اِر َع َلى الَّلْيل‬ Tidak mengherankan sekira para ulama dan
.‫ َذ ِلَك َت ْق ِدْيُر اْلَع ِز ْي ِز اْلَح ِكْيم‬،‫َو اْلَقَمَر ُحْس َب اًن ا‬ para bijak menasihatkan untuk senantiasa
mengisi anugerah waktu itu dengan ketaatan
‫ َو َخ ْي َر اِتِه‬،‫َأْح َم ُد ُه ُسْب َح اَن ُه َع َلى ِنَعِمِه اْلُم َت َو اِلَي ات‬ pada Allah Swt. dan bukan merusaknya
.‫اْلُم َت َع اِقَب ات‬ dengan kelalaian. Inilah yang pernah
disampaikan oleh seorang ulama tabi’in Al-
،‫َو َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َله‬ Hasan Al-Bashri:

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّمدًا‬،‫َر ُّب اَأْلْر ِض َو الَّس َم اَو ات‬ ‫ َذ َهَب‬،‫ َفِإَذ ا َذ َهَب َي ْو ٌم‬،‫ ِإَّن َم ا َأْن َت َأَّياٌم‬،‫ِاْب َن آَد م‬
‫ َخ َت َم ُهللا ِبِه الُّن ُبَّو اِت‬،‫َع ْبَدُه َو َر ُسْو ُله‬ ‫َب ْع ُضك‬
‫ َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َع َلى آِلِه‬،‫َو الِّر َس ااَل ت‬ "Wahai manusia, engkau hanyalah kumpulan
hari-hari. Jikalau
‫ َو الَّت اِبِع ْي َن‬،‫َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَخ ْي ِر َو اْلَك َر اَم ات‬ satu hari berlalu, sebagian dari dirimu juga
.‫َلُهْم ِبِإْح َس اٍن َع َلى َت َع اُقِب اَأْلَّياِم َو الَّساَع ات‬ telah berlalu.”
(HR. Abu Nu’aim dalamHilyah Al-’Awliya’)
‫َأَّما َب ْع ُد ؛‬ Tidak ada yang lebih berharga, lebih
‫ ُأْو ِص ْي ُك ْم َو ِإَّياَي ِبَت ْق َو ى ِهللا َفَقْد َفاَز‬،‫َفَي ا ِع َب اَد هللا‬ mulia, lebih agung, atau lebih berharga
dibandingkan usia. Tanda kesuksesan paling
‫ «َي ٓا َأُّيهَا اَّلِذ ْي َن َء اَم ُنوا‬:‫ َقاَل َت َع اَلى‬. ‫اْلُم َّت ُقْو َن‬ besar adalah, ketika kita dapat
‫اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َت ُمْو ُتَّن ِإَّال َو َأنُتْم‬ menggunakannya untuk hal-hal yang
bermanfaat, baik untuk kehidupan dunia
» ‫ُّمْس ِلُمْو َن‬ maupun untuk mengangkat derajat kita di
akhirat. Sebaliknya, salah satu tanda
kegagalan adalah, ketika kita menggunakan
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
waktu yang telah Allah Swt. anugerahkan
pertama2 marilah kita ucapakan fuji syukur untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, apalagi
kehdirat Alloh SWT..... shlawat serta salam untuk kemaksiatan dan kerusakan.
kepada nabi muhammad SAW....
Orang yang paling bijaksana adalah
kemudian khtib berwssiat...... orang yang menggunakan hidupnya untuk
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, perkara paling penting, dan kemudian baru
Betapa berharga waktu bagi seorang yang penting. Orang yang paling bahagia
muslim. Ia merupakan anugerah Allah Swt. adalah orang yang selalu menyibukkan diri
yang semestinya dimanfaatkan untuk beramal dengan kebenaran dan menjalankan
dengan sebaik-baiknya. Inilah yang dapat kita kewajiban yang seharusnya dilakukan, tidak
pahami dari firman Allah Swt. menggunakan waktunya untuk kesia-siaan.
Pada masa sekarang ini, pintu hobi
‫اَّلِذي َخ َلَق اْلَم ْو َت َو اْل َح َي اَة ِلَي ْب ُلَو ُك ْم َأُّي ُك ْم َأْح َس ُن‬ dan hawa nafsu terbuka lebar; berbagai
‫َعَم اًل ۚ َو ُه َو اْلَع ِز يُز اْلَغ ُفوُر‬ channel olah raga disediakan bagi para
pecinta olahraga; channel film dan serial
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia disediakan bagi para pecinta seni dalam
menguji kamu, siapa di antara kamu yang
berbagai bentuk dan bahasa; Arab, Inggris, beruntun menghampiri seorang hamba dalam
Turki, dan Spanyol. Kemudian ditambah lagi rangkaian yang menghancurkan; yang akan
dengan berbagai game online; playstation melemahkan iman di hati dan menjauhkannya
untuk segala usia, bagaikan laut tanpa tepi. dari Allah Swt. Siapa yang hampa dari amalan
Bahkan, saluran pornografi pun dengan bermanfaat lagi produktif, maka ia pasti akan
mudah dapat diakses oleh berbagai kalangan. sibuk dengan sesuatu yang
Begitulah tayangan-tayangan merusak memudharatkannya dan tidak memberinya
telah mengepung dan menyibukkan sebagian manfaat sama sekali. Imam al-Syafii (semoga
kita sehingga membuat jiwa semakin lemah, Allah merahmatinya) mengatakan, "Jikalau
khususnya bagi yang kurang dalam Anda tidak menyibukkan diri dengan
pemahaman agama, rapuh orientasi kebenaran, maka ia akan menyibukkan Anda
hidupnya, minim wibawa dirinya, dan ringkih dengan kebatilan."
(tidak kokoh) akhlaknya. Jika di antara kita Hal serupa disampaikan al-Munawi
tidak terjebak untuk menyibukkan diri dalam kitab Fayd al-Qadir. “Ketahuilah,
menyaksikan tayangan-tayangan tersebut, kekosongan (al-faragh atau waktu luang)
masih ada media sosial yang sering kali tanpa akan melahirkan keinginan (syahwat). Siapa
sadar menyita hampir sebagian besar waktu yang menghabiskan harinya tanpa hak yang
kita. Berapa banyak di antara kita suntuk ia penuhi, atau tanpa kewajiban yang ia
berjam-jam dalam obrolan WhatsApp, tunaikan, atau tanpa kemuliaan yang ia raih,
facebook, tiktok dan sebagainya? Akhirnya, atau tanpa kebaikan yang ia tegakkan, atau
waktu pun habis, usia terampas, dan zaman tanpa pengetahuan yang dipelajari, maka ia
berlalu sia-sia di tangan pemiliknya. telah mendurhakai harinya. Waktu luang akan
Terkait dengan kecenderungan untuk menggulungnya. Penyebab musibah itu
lalai dengan waktu, jauh-jauh hari Rasulullah adalah al-faragh (waktu luang)." (Fayd al-
Saw. telah mengingatkan. Nabi shallallahu Qadir: 6/375)
‘alaihi wa sallam bersabda, Itulah sebabnya, Ibnu Mas'ud
radhiyallahu 'anhu pernah berkata:
‫ الِّصَّح ُة‬، ‫ِنْع َم َت اِن َم ْغ ُبوٌن ِفيِه َم ا َك ِثيٌر ِمَن الَّن اِس‬
‫َو اْلَفَر اُغ‬ ‫إِّن ي َأَلْبَغ ُض الَّر ُج َل َفاِر ًغ ا اَل ِفي َع َم ِل الُّد ْن َي ا‬
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia ‫َو اَل ِفي َعَم ِل اآْل ِخَر ِة‬
tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu "Aku membenci seseorang yang tidak
senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu melakukan apapun; tidak ada kerja duniawi
‘Abbas) yang dikerjakannya, dan tidak ada juga
amalan ukhrawi yang disemainya."
Sungguh, pangkal semua kesia-siaan (H.r. Abu Nu’aim dalamHilyah al-Awliya')
adalah waktu luang; tidak ada kegiatan sama
sekali, membiarkan diri tanpa ada kerja yang
digarap. Jiwa yang kosong, yang bermalas- Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
malasan untuk melakukan kebaikan, Swt.,
cenderung akan menyibukkan pelakunya
Nasihat Imam Syafii dan para ulama
dengan kebatilan. Dan itu pasti. Ia akan selalu
lainnya, "Jika kalian tidak menyibukkan diri
mendatangi satu pintu keburukan, kemudian
dalam kebenaran, maka kalian akan
masuk ke pintu keburukan lainnya, sampai
disibukkan oleh kebatilan", patut kita jadikan
habis umurnya dan tidak tersisa waktunya.
pegangan. Jika kita tidak menyibukkan hari-
Ibn al-Qayyim dalam kitab al-Jawab al- hari kita dengan ketaatan, maka waktu kita
Kafi menasihatkan, “Waktu luang (al-faragh) akan terisi oleh kemaksiatan. Jika usia kita
akan melahirkan kerusakan, lalu maksiat akan tidak dipenuhi dengan hal-hal bermanfaat,
maka ia akan disesaki dengan perkara- bagi kita untuk berleha-leha. Semoga Allah
perkara yang mendatangkan madharat. Swt. memandu dan membimbing kita untuk
Ibn al-Qayyim rahimahullah selalu menyibukkan diri dalam ketaatan
menegaskan, “Ia adalah jiwa. Jika kalian tidak kepada-Nya.
menyibukkannya dengan kebenaran, ia akan
‫ َو َنَفَع ِني َو ِإَّي اُك ْم‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم في ْالُقْر آِن ْالَعِظ ْي ِم‬
menyibukkanmu dengan kebatilan. Dan ia
‫ َو َت َقَّب َل ُهللا ِم َّن ا‬، ‫ِبَم ا ِفْي ِه ِمَن اآْل َي اِت َو ال ‹ِّذ ْك ِر اْلَح ِكْي ِم‬
adalah hati. Jikalau rasa cinta kepada Allah
Swt. tidak menghuninya, maka ia akan dihuni
.‫َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه ِإَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع الَع ِلْي ُم‬
oleh rasa cinta kepada makhluk. Dan itu pasti.
Ia adalah lisan. Jika kalian tidak
menyibukkannya dengan berzikir, maka ia
akan menyibukkanmu dengan senda gurau. khutbah ke 2
Dan itu tidak baik untuk kalian. Itu pasti."
(Kitab al-Wabil al-Shayyib: 1/ 111). ‫ِإَّن اْلَح ْم َد ِهَّلِل َنْح َم ُد ُه َو َنْس َتِع ْيُنُه َو َنْس َتْغ ِفُر ْه َو َنُع وُذ ِباِهلل‬
Begitulah tabiat diri kita. Jika hati tidak ‫ َم ْن َيْه ِدِه ُهللا‬،‫ِم ْن ُش ُرْو ِر َأْنُفِس َنا َو ِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَن ا‬
dipenuhi rasa tunduk kepada Allah Swt., ia ‫ َأْش َهُد َأْن َال ِإَلَه‬.‫َفَال ُمِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َهاِدَي َلُه‬
akan digiring untuk tunduk kepada selain ‫ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َل ُه َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْب ُد ُه‬
Allah. Jika lisan tidak diarahkan untuk berkata ‫َو َر ُس ْو ُلُه َص َّلى ُهللا َع َلى َنِبِّيَن ا ُمَحَّم ٍد َو َع َلى آِل ِه‬
yang baik, ia akan disibukkan untuk berkata ‫ َيا َأُّيهَا اَّلِذ ْيَن‬:‫ َقاَل َتَع اَلى‬.‫َو َأْص َح اِبِه َو َس َّلَم َتْس ِلْيًم ا َك ِثْيًر ا‬
yang buruk. Jika kaki tidak disibukkan untuk ‫َء اَم ُن وا اَّتُق وا َهللا َح َّق ُتَقاِت ِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َأنُتْم‬
melangkah ke masjid dan tempat-tempat ‫ {َو َم ن َيَّت ِق َهللا َيْج َع ل َّل ُه‬:‫ َق اَل َتَع اَلى‬. ‫ُّم ْس ِلُم ْو َن‬
kebaikan, ia akan mudah digerakkan menuju
‫ {َو َم ن َيَّت ِق َهللا ُيَك ِّف ْر َع ْن ُه َس ِّيَئاِتِه‬: ‫َم ْخ َر ًج ا} َو َق اَل‬
tempat-tempat kemaksiatan. Jika mata tidak
digunakan untuk membaca Quran, ia akan
}‫َو ُيْع ِظ ْم َلُه َأْج ًرا‬
mudah tergelincir untuk menyaksikan hal-hal ‫ُثَّم اْع َلُم ْو ا َف ِإَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبالَّص َالِة َو الَّس َالِم َع َلى‬
yang melalaikan. Begitu seterusnya. Oleh ، ‫ {ِإَّن َهللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّنِبِّي‬: ‫َر ُسْو ِلِه َفَق اَل‬
karena itu, mari sibukkan diri kita dalam .}‫َيا َأُّيهَا اَّلِذ ْيَن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‬
ketaatan. Usahakan tidak ada waktu yang ‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُمَحَّم ٍد َو َع َلى آِل ُمَح َّم ٍد َك َم ا َص َّلْيَت‬
terlewatkan kecuali ia dipenuhi dengan
. ‫ ِإَّن َك َحِم ْي ٌد َمِج ْي ٌد‬، ‫َع َلى ِإْب َر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِهْيَم‬
kebaikan.
‫َو َباِر ْك َع َلى ُم َحَّمٍد َو َع َلى آِل ُمَح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى‬
Mari kita renungkan sebuah hadist
yang dinisbatkan kepada Umar bin al-Khattab
‫ َالَّلُهَّم‬. ‫ ِإَّن َك َحِم ْي ٌد َمِج ْي ٌد‬، ‫ِإْب َر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِهْيَم‬
radhiyallahu ‘anhu: ‫ َو اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َن اِت‬،‫اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‬
‫ َالَّلُهَّم َأِر َن ا‬. ‫ ِإَّنَك َسِم ْيٌع َق ِر ْيٌب‬،‫ْاَألْح َياِء ِم ْنُهْم َو ْاَألْم َو اِت‬
‫ِإَّن َهللا َخ َلَق اَأْلْي ِد ْي ِلَت ْع َمَل َفِإَذ ا َلْم َت ِج ْد ِفي‬ ‫ َو َأِر َن ا اْلَباِط َل بَاِط ًال‬،‫اْلَح َّق َح ًّق ا َو اْر ُز ْقَن ا اِّتَباَع ُه‬
.. ‫الَّط اَعِة َعَم اًل ِاْلَت َمَس ْت ِفي اْلَم ْع ِص َيِة َأْع َم ااًل‬ ‫ َر َّبَن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة َو ِفي‬.‫َو اْر ُز ْقَن ا اْج ِتَناَب ُه‬
‫َفَأْش ِغ ْلَه ا ِبالَّط اَعِة َقْب َل َأْن ُتْش ِغ َلَك ِفي اْلَم ْع ِص َي ة‬ ‫ َر َّبَن ا َهْب َلَن ا ِم ْن‬. ‫اآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
.‫َأْز َو اِج َن ا َو ُذ ِّر َّياِتَن ا ُق َّرَة َأْع ُيٍن َو اْج َع ْلَن ا ِلْلُم َّتِقيَن ِإَم اًم ا‬
"Allah Swt. menciptakan tangan agar Anda
beramal. Jikalau ia tidak mendapati amalan ‫ َو َس َالٌم َع َلى‬، ‫ُسْبَح اَن َر ِّب َك َر ِّب اْلِع َّز ِة َع َّم ا َيِص ُفْو َن‬
dalam ketaatan, maka ia akan mendapati . ‫اْلُم ْر َسِلْيَن َو اْلَح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن‬
amalan-amalan dalam kemaksiatan. Maka, ‫ َو ِإْيَت اِء ِذ ي‬،‫ ِإَن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْل ْح َس ان‬،‫ِعَباَد هللا‬
sibukkanlah ia dengan ketaatan sebagaimana
ia menyibukkanmu dengan kemaksiatan." ‫ َيِع ُظُك ْم‬،‫اْلُقْر َبى َو َيْنَهى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ي‬
‫ َو اْس َئُلْو ُه‬، ‫ َفاْذ ُك ُرْو ا َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم‬،‫َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو ن‬
Sibukkan diri kita dengan ketaatan. ‫ َو َأِقِم الَّصَالَة‬.‫ َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبر‬، ‫ِم ْن َفْض ِله ُيْع ِط ُك ْم‬
Sungguh, usia terus beranjak dan kematian
seakan terus memburu kita, tak ada waktu
.

Anda mungkin juga menyukai