Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MATA KULIAH FIQIH DAN USHUL FIQH

SYARIAH, FIQIH, HUKUM DAN USHUL FIQH


Dosen pengampu : Dr. H.ZAINAL ARIFIN, M.Ag

Di susun oleh :

M. RIDHO RIKI SETIAWAN (200601113)

Universitas Islam Negeri Mataram

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “SYARIAH, FIQIH, HUKUM DAN USHUL FIQH”
Dalam penulian makalah yang kami buat, kami menyadari bahwa didalam
penulisan makalah ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan didalamnya.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat di perlukan yang bersifat mendidik dan
membangaun dalam menambah wawasan sehingga kedepannya kami bisa lebih baik
lagi dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk menambah
pengetahuan bagi kita semua terkhusus mengenai “SYARIAH, FIQIH, HUKUM
DAN USHUL FIQH”
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar...................................................................................................................................

Daftar Isi....................................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................................

B. Rumusan Masalah....................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

1. Pengertian dari syariah, fiqih, hukum dan ushul fiqh...............................................


2. Perbedaan antara Syariah, Fiqh dan Ushul Fiqh.......................................................

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagi umat Islam syari'ah adalah" umat manusia secara tugas menyeluruh" meliputi

moral, teologi, etika pembinaan umat, aspirasi spiritual, ibadah formal dan ritual yang rinci.

Syari'ah mencakup seluruh aspek hukum publik dan perorangan, kesehatan bahkan

kesopanan dan pembinaan badi. merupakan Mengingat syari'ah pedoman dalam

hubungannya dengan Allah, sesama, dan lingkungan hidupnya. Mahmud Syaltut baliwa

syari'at adalah hukum Allah atau peraturan yang diturunkan oleh Allah kepada manusia untuk

dijadikan pedoman dalam hubungannya secara tiga dimensi.

Dengan demikian, syari'ah merupakan hukum integral yang meliputi aspek vertikal

dalam kaitannya dengan Tuhan, dan aspek horizontal yang berkenaan denga sesama dan

lingkungan. H.A.R. Gibb menyatakan bahwa syari'ah adalah hukum Allah yang paling efektif

untuk membentuk tatanan sosial dari segala macam gejolak politik.

Syari'ah yang telah menjadi system doktrin yang independen, akan menimbulkan

perpecahan atau konflik antara pemegang kekuasaan dengan para ulama, jika syari'ah

terabaikan dalam suatu negara. Hal ini karena syari'ah secara teoritik berhak penuh terhadap

hak-hak sipil dan politi. Bagi umat Islam, telah menjadi kepercayaan yang mendalam bahwa

otoritas kedaulatan tertinggi terletak di tangan Allah.

Begitu elen vitalnya hukum umat Islam sebagai manifestasi paling tipikal dan

kongkrit dari Islam sebagai sebuah agama. Suatu hal yang mustahil untuk memahami Islam

tanpa memahami hukumnya. Namun.. patut disadari bahwa Islam yang tertuang dalam al

Qur'an dan hadis sebagai standar hukum bersifat akomodatif terhadap dinamika sosio-

kultural yang ada. Semangat legislasi antara Nabi dan al Qur'an di satu pihak, dan dengan
perkembangan yang ada pemperlihatkan arah yang jelas menuju realisasi progresif dari nilai-

nilai fundamental tersebut. ke dalam semangat legislasi baru, karena legislasi aktual dari al-

Qur'an dan hadis sebagian telah menerima kondisi sosial yang ada sebagai batasan rujukan.

Fenomena umum dikalangan umat Islam memandang fiqh sebagai ekspresi kesatuan

hukum Islam yang universal daripada sebagai ekspresi keragaman partikuler. Figh telah

mewakili hukum dalam bentu cita-cita daripada sebagai respon atau refleksi kenyataan yang

ada secara realis, fiqh juga memilih stabilitas daripada perubahan. Demikian halnya yang

terjadi dilndonesia para ulama fiqh dalam memandang kitab-kitab fiqh klasik telah

diidentikkan dengan hukum Islam dan telah dijadikan rujukan utama pengambilan mereka

dalam keputusan hukum. Padahal kalau disadari bahwa kitab kitab fiqh, lima atau enam abad

yang lalu lebih merupakan ekspresi kultur tertentu ditempat para penyusunnya tinggal.

Dari urain latar belakang di atas maka, dapat dipecahkan menjadi beberapa masalah

yang akan dibahas dalam makalah ini yakni 1) sejauh mana pengertian dari syari'ah, fikih,

hukum, dan ushul fikih? 2) Bagaimana perbedaan antara syan'ah dengan fikih?

B. Rumusan Masalah

1. Sejauh mana pengertian dari syariah, fiqih, hukum dan ushul fiqh?

2. Bagaimana perbedaan antara Syariah, Fiqh dan Ushul Fiqh?


BAB II

PEMBAHASAN

1. . Pengertian dari Syariah, Fiqih, Hukum dan Ushul Fiqh

a. Syariah

Banyak ayat dalam Al Qur'ân yang memuat kata syari'ah dengan berbagai tashrif-nya

(surat al-Syur'a ayat 13 dan 21, surat al-Ma'idah ayat 48, surat al-A'râf ayat 162, dan surat al-

Jatsiyah ayat 18). Kata syari'ah, menurut bahasa, mempunyai banyak arti sesuai dengan

ushlab kalimatnya itu sendiri. Sering kali syari'ah berarti "ketetapan dari Allah bagi hamba-

hamba-Nya". Kadang kadang juga berarti "jalan yang ditempuh oleh manusia atau jalan yang

menuju ke air" atau berarti "jelas".1

Secara bahasa, kata syariah berarti “jalan ke sumber air” dan “tempat orang-orang

minum”. Orang Arab menggunakan istilah ini khususnya dengan pengertian “jalan setapak

menuju sumber air yang tetap dan diberi tanda yang jelas sehingga tampak oleh mata”.

Dengan pengertian bahasa tersebut, syariah berarti suatu jalan yang harus dilalui. Adapun

kata fiqh secara bahasa berarti “mengetahui, memahami sesuatu”. Dalam pengertian ini, fiqh

adalah sinonim kata “paham”.2

b. Fikih

lafal "fiqh" dalam bahasa Arab mempunyai arti faham (al-fahm) Sedangkan dalam

terminologi syar'iy, fiqh ialah mengetahui hukum-hukum syari'at yang diperoleh dengan jalan

ijtihad Seperti mengetahui bahwa niat dalam wudhu merupakan suatu kewajiban dan

berbagai permasalahan lain yang masuk dalam ranah itihadiyah. Fiqh, berbeda dengan hukum

hukum syariat yang diketahui tanpa menggunakan metode ijtihad. Seperti mengetahu bahwa

1
Prof. H. A. Djazuli, "Ilmu Fikih" jakarta: 2013 hal 2
2
repository.lppm.unila.ac.id
shalat lima waktu adalah wajib, perbuatan zina adalah haram, dan berbagai permasalahan lain

yang ditetapkan dengan dalil qath’iy Ilmu seperti ini tidak dinamakan fiqih.3

Bila "paham" dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat lahiriah, maka fiqh berarti

paham yang menyampaikan ilmu zhahir kepada ilmu batin. Karena itulah al-Tirmizi menye

butkan "Fiqh tentang sesuatu" berarti mengetahui batinnya sampai kepada kedalamannya.4

Ilmu fiqih adalah hukum atau peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan

Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesama manusia.5

c. Hukum

Pengertian Hukum Islam merupakan rangkaian dari kata "hukum" dan kata "Islam".

Kedua kata itu secara terpisah merupakan kata yang digunakan dalam bahasa Arab dan

banyak terdapat dalam al-Quran dan juga dalam bahasa Indonesia baku. "Hukum Islam"

sebagai suatu rangkaian kata telah menjadi bahasa Indonesia yang hidup dan terpakai, namun

bukan merupakan kata yang terpakai dalam bahasa Arab dan tidak ditemukan dalam al-

Quran: juga tidak ditemukan dalam literatur yang berbahasa Arab. Karena itu tidak akan

menemukan artinya secara definitif.

Untuk memahami pengertian Hukum Islam atau yang dalam bahasa Melayu disebut

Undang-undang Islam, perlu lebih dahulu diketahui kata "hukum" dalam bahasa Indone sia,

kemudian pengertian hukum itu disandarkan kepada kata "Islam". Ada kesulitan dalam

memberikan definisi kepada kata "hukum", karena setiap definisi akan mengandung titik

lemah. Karena itu untuk memudahkan memahami pengertian "hukum", berikut ini akan

diketengahkan definisi hukum dalam arti sederhana, yaitu: "seperangkat peraturan tentang

tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat: disusun oleh orang yang diberi

3
Abdul Hamid Hakim, "Mubadiul awwaliyah" Jakarta: hal 5
4
Prof. Dr. Amir Syarifuddin, "Garis-garis Besar Fikih" jakarta: 2013 hal 5
5
Muhammad Muslih, M.Ag "fiqih 1" Bogor: 2010 hal 5
wewenang oleh masyarakat itu; berlaku dan mengikat untuk seluruh anggotanya". Definisi

tersebut tentunya masih mengandung kelemahan, namun dapat memberikan pengertian yang

mudah dipahami.

Bila kata "hukum" menurut pengertian di atas dihubung kan kepada kata "Islam" atau

"syara" maka "hukum Islam" akan berarti: "seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah

dan atau Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini

mengikat untuk semua yang beragama Islam".

Kata "seperangkat peraturan" menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hukum

Islam itu adalah peraturan-peraturan yang dirumuskan secara terperinci dan mempunyai

kekuatan yang mengikat. Kata "yang berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Rasul"

menjelaskan bahwa perangkat peraturan itu digali dari dan berdasarkan kepada wahyu Allah

dan sunnah Rasul, atau yang populer dengan sebutan "syari'ah".6

d.Ushul Fiqh

Asal (al-ashlu) secara bahasa adalah sesuatu yang menjadi sandaran Seperti akar yang

menjadi dasar tumbuhnya sebuah pohon dan ushul al-fiqh yang menjadi pondasi fiqh.

Sedangkan cabang (al-far) adalah sesuatu yang dididikan diatas sesuatu yang lain. Seperti

cabang-cabang pohon (batang dan lainnya) yang berdiri diatas akanya dan fiqh yang berdiri

diatas ushul-nya

Menurut istilah anal adalah dalil dan kaidah kulfiyat. Seperti perkataan ulama bahwa

dasar wajibnya shalat adalah al-Kitab (al-Quran). Maksudnya dalil yang mewajibkan shalat

adalah al-Quran Allah berfirman dalam QS al-Baqarah (2) 43

Artinya : dan dirikanlah shalat

6
Prof. Dr. Amir Syarifuddin, "Garis-garis Besar Fikih" jakarta: 2013 hal 5
Pendapat ulama yang menyatakan diperbolehkannya memakan bangkai dalam kondisi

darurat (emergency), adalah bertentangan dengan kaidah kulliyat yang berbunyi, "kullu

mayyitah haram' artinya setiap bangkai haram hukumnya Kaidah ini bersumber dari firman

Allah SWT Yang berbunyi

‫** انما حرم عليكم الميتة‬

Ushul fiqh merupakan dalil fiqh global Seperti kemutlakan amr (penntah) menunjukkan

maknia wajib mutlaknya nahi (larangan) menunjukkan keharaman, mutlaknya perbuatan

Nabi (afal al-Nabi), mutlaknya ijma, dan mutlaknya qiyas yang kesemuanya itu merupakan

hujah.7

2. Perbedaan antara Syariah, Fiqh dan Ushul Fiqh

Perbedaan syari’ah dengan fiqih. Syariah itu berasal dari Al-Qur'an dan As-sunah,

Bersifat fundamental, Hukumnya bersifat Qath'i, Hukum Syariatnya hanya Satu, Langsung

dari Allah yang kini terdapat dalam Al-Qur'an. Sedangkan Fiqih itu karya manusia yang bisa

berubah, bersifat fundamental, hukumnya dapat berubah, banyak ragam, berasal dari Ijtihad

ahli hukum sebagai hasil pemahaman manusia yang dirumuskan oleh Mujtahid.8

Perbedaan syari’ah dengan ushul fiqh. Syariah itu berasal dari Al-Qur'an dan As-

sunah, Bersifat fundamental, Hukumnya bersifat Qath'i, Hukum Syariatnya hanya Satu,

Langsung dari Allah yang kini terdapat dalam Al-Qur'an. Sedangkan Ushul fiqh merupakan

dalil fiqh global Seperti kemutlakan amr (penntah) menunjukkan maknia wajib mutlaknya

nahi (larangan) menunjukkan keharaman, mutlaknya perbuatan Nabi (afal al-Nabi),

mutlaknya ijma, dan mutlaknya qiyas yang kesemuanya itu merupakan hujah.

7
Abdul Hamid Hakim, "Mubadiul awwaliyah" Jakarta: hal 5
8
jurnal.unismuh.ac.id
Perbedaan Fiqih dengan ushul fiqh. Fiqih itu karya manusia yang bisa berubah,

bersifat fundamental, hukumnya dapat berubah, banyak ragam, berasal dari Ijtihad ahli

hukum sebagai hasil pemahaman manusia yang dirumuskan oleh Mujtahid. Sedangkan Ushul

fiqh merupakan dalil fiqh global Seperti kemutlakan amr (penntah) menunjukkan maknia

wajib mutlaknya nahi (larangan) menunjukkan keharaman, mutlaknya perbuatan Nabi (afal

al-Nabi), mutlaknya ijma, dan mutlaknya qiyas yang kesemuanya itu merupakan hujah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Syariah itu berasal dari Al-Qur'an dan As-sunah, Bersifat fundamental, Hukumnya

bersifat Qath'i, Hukum Syariatnya hanya Satu, Langsung dari Allah yang kini terdapat dalam

Al-Qur'an. Fiqih itu karya manusia yang bisa berubah, bersifat fundamental, hukumnya dapat

berubah, banyak ragam, berasal dari Ijtihad ahli hukum sebagai hasil pemahaman manusia

yang dirumuskan oleh Mujtahid. Hukum Islam itu adalah peraturan-peraturan yang

dirumuskan secara terperinci dan mempunyai kekuatan yang mengikat. Kata "yang

berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Rasul" menjelaskan bahwa perangkat peraturan itu

digali dari dan berdasarkan kepada wahyu Allah dan sunnah Rasul, atau yang populer dengan

sebutan "syari'ah". Ushul fiqh merupakan dalil fiqh global Seperti kemutlakan amr (penntah)

menunjukkan maknia wajib mutlaknya nahi (larangan) menunjukkan keharaman, mutlaknya

perbuatan Nabi (afal al-Nabi), mutlaknya ijma, dan mutlaknya qiyas yang kesemuanya itu

merupakan hujah.
DAFTAR PUSTAKA

a. Buku

- Prof. Dr. Syarifuddin Amir , 2013 "Garis-garis Besar Fikih" jakarta.

- Hamid Abdul Hakim, "Mubadiul awwaliyah" Jakarta.

- Muslih Muhammad , M.Ag 2010"fiqih 1" Bogor.

- Prof. H. Djazuli A. , 2013 "Ilmu Fikih" jakarta.

b. Jurnal

- repository.lppm.unila.ac.id
- jurnal.unismuh.ac.id

Anda mungkin juga menyukai