SALAH SATU FAKTOR INTERNAL UMAT ISLAM YANG MENJADI
SEBAB DIDIRIKANNYA MUHAMMADIYAH KONDISI PENDIDIKAN ISLAM YANG TERBELAKANG
ADANYA SINDIRAN DARI KAUM INTELEGENSI TERHADAP UMAT
ISLAM SEBAGAI UMAT YANG KUMUH DAN TERBELAKANG KELAHIRAN MUHAMMADIYAH
KONDISI INI MENDORONG K.H. AHMAD DAHLAN UNTUK
MENDIRIKAN SEKOLAH AGAMA, DI MANA PELAJARANNYA MERUJUK KITAB PESANTREN ISLAM, SEDANGKAN METODENYA DAN FASILITASNYA MENGGUNAKAN CARA YANG DIKEMBANGKAN OLEH BELANDA, YAITU DENGAN MENGGUNAKAN BANGKU/MEJA , DLL KELAHIRAN MUHAMMADIYAH
MELALUI PENDIDIKAN YANG MODERN K.H. AHMAD DAHLAN
YAKIN AKAN MAMPU MENCIPTAKAN MANUSIA YANG BAIK BUDI, LUAS PANDANGAN, DAN BERSEDIA BERJUANG UNTUK KEMAJUAN MASYARAKAT
MUNCULNYA LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM MUHAMMADIYAH
MERUPAKAN WUJUD NYATA DARI GERAKAN DAKWAH PRAKSIS MUHAMMADIYAH, SEHINGGA KEGIATAN PENDIDIKAN TIDAK BISA DILEPASKAN DARI KEGIATAN DAKWAH MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH INTEGRALISTIK (MENYATU)
Cita-cita pendidikan yang digagas Beliau adalah lahirnya
manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai ulama- intelek atau intelek-ulama, yaitu seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH
Mengadopsi Substansi dan Metodologi
Pendidikan Modern Belanda dalam Madrasah- madrasah Pendidikan Agama Yaitu mengambil beberapa komponen pendidikan yang dipakai oleh lembaga pendidikan Belanda. Dari ide ini, K.H. Ahmad Dahlan dapat menyerap dan kemudian dengan gagasan dan praktek pendidikannya dapat menerapkan metode pendidikan yang dianggap baru saat itu ke dalam sekolah yang didirikannya dan madrasah-madrasah tradisional. MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH Metode yang ditawarkan adalah sintesis antara metode pendidikan modern Barat dengan tradisional. Dari sini tampak bahwa lembaga pendidikan yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan berbeda dengan lembaga pendidikan yang dikelola oleh masyarakat pribumi saat itu MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH Memberi Muatan Pengajaran Islam pada Sekolah-sekolah Umum Modern Belanda Muhammadiyah baru memutuskan meminta kepada pemerintah agar memberi izin bagi orang Islam untuk mengajarkan agama Islam di sekolah-sekolah Goebernemen pada bulan April 1922. Sebenarnya sebelum Muhammadiyah didirikan ini sudah diusahakan namun baru mendapat izin saat itu MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH
Menerapkan Sistem Kooperatif
dalam Bidang Pendidikan Kita dapat melihat adanya kerjasama yang harmonis antara pemerintahan Belanda dengan Muhammadiyah. Keduanya sama-sama memperoleh keuntungan. Pertama, dari sikap non oposisional. Kedua, mendukung program pembaharuan keagamaan termasuk di dalam bidang pendidikan. MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH
Sikapnya yang akomodatif dan kooperatif memberikan ketentuan
mutlak untuk ber tahan hidup di tengah iklim yang sangat tidak ramah terhadap gerakan nasionalis pribumi dan disaat tidak satupun gerakan yang sebanding dengannya dapat ber tahan saat itu. Sehingga K.H. Ahmad Dahlan dapat masuk lebih dalam pada lingkungan pendidikan kaum misionaris yang diciptakan oleh pemerintah Belanda, yang saat itu lebih maju kedepan dari pada sistem penddikan pribumi yang tradisional PERBEDAAN PENDIDIKAN TRADISIONAL DAN MODERN
A. SISTEM LAMA TRADISIONAL
1) System belajar mengajar Weton dan Sorogan. 2) Bahan pelajaran semata-mata agama, kitab-kitab karangan ulama pembaharuan yang tidak dipergunakan. 3) Belum ada Rancangan Pembelajaran yang teratur dan integral. 4) Hubungan guru dan murid lebih bersifat otoriter dan kurang demokratis. PERBEDAAN PENDIDIKAN TRADISIONAL DAN MODERN
B. SISTEM BARU (MODERN)
1. Sistem klasikal dengan cara-cara Barat. 2. Bahan pelajaran tetap, ditambah dengan ilmu pengetahuan umum. 3. Kitab-kitab agama dipergunakan secara luas, baik klasik maupun kontemporer. 4. Sudah diatur Rencana Pembelajaran. 5. Diusahakan suasana hubungan guru dan murid lebih akrab bebas dan demokratis. PENGARUH PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
1. Membawa pembaruan dalam bentuk
kelembagaan pendidikan, yang semula seistem pesantren menjadi system sekolah. 2. Memasukkan pelajaran umum kepada sekolah-sekolah keagamaan atau madrasah. 3. Mengadakan perubahan dalam metode pengajaran, dari yang semula menggunakan metode weton dan sorogan menjadi lebih bervariasi. PENGARUH PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
4. Mengajarkan sikap hidup terbuka dan toleran dalam
pendidikan. 5. Mengembangkan lembaga pendidikan yang beragam dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi dan dari yang berbentuk sekolah agama hingga yang berbentuk sekolah umum. 6. Berhasil memperkenalkan manajemen pendidikan modern ke dalam system pendidikan yang terencana. KONDISI PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SAAT INI
Jenis Amal Usaha Pendidikan Jumlah
TK/TPQ 4.623
Sekolah Dasar (SD)/MI 2.604
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs 1.772
Sekolah Menengah Atas (SMA)/SMK/MA 1.143
Pondok Pesantren 67
Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) 172
Sekolah Luar Biasa (SLB) 71
PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN
JENIS PENANGGUNG JAWAB
TK ABA PIMPINAN RANTING AISYIYAH SD/MI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH, MAJELIS DIKASMEN SMP/MTs PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS DIKDASMEN SMA/SMK/MA PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS DIKDASMEN PONDOK PESANTREN PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS DIKDASMEN SLB PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS DIKDASMEN PERGURUAN TINGGI (PT) PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH, MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI (DIKTI) MUKTAMAR KE-45 TAHUN 2005 MALANG JAWA TIMUR, LPM, 2005
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Taman Kanak-Kanak 4.218
2 Taman Kanak-Kanak Al-quran 933
3 Sekolah Dasar 1.132
4 Madrasah Ibtidaiyah/Diniyah 1.769
5 Sekolah Menengah Pertama 1.184
6 Sekolah Menengah Atas 511
7 Sekolah Menengah Kejuruan 263 8 Madrasah Tsanawiyah 534 9 Madrasan Aliyah 172 10 Pondok Pesantren 59 11 Universitas / Sekolah Tinggi 106 12 Akademi Politeknik 59
Jumlah 10.940 PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN
1. Pimpinan Muhammadiyah Berhak Mengatur
Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan, Sehingga Setiap Pengelola (Kepsek/Rektor) Harus Tunduk Pada Aturan Organisasi 2. Model Pengelolaan Keuangan Dilakukan Dengan Sistem Subsidi Silang, Sehingga Sekolah/Ptm Yang Kaya (Dana Cukup) Membantu Sekolah Yang Miskin (Kurang) Dengan Diatur Oleh Pimpinan Muhammadiyah PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN
3. Semua Aset Yang Dimiliki Oleh Lembaga
Pendidikan Adalah Milik Persyarikatan, Sehingga Apabila Terjadi Perselisihan Yang Mengakibatkan Penutupan Maka Semuanya Kembali Menjadi Milik Muhammadiyah 4. Pengelola Amal Usaha, Termasuk Lembaga Pendidikan Bertanggungjawab Kepada Pimpinan Muhammadiyah NILAI-NILAI DASAR PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH Nilai Dasar Pendidikan yang harus dipertegas menurut KH. Dahlan Sbb: 1. Pendidikan Akhlak, yaitu sebagai usaha menanamkan karakter manusia yang baik berdasarkan al-Quran dan Sunnah. 2. Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran individu yang utuh, yang berkeseimbangan antara perkembangan mental dan jasmani, keyakinan dan intelek, perasaan dan akal, dunia dan akhirat. 3. Pendidikan sosial, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat. MUKTAMAR KE-44 2000 DI JAKARTA, PROGRAM UMUM BID. PENDIDIKAN
Dalam Muktamar ke-44 di jakarta tahun 2000, program umum
bidang pendidikan meliputi enam item, sebagai berikut : 1. Memprioritaskan pengembangan kualitas dan misi pendidikan muhammadiyah diseluruh jenjang melalui perencanaan strategis yang dapat mencapai tujuan pendidikan sebagaimana cita-cita pendiri muhammadiyah dan sekaligus menjadi ciri khas pendidikan muhammadiyah sebagai institusi pendidikan dan kebudayaan islam. 2. Memasukkan fungsi kaderisasi (pengkaderan) dalam perencanaan strategis dan penyelenggaraan pendidikan muhammadiyah di seluruh jenjang untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tujuan pendidikan muhammadiyah, yaitu manusia muslim yang berakhlaq mulia, cerdas dan berguna bagi umat dan bangsa. MUKTAMAR KE-44 2000 DI JAKARTA, PROGRAM UMUM BID. PENDIDIKAN
3. Menyiapkan pendidikan muhammadiyah di seluruh jenjang
dalam memasuki persaingan yang keras dan kulitatif pada era globalisasi dengan kemampuan mengembangkan ciri khas pendidikan islam yang dapat menjadi model keunggulan dimasa depan. 4. Pengembangan skolah sekolah unggulan hendaknya tidak mengarah pada eksklusifisme dan semata mata mengembangkan kualitas kognisi dan skill dari subjek didik, dan 5. Khususnya mengenai taman kanak kanak Bastanul Athfal, Playgroup, taman pendidikan Al-Quran dan pendidikan informal serta nonformal lainnya hendaknya dijadikan wahana persemaian penanaman iman, akhlaq/kepribadian dan kreativitas yang sesuai dan tidak mematikan perkembangan jiwa anak-anak . KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Muhammadiyah adalah salah satu gerakan dakwah Islam yang berpengaruh dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Salah satu buktinya Muhammadiyah membangun pondok pesantren dengan sistem pembelajaran yang modern. Muhammadiyah sampai saat ini tetap konsekwen untuk mencetak elit muslim terdidik lewat jalur pendidikan.