Anda di halaman 1dari 4

Generasi Anak Shaleh dan Pesan Keagamaan Idul Adha suci melakukan ibadah haji.

suci melakukan ibadah haji. Gemuruh dan gema kaum muslimin dan muslimat
yang sedang menunaikan ibadah haji, menyambut panggilan Ilahi dengan
‫×) ُهللا َاْك َبْر ُك َّلَم ا َهَّل ِهَالٌل َو َاْبَد َر ُهللا َاْك َب ْر ُك َّلم َا‬3( ‫×) ُهللا َاكَبْر‬3( ‫×) ُهللا َاْك َبْر‬3( ‫ُهلل َاْك َبْر‬ mengucapkan talbiyah. Labbaikallahuma labbaik. Labbaika la syarika laa
labbaik. Innal hamda wan nikmata laka wal mulk la syarika lak.
‫َص اَم َص اِئٌم َو َاْفَطْر ُهللا َاْك َبْر ُك َّلمَا َت َر اَك َم َس َح اٌب َو َاْم َط ْر َو ُك َّلم َا َنَبَت َنَب اٌت َو َاْز َه ْر َو ُك َّلَم ا‬
‫ َاْلَح ْم ُد ِهلل اَّلِذ ى َج َعَل ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن ِع ْي َد ْالِفْط ِر َبْع َد ِص يَاِم َر َم َض اَن َو ْع ي َد‬.. ‫َاْط َع َم َقاِنُع ْالُم ْعَتْر‬ Allahu Akbar (3x) Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah
‫َاْش َهُد َاْن َال ِاَلَه ِاَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه َل ُه ْالَم ِل ُك ْالَعِظ ْيُم ْاَالْك َب ْر‬.‫ْاَالْض َح ى َبْع َد َيْو ِم َع َر َفَة‬ Idul Ahda yang khas dengan ibadah kurban merupakan bentuk rasa syukur
‫َو َاْش َهٌد َاَّن َس ِّيَدنَا ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّش اِفُع ِفى ْالَم ْح َشْر َنِبَّي َقْد َغ َف َر ُهللا َل ُه َم ا َتَق َّد َم ِم ْن‬ kita pada Allah Swt. yang telah banyak melimpahkan anugerah pada kita , dan
kita telah diberi banyak hal oleh Allah Swt, Anggota tubuh yang kita miliki:
‫ اللُهَّم َص ِّل َعلَى َس ِّيِد َنا ُمَحَّم ٍد َو َع َلى َاِل ِه َو َاْص َح اِبِه اَّل ِذ ْيَن َاْذ َهَب َع ْنُهُم‬. ‫َذْنِب ِه َو َم ا َت َأَّخ َر‬ mulai dari kepala, telinga, tangan, kaki, hidung, dan lain-lain. Semuanya
، ‫ َفَيا ِعَباَد ِهللا ِاَّتُقواَهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِاَّال َو َاْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬.‫ َاَّم ا َبْعُد‬. ‫الِّر ْج َس َو َطَّهْر‬ adalah nikmat yang tidak mungkin terbeli. Jika dihitung berapa nominal
harganya, pastilah tidak bisa dinominalkan. Pastilah bermilyar-milyar.
Allahu Akbar (3x) Walillahil Hamd Demikian juga, biji-bijian yang kita makan, udara yang kita hirup, kendaraan
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah yang kita tumpangi, semuanya disediakan oleh Allah Swt. yang Maha
Marilah kita panjatkan puji syukur kita kehadirat Allah swt karena pada pagi Pengasih dan Maha Penyayang untuk manusia. Wallahu khalaqa lakum ma fil
hari ini kita masih diberikan karunia untuk melakukan shalat iedul ‘Adha ardli jami’a. Allah Swt. telah menciptakan yang ada di dunia untuk kalian
secara berjama’ah. Idul Adha ini merupakan momentum indikator ketakwaan semua, dan semuanya apabila dihitung dengan nominal angka manusia, pasti
kita pada Allah Swt sebagai bekal kita meraih kebahagiaan di dunia maupun tiada terhingga.
di akhirat nanti. Semoga kita semua selalu berusaha menjadi orang bertakwa, Tentang syukur ini, Allah Swt. Berfirman:
dan termasuk golongan orang-orang yang bertakwa. Amien ya rabbal
alamien.          
         
Allahu Akbar (3x) Walillahil Hamd        
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah  
Baru saja kita rebahkan diri kita, bersimpuh di depan pintu kebesaran Allah Artinya:
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Baru saja kita mengakhiri shalat “Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar
ied kita, dengan menyebarkan salam sejahtera kepada semua makhluk di Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah
sekitar kita. Sejak tadi malam sampai pagi ini, kita memenuhi langit dengan olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan
suara takbir kita. “Allahu akbar allahu akbar allahu akbar la ilahaillahu telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah
allahu akbar. Allahu akbar walillahil hamdu “. sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada
Di belahan dunia lain, tepatnya di Makkah al-Mukkaramah, di hari ini, jutaan padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah
umat Islam dari segenap penjuru dunia, berdatangan dan berkumpul di tanah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu
bersyukur”. (QS. al-Hajj : 36)
Allahu Akbar (3x) Walillahil Hamd mulai dari sandal, sepatu, jalan, kendaraan hingga peralatan yang lain agar
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah manusia bisa hidup dengan nyaman. Manusia juga membangun jembatan,
Hari Raya Idul Adha selalu saja menjadi rekontruksi sejarah masa lampau. menggunakan jalur lautan dan juga udara. Manusia juga mengkapling-kapling
Sejarah kehidupan figur-figur agung, para kekasih Allah Swt. Yaitu figur lautan dan udara sedemikian rupa, sehingga mengurangi kemacetan di daratan.
Nabiullah Ibrahim AS. Figur anak hebat Nabi Ismail AS. Dan figur ibu yang
luar biasa, Siti Hajar. Prosesi yang mengharu biru sejarah umat manusia, Allahu Akbar (3x) Walillahil Hamd
adalah penyembelihan yang dilakukan Nabiullah Ibrahim AS pada putra Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah
tercintanya Nabi Ismail AS. yang akhirnya diganti dengan seekor domba oleh Dalam perjalanan dan pengembaraan manusia secara fisik untuk mengetahui
Allah Swt. luasnya dunia, pada akhirnya terhambat secara teknis. Kemacetan tetap terjadi
Selain sebagai bentuk kepatuhan pada titah Allah Swt, ibadah kurban adalah didaratan, lautan maupun udara. Oleh karena itu, manusia menciptakan
merupakan bentuk solidaritas pada sesama, terutama untuk mereka: Orang- internet dan teknologi fotografi serta televisi. Di masa sekarang, manusia
orang fakir dan orang miskin. Nabi kita Muhammad SAW Sangat mengecam hanya dengan duduk di komputer atau televisi, mereka sudah dapat
keras orang yang mampu berkurban, tapi mereka enggan untuk berkurban, menjangkau dunia yang lebih luas dan warna-warni, meskipun disajikan
karena dalam Islam, ibadah kurban bukan hanya ritual persembahan untuk dalam bentuk potongan gambar, rekaman video atau foto. Mereka
meningkatkan spritualitas seseorang, atau juga bukan tontonan kesalehan menyebutnya sebagai sebuah keniscayaan di era visual age.
orang-orang kaya semata. Namun, lebih dari itu, ibadah kurban adalah dalam Islam seperti diperlihatkan Nabi Ibrahim AS. mentrandensikan jalan menuju
rangka memperkuat kepekaan sosial, menyantuni fakir miskin dan membuat Tuhan sebagai jalan kebahagiaan dan jalan menuju akhirat. Islam memberikan
gembira orang yang sengsara. Qurban mencerminkan pesan Islam bahwa dimensi moral spritual agar aktivitas manusia memiliki tujuan yang lebih
seseorang hanya dapat taqarrub pada Allah SWT. bila ia sebelumnya telah bermakna, bukan hanya sekedar mobilitas fisik tanpa tujuan yang bersifat
dekat dengan saudara-saudaranya yang kekurangan. Ilahi. Pertanyaan Allah Swt. pada Nabi Ibrahim adalah pertanyaan moral yang
Selain itu, ada beberapa hal yang dapat kita petik dalam sirah dan kehidupan penuh makna: Hendak dibawa kemana harta kita? Hendak dibawa mobil kita?
agung Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Hendak dibawa kemana jabatan kita? Hendak dibawa kemana pangkat kita?
Pelajaran pertama adalah pertanyaan Allah Swt. pada Nabi Ibrahim, faiana Hendak dibawa kemana ilmu kita? Hendak dibawa kemana tubuh kita?
tadzhabun. Ketika Nabi Ibrahim yang dikenal kara raya dengan seribu ekor Di tengah hiruk pikuk manusia dengan berbagai aktivitasnya, maka menjadi
domba, tiga ratus ekor lembu, dan seratus ekor unta, beliau ditanya, “Hendak penting untuk menanyakan kembali pertanyaan Ibrahim AS. Karena bisa jadi,
kemana ia pergi”. Maka beliau menjawab, “Inni dzahibun ila rabbi sayahdin” yang primer bagi manusia secara faktual dewasa ini adalah avoiding the pain,
(QS. At-Takwir: 26). Artinya: “Sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku (menghindari apapun yang menyakitkan). Lalu juga looking for the pleasure,
dan dia memberi petunjuk padaku”. Bagi Nabi Ibrahim, tujuan akhir hidup (mengejar apapun yang dirasakan menyenangkan). Sehingga yang muncul
manusia bukan kekayaan, bukan pangkat, bukan jabatan dan sebagainya, hanyalah kehidupan materi duniawah belaka. Sebagaimana dikatakan oleh
tetapi tujuan hidup kita adalah Allah SWT. Prof Komarudin Hidayat, bahwa salah satu dimensi dan misi manusia
Seperti dimaklumi sebagai sunnatullah, manusia selalu bergerak sesuai naluri sebagai moral being adalah menegakkan nilai-nilai moral dalam kehidupannya
bawaan, ingin memperluas wawasan dan pengalaman hidupnya. Untuk di manapun berada. Moral being ini harus diwujudkan dalam ruang-ruang
memfasilitasi manusia ini, maka diciptakanlah berbagai sarana kehidupan kantor, di kamar rumah, di masjid, di restoran, di warung kopi dan sebagainya.
Tujuan hidup kita, lagi-lagi seperti teladan Nabi Ibrahim, adalah harus tertuju Kedua, memberi keteladanan (uswah) pada anak-anak kita. Bagaimanapun,
pada Allah Swt. Tuhan semesta alam. Inna shalati wa nusuki wamahyaya wa keteladanan merupakan dakwah yang sangat manjur dalam mengarahkan
mamati lillahi rabbil alamin. Sesungguhnya sholatku, matiku, hidupku adalah anak-anak kita. Dengan keteladanan yang ditampakkan sehari-hari, maka yang
untuk Allah Swt. Setiap sholat, kita sudah seringkali mengikrarkan dalam demikian ini akan mempengaruhi anak-anak kita. Keluarga yang
lisan kita. mempertontonkan kejujuran dan kedermawanan akan berpengaruh bagi
anaknya. Sebaliknya, keluarga yang mempertontonkan kedustaan dan
Allahu Akbar (3x) Walillahil Hamd kebakhilan, pasti juga akan ditiru anaknya. Karena itu, Abdullah Nasih Ulwan
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah dalam “Kitab Tarbiyatul Aulad”, mengutip penyair yang melontarkan
Pelajaran berharga lainnya yang kita bisa teladani dari Nabi Ibrahim AS kecaman bagi pengajar atau orang tua yang tindak tanduknya bertentangan
adalah bahwa tujuan tertinggi manusia adalah seperti doa Nabi Ibrahim. Rabbi dengan ucapannya
hab li minasshalihin. Ya Allah berilah kami anak-anak yang soleh. Nabi
Ibrahim meminta anak yang soleh. Bukan anak yang pintar. Bukan anak yang ‫يا ايها الرجل المعلم غيره‬
kaya raya. Bukan anak yang punya jabatan luar biasa. Bukan anak yang punya
‫هال لنفسك كان ذا التعليم‬
pangkat setinggi langit. Karena apalah arti anak kaya, anak berpangkat dan
jabatan, anak yang pintar tapi mereka tidak soleh. Karena itu, kata kuncinya ‫تصف الدواء لذي السقام و ذي الضني‬
adalah “anak soleh”. ‫كما يصح به و انت سقيم‬
Untuk mewujudkan anak yang soleh, tentu bukan hal yang mudah. Pertama: ‫ابدأ بنفسك فانهها عن غيها‬
keluarga adalah hal utama dan pertama dalam mewujudkan anak soleh. Jangan ‫فاذا انتهت هىه فأنت حكيم‬
remehkan peran keluarga. Anak yang soleh dan solehah, pasti tidak luput ‫فهناك يقبل م وعظت و يقتدي‬
dalam pendidikan keluarga sejak dini, seperti dilakukan Nabi Ibrahim dan Siti
‫بالعلم منك و ينفع التعليم‬
Hajar. Keduanya berusaha membentuk karakter Ismail sedemikian rupa.
Mereka mengajarkan pendidikan agama pada Ismail sejak dini. Ini sama
Wahai orang
dengan sabda Nabi Saw dalam mendidik anak-anak muslim: “Didiklah anak-
Yang mengajar orang lain
anakmu pada tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai ahlu baitnya dan
Kenapa engkau tidak juga menyadari
membaca al-Qur’an”. (HR. Tabrani).
Dirimu sendiri.
Dan Nabi juga bersabda:
Engkau terangkan bermacam obat
‫علموا اوالدكم فانهم مخلوقون في زمان غير زمانكم‬ Bagi segala penyakit
“Didiklah anak-anakmu karena mereka hidup di zaman yang tidak sama Agar semua yang sakit sembuh,
dengan zamanmu”. Sedang engkau sendiri ditimpa sakit.
Obatilah dirimu dahulu.
Allahu Akbar (3x) Walillahil Hamd Lalu cegahlah agar tidak menular pada orang lain.
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah Dengan demikian,
Engkau adalah seorang yang bijak
‫‪Apa yang engkau nasehatkan‬‬ ‫َو َع َلى آِل َس ِّيِد نَا ُمَح َّمٍد َو َع َلى َاْنِبيآِئَك َو ُرُس ِلَك َو َم آلِئَك ِة ْالُم َقَّر ِبْيَن َو اْر َض الّلُهَّم َع ِن ْالُخَلَفاِء‬
‫‪Akan mereka terima dan ikuti,‬‬
‫‪Ilmu yang engkau ajarkan‬‬ ‫الَّراِش ِد ْيَن َأِبى َبْك ٍر َو ُع َم ر َو ُع ْثَم ان َو َع ِلى َو َع ْن َبِقَّيِة الَّص َح اَبِة َو الَّتاِبِع ْيَن َو َتاِبِع ي الَّتاِبِع ْيَن‬
‫‪Akan bermanfaat bagi mereka.‬‬ ‫َلُهْم ِبِاْح َس اٍن ِاَلىَيْو ِم الِّدْيِن َو اْر َض َع َّنا َم َع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك َيا َاْر َح َم الَّراِح ِم ْيَن‬

‫‪Allahu Akbar (3x) Walillahil Hamd‬‬


‫‪Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah‬‬ ‫َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َناِت َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلَم اِت َاَالْح يآُء ِم ْنُهْم َو ْاَالْم َو اِت اللُهَّم َأِع َّز‬

‫َباَر َك ُهللا ِلي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم ‪َ .‬و َنَفَعِني َو ِاِّي اُك ْم بم ا في ه ِم َن اآلَي اِت َو ال ِّذْك ِر اْلَحِكْيِم ‪َ .‬و َتَقِّب َل هللا ِم ِّني‬ ‫ْاِإل ْس َالَم َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َأِذ َّل الِّش ْر َك َو ْالُم ْش ِر ِكْيَن َو اْنُصْر ِعَباَدَك ْالُمَو ِّح ِد َّيَة َو اْنُصْر َم ْن َنَص َر‬
‫َوِم ْنُك ْم ِتالَو َتُه ِاَّنه ُهَو االَّسِم ْيُع اْلَعِلْيُم ‪.‬‬ ‫الِّدْيَن َو اْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َد ِّم ْر َأْع َداَء الِّدْيِن َو اْع ِل َك ِلَم اِتَك ِإَلى َيْو َم الِّدْيِن ‪ .‬اللُهَّم اْدَفْع‬
‫َع َّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء َو الَّز َالِز َل َو ْالِمَح َن َو ُسْو َء ْالِفْتَنِة َو ْالِمَح َن َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن َع ْن‬
‫َبَلِد َنا ِاْنُدوِنْيِس َّيا خآَّص ًة َو َس اِئِر ْالُبْلَداِن ْالُم ْس ِلِم ْيَن عآَّم ًة َيا َر َّب ْالَع اَلِم ْيَن ‪َ .‬ر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا‬
‫َحَس َنًة َو ِفى ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر ‪َ .‬ر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُفَس َناَو ِاْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا‬
‫َلَنُك ْو َنَّن ِم َن ْالَخ اِس ِر ْيَن ‪ِ .‬عَباَد ِهللا ! ِإَّن َهللا َيْأُم ُرَنا ِبْالَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذ ي ْالُقْر بَى َو َيْنَهى‬
‫َع ِن ْالَفْح شآِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن َو اْذ ُك ُروا َهللا ْالَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‬
‫َعلَى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبْر‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫‪ُ.‬هللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر ُهللَا َأْك َبُر‬
‫َاْلَحْم ُد ِهلل َعلَى ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َعلَى َتْو ِفْيِقِه َو ِاْمِتَناِنِه‪َ .‬و َأْش َهُد َأْن َال ِاَلَه ِإَّال ُهللا َو ُهللا َو ْح َد ُه‬
‫َال َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َهُد أَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّد اِع ى إلَى ِرْض َو اِنِه‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى‬
‫َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد ِو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًرا‬

‫َأَّم ا َبْعُد َفيَا َاُّيَها الَّناُس ِاَّتُقواَهللا ِفْيَم ا َأَم َر َو اْنَتُهْو ا َع َّم ا َنَهى َو اْع َلُم ْو ا َأَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأ‬
‫ِفْيِه ِبَنْفِس ِه َو َثـَنى ِبَم آل ِئَك ِتِه ِبُقْد ِس ِه َو َقاَل َتعَاَلى ِإَّن َهللا َو َم آلِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبى يآ َاُّيَها‬
‫اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس ِّلْم‬

Anda mungkin juga menyukai