Anda di halaman 1dari 5

INOVASI PENDIDIKAN ISLAM DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH

Muhamad NIM 1920100022


Mahasiswa Program Pasca Sarjana Institute Agama Islam Negeri Samarinda
aikmkdu@gmail.com

Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi Islam yang besar dan terbesar selaku
gerakan Islam modern, bukan hanya di Indonesia tetapi bahkan di Dunia Islam. Masyarakat
luas mengenal Muhammadiyah melalui lembaga pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial,
ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan gerakan dakwah lainnya yang mengakar dan
meluas di seluruh tanah air. Kini Muhammadiyah bahkan meluas di ranah global dengan 22
cabang istimewa memiliki Markaz Dakwah dan TK. Aisyiyah Bustanul Athfal di Kairo,
merintis sekolah di Melbourne dan Universitas Muhammadiyah di Malaysia, dan gerakan
Internasionalisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah juga banyak berperan dalam kehidupan
keumatan dan kebangsaan sehngga menjadi gerakan Islam yang diperthitungkan di negeri
ini1.

Muhammadiyah Sejak awal didirikannya secara tegas telah mengikrarkan diri sebagai
pelopor gerakan sosial keagamaan yang berfokus pada kerja–kerja sosial misalnya dalam
pendidikan, kesehatan, dan sebagainya, dengan gerakan Islam yang dinamis, bewajah
Kultural dan Transformatif maka Muhammadiyah menjadi suatu gerakan Islam yang mudah
dan cepat diterima oleh masyarakat.

Dalam perjalanan panjangnya Muhammadiyah telah melakukan pembaharuan dalam


pendidikan agama melalui modernisasi sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntutan dan
kehendak zaman. Muhammadiyah memiliki sekolah-sekolah umum, yang memiliki ciri
khusus keagamaan, yang di terapkan dari lembaga taman kanak-kanak hingga perguruan
tinggi. Melaksanakan pembelajaran agama dengan cara yang mudah difahami, didaktis dan
pedagogis, selalu menjadi watak Muhammadiyah..

Dalam hal inovasi pendidikan yang dilakukan oleh persyerikatan Muhammadiyah


mempu mengintegrasikan pendidikan tardisional dengan pendidikan modern2. Hal tersebut
1
Haedar Nasir, Kuliah Kemuhammadiyahan 1. Cetakan II November 2018
2
Subhan, Arief, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad Ke-20: Pergumulan Antara Modernisasi dan
Identitas, Jakarta: Kencana, 2012
sejalan dengan Cita-cita pendidikan yang digagas Kyai Dahlan yakni lahirnya cendekiawan-
cedekiawan baru yang bisa tampil sebagai “ulama-intelek” atau “intelek-ulama”, yakni
seorang muslim yang memiliki kekuatan dan kemurnian iman, ilmu yang luas, serta sehat
jasmani dan rohani.3 Secara Umum Inovasi dapat dimaknai sebagai suatu ide, barang,
kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang
atau masyarakat, baik dari hasil invention atapun diskoveri. Kehadiran Inovasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan atau bahkan untuk menajdi solusi terhadan suatu
masalah4.

Ada pun bentuk – bentuk Inovasi pendidikan Islam pada lembaga pendidikan
Muhammadiyah yaitu inovasi pada:

a. Lembaga Pendidikan

Untuk mendukung usaha pencerahan umat , Muhammadiyah mengembangkan


lembaga pendidikan : sekolah-sekolah, Madrasah, sekolah Guru (kweekschool), dan
Kulliyatul Mubalighin, untuk mencetak para mubaligh.

b. Kurikulum dan Materi Pelajaran


Pembaharuan pendidikan Islam yang dilakukan Muhammadiyah sejak awal,
yaitu dengan menerapkan kurikulum pengetahuan umum disamping pengetahuan
agama. dengan cara demikian, Muhammadiyah mengimplementasikan semangat
Tajdid melalui sistem pembaharuan pendidikan Islam dari model Pondok Pesantren
Kepada sistem persekolahan. Penerapan kurikulum pemerintah dilakukan untuk
mendapatkan pengakuan penuh bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah dan lulusannya
setara dengan sekolah negeri milik pemerintah. Disamping kurikulum pengetahuan
umum juga diberlakukan kurikulum bidang studi agama dam mata pelajaran
Kemuhammadiyahan.
Kurikulum bidang studi agama dan kemuhammadiyahan merupakan
kurikulum pokok diseluruh perguruan muhammadiyah. Pemberian mata pelajaran
kemuhammadiyahan diarahkan kepada pembentukan kepribadian muhammadiyah
yang sekaligus semangat sebagai pejuang untuk memajukan agama islam dan umat
muslim sesuai prinsip yang dianut gerakan Tajdid. Mata pelajaran
kemuhammadiyahan meliputi dua aspek utama, yaitu tentang organisasi

3
Jannah, Rahmiyani, Muhammadiyah Dan Inovasi Pendidikan Islam - Jurnal Manajemen Pendidikan dan
Keislaman ISSN: 1979-8075 (P). 2685-281 (E) Vol. 8. No. 1. Januari - Juni 2019.
4
Modul Inovasi Pendidikan UPI, h. 4
muhammadiyah, landasan ideologi dan usaha amal muhammadiyah, serta materi
tentang Al-Islam, yaitu paham Islam menurut Muhammadiyah. Mata pelajaran Al-
Islam yang diajarkan disekolah sekolah muhammadiyah meliputi sub-sub mata
pelajaran Al-Quran Hadist, Akidah, Ibadah dan Muamalah, Akhlak dan tarikh Islam
buku-buku rujukan yang digunakan untuk pelajaran al-Islam disekolah-sekolah
muhammadiyah untuk pendidikan dasar dan menengah dikeluarkan oleh majelis
pendidikan Muhammadiyah yang terdiri dari beberapa seri buku Al-Islam untuk
setiap jenjang pendidikan. Hal ini berbeda dengan pendidikan di lingkungan pesantren
dengan para ulama pada lingkup yang lebih luas, kitab-kitab yang populer dipakai di
lingkungan muhammadiyah adalah fiqih al-sunnah, dan bidayah al-Mujtahid karangan
ibnu Rusyd. Karena itu Pemikiran Keislaman yang di trasmisikan melalui pendidikan
muhammadiyah dengan kurikulum kemuhammadiyahan al-Islam adalah pemikiran
Akidah dan Fikih yang terbebaskan dari khurafat dan bid’ah sertak praktik yang tidak
sejalan dengan yang dicontohkan Rasulullah.
c. Konsep Pendidikan kosmopolitan
Sehubung dengan gemparnya revolusi industri 4.0 bidang pendidikan yang di
bawahi oleh naungan Muhammadiyah mulai ingin menerapkan kosep-konsep yang
dianggap dapat memajukan pendidikan baik kemajuan dari segi siswa dan segi
kualitas pengajar itu sendiri. Muhammadiyah merupakan suatu organisasi berbasis
Islam yang ikut andil dalam dunia pendidikan, setiap organisasi memiliki ciri khas
nya sendiri dalam mengolah dan mengatur setiap bagian yang ditempatinya. Identitas
kekhasan ini tentu saja dibalut oleh baju yang bernama ideology. Tetapi, kali ini
pendidikan di Muhammadiyah menggunakan konsep yang berbeda 5. Konsep tersebut
yaitu konsep pendidikan kosmopolitan6. Muhammadiyah menawarakan pendidikan
Islam yang universal, terbuka, toleran, dan memiliki kepedulian terhadap
kemanusiaan. Marcus pun berpendapat bahwa dengan menerapkan nilai-nilai dari
kosmopolitanisme yang merupakan nilai-nilai sosial akan mempermudah dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang ada dimana ketika tiap-tiap individu ini
menghormati yang satu dengan yang lainnya, maka perdamaian akan lebih mudah
untuk diraih7.

5
Warsono. 2017. "Guru: Antara Pendidik, Profesi, Dan Aktor Sosial ." The Journal of Society and Media 1(1)
6
Nuryanto, Agus. 2017. "Kritik Budaya Akademik Di Pendidikan Tinggi ." The Journal of Society and Media
1(1): 35-42
7
Nussbaum, Martha C. 2006. “Kant and Cosmopolitanism” Dalam Perpetual Peace. The MIT Press.
Dari inovasi yang di terapkan Muhammadiyah diatas memberikan pengaruh terhadap
kemajuan dan keberhasilan Muhammadiyah dalam mengembangkan lembaga-lembaga
pendidikan yang di naungannya.

REFERENCE

Haedar Nasir, Kuliah Kemuhammadiyahan 1. Cetakan II November 2018

Jannah, Rahmiyani, Muhammadiyah Dan Inovasi Pendidikan Islam - Jurnal Manajemen Pendidikan dan
Keislaman ISSN: 1979-8075 (P). 2685-281 (E) Vol. 8. No. 1. Januari - Juni 2019.
Modul Inovasi Pendidikan UPI, h. 4
Nuryanto, Agus. 2017. "Kritik Budaya Akademik Di Pendidikan Tinggi ." The Journal of Society and Media
1(1): 35-42
Nussbaum, Martha C. 2006. “Kant and Cosmopolitanism” Dalam Perpetual Peace. The MIT Press.

Subhan, Arief, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad Ke-20: Pergumulan Antara Modernisasi dan
Identitas, Jakarta: Kencana, 2012

Warsono. 2017. "Guru: Antara Pendidik, Profesi, Dan Aktor Sosial ." The Journal of Society and Media 1(1)

Anda mungkin juga menyukai