Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan di dunia ini, mulai dari yang
tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang ber nyawa sampai
yang tidak ber nyawa, dari yang ada di dalam perut bumi sampai di ruang angkasa
yang di penuhi beribu - ribu milyar bintang.

Sejak manusia lahir ia langsung berinteraksi dengan lingkungannya. Pada saat


manusia berfikir akan lingkungannya ia mulai memikirkan tentang alam semesta.
Pemikiran tentang alam raya ini telah di mulai sejak sebelum masehi, yaitu zaman
filsafat Yunani kuno. Para ahli filsafat mencoba mencari jawaban tentang asal mula
alam semesta berdasarkan dugaan mereka.

Sejak zaman awal manusia berfikir tentang hakikat dan sejarah terbentuknya alam
semesta. Para ilmuan menyadari bahwa setiap kemajuan baru dalam pemahaman jagat
raya ternyata menempatkan manusia semakin jauh dari pusatnya dan semakin
memperkecil perannya.

Asal usul alam semesta menjadi titik perhatian serius para ilmuan kosmologi. Di
dalam Al – Qur’an banyak sekali ayat yang menyebutkan tentang kejadian alam
semesta dan berbagai proses kealaman lainnya. Manusia memiliki hasrat ingin tahu
dan di pacu oleh akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekitarnya seperti
keingin tahuan tentang rahasia alam semesta.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu alam semesta ?


2. Bagaimana proses kejadian alam demesta menurut perspektif islam ?
3. Jelaskan seperti apa eksitensi Allah Swt sebagai pencipta dan pengatur alam
semesta !
4. Bagaimana kesudahan dari alam semesta ?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas yang di berikan dosen mata kuliah pendidikan agama.
2. Mengetahui seperti apa asal – usul alam semesta menurut prespektif islam.
3. Mengetahui hubungan alam semesta dengan manusia berdasar dengan isi
kandungan Al-Qur’an.
4. Memahami eksistensi Allah Swt sebagai pencipta dan pengatur alam semesta.
5. Memahami penjelasan tentang kehancuran alam semesta.

D. Manfaat Penulisan
1. Dapat di jadikan sebagai sarana pengembangan prestasi karena peulis
menuangkan pemikirannya dalam makalah ini.
2. Dapat di jadikan sebagai tambahan bahan kajian belajar terkait dengan alam
semesta menurut pandangan islam.
3. Mengambil intisari pembelajaran melalui setiap pembahasan dari makalah ini.

2
BAB II
ISI

A. Pembahasan
1. Pengertian alam semesta menurut Perspektif Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “ alam” memiliki arti segala
yang ada di langit dan di bumi. Sedangkan kata “semesta” berarti seluruh ;
segenap ; semuanya ; semua yang ada di alam tidak dapat lepas dari takdirnya
masing – masing.
Alam dalam pandangan filsafat pendidikan islam dapat di jelaskan sebagai
berikut : kata alam berasal dari bahasa arab ‘alam (‫ ) العم‬yang seakar dengan
ilmu (‫ ) العم‬: Pengetahuan dan ‘alamat (‫ ) األمات‬: Pertanda. Ketiga istilah
tersebut mempunyai korelaksi makna alam sebagai ciptaan tuhan merupakan
identitas yang penuh hikmah. Dengan memahami pengetahuan itu, orang akan
mengetahui tanda-tanda atau alamat akan adanya tuhan.
Istilah alam dalam Al – Qur’an datang dalam bentuk jamak (‘alamiina),
disebut sebanyak 73 kali yang termasuk dalam 30 surah. 15 pemahaman kata
‘alamin merupakan bentuk jamak dari keterangan Al – Qur’an yang
mengandung berbagai interpretasi pemikiran bagi manusia.
Alam semesta juga dalam pandangan islam diartikan sebagai diciptakan
pada suatu waktu dan ditiadakan pada saat yang lain. Pandangan Einsten
tentang alam semesta sangat bertentangan dengan konsep Al-Qur’an. Karena
semua akan tiada, tetapi kemudian sekitar 15 Milyar tahun yang lalu tercipta
dari ketiadaan. Sedangkan perbandingan konsep fisika tentang penciptaan
alam dengan ajaran Al-Qur’an dapat dilihat dalam surah Al-Anbiya : 30.

3
2. Proses kejadian alam Semesta menurut Islam
Adapun ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Allah lah yang menciptakan
alam semesta adalah :

1. Qs. As-Sajdah : 4

Penjelasan : Ayat ini menerangkan bahwa tuhan yang telah menurunkan


Al-Qur’an kepada Muhammad SAW itu adalah tuhan Pencipta langit dan
bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya dalam 6 masa. Yang
di maksud 6 masa dalam ayat ini bukanlah hari (masa) yang dikenal seperti
sekarang ini, tetapi adalah hari sebelum adanya peredaran bumi
mengelilingi matari dan sebangainya.
Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, maka dia pun bersemayam
di atas Arasy, sesuai dengan kekuasaan dan kebesarannya. Allah SWT
menegaskan bahwa tidak seseorang pun yang dapat mengurus segala
urusannya memacu bahaya, malapetaka dan siksa. Dan tidak seorang pun
yang dapat memberi syafaat ketika azab menimpanya, kecuali Allah
semata. Karena dialah yang maha kuasa menentukan segala sesuatu.
Kemudian Allah SWT memperingatkan : [ “Apakah kamu hai manusia
tidak dapat mengambil pelajaran dan memikirkan apa yang selalu kamu
lihat itu? Kenapa kamu masih juga menyembah selain Allah?”].

4
2. Q.S. Al –Kahfi : 51

Artinya :
“ Aku tidak menghadirkan mereka ( iblis dan anak cucunya) untuk
menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri
mereka sendiri; dan tidaklah aku mengambil orang-orang yang
menyesatkan itu sebagai penolong ”.

Penjelasan : Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan kekuasaan-nya dan


bahwa setan itu tidak berhak untuk menjadi pembimbing atau pelindung
bagi manusia. Setan itu tidak mempunyai hak sebagai pelindung, tidak
hanya di sebabkan kejadiannya dari lidah api saja tetapi juga karena
mereka tidak mempunyai saham dalam menciptakan langit dan bumi.

3. Q.S. Al-Baqarah : 29

Penjelasan :
Maksudnya, dia menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini sebagai
suatu kebaikan dan kasih sayang untukmu agar di ambil manfaatnya,
dinikmati, dan dijadikan pelajaran . Kemudian kata “‫( “ إيستاوا‬istawa) yang
disebutkan dalam Al – Qur’an hadir dengan 3 arti : terkadang tidak
dijadikan kata kerja muta’addi (yang membutuhkan objek) dengan huruf
berarti kesempurnaan dan kepurnaan.
Terkadang juga bermakna “ ’alaa wa irtafa’a “ (Tinggi dan jauh
diatas) hal ini bila kita kerja dijadikan kerja muta’adi.

5
Dan juga terkadang berarti “ bermaksud ” sebagaimana bila dijadikan
kata kerja muta’addi dengan “ illa ” kepada Allah,yaitu ketika Allah SWT
menciptakan bumi. Dia bermaksud menciptakan langit dan di jadikannya
tujuh langit, maka dia menciptakannya, menyeimbangkannya, dan
mengukuhkannya.

Dari ketiga ayat diatas ini menunjukkan bahwa Allah SWT lah yang
dengan segala kemaha kuasaanya yang telah menciptakan alam semesta,
tanpa ada campur tangan dari siapapun. Ketiga ayat di atas pun sekaligus
menentang pada pernyataan para philosof Materalis yang mengatakan
bahwa “alam semesta ini telah ada sejak dulu tanpa ada perubahan apapun
dan akan tetap menjadi seperti ini sampai akhir nanti “ (Harun Yahya).

B. Analisis
1. Proses Terbentuknya Alam Semesta

Teori Big Bang


Big Bang merupakan model penciptaan alam semesta yang menerangkan
bahwa alam semesta “diciptakan dari ketiadaan ”. Ada proses yang terjadi
pada alam semesta dalam teori Big Bag (ledakan besar) yang terjadi sekitar
10-20 Milyar tahun yang lalu alam semesta muncul dari “ ketiadaan ”.
Dengan kata lain, alam semesta itu ada karena diciptakan Allah swt. Dalam
surah Az-Zariyat : 47 menjelaskan bahwa jika kita mengetahui ada tautan
yang teratur setelah terjadinya suatu ledakan kita bias berkesimpulan bahwa
ada campuran tangan “ Supranatural” Dibelakang ledakan tersebut dan bahwa
semua bagian yang terbesar karena ledakan itu bergerak dengan cara yang
sangat terkendali sehingga menimbulkan tataan rapi dan bertujuan. Ilmu
Astronomi menjelaskan bahwa langit yang dimaksud dalam surah (Q.S Al-
Anbiya : 30) adalah seluruh benda luar angkasa.
Alam semesta terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Syahadah (tampak)
2) Gaib (tak tampak)

6
2. Masa - masa penciptaan alam semesta
 Masa I (ayat 27) : penciptaan langit pertama kali

Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan


besar yang disebut “big bang”, kira – kira 13.7 milyar tahun lalu.
Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan
juga dari meteorit.

Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut,


terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang
terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan
memadat. Ketika temperature dukhan mencapai 20 juta derajat
celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom
hydrogen. Sebagian hydrogen yang lain berubah menjadi energy
berupa pancaran sinar infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini
mengikuti persamaan E = mc2, besarnya energi yang dipancarkan
sebanding dengan massa atom hydrogen yang berubah.

Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub


dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya.
Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian
membentuk galaksi. Bintang – bintang dan gas terbentuk dan
mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen
(lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal
sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian
yang terisi.

 Masa II (ayat 28) : pengembangan dan penyempurnaan

Dalam ayat 28 di atas terdapat kata “meninggikan bangunan”


dan “menyempurnakan”. Kata “meninggikan bangunan”
dianalogikan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga
galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi.
Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana
kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut
mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh.

7
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan
big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam
ruang, melainkan proses pengembangan alam semesta. Dengan
menggunakan perhitungan efek Doppler sederhana, dapat
diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar
13.7 miliar tahun.

Sedangkan kata “menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam


ini tidak serta merta terbentuk, melaikan dalam proses yang terus
berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus
terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau
kemungkinan lainnya akan mengerut.

 Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi

Surat An-Nazi’at ayat 29 menyebutkan bahwa Allah


menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang
benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan
matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga
terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan
seperti pembentukan bintang yang relatif kecil kecil, kira-kira
sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan
galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil.

Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang


ada di Bumi berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya. Lain
halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti besi. Unsur
kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta
tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian bumi yang
terlontar ketika bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena bumi
bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat
besar (sekitar 1/3 ukuran bumi). Jadi, unsur-unsur di bulan berasal
dari bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada bulan itu sendiri.

8
 Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi

Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan


sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan bumi.

Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat


Fushshilat ayat 9 yang artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya
patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-nya?’ (Yang bersifat)
demikian itu adalah Rabb semesta alam”.

 Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet

Dari ayat 31 di atas, dapat di artikan bahwa di Bumi belum


terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan
evolusi bumi dari tidak ada air menjadi ada air.

Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari


komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat
tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi
dengan unsur-unsur di bumi dan membentuk uap air. Uap air ini
kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air
berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air
laut,yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur
Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada
umumnya.

Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air


terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun
mulai muncul di dalam air.

9
 Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan
dan manusia

Dalam ayat 32 di atas, disebutkan “… gunung-gunung


dipancangkan dengan teguh”. Artinya, gunung-gunung terbentuk
setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya
tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar
lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Proses
detail terbentuknya gunung dapat dilihat pada artikel sebelumnya
yang di tulis oleh Dr.Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc tentang
fungsi gunung sebagai pasak bumi.

Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan


dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di
atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala
waktu geologi.

Jika diurutkan dari masa III hingga masa VI, maka empat masa
tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat
Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, “ Dan dia menciptakan di bumi
itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya
dan dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa.(penjelasan itu sebagai jawaban)
bagi orang-orang yang bertanya”.

3. Kehancuran Alam Semesta


Dalam ilmu fisika ada teori yang mengatakan bahwa daya rotasi dan
revolusi benda-benda langit tidak bersifat abadi. Suatu saat sesuatunya akan
berakhir yang menyebabkan keseimbangan benda-benda langit terganggu.

Energi pun tidak ada lagi, semua menjadi beku tidak ada lagi angin yang
bertiup. Tidak ada lagi hujan yang turun tidak ada lagi penguapan, semua
berhenti dan mati. Apa yang telah di gambarkan dalam Al-Qur’an tentang
keyakinan adanya hari akhir, dan sebagai umat muslim yang beriman sudah
sepatutnya untuk senantiasa memperbaiki diri untuk persiapan akhirat nanti.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan korelasi antara Al-Qur’an dan ilmiah sangat berkaitan.


Sebagaimana Perspektif Islam tentang alam semesta mulai dari proses
terbentuknya, unsur-unsur yang ada didalamnya dan semua yang
berhubungan dengan alam semesta semua sudah dijelaskan dalam Al-
Qur’an. Alam semesta yang proses penciptaannya di ciptakan oleh Allah
swt dalam 6 masa, yakni yang di kenal dengan istilah “Sittatu Ayyan”
penciptaanya berproses (berkembang) sebagaimana yang telah di jelaskan
dalam Al-Qur’an.
Penciptaan alam semesta memerlukan adanya sang pencipta yang
maha kuasa. Tuhan telah menciptakan alam semesta ini dengan segala
isinya untuk manusia dan telah menyatakan tentang penciptaan alam
semesta dalam ayat – ayatnya. Meskipun demikian, Al – Qur’an bukan
buku kosmologi atau biologi, sebab ia hanya menyatakan bagian – bagian
yang sangat penting.
Dalam rasa keingintahuannya manusia tidak hanya membaca Al –
Qur’an saja tetapi juga melakukan perintah tuhan berdasar pada surah
Yunus Ayat 101. Oleh karena itu tidak dapat diragukan lagi bahwa
penciptaan alam semesta bukanlah produk dari hasil pemikiran manusia,
akan tetapi produk dari hasil Tuhan.
Begitu mulianya Al-Qur’an sebagai kitab suci yang mulia, Al-Qur’an
lebih dahulu menceritakan tentang proses penciptaan alam semesta
bahkan jauh sebelum adanya ilmu pengetahuan (sekitar abad 6) dan kini
kebenaran Al-Qur’an itu sudah dapat di buktikan kebenerannya dengan
memperhatikan adanya kecocokan dalam teori ilmiah.
Allah swt telah menciptakan alam semesta ini dengan segala
kebesarannya yang menguasai alam ini, mengaturnya dengan perintahnya
dengan kekuasaanya. Sungguh Allah sebaik-baik sang pencipta.

11
Daftar Pustaka

 Baiquni M.sc.,Pn.D,Prof.Ahmad.Al-qur’anilmupengetahuan dan


teknologi, (Jakarta: Dana Bakti Prima Persada, 1985)
 Ali,Muhammad Daaud,Prof,S.H.,Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
PT Raja Grafindo Perkasa,1998
 Derajat Zakiah. 1995. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen
Agama R.I
 http://Melyme.agama.blogspot.co.id/2012/07/alam-semesta-menurut-
pandangan-islam.html
 http://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/01/05/bagaimana-al-
quran-menjelaskan-tentang-alam-semesta/amp/

12

Anda mungkin juga menyukai