Anda di halaman 1dari 5

‫اْل َح ْم ُد ه‬

‫لل‬
waktu berlalu mengambil jatah ruang hidup kita. Menit berganti menit, jam
berganti jam, hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan,

‫ َوأَ ْف َه َمنَا‬،‫سالَ هم‬ ّ ‫سبُ َل ال‬ ُ ‫لل الّذهي َه َدانَا‬ ‫اْل َح ْم ُد ه‬


dst. Waktu yang sudah lewat tidak bisa lagi kita putar ulang. Ia menjadi catatan
dalam masa lalu kita yang akan berpengaruh pada masa depan kita, baik di dunia

ُ‫ أَ ْش َه ُد أَ ْن ََل اهلَهَ هإ ََّل هللاُ َو ْح َده‬،‫ريم‬


maupun di akherat kelak.
‫ي ال َك ه‬ ّ ‫هبش هَر ْيعَ هة النَّ هب‬ Judul khutbah kita pada Jum’at kali ini adalah

َ ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ ّن‬،‫ ذُواْل َجال هل َواإل ْكرام‬،ُ‫ََل ش هَري َْك لَه‬


‫س هيّ َدنَا‬ Dimana Tuhan
‫س هلّ ْم‬
َ ‫ص هّل َو‬ َ ‫ اللّ ُه َّم‬،‫ع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬ َ ‫َونَ هبيَّنَا ُم َح َّمدًا‬ Ketika Orang Jahat dan Berdosa

ْ َ‫علَى ا هله َوأ‬


Hidupnya Senang Bahagia
‫ص َحابه هه‬ َ ‫سيهّدهنا ُم َح َّم ٍد َو‬َ ‫علَى‬ َ ‫بار ْك‬ ‫َو ه‬ Hadirin Sidang Jumat Masjid Jauharul Iman Rahimakumullah,
‫ فَيَايُّ َها‬:ُ‫ أَ َّما بَ ْعد‬،‫سان إلَى يَ ْو هم ال ّدهين‬‫إح ه‬ ْ ‫َوالتَّابهعينَ به‬ Dalam kehidupan di dunia ini tak jarang kita dapati orang-orang baik yang

‫عته هه‬ َ ‫طا‬ ‫ص ْي ُك ْم َو نَ ْف هس ْي بهت َ ْق َوى ه‬


َ ‫هللا َو‬ ُ ‫ ْأو‬،‫اإل ْخ َوان‬ ‫ه‬
hidupnya pas-pasan, terkadang terlihat susah, menderita, dan banyak cobaan,
sedangkan sebagian orang yang bergelimang dosa dan maksiat atau jahat

َّ‫ ات َّقُ ْوا هللاَ َح َّق تُقَاته هه َوَلَ تَ ُم ْوت ُ َّن هإَل‬،‫لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف هل ُح ْو ْن‬ terlihat banyak harta, berkedudukan terpandang, dan hidupnya terlihat senang
dan bahagia tanpa kesulitan;

. َ‫َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس هل ُم ْون‬ Barangkali kita pernah melihat, ada orang yang jarang ibadah dan suka maksiat
tapi malah lancar karirnya dan melimpah rejekinya? Seringkali kita lihat manusia-
manusia yang membangkang dan mengabaikan aturan Allah justru diberikan
kenikmatan, kemudahan hidup, keinginannya selalu tercapai, rejeki yang seakan
Hadirin Sidang Jumat Masjid Jauharul Iman Rahimakumullah, tiada habisnya dan tidak punya keluhan yang berarti dalam hidupnya. Ia tidak
Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur kita kehadirat Allah SWT yang pernah sakit dan celaka, panjang umur, bahkan Allah berikan keluarbiasaan pada
telah melimpahkan berbagai nikmat Nya yang tak mungkin kita dapat hitung- kekuatan tubuhnya. Bahkan orang-orang seperti ini disenangi dan dikelilingi oleh
hitung. Semoga Shalawat dan Salam senantiasa terlimpah curah kepada banyak orang, diterima kehadirannya seakan-akan bersih dan tak berdosa.
junjungan alam, kekasih Allah, Sayyidil Wujud, Sayyidil Anbiya’I wal Mursalin, Kemudian ia diberi keleluasaan untuk merasa menang dan bangga dengan
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut setianya hingga akhir keadaannnya yang demikian.
zaman. Lalu mungkin di antara kita ada yang bertanya-tanya, kenapa sih Tuhan
Kemudian tak lupa, mari kita selalu tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT mengizinkan hal itu terjadi? Mengapa sih Tuhan begitu? Mengapa Tuhan tidak
dengan sebenar-benarnya arti taqwa, dengan segenap kemampuan kita. memberi hukuman dan kesusahan kepada orang-orang jahat dan banyak dosa
tersebut ? Ah,Tuhan sungguh tidak adil. Pemikiran seperti ini kemungkinan besar
Hadirin Sidang Jumat Rahimani Rahimakumullah, sudah menjadi konsumsi kita hari-hari dalam dialog kita bersama teman-teman
lainnya.
Rasanya baru kemarin kita shalat Jum’at di masjid yang penuh berkah ini. Tau-
tau, hari ini kembali melakukan aktivitas yang sama. Tak terasa begitu cepatnya Hadirin Sidang Jumat Masjid Jauharul Iman Rahimakumullah,
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan, “Bila kamu Dibiarkan bersenang-senang lalu Allah akan menjatuhkan siksa pedih padanya
melihat Allah memberi kepada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, dalam seketika.
padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiallahu
bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari
‘Anhu, bahwa Nabi SAW bersabda: “Apabila engkau melihat Allah memberikan
Allah.” (HR. Ahmad)
kepada seorang hamba berupa nikmat dunia yang disukainya padahal dia suka
Yang seperti ini biasanya memang Allah berikan kepada orang-orang kafir dan bermaksiat, maka itu hanyalah istidraj belaka.”
ahli maksiat. Sebagaimana keterangan Allah di dalam Al-Qur’an berikut:
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat Al-An’am ayat 44,

ۚ ‫سبَ َّن الَّذِينَ َكفَ ُروا أَنَّ َما نُ ْم ِلي لَ ُه ْم َخي ٌْر ِأِلَنفُ ِس ِه ْم‬
َ ‫َو ََل يَ ْح‬ ٍ‫ش ْيء‬َ ‫اب ُك ِأل‬ َ ‫سوا َما ذُ ِ أك ُروا بِ ِه فَت َ ْحنَا َعلَ ْي ِه ْم أَب َْو‬ُ َ‫فَلَ َّما ن‬
‫ين‬ ٌ َ‫ِإنَّ َما نُ ْم ِلي لَ ُه ْم ِليَ ْزدَادُوا ِإثْ ًما ۚ َولَ ُه ْم َعذ‬
ٌ ‫اب ُّم ِه‬ َ‫سون‬ُ ‫َحت َّ ٰى ِإذَا فَ ِر ُحوا ِب َما أُوتُوا أ َ َخ ْذنَا ُهم بَ ْغتَةً فَإِذَا ُهم ُّم ْب ِل‬
“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir (dan yang bermaksiat) menyangka,
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka.
Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka,
bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.”
Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam
(Ali ‘Imran: 178)
berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)
Karena sebenarnya mereka lagi diazab oleh Allah dengan jebakan istidraj.
Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata : “Hai anak Adam ingat
Istidraj adalah kesenangan dan nikmat yang Allah berikan kepada orang yang
dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas
jauh dari Allah yang sebenarnya itu menjadi azab baginya apakah dia bertobat
atau semakin jauh. dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya”
(Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121)
Istidraj adalah suatu jebakan dimana seseorang diberikan oleh Allah berupa
Syaikh As Sa’di menyatakan, “Ketika mereka melupakan peringatan Allah yang
rezeki yang melimpah padahal ia selalu meninggalkan perintah Allah, yang
diberikan pada mereka, maka dibukakanlah berbagai pintu dunia dan
sebenarnya adalah bahwa Allah secara berangsur-angsur sedang menariknya
kelezatannya, mereka pun lalai. Sampai mereka bergembira dengan apa yang
dalam kebinasaan.
diberikan pada mereka, akhirnya Allah menyiksa mereka dengan tiba-tiba.
Istidraj bisa terjadi pada hal apa saja. Semua kenikmatan dan apa-apa yang Mereka pun berputus asa dari berbagai kebaikan. Seperti itu lebih berat siksanya.
disenangi oleh manusia bisa menjadi istidraj. Mereka terbuai, lalai, dan tenang dengan keadaan dunia mereka. Namun itu
sebenarnya lebih berat hukumannya dan jadi musibah yang besar.” (Tafsir As
Hadirin Sidang Jumat Masjid Jauharul Iman Rahimakumullah,
Sa’di, hal. 260).
Bagaimanakah kita membedakan bahwa kesenangan dan kenikmatan yang kita
Ditambah lagi disebabkan kesombongan manusia yang merasa bahwa rizki
dapat itu adalah karunia Allah, ujian atau kah istidraj?
adalah hasil dari kepintaran dan keahlian mereka semata, sebagaimana yang
Istidraj sebetulnya adalah salah satu azab yang sangat mengerikan. Karena Allah firmankan,
seseorang yang sudah terkena istidraj berarti Allah sudah memalingkan perhatian
dari mereka. Allah sudah tidak peduli dan tidak akan memberikan peringatan lagi.
‫عانَا ث ُ َّم ِإذَا خ ََّو ْلنَاهُ ِن ْع َمةً ِ أمنَّا قَا َل ِإنَّ َما‬ َ َ‫ض ٌّر د‬
ُ َ‫سان‬ ِْ ‫س‬
َ ‫اْلن‬ َّ ‫فَإِذَا َم‬
5.
6.
Tidak pernah Allah berikan kepadanya musibah.
Hidupnya selalu aman dan nyaman;

َ‫ي ِفتْنَةٌ َولَ ٰـ ِك َّن أَ ْكث َ َر ُه ْم ََل َي ْعلَ ُمون‬ َ ُ‫أُو ِتيتُه‬
َ ‫علَ ٰى ِع ْل ٍم ۚ َب ْل ِه‬
7.
8.
Tidak lagi memiliki rasa malu karena urat malunya sudah terputus;
Tidak merasa melakukan kesalahan;
9. Tidak merasa perlu dinasehati;
“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami
berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, ‘Sesungguhnya aku diberi nikmat
Karena seburuk-buruk azab bagi pelaku maksiat di dunia adalah ketika mereka
itu hanyalah karena kepintaranku’. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi
sedang bermaksiat tapi tidak merasa dan menyadari bahwa mereka sedang
kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” (QS. Az Zumar: 49)
berbuat dosa. Sehingga mereka tidak ada rasa bersalah dan tidak ada keinginan
Dalam Tafsir Al Muyassar tentang ayat Az-Zumar 49 ini tertulis Tetapi untuk bertaubat atau memperbaiki diri.
kebanyakan manusia –karena kebodohan dan buruknya prasangka mereka- tidak
Sebagaimana yang disebut Allah dalam Alqur’an surat Al-Baqoroh ayat ke 7,
mengetahui bahwa hal itu merupakan istidraj dari Allah dan ujian bagi mereka
“Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan
agar mensyukuri nikmat. (Tafsir Al Muyassar, 1/464)
mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.”
Hadirin Sidang Jumat Masjid Jauharul ImanRahimakumullah
Ibnu Athaillah berkata : “Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia
Tanda-tanda maksiat yang bisa berujung istidraj: Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan
1. Ia dengan sengaja meninggalkan perintah shalat dan puasa, walaupun ia sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah”
mengerjakannya itu tidak merubah karakter kemaksiatannya;
2. Saat ia berbuat maksiat, ia merasa tidak berdosa;
3. Hatinya sangat berat untuk bershadaqah kalaupun ia memberi itu
dikarenakan ada timbal baliknya (ada maunya);
4. Merasa dirinya benar;
5. Merasa aman dari azab Allah;
6. Merasa bangga dengan apa yang ia miliki saat ini;
7. Mengabaikan perintah Allah dan mendekati larangannya;
8. Ia menganggap mudah semua perintah Allah, namun ia tidak
mengerjakannya;
9. Ia selalu menunda-nunda untuk bertobat dan ia merasa bahwa umurnya
akan panjang;
10. Ia lupa dengan kematian;

Ciri-ciri pelaku maksiat yang terkena istidraj:


1. Rezeki yang banyak. Khutbah II
2. Kesenangan yang tiada habisnya.
3. Ia selalu mendapatkan pujian dari orang-orang.
4. Allah selalu memberikannya kesehatan.
‫لى‬‫ع َ‬ ‫ش ْك ُر لَهُ َ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫لى اِ ْح َ‬ ‫ع َ‬ ‫ا َ ْل َح ْمد ُ هللِ َ‬ ‫علَى ا َ ِل‬ ‫علَى اِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ت َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ت َو َب َ‬‫سلَّ ْم َ‬
‫َ‬
‫ت َ ْو ِف ْي ِق ِه َواِ ْم ِتنَا ِن ِه‪َ .‬وا َ ْش َهد ُ ا َ ْن َلَ اِلَهَ اَِلَّ هللاُ‬ ‫اِب َْرا ِهي َْم ِفى ْال َعالَ ِمي َْن اِنَّ َك َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيد ٌ‪.‬‬
‫س ِيأدَنَا‬‫َوهللاُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوا َ ْش َهد ُ ا َ َّن َ‬ ‫ت َو‬‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫لى ِرض َْوا ِن ِه‪.‬‬ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى اِ َ‬ ‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ت ا َ ِْل َ ْحيَ ِ‬
‫اء ِم ْن ُه ْم َو‬ ‫ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬
‫علَى ا َ ِل ِه‬
‫س ِيأ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِأل َ‬ ‫الل ُه َّم َ‬ ‫ت َو‬ ‫ْب الدَّع َْوا ِ‬ ‫ْب ُم ِجي ُ‬ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِري ٌ‬ ‫ت اِنَّ َك َ‬‫ْاِل َ ْم َوا ِ‬
‫س ِلأ ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‬ ‫َوا َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫غ قُلُ ْوبَنَا بَ ْعدَ‬ ‫ي ْال َحا َجاتِ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َربَّنَا ََل ت ُ ِز ْ‬ ‫اض َ‬ ‫قَ ِ‬
‫ت‬‫اِ ْذ َهدَ ْيتَنَا َو َه ْبلَنَا ِم ْن لَدُ ْن َك َر ْح َمةً اِنَّ َك ا َ ْن َ‬
‫ا َ َّما بَ ْعد ُ‪ ،‬فَ َيا ِعبَادَ هللا اِتَّقُ ْوا هللا َو ا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن‬ ‫اب‪َ .‬ربَّنَا ََل ت َ ْجعَ ْل فِى قُلُ ْوبَنَا ِغ اَل ِللَّ ِذيْنَ‬ ‫ْال َو َّه ُ‬
‫ف َّر ِح ْي ٌم‪َ .‬ربَّنَا َه ْبلَنَا ِم ْن‬ ‫ا َ َمنُ ْوا َربَّنَا اِنَّ َك َر ُؤ ْو ٌ‬
‫سفَا ِسفَ َها‬ ‫ار َم ْاِل ُ ُم ْو ِر َو يَ ْك َرهُ َ‬ ‫ب َم َك ِ‬ ‫هللا يُ ِح ُّ‬
‫اجعَ ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقيْنَ‬ ‫اجنَا َو ذُ ِ أريَّتِنَا قُ َّرة َ ا َ ْعيُ ٍن َو ْ‬ ‫ا َ ْز َو ِ‬
‫ب ِم ْن ِع َبا ِد ِه ا َ ْن يَّ ُك ْونُ ْوا ِفى ت َ ْك ِم ْي ِل‬ ‫يُ ِح ُّ‬ ‫سنَةً َو فِى ْاْل ِخ َر ِة‬ ‫اِ َما ًما‪َ .‬ربَّنَا اَتِنَا فِى الدُّ ْنيَا َح َ‬
‫اِ ْس ََل ِم ِه َو اِ ْي َما ِن ِه َو اِنَّهُ ََل يَ ْه ِدى ْالقَ ْو َم‬ ‫ار‪.‬‬ ‫اب النَّ ِ‬‫سنَةً َو قِنَا َعذَ َ‬ ‫َح َ‬
‫علَى‬ ‫ار ْك َ‬ ‫س ِلأ ْم َو بَ ِ‬
‫ص ِأل َو َ‬ ‫ْالفَا ِس ِقي َْن‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ْت َو‬ ‫صلَّي َ‬ ‫علَى ا َ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ان َو‬ ‫س ِ‬ ‫اْل ْح َ‬ ‫ِعبَادَ هللا! اِ َّن هللا يَأ ْ ُم ُر ِب ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫َاء َو ْال ُم ْن َك ِر‬ ‫اء ذِى ْالقُ ْربَى َو يَ ْن َهى َع ِن ْالفَ ْحش ِ‬ ‫اِ ْيت َ ِ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَّ َّك ُر ْونَ فَا ْذ ُك ُر ْوا هللا‬ ‫َو ْالبَ ْغ ِى يَ ِع ُ‬
‫ْالعَ ِظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ا ْش ُك ُر ْوهُ َعلَى نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َو‬
‫صنَعُ ْونَ ‪.‬‬ ‫لَ ِذ ْك ُر هللاِ ا َ ْكبَ ُر َو هللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْ‬

Anda mungkin juga menyukai