Anda di halaman 1dari 6

METODOLOGI STUDI AL-QUR’AN DAN HADITS

Risma Dewi Lestari 53020210047


dewi76483@gmail.com
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Salatiga
PENDAHULUAN
Islam memiliki empat sumber hukum yang dijadikan pedoman dalam kehidupan.
Diantara sumber hukum itu adalah Al-Qur’an dan hadits. Al-Qur’an adalah sumber hukum
Islam pertama yang isinya tidak diragukan lagi kebenarannya. Sedangkan hadits sebagai
sumber hukum Islam kedua juga tidak diragukan lagi karena berisi perbuatan, perkataan dan
ketetapan Rasulullah Saw yang melengkapi makna Al-Qur’an yang masih global atau umum.
Sebagai umat Islam penting untuk mempelajari makna Al-Qur’an dan hadits sebagai
sumber hukum Islam. Apalagi Al-Qur’an dan Hadits adalah sumber dari segala sumber ilmu
pengetahuan. Dalam mempelajari keduanya diperlukan metode atau cara untuk memahami
apa yang telah dipelajari. Selain itu, untuk mencapai tujuan pemahaman dari ayat-ayat Al-
Qur’an dan hadits harus mengetahui metodologi agar berpikir teratur tanpa menghakimi
pemikiran yang lain.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN METODOLOGI DAN STUDI
Metodologi berasal dari kata method artinya jalan atau cara dan logos artinya
ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah ilmu tentang cara atau lebih tepatnya
pengetahuan tentang berbagai cara kerja. Menurut Abraham Kaflan metodologi
adalah pengkajian dengan penggambaran (deskripsi), penjelasan, dan justifikasi
(pembenaran).1
Menurut Uhbiyati, metodologi merupakan ilmu tentang metode-metode,
sementara metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.2 Metode memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan,
pendidikan adalah sistem dimana sub bab satu dengan yang lain saling berkaitan dan
diantara sub bab tersebut terdapat metode.Jadi, metodologi adalah jalan atau cara
melakukan sesuatu dengan pikiran yang seksama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Sedangkan studi berasal dari bahasa Inggris, study yang berarti mempelajari
atau mengkaji.3 Dalam KBBI studi diartikan sebagai penelitian ilmiah, kajian atau
telaah.
B. STUDI AL-QUR’AN
1. Pengertian Al-Qur’an
Menurut Dr. Dawud al-Attar, Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan
kepada Rasulullah Saw. secara lisan yang termaktub dalam mushaf dan
disampaikan secara mutawatir.4

1
Supiana, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Diktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012)
2
Muthahardi, “Metodologi Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an dan Hadis”, Proceedings, (Vol. 1, No. 1, 2021)
3
Supiana, Metodologi Studi Islam, hal. 4
4
Nurhasanah Bakhtiar dan Marwan, Metodologi Studi Islam, (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016)

1|
Menurut Kadar M. Yusuf, Al-Qur’an adalah firman Allah Swt. yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. melalui malaikat Jibril sebagai
pedoman hidup manusia.5
Sedangkan menurut para ulama Al-Qur’an adalah firman Allah Swt. yang
diturunkan kepada Rasulullah Saw. dan ketika membacanya menjadi suatu
ibadah.6
Al-Qur’an turun kurang lebih 23 tahun, periode Makkah 13 tahun dan periode
Madinah 10 tahun. Al-Qur’an diturunkan berangsur-angsur berdasarkan peristiwa
atau permasalahan yang terjadi saat itu, selain itu juga supaya Umat Islam lebih
mudah untuk memahami dan menghafal Al-Qur’an.
2. Nama-nama dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6.236 ayat. 86 surat sebanyak
4.780 ayat turun di Makkah dan 28 surat sebanyak 1. 456 ayat turun di Madinah.
Adapun selain nama Al-Qur’an, kitab ini memiliki beberapa nama lain, yaitu:
a. Al-Kitab artinya sesuatu yang ditulis (Ad-Dukhan [44]: 2)
b. Al-Kalam artinya ucapan (At-Taubah [9]: 6)
c. Adz-Dzikra artinya peringatan (Al-Hijr [15]: 9)
d. Al-Qasas artinya cerita-cerita (Ali-Imran [3]: 62)
e. Al-Huda artinya petunjuk (At-Taubah [9]: 33)
f. Al-Furqan artinya pemisah (Al-Furqan [25]: 1)
g. Al-Mau’idhah artinya nasehat (Yunus [10]: 57)
h. Asy-Syifa artinya obat atau penawar jiwa (Al-Isra’ [17]: 82)
i. An-Nur artinya cahaya (An-Nisa [4]: 174)
j. Ar-Rahmah artinya rahmat atau karunia (An-Naml [27]: 77)7
k. At-Tanzil artinya diturunkan (Asy-Syu’ara’ [26]: 192)
l. Mubin artinya yang menjelaskan (Al-Ma’idah [5]: 15)
m. Al-Mubarak artinya yang diberkati (Al-An’am [6]: 92)
n. Busyra artinya kabar gembira (Al-Baqarah [2]: 97)
o. Aziz artinya yang mulia (Fushshilat [41]: 41)
p. Majid artinya yang dihormati (Al-Buruj [85]: 21)
q. Basyir artinya pembawa berita gembira (Fushshilat [41]: 4)
r. Nadzir artinya pemberi peringatan (Fushshilat [41]: 4)8
3. Pengelompokan surah-surah dalam Al-Qur’an
a. Al-Sab’u al-Thiwal terdiri dari tujuh surat yang panjang yaitu al-Baqarah, ali-
Imran, an-Nisa’, al-A’raf, al-An’am al-Ma’idah dan Yunus.
b. Al-Mi’un yaitu surah yang berisi kira-kira seratus ayat lebih seperti Hud,
Yusuf, dan al-Mukmin
c. Al-Matsaani adalah surah-surah yang kurang dari seratus ayat seperti al-Anfal
dan al-Hijr.
d. Al-Mufashshal yaitu surah-surah yang ayatnya pendek seperti ad-Dhuha, al-
Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas.
4. Keistimewaan Al-Qur’an
a. Bahasa Al-Qur’an memiliki kelembutan, huruf dan kata yang teratur serta
indah ketika dilafalkan atau diucapkan.

5
Alaika M. Bagus Kurnia PS,” Metodologi Studi Al-Qur’an dan Hadits Dalam Pendidikan Islam”, Tasyri’,
(Vol. 26, No. 2, 2019)
6
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), hal. 18
7
Nurhasanah Bakhtiar dan Marwan, Metodologi Studi Islam, hal. 97
8
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, hal. 23

2|
b. Kandungan atau isi didalam Al-Qur’an telah mengandung semua aspek
kehidupan bahkan ilmu pengetahuan.
c. Mu’jizat terbesar yang diturunkan kepada Nabi terakhir Muhammad Saw.
d. Terjaga keotentikannya hingga akhir zaman
e. Bernilai ibadah bagi yang membacanya
5. Metode-metode dalam Al-Qur’an9
a. Metode bercerita
QS. Al-‘A’raf ayat 35
‫علَ ْي ِه ْم َو ََل‬
َ ‫ف‬ ْ َ‫علَ ْي ُك ْم ٰا ٰي ِت ْۙ ْي فَ َم ِن ات َّ ٰقى َوا‬
ٌ ‫صلَ َح فَ ََل خ َْو‬ ُ ‫ي ٰا َد َم اِ َّما َيأ ْ ِت َينَّ ُك ْم ُر‬
ُّ ُ‫س ٌل ِم ْن ُك ْم َيق‬
َ َ‫ص ْون‬ ْْٓ ‫ٰي َب ِن‬
٣ َ‫ُه ْم َيحْ زَ نُ ْون‬
‫۝‬
Artinya : “Wahai anak cucu Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul dari
kalanganmu sendiri, yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, siapa pun
yang bertakwa dan melakukan perbaikan, tidak ada rasa takut menimpa
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih.”
b. Metode Pemberian Nasehat
QS. Al-A’raf ayat 79
َ‫صحْ تُ لَ ُك ْم َو ٰل ِك ْن ََّل ت ُ ِحب ُّْون‬
َ َ‫سالَةَ َربِ ْي َون‬ َ ‫فَت ََولّٰى‬
َ ‫ع ْن ُه ْم َوقَا َل ٰيقَ ْو ِم لَقَ ْد اَ ْبلَ ْغت ُ ُك ْم ِر‬
‫۝‬ ِ ّٰ‫الن‬
٧ َ‫ص ِحيْن‬
Artinya: “Maka, dia (Saleh) meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai
kaumku, sungguh aku telah menyampaikan kepadamu risalah (amanat)
Tuhanku dan aku telah menasihatimu, tetapi kamu tidak menyukai para
pemberi nasihat.”
c. Metode Peringatan/ hukuman
QS. Al-Ma’idah ayat 45
‫ف َو ْاَلُذُنَ بِ ْاَلُذُ ِن َوالس َِّن‬
ٰٰۤ ُ
ِ ‫ف بِ ْاَلَ ْن‬َ ‫س بِالنَّ ْف ِس َو ْالعَيْنَ بِ ْالعَي ِْن َو ْاَلَ ْن‬
َ ‫علَ ْي ِه ْم فِ ْي َها ْٓ اَ َّن النَّ ْف‬
َ ‫َو َكتَ ْبنَا‬
َ‫ّللاُ فَاولىِٕك‬ ْ ُ َّ ٌۗ َّ
ّٰ ‫ارة ٌ له َو َم ْن ل ْم يَحْ ك ْم بِ َما ْٓ اَنزَ َل‬ َّ
َ ‫صدَّقَ بِ ٖه فَ ُه َو َكف‬َ َ‫اص فَ َم ْن ت‬ ٌۗ
ٌ ‫ص‬ ْ
َ ِ‫بِالس ْۙ ِِن َوال ُج ُر ْو َح ق‬
‫۝‬ ّٰ ‫ُه ُم ال‬
٤ َ‫ظ ِل ُم ْون‬
Artinya: “Kami telah menetapkan bagi mereka (Bani Israil) di dalamnya
(Taurat) bahwa nyawa (dibalas) dengan nyawa, mata dengan mata, hidung
dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun)
ada kisasnya (balasan yang sama). Siapa yang melepaskan (hak kisasnya),
maka itu (menjadi) penebus dosa baginya. Siapa yang tidak memutuskan
(suatu urusan) menurut ketentuan yang diturunkan Allah, maka mereka itulah
orang-orang zalim.”
d. Metode Perumpamaan
QS. Ibrahim ayat 24-25
٢ ‫س َم ٰۤا ْۙ ِء‬
‫۝‬ َّ ‫ع َها ِفى ال‬ ُ ‫صلُ َها ثَا ِبتٌ َّوفَ ْر‬ ْ َ‫ط ِي َب ٍة ا‬ َ ‫ط ِي َبةا َك‬
َ ٍ‫ش َج َرة‬ َ ‫ّللاُ َمثَ اَل َك ِل َمةا‬ ّٰ ‫ب‬ َ ‫ض َر‬
َ ‫ْف‬ َ ‫اَلَ ْم ت ََر َكي‬
‫۝‬ ٢ َ‫اس َل َع َّل ُه ْم َيتَ َذ َّك ُر ْون‬
ِ َّ‫ّللاُ ْاَلَ ْمثَا َل ِللن‬
ّٰ ‫ب‬ ُ ‫ا ُ ُكلَ َها ُك َّل ِحي ٍْن ۢ ِب ِا ْذ ِن َر ِب َه ٌۗا َو َيض ِْر‬ ‫تُؤْ ِت ْْٓي‬
Artinya : “Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimah ṭayyibah? (Perumpamaannya) seperti pohon yang
baik, akarnya kuat, cabangnya (menjulang) ke langit, dan menghasilkan
buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan untuk manusia agar mereka mengambil pelajaran.”
e. Metode diskusi

9
Muthahardi, “Metodologi Pendidikan Islam Dalam Al-Qur’an dan Hadis”, hal. 150

3|
QS. An-Nahl ayat 125

ُ‫س ٌۗن‬ َ ‫سنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم بِالَّتِ ْي ه‬


َ ْ‫ِي اَح‬ َ ‫ظ ِة ْال َح‬ َ ‫ا ُ ْدعُ ا ِٰلى‬
َ ‫سبِ ْي ِل َربِكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬
‫۝‬١٢٥ َ‫سبِ ْي ِل ٖه َوه َُو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِديْن‬
َ ‫ع ْن‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫ا َِّن َربَّكَ ه َُو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
Artinya: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.”
f. Metode keteladanan
QS. Al-Ahzab ayat 21
ٰ ْ ‫ّللاَ َو ْاليَ ْو َم‬
ّٰ ‫اَل ِخ َر َوذَك ََر‬
َ‫ّللا‬ ّٰ ‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَ ْر ُجوا‬
َ ‫ّللا اُس َْوة ٌ َح‬ ُ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َر‬
ِ ّٰ ‫س ْو ِل‬
‫۝‬ ٢ ‫َكثِي اْر ٌۗا‬
Artinya : “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang
baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.”
C. STUDI HADITS
1. Pengertian Hadits
Menurut Munzier Suparta, hadits berasal dari kata al-Jadid yang berarti
sesuatu yang baru. Hadits disebut juga dengan sunnah, sunnah sendiri memiliki
arti jalan, kebiasaan, cara dan tradisi. Menurut Muhammad ‘Ajaj Al-Khatib
sunnah identik dengan hadits yaitu informasi yang bersandar pada perkataan,
perbuatan dan takrir atau ketetapan Rasulullah Saw.10
Menurut Jamal al-Banna sunnah Nabi adalah jalan yang didikuti Nabi dalam
tingkah laku, ibadah dan perbuatan lainnya. Nabi bersabda, “seseorang yang tidak
mengikuti sunnahku bukan bagian dariku.” Artinya, seseorang yang tidak
mengikuti jalan dan metodeku dalam keadilan dan mencari kebaikan dunia
akhirat.11
Menurut para muhaddisin hadits dibagi menjadi lima :
a. Sunnah Qauliyah, perkataan yang disandarkan kepada Nabi Saw.
b. Sunnah Fi’liyah, segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw.
berupa perbuatan.
c. Sunnah Taqririyah, ketetapan Nabi Muhammad Saw.
d. Sunnah Hammiyah, sesuatu yang menjadi hasrat Nabi Saw. tapi belum
dilaksanakan seperti puasa 9’Asyura.
e. Hadits Ahwali, hal-hal yang berkaitan dengan fisik, sifat dan kepribadian
Nabi Saw.
2. Unsur-Unsur Pokok Hadits
a. Sanad

10
Nurhasanah Bakhtiar dan Marwan, Metodologi Studi Islam, hal. 108
11
Mukhammad Zamzami, “Metodologi Studi Hadis Jamal Al-Banna”, Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir
Hadis, (Vol. 4, No. 2, 2014), hal. 218

4|
Menurut Mahmud al-Thahhah sanad berarti sandaran atau sesuatu yang
dijadikan sandaran. Artinya sanad menjadi jalan yang dapat menyambungkan
isi hadits hingga sampai kepada Nabi Muhammad Saw.12
Sanad berarti sandaran, artinya kita bersandar kepadanya dan berarti dapat
dipercayai serta dijadikan pegangan. Sanad adalah keseluruhan rawi dalam
hadits dengan bentuk dan sifat yang ada.13
Ada lima syarat yang diungkapkan Dr. Mahmud al-Thahhah :
1) Mencari biografi perawi
2) Keadilan dan kedhabitan perawi
3) Sanadnya bersambung atau muttashil
4) Syadz dan illat hadits
b. Matan
Kata matan menurut bahasa berarti punggung jalan tanah yang tinggi dan
keras. Matan adalah kalimat yang ada dalam hadits yang menjadi isi dari
hadits atau riwayat.
Ada tiga langkah dalam penelitian matan hadits :
1) Meneliti dari kualitas sanadnya
2) Meneliti susunan matan, yaitu jika terjadi perbedaan lafadz ysng
menyebabkan rusaknya makna atau bertentangan dengan Al-Qur’an.
3) Meneliti kandungan matan dari sanadnya terlebih dahulu, jika
memenuhi syarat lakukan muqqaranah pada haditsnya.
c. Rawi
Rawi adalah orang yang menyampaikan atau menulis hadits dalam kitab.
Diantara nama rawi adalah Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Majah, Abu
Daud, An-Nasa’i dan sebagainya.
3. Pembagian Hadits
a. Dari segi kuantitas atau jumlah periwayatannya
1) Hadits mutawatir ialah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi dan
mustahil mereka berdusta sehingga dipercaya.
2) Hadits Ahad hadits yang jumlah pemberitanya sampai kepada mutawatir
namun tidak masuk kedalam hadits mutawatir.
b. Dari segi kualitas sanad dan matannya
1) Hadits Sahih: hadis yang sanadnya bersambung sampai Rasulullah, tidak
ada cacat atau illat, tidak menyalahi ayat Al-Qur’an, hadits mutawatir,
serta perawinya dhabit dan adil.
2) Hadits Hasan : berarti baik, artinya hadits ini susunan lafadznya tidak ada
illat, tidak menyalahi ayat Al-Qur’an, hadits mutawatir, perawinya adil
namun kurang dhabit.
3) Hadits Dhaif berarti hadits yang lemah, tidak menghimpun sifat hadits
shahih dan hasan.
c. Dari segi kedudukan dan hujjah
12
Nurhasanah Bakhtiar dan Marwan, Metodologi Studi Islam, hal. 109
Mohamad S. Rahman, “Kajian Matan dan Sanad Hadts Dalam Metode Historis”, Jurnal Al-Syir’ah, (Vol. 8,
13

No. 2, 2010)

5|
1) Hadits Maqbul berarti diterima diambil dan yang dibenarkan. Jumhur
ulama berpendapat bahwa hadits ini wajib diterima dan yang termasuk
kedalam hadits maqbul adalah hadits shahih dan hasan baik lizatihi maupu
lighairihi.
2) Hadits Mardud berarti hadits yang tidak diterima atau ditolak. Hadits ini
tidak menunjuki keterangan yang kuat, contohnya hadits dhaif.

KESIMPULAN
Al-Qur’an dan hadist adalah pedoman hidup umat Islam yang sangat penting untuk dipelajari.
Beberapa sumber hukum yang digunakan dalam Islam pasti berpegang pada Al-Qur’an dan
hadits walaupun itu pendapat dari ijtihad. Selain itu, untuk mempelajari Al-Qur’an tidak bisa
hanya bersandar kepada makna namun juga harus mempelajari metode pembelajaran Al-
Qur’an dan hadits itu sendiri. Berpegang pada pendapat ulama juga untuk memastikan
kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Supiana. 2012. Metodologi Studi Islam. (Jakarta: Diktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI)
Muthahardi. 2021. “Metodologi Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an dan Hadis”.
Proceedings. (Vol. 1, No. 1)
Bakhtiar, Nurhasanah dan Marwan. 2016. Metodologi Studi Islam. (Pekanbaru:
Cahaya Firdaus)
Kurnia, Alaika M. Bagus. 2019. ” Metodologi Studi Al-Qur’an dan Hadits Dalam
Pendidikan Islam”. Tasyri’. (Vol. 26, No. 2)
Al-Qaththan, Syaikh Manna. 2005. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar)
Zamzami, Mukhammad. 2014. “Metodologi Studi Hadis Jamal Al-Banna”.
Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis. (Vol. 4, No. 2)
Rahman, Mohamad S. 2010. “Kajian Matan dan Sanad Hadts Dalam Metode
Historis”. Jurnal Al-Syir’ah. (Vol. 8, No. 2)

6|

Anda mungkin juga menyukai