PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan di dunia ini, mulai dari yang
tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang ber nyawa sampai
yang tidak ber nyawa, dari yang ada di dalam perut bumi sampai di ruang angkasa
yang di penuhi beribu - ribu milyar bintang.
Sejak zaman awal manusia berfikir tentang hakikat dan sejarah terbentuknya alam
semesta. Para ilmuan menyadari bahwa setiap kemajuan baru dalam pemahaman jagat
raya ternyata menempatkan manusia semakin jauh dari pusatnya dan semakin
memperkecil perannya.
Asal usul alam semesta menjadi titik perhatian serius para ilmuan kosmologi. Di
dalam Al – Qur’an banyak sekali ayat yang menyebutkan tentang kejadian alam
semesta dan berbagai proses kealaman lainnya. Manusia memiliki hasrat ingin tahu
dan di pacu oleh akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekitarnya seperti
keingin tahuan tentang rahasia alam semesta.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas yang di berikan dosen mata kuliah pendidikan agama.
2. Mengetahui seperti apa asal – usul alam semesta menurut prespektif islam.
3. Mengetahui hubungan alam semesta dengan manusia berdasar dengan isi
kandungan Al-Qur’an.
4. Memahami eksistensi Allah Swt sebagai pencipta dan pengatur alam semesta.
5. Memahami penjelasan tentang kehancuran alam semesta.
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat di jadikan sebagai sarana pengembangan prestasi karena peulis
menuangkan pemikirannya dalam makalah ini.
2. Dapat di jadikan sebagai tambahan bahan kajian belajar terkait dengan alam
semesta menurut pandangan islam.
3. Mengambil intisari pembelajaran melalui setiap pembahasan dari makalah ini.
2
BAB II
ISI
A. Pembahasan
1. Pengertian alam semesta menurut Perspektif Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “ alam” memiliki arti segala
yang ada di langit dan di bumi. Sedangkan kata “semesta” berarti seluruh ;
segenap ; semuanya ; semua yang ada di alam tidak dapat lepas dari takdirnya
masing – masing.
Alam dalam pandangan filsafat pendidikan islam dapat di jelaskan sebagai
berikut : kata alam berasal dari bahasa arab ‘alam ( ) العمyang seakar dengan
ilmu ( ) العم: Pengetahuan dan ‘alamat ( ) األمات: Pertanda. Ketiga istilah
tersebut mempunyai korelaksi makna alam sebagai ciptaan tuhan merupakan
identitas yang penuh hikmah. Dengan memahami pengetahuan itu, orang akan
mengetahui tanda-tanda atau alamat akan adanya tuhan.
Istilah alam dalam Al – Qur’an datang dalam bentuk jamak (‘alamiina),
disebut sebanyak 73 kali yang termasuk dalam 30 surah. 15 pemahaman kata
‘alamin merupakan bentuk jamak dari keterangan Al – Qur’an yang
mengandung berbagai interpretasi pemikiran bagi manusia.
Alam semesta juga dalam pandangan islam diartikan sebagai diciptakan
pada suatu waktu dan ditiadakan pada saat yang lain. Pandangan Einsten
tentang alam semesta sangat bertentangan dengan konsep Al-Qur’an. Karena
semua akan tiada, tetapi kemudian sekitar 15 Milyar tahun yang lalu tercipta
dari ketiadaan. Sedangkan perbandingan konsep fisika tentang penciptaan
alam dengan ajaran Al-Qur’an dapat dilihat dalam surah Al-Anbiya : 30.
3
2. Proses kejadian alam Semesta menurut Islam
Adapun ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Allah lah yang menciptakan
alam semesta adalah :
1. Qs. As-Sajdah : 4
4
2. Q.S. Al –Kahfi : 51
Artinya :
“ Aku tidak menghadirkan mereka ( iblis dan anak cucunya) untuk
menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri
mereka sendiri; dan tidaklah aku mengambil orang-orang yang
menyesatkan itu sebagai penolong ”.
3. Q.S. Al-Baqarah : 29
Penjelasan :
Maksudnya, dia menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini sebagai
suatu kebaikan dan kasih sayang untukmu agar di ambil manfaatnya,
dinikmati, dan dijadikan pelajaran . Kemudian kata “( “ إيستاواistawa) yang
disebutkan dalam Al – Qur’an hadir dengan 3 arti : terkadang tidak
dijadikan kata kerja muta’addi (yang membutuhkan objek) dengan huruf
berarti kesempurnaan dan kepurnaan.
Terkadang juga bermakna “ ’alaa wa irtafa’a “ (Tinggi dan jauh
diatas) hal ini bila kita kerja dijadikan kerja muta’adi.
5
Dan juga terkadang berarti “ bermaksud ” sebagaimana bila dijadikan
kata kerja muta’addi dengan “ illa ” kepada Allah,yaitu ketika Allah SWT
menciptakan bumi. Dia bermaksud menciptakan langit dan di jadikannya
tujuh langit, maka dia menciptakannya, menyeimbangkannya, dan
mengukuhkannya.
Dari ketiga ayat diatas ini menunjukkan bahwa Allah SWT lah yang
dengan segala kemaha kuasaanya yang telah menciptakan alam semesta,
tanpa ada campur tangan dari siapapun. Ketiga ayat di atas pun sekaligus
menentang pada pernyataan para philosof Materalis yang mengatakan
bahwa “alam semesta ini telah ada sejak dulu tanpa ada perubahan apapun
dan akan tetap menjadi seperti ini sampai akhir nanti “ (Harun Yahya).
B. Analisis
1. Proses Terbentuknya Alam Semesta
6
2. Masa - masa penciptaan alam semesta
Masa I (ayat 27) : penciptaan langit pertama kali
7
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan
big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam
ruang, melainkan proses pengembangan alam semesta. Dengan
menggunakan perhitungan efek Doppler sederhana, dapat
diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar
13.7 miliar tahun.
8
Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi
9
Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan
dan manusia
Jika diurutkan dari masa III hingga masa VI, maka empat masa
tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat
Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, “ Dan dia menciptakan di bumi
itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya
dan dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa.(penjelasan itu sebagai jawaban)
bagi orang-orang yang bertanya”.
Energi pun tidak ada lagi, semua menjadi beku tidak ada lagi angin yang
bertiup. Tidak ada lagi hujan yang turun tidak ada lagi penguapan, semua
berhenti dan mati. Apa yang telah di gambarkan dalam Al-Qur’an tentang
keyakinan adanya hari akhir, dan sebagai umat muslim yang beriman sudah
sepatutnya untuk senantiasa memperbaiki diri untuk persiapan akhirat nanti.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Daftar Pustaka
12