Oleh:
Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia
Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ. yang kita nantikan
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dengan judul “Hikmah Diturunkannya
Al-Qur’an Secara Berangsur Angsur”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Hadits.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sempurna dan masih
terdapat kekurangan atau kesalahan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran agar dapat memperbaiki kesalahan kesalahan tersebut.
Harapan penulis yaitu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, termasuk
penulis sendiri.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
BAB II PENUTUP.................................................................................................................16
A. Kesimpulan...............................................................................................................16
B. Daftar Pustaka...........................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT
Selain itu, hikmah lain dari turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur adalah
Melalui makalah ini, akan dibahas tentang hikmah turunnya Al-Quran secara
keimanan kita
4
sebagai umat Islam, serta dapat membawa dampak positif dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kitab suci Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah ﷺsecara
(610622M) di mulai pada malam 17 Ramadhan tahun 41 dari Milad Nabi sampai
dengan 1 Rabi’al-Awwal tahun 54 dari Milad Nabi (12 tahun 5 bulan 13 hari). Ayat-
ayat yang diturunkan oada masa itu kemudian di sebut ayat-ayat Makkiyah yang
berjumlah 4.726 ayat dan terdiri atas 89 surat. Sedangkan periode Madinah (622-632
dari Milad Nabi atau bertepatan dengan tahun ke-10 Hijrah (9 tahun 9 bulan 9 hari).
Jadi total lama kedua periode tersebut adalah 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Ayat-ayat
yang turun dalam periode ini dinamakan ayat-ayat Madaniyah, meliputi 1.510 ayat
Al-Qur’an sebagai wahyu Allah Swt. diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ.
dengan perantaraan malaikat Jibril as., sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surat
لسا ن ر ب م ِب ۡي ٍ ن
ِ َ ٍ ِ
’ى
ع
6
“Dan Al-Quran ini benar-benar ditirunkan oleh Tuhan semesta alam; dia dibawa turun
oleh Al-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
7
salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan; dengan bahasa Arab
yang jelas” Ayat di atas mengutarakan bahwa al-Qur’an adalah Kalam Allah yang
berbahasa Arab. Maksud turunan disini bukanlah turunnya yang pertama kali ke langit
dunia, tetapi yang dimaksudnya adalah turunnya al-Qur’an itu secara bertahap.
Sebagai ungkapan (untuk arti menurunkan) dalam ayat di atas menggunakan kata
“tanzil”. Menurut ahli bahasa antara kata “tanzil” dengan “inzal” berbeda
hanya menunjukkan turun atau menurunkan dalam arti umum. Dengan demikian,
dapat dipahami bahwa penurunan al-Qur’an adalah secara bertahap dan berangsur-
angsur, bukan sekaligus seperti halnya kitab kitab suci terdahulu. Asy-Sya’bi
menyebutkan bahwa Al-Qur’an mula-mula turun pertama kalinya pada malam qadar
(lailatul qadr) di bulan Ramadhan. Kemudian setelah itu turunnya berlanjut secara
berangsur-angsur sesuai dengan kejadian dan pristiwa selama kurang lebi 23 tahun.
Bukti dari keagungan Alquran bahwa ia turun dalam tiga kali, hal ini tidak
dialami oleh Kitab Suci Samawi sebelumnya. Adapun yang dimaksud dengan
tahaptahap turunnya Alquran, ialah tertib dari fase-fase disampaikannya mulai dari
sisi Allah SWT hingga kepada nabi Muhammad ﷺ. Kitab Suci ini tidak seperti
kitab-kitab suci sebelumnya. Sebab, kitab suci ini diturunkan secara bertahap,
sehingga betul-betul menunjukkan kemu’jizatannya. Disamping itu, penyampaiannya
pun sangat luar biasa. Turunnya Alquran yang pertama kali pada malam Lailatul
Qadar merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari
malaikat-malaikat akan kemulian umat Muhammad.(Kurniasih et al., 2020) Tentang
turunnya Alquran secara berangsur-angsur di jelaskan oleh Allah SWT dalam
firmannya Surat Al Isra ayat 106: “Dan Alquran itu telah Kami turunkan dengan
berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan
8
Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (Q.S.. Al Isra: 17/106) Namun, turunnya
Alquran secara berangsurangsur
9
itu mendapatkan celaan dari orang-orang kafir. Allah berfirman dalam Surat Al Furqan
ayat 32: “Berkatalah orang-orang yang kafir; “Mengapa Alquran itu tidak diturunkan
kepadanya sekalih turun saja? demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya
dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (Q.S.. Al Furqan: 25/32)
Menurut anggapan orang-orang kafir maupun kaum musyrikin, kitab-kitab yang
datang dari Tuhan, lazimnya diturunkan secara sekaligus. Mereka meragukan Al-
Qur’an sebab diturunkannya dengan cara berbeda dengan penurunan kitab-kitab
samawi lainnya. Sehingga mereka mengemukakan pertanyaan: Mengapa Al-Qur’an
tidak diturunkan sekaligus? Untuk menjawab pertanyaan mereka, maka Allah SWT
telah menjelaskan dalam ayat di atas (Q.S.. Al Furqan: 25/32) dimana di jelaskan
bahwa salah satu hikmah Alquran diturunkan secara bertahap salah satunya untuk
menguatkan hati Nabi dalam menerima dan menyampaikan kalam Allah kepada umat
manusia (Az-Zarqani; 46). Penyikapan terhadap nilai dan keyakinan dalam
masyarakat Arab merupakan salah satu penyebab pewahyuan Al-Qur’an tidak di
turunkan sekaligus, namun secara bertahap. Dengan rentang waktu tersebut maka
pesan di dalam A-Qur’an yang terdiri dari doktrin aqidah, norma syari’ah dan
tuntunan moral (akhlak) tersampaikan secara bertahap. Dengan mengetahui hubungan
pewahyuan ayat-ayat Al-Qur’an dengan realita sosial juga akan diketahui bahwa
Alquran mempunyai hubungan historitas yang kuat dengan kondisi masyarakat tanpa
menafikan dan mengurangi nilai wahyu ilahiya-Nya yang bersifat samawi (Ali
Engineer; 1999: 43). Secara kronologis proses penurunan Al- Qur’an Al-Karim,
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad ﷺdalam tiga fase
(Rahmawati, 2013) sebagai berikut:
Fase Pertama
Fase pertama, turunnya Al-Qur’an, kitab suci ini diturunkan ke Lauhul Mahfudz
secara keseluruhan. Dalil tahapan pertama ini adalah firman Allah SWT berikut,
o محفُوظ
ْ م ِج ۡ ي ۡ ل ه َو قُ ۡر
ٌد ِ في و ٰان
ٍح
Artinya, “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quran yang mulia, yang
1
0
(tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh". (QS. Al-Buruj [85]: 21-22)
1
1
Fase pertama, penyampaian Al-Qur’an dari Allah SWT kepada Lauh al-Mahfuzh.
kepada Lauh alMahfuzh, yakni suatu tempat lembaran yang terpelihara dimana Al-
Qur’an pertama kali ditulis pada lembaran tersebut. Sebagian tafsir Lauh Mahfudz
disamakan dengan Kitabin Maknun yang berarti “kitab yang terjaga”. Akan tetapi
secara umum Lauhil Makhfudh diartikan sebagai suatu tempat yang di dalamnya
tersimpan segala sesuatu yang berkaitan dengan Qada dan Qodar Allah SWT
Fase turunnya Alquran melalui Lauh Mahfuzh dimulai ketika Allah SWT
Jibril. Seluruh ayat Alquran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ
melalui malaikat Jibril langsung dicatat oleh Malaikat hafizh di Lauh Mahfuzh
sebagai sumber wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad ﷺdari Allah SWT.
Jibril turun ke bumi dan menyerahkan ayat-ayat tersebut kepada Nabi Muhammad
ﷺuntuk diwahyukan secara bertahap kepada umat manusia. Dalam proses ini,
yang terjadi pada masa itu, seperti pertentangan dengan para musyrikin dan
sebagainya.
betapa mulia dan agungnya Al-Qur’an sebagai sumber wahyu yang dijaga secara ketat
keberadaan al-Lauh al-Mahfudzh itu sendiri sebagai batu tulis yang terjaga, yang
diciptakan Allah untuk merekam dan mendokumentasikan apaapa yang ada dan yang
1
2
akan ada di hari akhir nanti. Selain itu, hikmah turunya Alquran tahap pertama sebagai
wujud dari keinginan-Nya yang Maha Bijaksana, kemauan-Nya Yang Maha Pasti,
kekuasan-Nya yang Maha Besar dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi, semua ini
Fase Kedua
pertama itu, Alquran disimpan pada bayt al-‘izzah. Menurut pendapat yang shahih
Baitul Izzah ini ada di langit yang paling bawah atau langit dunia.
Fase kedua ini, merupakan lanjutan dari fase sebelumnya. Untuk fase kedua turunnya
Al-Qur’an, kitab suci ini diuturunkan secara utuh dari Lauhul Mahfudz ke Baitul
‘Izzah pada bulan Ramadhan, bertepatan dengan malam lailatul qadar. Dalil yang
menjadi landasan untuk fase ini adalah firman Allah swt berikut,
ٱ ۡل هد و ٱ ۡلف ُر َقا ن وب َي ل ٗد ٱَّل ِذ ي أن ِ ي ۡ لق ءا َ ضا ش ۡه ُر
من ى ِن ت لنَّاس ى ِز َ ل ِه ُر ٱ ن م ن
ف
ر
Artinya, “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil).” (QS. Al-Baqarah [2]: 185) Ayat al-Quran di atas juga diperkuat hadits
berikut,
جْ ب ِري من س َما ِء ال فج ِع اّللوح ُ َ في:من ال ِّذ ْك ِر )أي ص َ ل الُق ْرآن
عليه َع َ ل،ُّدْ ن يَ ا ال َّ
ْي ز ِة و ع،(المحفوظ
ت ال ض
ف
10
Artinya, “Al-Quran dipisahkan dari ad-Dzikr (Lauhul Mahfudz) lalu diletakkan di
Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian Jibril menyampaikannya kepada Nabi ﷺ
.” (HR. Hakim dalam al-Mustadrak) Para mufasir, seperti Ibnu Katsir dalam Tafsir
AlQur’an
10
al-‘Adzim, Fakhruddin al-Razi dalam Mafatih al-Ghaib, Abdurrahman as-Sa’di dalam
Tafsir as-Sa’di, dan pakar tafsir lalinnya, sepakat bahwa Al-Qur’an diturunkan pada
Beberapa Riwayat yang sahih dari Ibn Abbas menjelaskan bahwa yang dimaksud
adalah turunnya Al-Qur’an dari Lauh Mahfudzh ke Bait al’Izzah di langit. Ulama
Fase Ketiga
Fase ketiga, ini, merupakan fase terakhir dari turunnya Al-Qur’an. Pada fase ini, Al-
Qur’an diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad ﷺ. Ayat-ayat
yang turun berangsur sesuai dengan konteks peristiwa saat itu. Dalil yang menjadi
dasar fase ketiga ini adalah firman Allah swt berikut :
و ِإنَّه تَن ِزيل ر ِ ب ٱ ْل ٰ َعلَ ِمين
َ زل ِ ه ٱل ح ٱ ْْلَ ِمين
ُّرو
علَ ٰى ِ َلت ُكون من ٱ ْل ُمن ِذ ِرين
ك ب
ْل
لسا ر ب م ِبي ٍ ن
ِ َ ِ
ٍن ’ى
ع
Artinya, “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi
peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas." (QS. As-Syu’ara [26]: (193-195)
Sebenarnya, dari Lauhul Mahfudz, Jibril menerima Al-Qur’an dari malaikat penjaga
secara berkala selama dua puluh malam. Lalu Jibril menurunkan Al-Qur’an kepada
Nabi Muhammad saw berangsur selama dua puluh tahun. Ada yang mengatakan lebih
dari itu. (Al-Arjuzah al-Munabihah, hal 86) Sebenarnya bukan Al-Qur’an saja yang
diturunkan pada bulan Ramadhan. Tetapi juga kitab-kitab umat terdahulu diturunkan
11
bersabda:ﷺ pada bulan suci ini. Rasulullah
ن من
ت التَّ ْو ٍ ْ صحف ِ إ ه علَ ْي س َلم ِ في أ لَ ْيلَ ٍة من َ ضا وُأ ْن أُ ْن ِزلَت
َرُاة لس ت ي ل م ن ِ ،زل َّو ْب َرا ي ِه ال
م َم
ض ر
12
ضان ل ا ْل ف ْ ر ضا ْ ن
َ وعش خ م َ عش خ م ضا وا ْ ِْل ْن َ َلث ر َم
ِرين ل ْن م ْرَقان َب ُ ِز وأ، ن َرة ل ْن م َلث ِجيل ،ن
ت ر َْل ت ر
diturunkan pada hari keenam Ramadhan. Injil diturunkan pada tanggal tiga belas
Ramadhan. Zabur diturunkan pada tanggal delapan belas Ramadhan. Dan Al Qur'an
diturunkan pada tanggal dua puluh empat Ramadhan.” Ibnu Katsir juga menjelaskan,
memilihnya sebagai bulan diturunkannya al-Qur’an. Pada bulan ini, Allah juga
menurunkan kitab-kitab yang lain pada para nabi-Nya.” (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 1, hal
215) Melalui hadits di atas dan diperkuat pernyataan Ibnu Katsir, kita bisa mengambil
poin penting. Allah memuliakan bulan Ramadhan bukan saja dengan diturunkannya Al-
Qur’an, tetapi juga semua kitab-kitab umat terdahulu. Hanya saja, jika kitab-kitab yang
lain diturunkan sekaligus kepada para nabi, Al-Qur’an tidak demikian. Tetapi melalui
berbagai tahap dan juga berangsur sesuai konteks tertentu. Mengenai diturunkannya Al-
ص ْمُه
’من ٱ ْل وٱ ْلُف ْرَقا َ ِ من ُ ك َ ر ف ش ْه ُر َ ضان ى ِ ه ٱ ْلقُ ْر ن ِ س و
ِنۚ م ه ُم ٱل ْل َي ُهَد ٰ ى م ٱلَّ ِذ أُ ن ِز َءا ل ِفي هًُدى ل’ نل َّا َب
ش ْه ن َد ت ِ’ي ر
ش ٰن
و ِلتُ َك
و ََل ي ُ ك ُم َ و ِلتُ ْك ِمُلو ۟ا ٱ َ سَف ٍر ف ’م ْ ن أَ َّيا ٍم أُ َ خ َرۗ ُي ِريُد ٱ َو َمن كان م ضا عل
ِ’ب ُرو ۟ا
ْل ِعَدّة ِريد ٱ ْلعُ ر ل َّّلُ ِب ُ ك ُم ٱ ْلي ر ِعَدّة ِري أَ ْو ٰى
س س
13
Artinya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil).” (QS. Al-Baqarah [2]: 185) Terkait ayat di atas, para mufassir (ulama pakar
tepatnya pada malam lailatul qadar. Pada malam itu, al-Qur’an diturunkan secara utuh
(30 juz) dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah. Kemudian “Jibril dengan nama ruhul
14
amin berangsur menurunkan Al-Qur’an padanya (Nabi Muhammad saw) di dalam
Gua Hira Makkah tidak sekaligus melainkan sedikit demi sedikit menurut
hal. 86-87)
Muhammad ﷺ. Al-Qur’an dalam Surah Al-Isra' Ayat 106 dan tafsirnya
angsur.
م
Tafsir Kementerian Agama menerangkan, dalam ayat ini Allah SWT menerangkan
Ayat Al-Qur’an pertama kali diwahyukan di bulan Ramadhan, pada malam qadar,
kebutuhan dan peristiwa yang terjadi dalam tempo kurang dari 23 tahun.
peristiwa yang terjadi. Firman Allah SWT, "Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak
demikian, kaum Muslimin merasakan bahwa mereka selalu mendapat bimbingan dan
16
petunjuk dari Allah SWT ketika menghadapi setiap peristiwa yang terjadi di antara
mereka.
Bagi Nabi Muhammad ﷺ, penurunan Alqur’an secara berangsur-angsur itu amat
besar manfaatnya dalam memperteguh hatinya, seperti dijelaskan Allah SWT dalam
firmanNya.
Pada umumnya ayat-ayat yang diturunkan berkisar antara lima sampai dengan sepuluh
Diriwayatkan dari Umar, dia berkata, "Pelajarilah Alquran lima ayat-lima ayat.
Karena sesungguhnya Jibril menurunkannya lima ayat lima ayat. (Riwayat al-
Baihaqi).
Referensi:
metode yang dapat bermanfaat bagi kita untuk mengaplikasikan kedua proses tersebut
yang harus dilalui. Sebab dalam proses diturunkannya Al-Qur’an secara bertahap
ketahui, segala yang Allah SWT kehendaki itu memiliki tujuan dan mengandung
segala hikmah. Begitu juga dengan proses penurunan Al-Qur’an secara bertahap.
17
tugasnya, Rasulullah sering menghadapi hambatan dan tantangan. Di samping itu
18
Allah SWT dapat juga menghibur hati beliau pada saat menghadapi kesulitan,
sya’ir atau prosa tetapi kalam Allah yang sangat berbobot isi maknanya sehingga
diperlukan hafalan dan kajian secara khusus. Dan untuk membacanya kepada umat
serta menjelaskan beserta contoh tentu akan memberatkan Rasulullah ﷺ. jika
3. Memudahkan umat pada masa itu untuk menghafal, mencatat dan memahami Al-
Qur’an secara berangsur. Pada masa kemampuan menulis dan membaca sangat
langka.
secara
dan menerapkan ajaran Allah secara bertahap. Ini membantu masyarakat muslim
masyarakat sesuai dengan kondisi dan problem yang dihadapi. Ini memungkinkan
pesan Allah untuk memberikan pedoman yang relevan dan praktis dalam berbagai
situasi.
6. Memberikan pengaruh besar dalam proses dakwah dan pembentukan umat. Pada
periode Mekkah diturunkan terlebih dahulu ayat yang mengandung tauhid dan
keadilan sosial. Pada periode Madinah diturunkan ayat yang mengandung hukum
dalam berbagai aspek kehidupan. Ayat-ayat hukum pun diturunkan secara bertahap
PENUTUP
1. Kesimpulan
berangsur-angsur. Surat-surat yang diturunkanya pun tidak sama jumlah panjang dan
pendeknya, terkadang diturunkan sekaligus secara penuh dan terkadang sebagianya saja.
difahami dan dihafal, penyusunannya akan sesuai dengan lalulintas peristiwa atau
kejadian.
Nabi Muhammad Saw; Supaya mudah dihafal dan dipahami; Supaya orang-orang
kejadian- kejadian di masyarakat dan bertahap dalam menetapkan suatu hukum; Untuk
Qur’an.
menjadi sebuah kitab suci yang terus hidup dan relevan hingga saat ini. Perlahan-lahan,
ayat-ayat Al-Quran ini diterima oleh umat manusia, dan menjadi norma dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam hal ini, kita dapat belajar bagaimana Al-Qur’an merangkum gagasan yang
dijalankan oleh para nabi sebelumnya, dan dengan tidak adanya cacat atau kesalahan
dalam ajaran-ajarannya, Al-Quran dapat dijadikan sebagai pedoman bagi umat manusia.
11
0
DAFTAR PUSTAKA
Kurniasih, M. D., Lestari, D. A., & Fauzi, A. (2020). Hikmah Penurunan Al-Qur’an Secara
Online. https://islam.nu.or.id/ramadhan/tiga-fase-turunnya-kitab-suci-al-qur-an-
KebpV
Mojokerto.https://nuonlinemojokerto.or.id/mengapa-al-quran-diturunkan-secara-
berangsurangsur/
11
1