Anda di halaman 1dari 19

MUHAMADDIYAH SEBAGAI

GERAKAN PENDIDIKAN
NAMA : ADITYA PRAYOGI
NIM : 202220098
KELAHIRAN MUHAMMADIYAH
• SALAH SATU FAKTOR INTERNAL UMAT ISLAM YANG MENJADI SEBAB DIDIRIKANNYA
MUHAMMADIYAH KONDISI PENDIDIKAN ISLAM YANG TERBELAKANG.

• ADANYA SINDIRAN DARI KAUM INTELEGENSI TERHADAP UMAT ISLAM SEBAGAI


UMAT YANG “KUMUH” DAN TERBELAKANG.

• KONDISI INI MENDORONG K.H. AHMAD DAHLAN UNTUK MENDIRIKAN SEKOLAH


AGAMA, DI MANA PELAJARANNYA MERUJUK KITAB PESANTREN ISLAM, SEDANGKAN
METODENYA DAN FASILITASNYA MENGGUNAKAN CARA YANG DIKEMBANGKAN OLEH
BELANDA, YAITU DENGAN MENGGUNAKAN BANGKU/MEJA , DLL.
• MELALUI PENDIDIKAN YANG MODERN K.H. AHMAD DAHLAN YAKIN AKAN
MAMPU MENCIPTAKAN MANUSIA YANG BAIK BUDI, LUAS PANDANGAN, DAN
BERSEDIA BERJUANG UNTUK KEMAJUAN MASYARAKAT

• MUNCULNYA LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM MUHAMMADIYAH MERUPAKAN


WUJUD NYATA DARI GERAKAN DAKWAH PRAKSIS MUHAMMADIYAH,
SEHINGGA KEGIATAN PENDIDIKAN TIDAK BISA DILEPASKAN DARI KEGIATAN
DAKWAH
MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN
DAN MUHAMMADIYAH
• INTEGRALISTIK (MENYATU)

Cita-cita pendidikan yang digagas Beliau adalah lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai
“ulama-intelek” atau “intelek-ulama”, yaitu seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas,
kuat jasmani dan rohani
• Mengadopsi Substansi dan Metodologi Pendidikan Modern Belanda dalam Madrasah-madrasah Pendidikan
Agama

Yaitu mengambil beberapa komponen pendidikan yang dipakai oleh lembaga pendidikan Belanda. Dari ide ini,
K.H. Ahmad Dahlan dapat menyerap dan kemudian dengan gagasan dan praktek pendidikannya dapat menerapkan
metode pendidikan yang dianggap baru saat itu ke dalam sekolah yang didirikannya dan madrasah-madrasah
tradisional.
Metode yang ditawarkan adalah sintesis antara metode pendidikan modern
Barat dengan tradisional. Dari sini tampak bahwa lembaga pendidikan yang
didirikan K.H. Ahmad Dahlan berbeda dengan lembaga pendidikan yang
dikelola oleh masyarakat pribumi saat itu
• Memberi Muatan Pengajaran Islam pada Sekolah-sekolah Umum Modern
Belanda

Muhammadiyah baru memutuskan meminta kepada pemerintah agar memberi

izin bagi orang Islam untuk mengajarkan agama Islam di sekolah-sekolah

Goebernemen pada bulan April 1922. Sebenarnya sebelum Muhammadiyah

didirikan ini sudah diusahakan namun baru mendapat izin saat itu.
• Menerapkan Sistem Kooperatif dalam Bidang Pendidikan
Kita dapat melihat adanya kerjasama yang harmonis antara pemerintahan
Belanda dengan Muhammadiyah. Keduanya sama-sama memperoleh
keuntungan. Pertama, dari sikap non oposisional. Kedua, mendukung program
pembaharuan keagamaan  termasuk di dalam bidang pendidikan. Sikapnya yang
akomodatif dan kooperatif memberikan ketentuan mutlak untuk bertahan hidup
di tengah iklim yang sangat tidak ramah terhadap gerakan nasionalis pribumi
dan disaat tidak satupun gerakan yang sebanding dengannya dapat bertahan saat
itu. Sehingga K.H. Ahmad Dahlan dapat masuk lebih dalam pada lingkungan
pendidikan kaum misionaris yang diciptakan oleh pemerintah Belanda, yang
saat itu lebih maju kedepan dari pada sistem penddikan pribumi yang tradisional
PERBEDAAN PENDIDIKAN TRADISIONAL
DAN MODERN
A. SISTEM LAMA TRADISIONAL
1) System belajar mengajar Weton dan Sorogan.
2) Bahan pelajaran semata-mata agama, kitab-kitab karangan ulama
pembaharuan yang tidak dipergunakan.
3) Belum ada Rancangan Pembelajaran yang teratur dan integral.
4) Hubungan guru dan murid lebih bersifat otoriter dan kurang
demokratis.
B. SISTEM BARU (MODERN)
1. Sistem klasikal dengan cara-cara Barat.
2. Bahan pelajaran tetap, ditambah dengan ilmu pengetahuan umum.
3. Kitab-kitab agama dipergunakan secara luas, baik klasik maupun
kontemporer.
4. Sudah diatur Rencana Pembelajaran.
5. Diusahakan suasana hubungan guru dan murid lebih akrab bebas
dan demokratis.
PENGARUH PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH

1. Membawa pembaruan dalam bentuk kelembagaan pendidikan,


yang semula seistem pesantren menjadi system sekolah.
2. Memasukkan pelajaran umum kepada sekolah-sekolah
keagamaan atau madrasah.
3. Mengadakan perubahan dalam metode pengajaran, dari yang
semula menggunakan metode weton dan sorogan menjadi
lebih bervariasi.
4. Mengajarkan sikap hidup terbuka dan toleran dalam
pendidikan.
5. Mengembangkan lembaga pendidikan yang beragam dari
tingkat dasar hingga perguruan tinggi dan dari yang berbentuk
sekolah agama hingga yang berbentuk sekolah umum.
6. Berhasil memperkenalkan manajemen pendidikan modern ke
dalam system pendidikan yang terencana.
KONDISI PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
SAAT INI
Jenis Amal Usaha Pendidikan Jumlah

TK/TPQ 4.623

Sekolah Dasar (SD)/MI 2.604

Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs 1.772

Sekolah Menengah Atas (SMA)/SMK/MA 1.143

Pondok Pesantren 67

Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) 172

Sekolah Luar Biasa (SLB) 71


PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN
LEMBAGA PENDIDIKAN
JENIS PENANGGUNG JAWAB
TK ABA PIMPINAN RANTING AISYIYAH
SD/MI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH, MAJELIS
DIKASMEN
SMP/MTs PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS
DIKDASMEN
SMA/SMK/MA PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS
DIKDASMEN
PONDOK PESANTREN PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS
DIKDASMEN
SLB PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS
DIKDASMEN
PERGURUAN TINGGI (PT) PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH, MAJELIS
PENDIDIKAN TINGGI (DIKTI)
MUKTAMAR KE-45 TAHUN 2005 MALANG
JAWA TIMUR, LPM, 2005
No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Taman Kanak-Kanak 4.218

2 Taman Kanak-Kanak Al-qur’an 933

3 Sekolah Dasar 1.132

4 Madrasah Ibtidaiyah/Diniyah 1.769

5 Sekolah Menengah Pertama 1.184

6 Sekolah Menengah Atas 511


7 Sekolah Menengah Kejuruan 263
8 Madrasah Tsanawiyah 534
9 Madrasan Aliyah 172
10 Pondok Pesantren 59
11 Universitas / Sekolah Tinggi 106
12 Akademi Politeknik 59

  Jumlah 10.940
PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN
LEMBAGA PENDIDIKAN
1. Pimpinan Muhammadiyah Berhak Mengatur
Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan, Sehingga Setiap
Pengelola (Kepsek/Rektor) Harus Tunduk Pada Aturan
Organisasi
2. Model Pengelolaan Keuangan Dilakukan Dengan Sistem
Subsidi Silang, Sehingga Sekolah/Ptm Yang Kaya (Dana
Cukup) Membantu Sekolah Yang Miskin (Kurang) Dengan
Diatur Oleh Pimpinan Muhammadiyah
3. Semua Aset Yang Dimiliki Oleh Lembaga Pendidikan Adalah
Milik Persyarikatan, Sehingga Apabila Terjadi Perselisihan
Yang Mengakibatkan Penutupan Maka Semuanya Kembali
Menjadi Milik Muhammadiyah
4. Pengelola Amal Usaha, Termasuk Lembaga Pendidikan
Bertanggungjawab Kepada Pimpinan Muhammadiyah
NILAI-NILAI DASAR PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
• Nilai Dasar Pendidikan yang harus dipertegas menurut KH. Dahlan Sbb:
1. Pendidikan Akhlak, yaitu sebagai usaha menanamkan karakter
manusia yang baik berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah.
2. Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan
kesadaran indibividu yang utuh, yang berkeseimbangan antara
perkembangan mental dan jasmani, keyakinan dan intelek, perasaan
dan akal, dunia dan akhirat.
3. Pendidikan sosial, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan
kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.
MUKTAMAR KE-44 2000 DI JAKARTA,
PROGRAM UMUM BID. PENDIDIKAN
• Dalam Muktamar ke-44 di jakarta tahun 2000, program umum bidang pendidikan
meliputi enam item, sebagai berikut :
1. Memprioritaskan pengembangan kualitas dan misi pendidikan muhammadiyah
diseluruh jenjang melalui perencanaan strategis yang dapat mencapai tujuan
pendidikan sebagaimana cita-cita pendiri muhammadiyah dan sekaligus menjadi
ciri khas pendidikan muhammadiyah sebagai institusi pendidikan dan kebudayaan
islam.
2. Memasukkan fungsi kaderisasi (pengkaderan) dalam perencanaan strategis dan
penyelenggaraan pendidikan muhammadiyah di seluruh jenjang untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tujuan pendidikan muhammadiyah, yaitu
manusia muslim yang berakhlaq mulia, cerdas dan berguna bagi umat dan bangsa.
3. Menyiapkan pendidikan muhammadiyah di seluruh jenjang dalam
memasuki persaingan yang keras dan kulitatif pada era globalisasi dengan
kemampuan mengembangkan ciri khas pendidikan islam yang dapat
menjadi model keunggulan dimasa depan.
4. Pengembangan skolah sekolah unggulan hendaknya tidak mengarah pada
eksklusifisme dan semata mata mengembangkan kualitas kognisi dan skill
dari subjek didik, dan
5. Khususnya mengenai taman kanak kanak Bastanul Athfal, Playgroup,
taman pendidikan  Al-Quran dan pendidikan informal serta nonformal
lainnya hendaknya dijadikan wahana persemaian penanaman iman,
akhlaq/kepribadian dan kreativitas yang sesuai dan tidak mematikan
perkembangan jiwa anak-anak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai