Kelompok 1:
Lukmanul Hakim – 210305034
Baiq Dwi Bintang Cahyani – 210305035
Darmawan Setiawan – 210305036
Melisa – 210305037
KELAS B
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah tentang “Pengenalan Kebijakan Dakwah
dan Sejarah Dan Evolusi Kebijakan Dakwah”. Tujuan penulisan makalah ini yang tak lain
adalah memberikan gambaran bagaimana kebijakan dakwah yang baik sehingga dapat
diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
setiap pihak yang telah terlibat dalalam proses penulisan makalah. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Definisi dan Konsep Kebijakan Dakwah.................................................................
B. Ruang Lingkup Studi Kebijakan Dakwah...............................................................
C. Awal Islam dan Dakwah Rasulullah........................................................................
D. Era Kebangkitan Ilmiah dan Kultural......................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1
Aminudin, “Konsep Dasar Dakwah”, Jurnal Al-Munzir (Vol. 9, No. 1, Mei 2016), hlm. 30-31.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan konsep dasar kebijakan dakwah?
2. Apa saja ruang lingkup studi kebijakan dakwah?
3. Bagaimana awal Islam dan Dakwah Rasulullah?
4. Bagaimana masa era kebangkitan ilmiah dan kultural?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan konsep dasar kebijakan dakwah.
2. Mengetahui ruang lingkup studi kebijakan dakwah.
3. Mengetahui awal Islam dan dakwah Rasulullah.
4. Mengetahui era kebangkitan ilmiah dan kultural.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Andi Cudai Nur & Muhammad Guntur, Analisis Kebijakan Publik, Cet. Ke-1, (Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar, 2019), hlm. 3.
3
Ibid., hlm. 7-9.
Syekh Qutb, dakwah adalah mengajak atau menyeru orang lain masuk ke dalam
sabilillah (jalan Allah), bukan untuk mengikuti da’I atau bukan pula untuk mengikuti
sekelompok orang.
Prof. DR. Tutty A.S, bahwa dakwah adalah proses transaksional untuk terjadinya
perubahan perilaku individual melalui proses-proses komunikasi, persuasi, dan
pembelajaran yang berkelanjutan.
Sedangkan menurut Prof. DR. Achmad Mubarok, dakwah ialah usaha mempengaruhi
orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku seperti apa yang didakwahkan
oleh da’i.
Jadi, ilmu dakwah adalah transformatif yang mengenai kenyataan mewujudkan ajaran
Islam menjadi tatanan khairul ummah atau mewujudkan iman menjadi amal saleh kolektif.
Sedangkan hakikatnya adalah ilmu yang menyadarkan dan mengembalikan kepada fitri,
fungsi, dan tujuan hidupnya menurut Islam. Oleh karena itu, ilmu dakwah juga bisa dikatakan
sebagai ilmu rekayasa masa depan ummat dan peradaban4.
c. Pengertian Kebijakan Dakwah
Dakwah merupakan bagian integral dari ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh
setiap muslim. Kewajiban ini tercermin dari konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar, yaitu
perintah untuk melakukan perilaku positif-destruktif sekaligus mengajak meninggalkan dan
menjauhkan diri dari perilaku negatif-desktruktif.
Kebijakan pada hakekatnya merupakan hasil akhir dari kebijaksanaan, yang merupakan
ketentuan yang telah disepakati pihak terkait yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang
untuk dijadikan pedoman, dan pegangan bagi setiap kegiatan aparatur pemerintah ataupun
instansi lain dan masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai
sasaran, tujuan, missi, dan visi.
Proses kebijakan tersebut terdiri dari beberapa langkah diantaranya, yaitu5:
1. Identifikasi masalah yang akan mengarah pada permintaan untuk mengatasi masalah
tersebut.
2. Formulasi kebijakan berupa langkah yang dilakukan setelah pemilihan alternatif.
3. Implementasi dan,
4. Evaluasi melalui berbagai sumber untuk melihat sejauh mana usaha pencapaian
tujuan.
4
Dalinur & M. Nur, “Dakwah Teori, Definisi, dan Macamnya”, Jurnal Wardah (Vol. 12, No. 23, Desember
2011), hlm. 135-136.
5
Udin, Kebijakan Dakwah Di Media Sosial, Cet. Ke-1, (Mataram: Sanabil, Januari 2022), hlm. 22-24.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa studi kebijakan dakwah adalah proses kajian terhadap
pembuatan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat menerapkan ajaran Islam
di dalamnya6.
6
Ibid., hlm. 27.
7
Said Zaenal Abidin, Kebijakan Publik, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), hlm. 26.
8
Ibid., hlm. 28-30.
2) Analisis Target Audiens: Mengetahui siapa yang menjadi target dakwah sangat
penting. Mengidentifikasi karakteristik demografis, sosial, budaya, dan kebutuhan
target audiens membantu dalam menyesuaikan pesan dakwah agar lebih relevan dan
dapat diterima oleh mereka.
3) Konteks Sosial dan Budaya: Memahami konteks sosial dan budaya di mana dakwah
akan dilakukan sangat penting. Setiap masyarakat memiliki norma, nilai, dan cara
berpikir yang berbeda. Merancang pesan yang sesuai dengan konteks tersebut akan
membuat pesan dakwah lebih mudah dipahami dan diterima.
4) Tujuan Dakwah: Menentukan tujuan dakwah yang jelas sangat penting. Apakah
tujuannya adalah untuk mendidik, memberi pemahaman, mengubah perilaku, atau
memperluas jangkauan ajaran agama atau ideologi tertentu.
5) Metode Dakwah: Memilih metode dakwah yang tepat adalah kunci untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Metode dakwah bisa melibatkan ceramah, diskusi, penerbitan
buku atau materi pendidikan, media sosial, pelayanan sosial, dan sebagainya.
6) Pesanan dan Pesan Dakwah: Pesan dakwah harus disusun dengan cermat dan jelas.
Pesan harus mudah dimengerti, relevan, dan menarik bagi target audiens. Pesan juga
harus disampaikan dengan bahasa yang tepat dan gaya komunikasi yang sesuai
dengan karakteristik audiens.
7) Kreativitas dan Inovasi: Dalam mengembangkan kebijakan dakwah, kreativitas dan
inovasi sangat penting. Menemukan cara-cara baru untuk menyampaikan pesan
dakwah dapat membantu menarik perhatian dan mencapai audiens yang lebih luas.
8) Evaluasi dan Penyesuaian: Setelah kebijakan dakwah dilaksanakan, evaluasi berkala
diperlukan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan telah tercapai. Jika diperlukan,
kebijakan dapat disesuaikan dan ditingkatkan berdasarkan hasil evaluasi.
9) Keterbukaan dan Toleransi: Kebijakan dakwah harus mencerminkan keterbukaan
terhadap perbedaan pendapat dan pandangan. Menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi
dan menghormati hak setiap individu untuk memiliki keyakinan yang berbeda adalah
penting dalam konteks dakwah.
10) Kerjasama dan Konsolidasi: Dalam kebijakan dakwah, kerjasama dengan kelompok
dan organisasi yang memiliki tujuan serupa bisa sangat bermanfaat. Konsolidasi
upaya-upaya dakwah dapat memperkuat dampak yang diinginkan.
13
Ibid., hlm. 34-36.
1. Meningkatnya kemakmuran umat Islam yang mengandalkan hasil dari bidang
berbagai industri, kebudayaan berkembang pesat dan kemakmurandapat tercapai pada
saat itu.
2. Luasnya wilayah kekuasaan Islam menyebabkan banyak orang Persia dan Romawi
yang masuk Islam kemudian menjadi muslim yang taat. Dan terjalinnya perkawainan
antara umat Islam dengan mualaf yang menghasilkan keturunan yang militant selain
postur tubuh yang baik, kecerdasan akal, dan kecakapan berusaha.
Masyarakat Islam pada masa Abbasiyah ini, mengalami kemajuan peradaban Islam,
adalah sebagai berikut:
1. Pindahnya ibu kota negara dari Syam ke Irak dan Bagdad sebagai ibu kotanya (146
H). bagdad pada waktu itu merupakan kota yang paling tinggi kebudayaannya, dan
merupakan pusatnya ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani.
2. Banyaknya cendikiawan yang diangkat menjadi pegawai pemerintahan dan istana.
3. Diakuinya Muktazilah sebagai mazhab resmi negara pada masa Khalifah Al-Ma’mum
pada tahun 827 M. Muktazilah adalah aliran yang menganjurkan kemerdekaan dan
kebebasan berpikir pada manusia. Aliran ini telah berkembang dalam masyarakat
terutama pada masa dinasti Abbasiyah I
4. Pribadi beberapa Khalifah pada masa itu, seperti Al Mansur, Harun al Rasyid, dan Al
Ma’mum yang sangat mencintai ilmu pengetahuan sehingga kebijaksanaannya banyak
ditujukan kepada kemajuan ilmu pengetahuan.
Ada beberapa aktivitas ilmiah yang berlangsung di kalangan umat Islam pada masa
dinasti Abbasiyah yang mengantar mereka mencapai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan,
yaitu:
1. Penyusunan Buku-buku Ilmiah. Dari para penghafal ayat-ayat al-Qur;an dan Hadits,
menyusun kitab tafsir, fiqih dan hadist.
2. Penerjemahan. Penerjemahan dari bahasa Yunani, Suryani, dan Sansekerta ke bahasa
arab, yang meliputi buku-buku tentang kedokteran, obat-obatan, biologi dan kimia,
aljabar, ilmu hisab, dan menerjemahkan buku-buku karangan filofo terkenal seperti
Apollonius, Plato, Aristoteles di himpun dalamperpustakaan dan kemajuan ilmu
pengetahuan.
Tokoh-tokoh dalam pemikir Islam sebagai berikut:
a. Al Khawarizmi
Buku pertamanya, Al-Jabar adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik
dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar.
b. Al Ghazali
Pendidikan. Dalam pengembaraan, beliau menulis kitab Ihya Ulumuddin yang
memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran manusia dalam semua
masalah.
c. Al Mawardi
Bukunya yang terkenal adalah Kitab al-Ahkam al-Sultania (buku tentang tata
pemerintahan), Qanun al-Wazarah (Undang-Undang tentang Kementrian), dan Kitab
Nasihat al-Mulk (berisi nasehat kepada penguasa).
d. Ibnu Khaldun
Bapak Ekonomi. Ibnu Khaldun (1962) dalam tulisan tersebut Ibnu Khaldun
dibuktikannya secara ilmiah sebagai penggagas pertama ilmu ekonomi secara empiris.
Karya tersebut disampaikannya pada Simposium tentang Ibnu Khaldun di Mesir
197814.
14
Arif Rahman & Sulton Firdaus, “Masa Kejayaan Islam dan Tokoh-Tokohnya”,
https://scolar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:Q9e720yMF_gJ:scholar.google.com/
+masa+kejayaan+umat+islam&hl=id&as_sdt=0,5 diakses 5 September 2023
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi kebijakan dakwah adalah proses kajian terhadap pembuatan kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah untuk dapat menerapkan ajaran Islam di dalamnya. Kebijakan
dakwah merujuk pada rencana atau strategi yang diatur untuk menyebarkan ajaran agama
atau ideologi tertentu kepada masyarakat atau kelompok tertentu. Konsep dasar kebijakan
dakwah melibatkan berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dengan cermat untuk
mencapai tujuan dakwah secara efektif.
Dengan demikian, Islam berperan sebagai subyek yang turut menentukan perjalanan
sejarah. Misi Islam adalah menyeru umat manusia untuk mengikuti jalan Allah dan Rasulnya
serta percaya kepada Hari Kiamat. Menurut Nourouzzaman Shiddiqy sejarah peradaban
Islam dibagai menjadi tiga periode: pertama, periode klasik (+650 – 1258 M); kedua, periode
pertengahan (jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke-17 M) dan periode modern
(mulai abad ke-18 sampai sekarang). Sedangkan menurut Harun Nasution sejarah peradaban
Islam dibagi menjadi tiga periode: pertama, periode klasik (650 – 1250); kedua, periode
pertengahan (1250 – 1800) dan periode modern (1800 sampai sekarang). Berbagai ilmu
pengetahuan yang berkembang melalui lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan
dan pengembangan berbagai macam aspek budaya umat Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Rahman & Sulton Firdaus, “Masa Kejayaan Islam dan Tokoh-Tokohnya”,
https://scolar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:Q9e720yMF_gJ:scholar.google.com/
+masa+kejayaan+umat+islam&hl=id&as_sdt=0,5 diakses 5 September 2023
Aminudin, “Konsep Dasar Dakwah”, Jurnal Al-Munzir (Vol. 9, No. 1, Mei 2016)
Andi Cudai Nur & Muhammad Guntur, Analisis Kebijakan Publik, Cet. Ke-1, (Makassar:
Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, 2019)
Din Muhammad Zakaria, Sejarah Peradaban Islam, (Malang: CV Intrans Publlishing 2018)
Dalinur & M. Nur, “Dakwah Teori, Definisi, dan Macamnya”, Jurnal Wardah (Vol. 12, No.
23, Desember 2011)
Udin, Kebijakan Dakwah Di Media Sosial, Cet. Ke-1, (Mataram: Sanabil, Januari 2022)
Said Zaenal Abidin, Kebijakan Publik, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012)