Jabal, Makalah Taukid
Jabal, Makalah Taukid
Makalah
Oleh:
JABAL NUR
NIM. 80600222005
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H.M. Ghalib M, M.A.
Dr. AGH Baharuddin HS, M.A.
PASCASARJANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha Esa karena telah memberikan
nikmat umur dan kesehatan serta nikmat ilmu yang bermanfaat sehingga penulis
Ucapan terimakasih kepada Prof. Dr. H.M. Galib M, M.A. yang bertindak
sebagai Dosen 1 dan juga kepada Dr. AGH. Bharuddin HS, M.A yang menjadi
Dosen 2, pada mata kuliah Qawaid Tafsir yang telah memberikan amanah untuk
Qur’an.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi
waktu. Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KESIMPULAN .........................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dikaji, semakin dalam pula hikmah dan manfaat diperoleh. Maka maklum adanya,
bila hampir seluruh penghuni bumi ini mengakui bahwa Alquran merupakan satu-
hidup menuju cahaya Ilahi, dan membimbing mereka ke jalan yang lurus.
kepada penduduk asli Arab yang telah memiliki corak dan tabiat yang sudah
sebagai bentuk ikut-ikutan terhadap tradisi bangsa Arab kala itu, melainkan hanya
untuk menguatkan informasi wahyu yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi
Muhammad SAW. Kalimat ta’kid dalam perkataan Allah SWT melalui Alquran
termasuk salah satu cara memperkuat ungkapan kalimat yang diiringi dengan
bukti nyata, sehingga lawan dapat mengakui apa yang semula diingkarinya.
Bahkan dengan menyertakan “ta’kid” atau kaliman penegas tersebut, tidak ada
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ta’kid
istilah nahwu, ta’kid adalah ” “ انتا ّبع ّانرافع ّنالحتمالyang artinya adalah lafadz
ta’kid adalah menghilangkan pemaknaan secara umum kearah yang lebih khusus.
dengan pemaknaan yang berbeda akan tertuju pada pemaknaan yang ditetapkan
ّ ”“ الحوكٍد او جاكٍد هو جكزٌز ٌزاد به جثبٍث اهز الوكزرفً ًفس الساهع
Taukid atau ta’kid adalah pengulangan (suatu lafadz) yang bertujuan untuk
menetapkan perkara atau urusan yang diulang pada hati sami’ (pendengaran)
B. Macam-Macam Ta’kid
1. Ta’kid Lafdzi
Adapun pengertian lafzi adalah penetapan makna awal dengan lafad itu
sendiri atau dengan kalimat yang memiliki makna yang sama dengan makna yang
3
dita’kidi, misalnya lafadz ta’kid yang menggunakan makna yang bersinonim
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu
(tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-
jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.
bahwa nakirah bisa menjadi ta’kid. Contoh dalam Qs. al-Insan/76 : 15-16
Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang
bening laksana kaca. (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah
diukur mereka dengan sebaik-baiknya.
4
b) Huruf : Ibnu Jinni memberikan contoh dalam firman Allah SWT di Qs. Al-
Waqi’ah/56: 1-4
c) Isim fi’il. Taukid itu juga ada yang berbentuk isim fi’il sebagaimana yang
“ Jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu.”
seperti ini memisahkan kedua jumlah tersebut dengan lafadz ( ) ثىseperti dalam
firman Allah SWT di Qs. al-Takatsur/102 : 3,4 dan Qs. al-Infithar/82 : 17-18
5
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
Tahukah kamu Apakah hari pembalasan itu? Sekali lagi, tahukah kamu Apakah
hari pembalasan itu?
2. Ta’kid Ma’nawi
a. Maknawi Hakiki, ialah: ( الذي ٌدل على اثبا ت الحقٍقة ورفع الوجاسkalimat yang
6
C. Media dan Bentuk-Bentuk Ta’kid dalam al-Quran
Fathir/35: 5
ta’kid dengan memakai huruf ل. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Abdul
Qohir dalam kitabnya “Dalail al-I’jaz” beliau berkata: kebanyakan lafadz inna itu
Seperti: ّ علوث أنّ سٌدا قائنartinya: “Saya tahu bahwa Zaid benar-benar
5 Imam Badruddin Muhammad bin Abdullah Az- Zarkasyi, “Al Burhan fi Ulumil Qur’an”, (Daar
al-Fikr. Juz II). hal. 405
7
Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-
bukti kebenaran, Maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana
makna sebagai penguat dari musyabah. Contoh: َكأَىَّ ا ْل ِع ْل َن ًُ ْور. Dalam Qs. al-
Naml/27: 42 disebutkan:
Sebagaimana dikatakan oleh Ibn Ushfur dan at-Taukhi dalam kitab “al-Aqsa”:
huruf ini berfaedah ta’kid maal istidrak, atau hanya sebagai istidrak saja, yaitu
penetapan hukum setelah huruf ini berbeda dengan hukum yang disebutkan
6 Imam Badruddin Muhammad bin Abdullah Az- Zarkasyi, “Al Burhan fi Ulumil Qur’an”, hal 408
8
ِ ِ ِ ِ
ِ َ اعي وإِ ْسح ِْ ِِ ا
ُّعاء ُ اق إ ان َرِّّب لَ َسم
َ يع ال َ َ َ َب ِِل َعوَى الْن ََِب إ ْْس
َ اْلَ ْم ُ ّلل الذي َوَه
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku)
Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar
(memperkenankan) do'a.
f. انفصمmerupakan bagian dari ta’kid jumlah. Dalam hal ini Imam Sibawaih
Huruf أَنَاadalah sifat untuk huruf (ّياءya’) yang ada dalam lafadz ن
ِّ ت ُ َر,
penambahan lafadz ana disini adalah sebagai ta’kid. Pendapat ini benar, sebab
g. Dhomir bayan untuk mudzakar dan dhomir qishah untuk muannas keduanya
diletakan sebelum jumlah, untuk menunjukkan keagungan. Dan ada juga yang
berpendapat bahwa nama dua dhomir tersebut adalah sya’n dan qishah.
َّ يّوأَقِ ِمّال
ص ََلة َّ ِل ِذ ْك ِري َ َِاّّللاُّ ََلّ ِإلَهَّ ِإ ََّلّأَنَاّفَا ْعبُ ْدن
َّّ ِإنَّنِيّأَن
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku,
maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Dan QS. Al-Ikhlas: 1
9
Maksud lafadz ahad disini adalah menunjukkan sifat tunggal dalam ke-
dhomir sya’n, kemudian lafadz Allah sebagai mubtada ke 2, dan ahad sebagai
وب يَ ْع ِقلُو َن ِِبَا أ َْو آ َذا ٌن يَ ْس َمعُو َن ِِبَا فَِإنه َها ََل ِ أَفَ لَ ْم يَ ِسريُوا ِِف ْاْل َْر
ٌ ُض فَ تَ ُكو َن ََلُ ْم قُل
ُّ وب الهِِت ِِف
الص ُدوِر ِ
ُ ُار َولَكن تَ ْع َمى الْ ُقل ُصَ ْتَ ْع َمى ْاْلَب
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati
yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan
itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta,
tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
ك
َ َنت َوَزْو ُج
َ اس ُن ْ َ أ
ْ آد ُم
َ َوتُِ ْونَا ََي
“Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamlah kamu dan isterimu...”
ِ َوَكيف تَ ْن ُعيو َن وأَنتُم تُِْتِوَى عوَي ُنم آَيت اللِ وفِي ُنم رسولُه وا َ فِلت
ْ صم ِِب ّللِ فَِ َق َْ ََ ُ ُ َ ْ َ ّ ُ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َ َْ
اط ُّا ْستَ ِقي ٍم
ٍ ه ِي إِ ََل ِصي
َ َ ُ
“Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan
kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa
10
yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi
petunjuk kepada jalan yang lurus.”
Maksud lafad tsb artinya hashala lahu al huda (dia dapat petunjuk).7
Imaam Jauhari menceritakan dari Imam Khalil, bahwasanya qad itu tidak
benar ingin memperhatikan. Seperti kamu berkata kepada orang yang menungggu
Sebagian ulama nahwu berpendapat dalam QS. Al-Isra: 89, dan QS. Al-
Baqarah: 85, qad dalam jumlah fi’liyyah dikedua ayat tersebut sebagai jawab
qasam. Seperti halnya huruf inna dan huruf lam dalam jumlah ismiyyah yang
ّاء
ِ س َم
َّ ( انsungguh, kami telah melihat engkau salalu memandang ke arah
ِ ٍ ِ ِ ِ ِِ
ّ فَِإ ْن َآانُواْ ِبثْ ِ َاا َآانتُم بِه فَِ َق ْاهتَ َ واْ اوإِن تَِ َولاْواْ فَِإاَّنَا ُه ْم ِِف ش َقاق فَ َسيَنْعي َن ُه ُم
اللُ َوُه َو
يع الْ َلوِ ُيم ِ
ُ ال اسم
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya,
sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling,
7 Imam Badruddin Muhammad bin Abdullah Az- Zarkasyi, “Al Burhan fi Ulumil Qur’an”, halّ417
11
sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah
akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.”
b. Nun as-Syadidah
Dalam hal ini nun syadidah adalah setara dengan kita menyebutkan fiil sebanyak
tiga kali. Dan dalam kenyataannya setara dengan kita menyebutkan dua kali
kalimat perintah. Ada juga yang berpendapat, bahwa nun ini bermakna untuk
هاصيَ ِة
ِ َك هّل لَئِن هَّل ينتَ ِو لَنَس َفعاً ِِبلن
ْ َْ
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya ,
12
melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup
melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai
sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri
kepada gunung itu , dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh
pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku
bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".
sehingga jika tidak diulangi maka takutya lupa kata yang berada di awal.
8 Imam Badruddin Muhammad bin Abdullah Az- Zarkasyi, “Al Burhan fi Ulumil Qur’an”, hal
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
hal yang penting dalam ulumul Qur’an. Ta’kid secara bahasa bermakna
Taramati Alfiyyah Ibnu Malik, taukid atau ta’kid adalah pengulangan (suatu
lafadz) yang bertujuan untuk menetapkan perkara atau urusan yang diulang pada
Ta’kid dibagi menjadi dua macam, yaitu ta’kid lafdzi dan ta’kid ma’nawi.
Penggunaan kata yang manta’kidi dalam ta’kid lafdzi dapat berupa nakiroh, huruf,
isim fi’il, jumlah ta’kid dalam jumlah, dan jer majrur. Sedangkan ta’kid ma’nawi
yakni ismiyah dan fi’liyah. Untuk ta’kid dalam lingkup jumlah ismiyah dapat
Sedangkan untuk ta’kid dalam jumlah fi’liyah dapat memakai huruf qad, sin li
14
DAFTAR PUSTAKA
15