Anda di halaman 1dari 14

MUHAMMADIYAH

SEBAGAI GERAKAN
PENDIDIKAN

Ahmad Nor Hazairin


(22.12.026080)
BAHAN KAJIAN
FAKTOR YANG CITA - CITA
MELATARBELAKANGI
GERAKANMUHAMMADIYAH
PENDIDIKAN
01 DIBIDANG PENDIDIKAN 02 MUHAMMADIYAH

PEMIKIRAN DAN PRAKSIS Bentuk dan model


PENDIDIKAN pendidikan
03 MUHAMADIYAH
04 Muhammadiyah
FAKTOR YANG
MELATARBELAKANGI GERAKAN

01
MUHAMMADIYAH DI BIDANG
PENDIDIKAN
Faktor Yang Melatarbelakangi
1. Faktor Internal

a) Kelemahan dan praktik ajaran Islam

- Tradisionalisme : Pemahaman dan praktek Islam tradisionalisme ini ditandai dengan pengukuhan yang kuat terhadap
khasanah intelektual Islam masa lalu dan menutup kemungkinan untuk melakukan ijtihad dan pembaharuan –
pembaharuan dalam bidang agama.

b)Sinkretisme

Pertemuan Islam dengan budaya lokal disanping telah memperkaya khasanah budaya Islam, pada sisi lainnya telah
melahirkan format – format sinkretik, percampuradukkan antara sistem kepercayaan asli masyarakat – masyarakat budaya
setempat
Faktor Yang Melatarbelakangi
2.Faktor Eksternal

A.Kristenisasi
Kegiatan – kegiatan yang terprogram dan sistematis untuk mengubah agama penduduk asli, baik yang muslim maupun bukan,
menjadi Kristen.
Efektifitas penyebaran agama Kristenisasi inilah yang terutama menggugah K.H. Ahmad Dahlan untuk membentengi umat Islam
dari pemurtadan

B. Kolonialisme Belanda
Penjajahan Belanda telah membawa pengaruh yang sangat buruk bagi perkembangan Islam di wilayah Nusantara ini, baik secara
sosial politik, ekonomi maupun kebudayaan, Menyikapi hal ini, K.H. Ahmad Dahlan dengan mendirikan Muhammadiyah berupaya
melakukan perlawanan terhadap kekuatan penjajahan melalui pendekatan kultural, terutama upaya meningkatkan kualitas sumber
daya manusia melalui jalur pendidikan

C. Gerakan Pembaharuan Timur Tengah


Gerakan Muhammadiyah di Indonesia pada dasarnya merupakan salah satu mata rantai dari sejarah panjang gerakan pebaharuan
yang dipelopori oleh Ibnu Taymiyah, Ibnu Qayyim, Muhammad bin Abdul Wahhab, Jamaluddin al - Afgani, Muhammad Abduh,
Rasyid Ridha dan lain sebagainya
CITA - CITA
PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH 02
Cita-cita gerakan pendidikan Muhammadiyah dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan

2. Akses Pendidikan yang Merata

3. Pendidikan Berbasis Islam

4. Pemberdayaan Masyarakat

5. Membangun Generasi yang Bertanggung Jawab


03
PEMIKIRAN DAN
PRAKSIS
MUHAMMADIYAH
Pemikiran pendidikan Muhammadiyah didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang kuat dan
nilai-nilai keagamaan yang diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan. Berikut adalah beberapa
pemikiran utama dan praksis pendidikan Muhammadiyah:

1. Integritas Agama dan Ilmu Pengetahuan

2. Pendidikan Berbasis Nilai-nilai Islam

3. Pendidikan Inklusif

4. Pemberdayaan Perempuan

5. Pendekatan Holistik
Selain pemikiran tersebut, dalam praksisnya, Muhammadiyah memiliki
jaringan institusi pendidikan yang luas, seperti sekolah, madrasah,
perguruan tinggi, dan pesantren, yang memberikan layanan pendidikan
berkualitas. Muhammadiyah juga berperan aktif dalam peningkatan
kualitas tenaga pendidik, penyusunan kurikulum yang relevan, serta
pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Semua ini bertujuan
untuk menciptakan sistem pendidikan yang efektif, responsif, dan
sesuai dengan tuntutan zaman.
04
Bentuk dan model pendidikan
Muhammadiyah
MODEL PENDIDIKAN

1. Tipe
Muallimin/Mualimat 3. Tipe
Yogyakarta (pondok sekolah/Diknas; TK, SD,
SMP, SMA/SMK,
pesantren)
Universitas/ ST/ Politeknik/
Akademi

2. Tipe 4.Madrasah
madrasah/Depag: Diniyah
Ibtidaiyah, Tsanawiyah
dan Aliyah
05
KESIMPULAN
‫اإلسالم‬

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam sejak awal berdiri memiliki


komitmen yangteguh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur
pendidikan, hingga saatini lembaga pendidikan yang dimiliki
Muhammadiyah terus berkembang danbertambah baik secara kuantitas
maupun kualitas, walaupun di sisi lain tidak dapatdipungkiri ada lembaga
pendidikan Muhammadiyah yang mengalami keterpurukanbahkan ada
yang tutup, hal ini merupakan dinamika lembaga pendidikan yang
dimiliki oleh Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai