Anda di halaman 1dari 12

EPISTEMOLOGI MENGHIDUPKAN AL-QUR’AN

(Strategi Sustainability Dakwah)

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Living
Qur’an Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Program
Magister Pascasarjana UIN Alauiddin Makassar

Oleh:

HADI SETIAJI ISWAHYUDI


NIM: 80600222007

Dosen Pengampu:
Dr. Muhsin Mahfudz, M.Th.I
Dr. Muhammad Irham, M.Th.I

PASCASARJANA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha Esa karena telah memberikan
nikmat umur dan kesehatan serta nikmat ilmu yang bermanfaat sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Epistemologi Menghidupkan al-
Qur’an: Strategi Sustainability Dakwah”.

Ucapan terimakasih kepada Dr. Muhsin Mahfudz, M.Th.I yang bertindak


sebagai Dosen 1 dan juga kepada Dr. Muhammad Irham, M.Th.I yang menjadi
Dosen 2, pada mata kuliah Living Qur’an, yang telah memberikan amanah untuk
menyelesaikan tugas ini, sehingga memberikan penulis kesempatan untuk
menambah wawasan serta pengetahuan sekaitan dengan judul makalah ini.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi
pengetahuannya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
demi memperbaiki kesalahan yang kami perbuat.

Gowa, 01 Desember 2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam Islam, dakwah memiliki peran sentral sebagai perintah utama bagi
umat Islam. Dakwah berasal dari kata Arab "da‘a>" yang berarti "memanggil" atau
"mengajak." Konsep ini merujuk pada upaya menyampaikan pesan-pesan Islam
kepada individu dan masyarakat dengan tujuan membawa pemahaman yang lebih
baik tentang ajaran agama. Dakwah bukan hanya merupakan tugas bagi para
ulama atau pemimpin agama, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh umat
Islam. Allah swt. berfirman dalam QS A<li ‘I<mra>n/3: 10.

‫ف َوتَ ْن َه ْو َن َع ِن الْ ُمْن َك ِر َوتُ ْؤِمنُ ْو َن ِِب ّٰللِ ۗ َولَ ْو اٰ َم َن اَ ْه ُل‬


ِ ‫َّاس ََتْمرو َن ِِبلْمعرو‬ ِ ‫ُكْن تم خْي اَُّم ٍة اُخ ِرج‬
ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ ِ ‫ت لل ن‬ ْ َ ْ َْ َ ْ ُ
‫ٰب لَ َكا َن َخ ْ ًْيا ََّّلُْم ۗ ِمْن ُه ُم الْ ُم ْؤِمنُ ْو َن َواَ ْكثَ ُرُه ُم الْ ٰف ِس ُق ْو َن‬
ِ ‫الْكِت‬

Terjemahnya:
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia
(selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang
mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
Dakwah tidak hanya bersifat formal, melainkan juga mencakup upaya
informal dan kontinyu dalam membangun hubungan antarindividu dan
masyarakat. Dakwah menjadi instrumen utama dalam mengembangkan nilai-nilai
moral dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Dalam konteks ini,
ajaran Islam, termasuk al-Qur’an, berfungsi sebagai panduan moral yang
membimbing individu menuju perilaku yang benar, adil, dan bermartabat

Konsep Living Qur’an mewakili upaya untuk menjadikan al-Qur’an


sebagai pedoman hidup yang nyata dan terwujud dalam tindakan sehari-hari. Ini
melibatkan pengimplementasian ajaran al-Qur’an dalam semua aspek kehidupan,
baik yang bersifat ritual, moral, sosial, maupun ekonomi. Living Quran
mengajarkan umat Islam untuk tidak hanya memahami ajaran-ajaran agama,
tetapi juga menjadikannya landasan bagi setiap tindakan dan keputusan.
Di tengah dinamika masyarakat kontemporer yang kompleks, Living
Quran memberikan respons terhadap tantangan dakwah dengan memberikan
solusi konkret dan relevan. Living Quran mengajarkan umat Islam untuk menjadi
agen perubahan positif dalam masyarakat, berkontribusi pada pembangunan
berkelanjutan, dan merespons perubahan sosial dengan bijak sesuai dengan ajaran
al-Qur’an.1

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi Konsep Strategi Keberlanjutan Dakwah?
2. Apakah Dimensi Strategi Keberlanjutan Dakwah
3. Bagaimanakah Relevansi Living al-Qur'an dengan Dakwah
4. Apa saja Tantangan dan Hambatan dalam Mengimplementasikan Strategi
Keberlanjutan Dakwah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Konsep Strategi Keberlanjutan Dakwah
2. Untuk mengetahui Dimensi Strategi Keberlanjutan Dakwah
3. Untuk mengetahui Relevansi Living al-Qur'an dengan Dakwah
4. Untuk mengetahui Tantangan dan Hambatan dalam
Mengimplementasikan Strategi Keberlanjutan Dakwah

1
Sayyid Qutb, (2000). "Milestones." Kazi Publications. - Karya yang membahas konsep
pembaruan dalam Islam untuk mengatasi tantangan zaman.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Konsep Strategi Keberlanjutan Dakwah
Strategi keberlanjutan dakwah merupakan suatu pendekatan yang
merangkum perencanaan, implementasi, dan evaluasi berkelanjutan untuk
meningkatkan efektivitas dan kesinambungan dakwah dalam jangka panjang2.
Konsep ini melibatkan upaya untuk memastikan bahwa pesan dakwah tidak
hanya diterima saat ini, tetapi juga dapat diintegrasikan secara berkelanjutan
dalam kehidupan masyarakat. Dalam kerangka ini, strategi keberlanjutan dakwah
menggabungkan dimensi edukasi, partisipasi komunitas, adaptasi terhadap
perubahan, dan penerapan nilai-nilai al-Qur'an dalam setiap aspeknya.

B. Dimensi Strategi Keberlanjutan Dakwah


Dimensi strategi keberlanjutan dakwah mencakup aspek-aspek yang
berfokus pada upaya meningkatkan efektivitas dan kesinambungan dakwah
dalam jangka panjang. Setiap dimensi memainkan peran penting dalam
membentuk fondasi untuk pesan dakwah yang relevan dan berkelanjutan.
1. Dimensi Edukasi
Fokus pada peningkatan pemahaman dan pengetahuan umat Islam melalui
program-program edukasi yang berkelanjutan.3
2. Dimensi Aksi Sosial:
Mengacu pada implementasi konsep keberlanjutan dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk partisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan
masyarakat.4
3. Dimensi Integrasi Nilai-Nilai Al-Qur'an:

2
Salman Al-Khatib. (2016). "Sustainable Dawah: Navigating the Challenges of Dawah in
the 21st Century." Awakening Publications.
3
Mohammed Abu-Nimer. (2000). "Nonviolence and Peace Building in Islam: Theory and
Practice." University Press of Florida.)
4
Asim Siraj. (2009). "The Role of Mosques in Empowering Muslim Communities."
International Journal of Public Administration.)
Membahas pengintegrasian nilai-nilai dan ajaran Al-Qur'an dalam setiap
aspek strategi, memastikan bahwa pesan dakwah sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam.5
4. Dimensi Adaptasi terhadap Perubahan:
Menyoroti pentingnya adaptasi terhadap perubahan dalam masyarakat,
baik secara sosial maupun teknologis, untuk menjaga relevansi pesan dakwah.6
5. Dimensi Inovasi dalam Pendekatan Dakwah:
Merupakan dimensi yang mendorong pemanfaatan inovasi, termasuk
teknologi modern dan media sosial, untuk mencapai tujuan dakwah yang
berkelanjutan.7
Melalui pengintegrasian semua dimensi ini, strategi keberlanjutan
dakwah diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pesan-pesan
Islam agar tidak hanya diterima, tetapi juga menjadi bagian integral dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat.

C. Relevansi Living al-Qur'an dengan Dakwah


Konsep Living al-Qur'an membawa relevansi yang signifikan dalam
konteks dakwah, mengingat:
1. Panduan Hidup yang Aktual
Living al-Qur'an menekankan bahwa al-Qur'an bukan hanya kitab suci
yang terbatas pada aspek spiritual, tetapi juga sebagai panduan hidup untuk
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.8
2. Relevansi Nilai-Nilai Abadi

5
Khaled Abou El Fadl. (2004). "The Place of Tolerance in Islam." Beacon Press.)
6
Tariq Ramadan. (2005). "Western Muslims and the Future of Islam." Oxford University
Press.)
7
Kahn, Zia. (2012). "Innovations in Islamic Finance: A Review of the Literature.")
8
Syed Muhammad Naquib Al-Attas. (1980). "The Concept of Education in Islam: A
Framework for an Islamic Philosophy of Education." International Institute of Islamic Thought
(IIIT).)
Living al-Qur'an memastikan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam al-
Qur'an tidak hanya relevan pada masa lalu, tetapi juga memberikan panduan yang
tetap berlaku dalam situasi dan tantangan kehidupan sampai hari kiamat.9
3. Pemecahan Problema Kontemporer:
Konsep ini menyoroti kemampuan al-Qur'an dalam memberikan solusi
bagi permasalahan sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi masyarakat
modern.10

D. Pengenalan Konsep Living al-Qur'an dalam Dakwah kepada Masyarakat


1. Edukasi dan Diseminasi Informasi
Proses pengenalan konsep Living al-Qur'an kepada masyarakat
melibatkan upaya edukasi yang intensif, seperti ceramah, kelas, dan kampanye
penyuluhan.11
2. Pemanfaatan Media Modern
Penggunaan media modern, seperti platform digital dan sosial, untuk
menyebarkan informasi tentang Living al-Qur'an kepada masyarakat lebih luas.12
3. Pelibatan Aktif Masyarakat
Melibatkan masyarakat dalam diskusi, lokakarya, dan kegiatan
partisipatif untuk memahami konsep Living al-Qur'an secara lebih mendalam.13

E. Mengaitkan Ajaran Islam dengan Konteks Kehidupan Kontemporer


1. Analisis Konteks Sosial

9
Majid Khadduri. (2010). "The Islamic Conception of Justice." The Johns Hopkins University
Press.)
10
Fazlur Rahman,. (2009). "Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition."
University of Chicago Press.)
11
Seyyed Hossein Nasr,. (1996). "Religion and the Order of Nature." Oxford University Press.)
12
Ziauddin Sardar. (2008). "Reading the Qur'an: The Contemporary Relevance of the Sacred Text
of Islam." Oxford University Press.)
13
John L Esposito & Dalia Mogahed. (2007). "Who Speaks for Islam? What a Billion Muslims
Really Think." Gallup Press.)
Menafsirkan ajaran Islam dengan memahami realitas sosial kontemporer,
sehingga memberikan jawaban yang relevan terhadap isu-isu aktual.14
2. Fleksibilitas dalam Penyampaian Ajaran:
Living al-Qur'an mendorong fleksibilitas dalam cara menyampaikan
ajaran Islam, sehingga pesan tersebut dapat dipahami dan diterima dalam
berbagai konteks kehidupan.15
3. Partisipasi Aktif dalam Masyarakat:
Ajaran Islam yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
diimplementasikan secara aktif dalam masyarakat membantu menjembatani
kesenjangan antara nilai-nilai agama dan realitas kontemporer.16
Dengan menggabungkan ketiga aspek ini, dakwah yang berbasis konsep
Living al-Qur'an dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memberikan
panduan moral dan spiritual yang relevan di tengah kompleksitas kehidupan
kontemporer.

F. Tantangan dan Hambatan dalam Mengimplementasikan Strategi


Keberlanjutan Dakwah
1. Tantangan Interpretatif:
a. Diversitas Interpretasi terhadap Ajaran al-Qur'an:
Tantangan ini muncul karena adanya variasi dalam interpretasi terhadap
ayat-ayat Al-Qur'an, yang dapat mengarah pada pemahaman yang berbeda terkait
pesan-pesan dakwah.17
b. Penanganan Perbedaan Pendapat di dalam Masyarakat:

14
Asghar Ali Engineer. (2003). "Islam, Globalization, and Postmodernity." Palgrave
Macmillan.)
15
Khaled Abou El Fadl. (2001). "Speaking in God's Name: Islamic Law, Authority and
Women." Oneworld Publications.)
16
Muhammad Tayyab Monawar. (2015). "Islam and Sustainable Development: New
Worldviews." Springer.)
17
Seyyed Hossein Nasr. (2007). "The Heart of Islam: Enduring Values for Humanity."
HarperOne.
Tantangan ini melibatkan upaya untuk menangani perbedaan pendapat di
antara individu dan kelompok dalam masyarakat terkait implementasi strategi
keberlanjutan dakwah.18
2. Tantangan Sosial dan Budaya
a. Respon Masyarakat terhadap Perubahan Nilai
Masyarakat dapat menunjukkan resistensi terhadap perubahan nilai yang
diusung oleh strategi keberlanjutan dakwah, memerlukan pendekatan yang
sensitif terhadap dinamika sosial.19
b. Melestarikan Nilai-Nilai Tradisional dalam Konteks Baru
Tantangan ini melibatkan upaya untuk menjaga dan melestarikan nilai-
nilai tradisional Islam dalam konteks kehidupan baru yang sering kali
dipengaruhi oleh modernitas20.
3. Tantangan Personal dan Psikologis
a. Ketidakpastian dan Perubahan dalam Masyarakat:
Individu dan komunitas menghadapi ketidakpastian dan perubahan dalam
lingkungan sosial mereka, yang dapat menjadi hambatan untuk keterlibatan aktif
dalam strategi keberlanjutan dakwah.21
b. Meningkatkan Kesiapan Individu dalam Menghadapi Perubahan
Tantangan ini menekankan perlunya meningkatkan kesiapan individu
dalam menghadapi perubahan, baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan
adaptasi.22
Tantangan dan hambatan ini perlu diperhatikan secara cermat dalam
merancang dan melaksanakan strategi keberlanjutan dakwah.

18
Ismail Raji Al-Faruqi. (1992). "Al-Tawhid: Its Implications for Thought and Life."
International Institute of Islamic Thought (IIIT).
19
Fazlur Rahman,. (1982). "Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual
Tradition." University of Chicago Press.
20
Jonathan P Berkey. (2003). "The Formation of Islam: Religion and Society in the Near
East, 600–1800." Cambridge University Press.
21
John L Esposito. (2009). "The Future of Islam." Oxford University Press.
22
Syed Muhammad Naquib Al-Attas,. (1986). "Islam and Secularism." ISTAC.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada tahap kesimpulan, dapat diuraikan pokok-pokok strategi
keberlanjutan dakwah dalam Living al-Qur'an dan menyimpulkan dampak serta
relevansinya dalam konteks dakwah.
1. Merangkum Pokok-Pokok Strategi Keberlanjutan Dakwah dalam Living
al-Qur'an:
a. Strategi Edukasi Berkelanjutan: Menyelenggarakan program pendidikan yang
terus-menerus untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap konsep
Living al-Qur'an.
b. Partisipasi Aktif Masyarakat: Mendorong partisipasi dan keterlibatan aktif
masyarakat dalam kegiatan dakwah untuk memperkuat pesan dan nilai-nilai
al-Qur'an.
c. Integrasi Nilai-Nilai al-Qur'an: Memastikan bahwa nilai-nilai al-Qur'an
diintegrasikan secara menyeluruh dalam kehidupan sehari-hari dan
pengambilan keputusan masyarakat.
d. Adaptasi terhadap Perubahan: Menyusun strategi yang responsif terhadap
perubahan sosial, budaya, dan teknologi untuk menjaga relevansi pesan
dakwah.
e. Inovasi dalam Pendekatan Dakwah: Menerapkan inovasi dalam metode
penyampaian pesan dakwah, termasuk pemanfaatan teknologi dan media
sosial.
2. Menyimpulkan Dampak dan Relevansi Strategi Keberlanjutan dalam
Konteks Dakwah:
a. Dampak Peningkatan Pemahaman: Strategi keberlanjutan dakwah dapat
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ajaran Al-Qur'an,
memperdalam makna Living al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.
b. Relevansi dalam Menjawab Tantangan Kontemporer: Strategi ini memiliki
relevansi yang tinggi dalam memberikan jawaban terhadap tantangan-
tantangan dakwah di era kontemporer, menciptakan solusi berbasis nilai al-
Qur'an.
c. Kontribusi pada Perubahan Positif: Implementasi strategi keberlanjutan
dakwah diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada transformasi
sosial, ekonomi, dan moral masyarakat.
d. Pembentukan Komunitas yang Responsif: Dengan membangun komunitas
yang responsif terhadap nilai-nilai al-Qur'an, strategi ini menciptakan
lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan dakwah.
Dengan demikian, strategi keberlanjutan dakwah dalam Living al-Qur'an
bukan hanya menjadi suatu metode dakwah, tetapi juga sebuah pandangan hidup
yang memandu individu dan masyarakat menuju kebaikan dan keselamatan.
Kesimpulan ini menekankan pentingnya melihat al-Qur'an sebagai petunjuk
hidup yang relevan dalam setiap aspek kehidupan kontemporer.

B. Implikasi

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
aspek isi ataupun bahasa. Oleh karenanya, sangat dibutuhkan kritik atau saran
yang bersifat membangun guna kelanjutan perbaikan dari makalah ini. Penulis
berharap dengan adanya makalah ini, bisa menambah khazanah keilmuan bagi
pembaca, terkhusus penulis pribadi yang terkait dengan objek kajian. Selain itu,
dengan adanya makalah ini, pembaca atau siapapun itu bisa mengimplikasikan
hal-hal yang kiranya bermanfaat dalam makalah ini dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Abu-Nimer, Mohammed. (2000). "Nonviolence and Peace Building in Islam:


Theory and Practice." University Press of Florida.
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. (1980). "The Concept of Education in Islam:
A Framework for an Islamic Philosophy of Education." International
Institute of Islamic Thought (IIIT).)
Al-Faruqi, Ismail Raji. (1992). "Al-Tawhid: Its Implications for Thought and
Life." International Institute of Islamic Thought (IIIT).
Al-Khatib, Salman. (2016). "Sustainable Dawah: Navigating the Challenges of
Dawah in the 21st Century." Awakening Publications.
Berkey, Jonathan P. (2003). "The Formation of Islam: Religion and Society in the
Near East, 600–1800." Cambridge University Press.
Engineer, Asghar Ali. (2003). "Islam, Globalization, and Postmodernity." Palgrave
Macmillan.)
Esposito, John L. (2009). "The Future of Islam." Oxford University Press.
Esposito, John L., & Mogahed, Dalia. (2007). "Who Speaks for Islam? What a
Billion Muslims Really Think." Gallup Press.)
Fadl, Khaled Abou El. (2004). "The Place of Tolerance in Islam." Beacon Press.)
Kahn, Zia. (2012). "Innovations in Islamic Finance: A Review of the Literature.")
Khadduri, Majid. (2010). "The Islamic Conception of Justice." The Johns Hopkins
University Press.)
Khaled Abou El Fadl. (2001). "Speaking in God's Name: Islamic Law, Authority
and Women." Oneworld Publications.)
Monawar, Muhammad Tayyab. (2015). "Islam and Sustainable Development: New
Worldviews." Springer.)
Nasr, Seyyed Hossein. (1996). "Religion and the Order of Nature." Oxford
University Press.)
Nasr, Seyyed Hossein. (2007). "The Heart of Islam: Enduring Values for
Humanity." HarperOne.
Qutb, Sayyid. (2000). "Milestones." Kazi Publications. - Karya yang membahas
konsep pembaruan dalam Islam untuk mengatasi tantangan zaman.
Rahman, Fazlur. (1982). "Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual
Tradition." University of Chicago Press.
Rahman, Fazlur. (2009). "Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual
Tradition." University of Chicago Press.)
Ramadan, Tariq. (2005). "Western Muslims and the Future of Islam." Oxford
University Press.)
Sardar, Ziauddin. (2008). "Reading the Qur'an: The Contemporary Relevance of
the Sacred Text of Islam." Oxford University Press.)
Siraj, Asim. (2009). "The Role of Mosques in Empowering Muslim Communities."
International Journal of Public Administration.)

Anda mungkin juga menyukai