Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KERJA KELOMPOK FIQIH KELOMPOK 1

KELAS XII IPS 3

NAMA KELOMPOK :

1. ANANDA RAFIF H.
2. FADEL MAULID S.
3. MUHAMMAD RHAFA A.
4. AHMAD FAUZAN A.
5. M. IQBAL U.
A. MAKNA USHUL FIQIH

Pertumbuhanushulfiqihadalahbagiandariperkembanganhukum Islam sejak zaman Baginda Nabi SAW.


sampai pada zaman tersusunnyaushulfiqihsebagai salah satubidangilmu pada abad ke-2 Hijriah. Pada
zaman Nabi SAW., sumberhukum Islam hanyaadadua, yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

1. PENGERTIAN USHUL FIQIH

Ushulfiqihadalahcara yang dapatdigunakanuntukmemahaminash Al-Qur’an dan Sunnah agar


dapatmendapatkanhukum-hukumsyarak. Dalam arti lain, ushulfiqihmerupakanmetodologiatauteori
yang tidakhanyadigunakanuntukmemahamihukum-hukumsyaraksaja, melainkan juga
dapatberfungsiuntukmenetapkan dan menghasilkanhukum-hukumsyarak yang bersifatfuru’iyah.

2. HUBUNGAN USHUL FIQIH DENGAN FIQIH

Fiqh adalah proses pembelajaran untukmengetahuihukum-hukum


(syariat) Islam, ushulfiqh dapatdiartikansebagaikaidah-kaidah yang
dibutuhkanuntukmengeluarkanhukum dan perbuatan-perbuatanmanusia yang dikehendaki
oleh fiqh. Hubunganantarafiqh dan shul Fiqh sangat erat, hinggatidakdapatdipisahkan.
Keduanyasalingmelengkapi, dalamsatutujuanuntukmenerapkanhukum Islam terhadap
orang-orang mukallaf.

Ilmu fiqh merupakan produk dari ushulfiqh. Ilmu Fiqh


berkembangkarenaberkembangnyailmu ushulfiqh. Ilmu fiqhakanbertambahmajumanakalail
muushulfiqhmengalamikemajuankarenaIlmu ushulfiqh semacamalat yang
menjelaskanmetode dan sistem penentuanhukumberdasarkandalil-
dalilnaqlimaupunaqli. Ilmu ushulfiqh adalah ilmu alat-alat yang menyediakanbermacam-
macamketentuan dan kaidahsehinggadiperolehketetapanhukumsyariat yang
harusdiamalkanmanusia.

Ushulfiqh lahirlebihduludarifiqhkarenafiqhdiciptakandari ushulfiqh. Peran ushulfiqh untukme


nciptakanhukum dan dalil-dalil yang terinci dan kuat.
Kedudukan ushulfiqh sebagaidasardarifiqh Islam, artinya ushulfiqh merupakansumber-
sumber/ dalil-dalil dan bagaimanacaramenunjukkandaliltersebutkepadahukumsyariatsecara
garis besar. Tanpapembahasanmengenai ushulfiqh, maka Fiqh
tidakdapatdiciptakankarenadasar ushulfiqh harusdipahamilebihdahulu.

Al Qur’an, haditsrasul dan ijtihad adalahbahan yang diselidiki oleh ilmu ushulfiqh,
hasilpenyelidikannyaberupafiqh. Ilmu khususuntukmengolahsumberhukum dan
mencabutsertamelahirkan garis hukumdaripadanya yang disebutilmu ushulfiqh.

3. SEJARAH PERKEMBANGAN USHUL FIQIH


Sejarah perkembanganushulfiqihpernahmengalami proses yang cukuppanjang,
sejarahperkembanganushulfiqihterbagi 2 periode :

1. Periode ushulfiqih sebelumdibukukanmeliputi masa sahabat, masa tabi’in, dan mujtahid


sebelum imam Syafi’I, Sumberhukum pada masa sahabatmeliputi al-Qur’an dan Haditstetapi
di tambahdengan ijtihad sahabat. Kemudian masa tabi’in, tabi’ al-tabi’inserta imam-imam
mujtahid (abad ke-2 dan ke-3 H). Pada masa ini,
istinbatsudahmengalamiperluasandikarenakanbanyaknyakejadian yang
munculakibatbertambahmeluasnya wilayah kekuasaan Islam, sumberhukum yang
digunakanmeliputi al-Qur’an, sunah Rasulullah, fatwa sahabat, ijma’, qiyas, dan
maslahahmursalah, masa sebelum imam Syafi’I di kenalduatokohutamayaitu: pertama Imam
Abu Hanifah al-Nu’man (w. 150 H), dasaristinbatnyasecaraberurutanmenggunakan al-Qur’an
sunah, fatwa sahabat dan pendapat yang disepakati oleh para sahabat. Kedua, Imam Malik
bin Anas, selain Al-Qur’an dan Haditsiamenggunakanpraktikahli Madinah. Imam Malik
sepertihalnya Imam Abu Hanifah tidakmeninggalkankaryanyadalambidang ushulfiqih.

2. Periode pembukuan ushulfiqih. Ilmu ushulfiqih tumbuh pada abadkeduahijrah yang


dilatarbelakangi oleh perdebatansengitantaraahlulhadis dan ahlu al-ra’yi.
Penghujungabadkedua dan awalabadketigahijrahmuncul Muhammad bin Idris al-Syafi’I (150
H – 204 H), yang membukukanilmu ushulfiqih dengankaryanya yang bernama al-Risalah.
Masa pembukuaniniberbarengandengan masa keemasan Islam yang dimulaidari masa
Harun al-Rasyid(145 H – 193 H ), Menurut Abdul Wahab Khallaf,
beliaumenyimpulkanbahwailmu ushulfiqih berkembangmenjadibesarsetelahmencapaiperjal
anan 200 tahun.

4. SUMBER HUKUM USHUL FIQIH

Mekanismepengambilanhukumdalam Islam harusberdasarkan sumber-sumberhukum yang


telahdipaparkan ulama. Sumber-sumberhukumislamterbagimenjadi 2: sumber primer dan
sumbersekunder. Alquran dan sunnah merupakansumber primer. Hukum-hukum yang
diambillangsungdari Alquran dan Sunnah sudahtidakbertambah dan disebutsebagai syariah.

Adapun sumberhukumsekunderyaitu ijmak, qiyas, dan sumberhukum lain. Hukum-hukum yang


diambildarisumbersekunderdisebutfikih. Ijmak dan qiyas merupakansumberhukum yang
disepakati oleh empatmazhabfikih: Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Sumberhukum lain
sepertikebiasaanmasyarakat, perkataan sahabat, dan istihsandiperselisihkankevalidannya di
antaramazhab-mazhab yang ada.
5. RUANG LINGKUP KAJIAN USHUL FIQIH
Menurut Al-Ghazali dalam kitab al-Mustashfa (tanpatahun, 1 : 8)
ruanglingkupkajianUshulfiqhada 4, yaitu:

a. Hukum-hukumsyara’, karenahukumsyara’ adalahTsamarah (buah /hasil) yang dicari


oleh ushulfiqh.

b. Dalil-dalilhukumsyara’, seperti al-kitab, sunnah dan ijma’,


karenasemuanyainiadalahmutsmir (pohon).

c. Sisi penunjukkandalil-dalil (wujuhdalalah al-adillah), karenainiadalahthariq al-


istitsmar (jalan / proses pembuahan). Penunjukkandalil-dalilini ada4,
yaitudalalahbilmanthuq (tersurat), dalalahbilmafhum (tersirat), dalalahbildharurat
(kemadharatan), dan dalalahbilma’na al-ma’qul (maknarasional).

d. Mustatsmir (yang membuahkan) yaitu mujtahid yang


menetapkanhukumberdasarkandugaankuatnya (zhan). Lawan mujtahid adalah muqallid
yang wajibmengikuti mujtahid, sehinggaharusmenyebutkansyarat-syaratmuqallid dan
mujtahid sertasifat-sifatkeduanya.

B. CARA PENYUSUNAN, OBJEK PEMBAHASAN, DAN TUJUAN ILMU USHUL FIQIH

1. CARA PENYUSUNAN USHUL FIQIH

Dalam sejarahpenulisanbuku-bukuushuldikenaladatigabuahmetode dan gayapenulisan para


ulama, yaitu:

 Metode ahliilmu kalam (Syafi’iyyah)


 Metode ahlifiqh (Hanafiyyah)
 Metode gabungan.

Metode Syafi’iyyah

Kitab Ar-Risalahkarya Imam Syafi’iadalah kitab pertama yang


menggunakanmetodeinidalampenulisannya. Di antaraciri-cirimetodeiniadalah:

Pertama: Metode inimemusatkandiri pada kajianteoritismurniuntukmenghasilkankaidah-


kaidahushul yang kuat, walaupunkaidahitumungkintidakmendukungmazhabfiqhpenulisnya.
Kedua: Dalam mengkaji dan menelurkankaidahushul, metodeini sangat
mengandalkankajianbahasa Arab yang mendalam, menggunakandalalah (indikator) yang
ditunjukkan oleh lafazh kata ataukalimat, logikaakal, dan pembuktiandalil-dalilnya.

Ketiga: Metode inibenar-benarterlepasdaripembahasancabang-cabangfiqh dan fanatismemazhab,


jikamasalahfiqhdisebutkaniahanyasebagaicontohpenerapansaja. Metode ini juga
menggunakangayaperdebatanilmiahdenganungkapan:

‫فإنقلتم… قلنا‬

“Jika Anda mengatakan…, makajawaban kami adalah…”

Oleh karenaitu para penulisUshul Fiqh yang menggunakanmetodeiniadalahmereka yang


berasaldarimazhab yang berbeda: Syafi’iyyah, Malikiyyah, Hanabilah, Mu’tazilah, Asy’ariyyah,
dan lain-lain.

Kitab-kitab yang menggunakan Metode Syafi’iyyah

1. Ar-Risalahkarya Imam Syafi’i (150-204 H).


2. At-Taqhribkarya Al-Qadhi Abu Bakr Al-Baqillani Al-Maliki (wafatth 403 H).
3. Al-Mu’tamadkarya Abul-Husain Muhammad bin Ali Al-Bashri Al-mu’taziliyAsy-syafi’i
(wafatth 436 H).
4. Al-Burhan karya Abul-Ma’ali Abdul Malik bin Abdullah Al-JuwainiAsy-Syafi’i/Imamul-
haramain (410-478 H).
5. Al-Mustashfakarya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Asy-Syafi’i
(wafat 505 H).
6. Al-‘Uddah Fi Ushul Al-Fiqh karya Al-Qadhi Abu Ya’la Muhammad bin Al-Husain bin
Muhammad Al-Hambali (380-458 H).
7. At-Tamhid Fi Ushul Al-Fiqh karyaMahfuzh bin Ahmad bin Husain Abul Khattab Al-
Kalwadzani Al-Hambali – murid Abu Ya’la (432-510 H).
8. Raudhatun-Nazhir WaJunnatul-MunazhirkaryaMuwaffaquddin Abdullah bin Ahmad bin
Muhammad bin Qudamah Al-Maqdisi Al-Hambali (541-620 H).
9. Al-Mahshulkarya Fakhruddin Muhammad bin Umar Ar-RazyAsy-Syafi’i (wafat 606 H).
10. Al-Ihkam fi Ushulil-Ahkam karya Saifuddin Ali bin Abi Ali Al-Amidi Asy-Syafi’i
(wafat 631 H).

Metode Hanafiyah

Metode inimemilikikaraktersebagaiberikut:

Pertama: Keterkaitanerat antara Ushul Fiqh dengan masalah cabang-cabang Fiqh


dimanaiadijadikandalil dan sumberutamakaidah-kaidahushul yang merekabuat.
Apabilaadakaidahushul yang bertentangandengan ijtihad fiqh para imam dan ulama mazhab
Hanafi, merekamenggantinyadengankaidah yang sesuai.
Kedua: Tujuan utamadarimetodeiniadalahmengumpulkanhukum-hukum Fiqh hasil ijtihad para
ulama mazhab Hanafi dalamkaidah-kaidahushul.

Ketiga: Metode initerlepasdarikajianteoritis dan lebihbersifatpraktis.

Metode inimunculkarena para imam mazhab Hanafi tidakmeninggalkankaidahushul yang


terkumpul dan tertulisbagi murid-murid merekaseperti yang ditinggalkan Imam Syafi’iuntuk
murid-muridnya. Dalam buku para imam mazhab Hanafi, merekahanyamenemukanmasalah-
masalah Fiqh dan beberapakaidah yang tersebar di sela-sela pembahasan Fiqh tersebut.
Akhirnyamerekamengumpulkanmasalah-masalah Fiqh yang sejenis dan
mengkajinyauntukditelurkandarinyakaidah-kaidahushul.

Kitab yang ditulisdenganmetodeHanafiyah

1. Al-Ushulkarya Ubaidullah bin Al-Husain bin Dallal Al-Karkhi Al-Hanafi (260-340 H).
2. Al-Ushulkarya Ahmad bin Ali Al-Jash-shash Al-Hanafi (wafatth 370 H).
3. Al-Ushulkarya Muhammad bin Ahmad bin Abi Sahl Abu Bakr As-Sarakhsi Al-Hanafi
(wafatth 490 H).
4. Kanz Al-Wushul Ila ma’rifat Al-Ushulkarya Ali bin Muhammad bin Al-Husain Al-
Bazdawi Al-Hanafi (wafatth. 482 H).
5. Ta’sis An-Nazharkarya Ubaidullah bin Umar bin Isa Abu Zaid Ad-Dabbusi Al-Hanafi
(wafatth 430 H).
6. Al-Manar karyaHafizhuddin Abdullah bin Ahmad An-Nasafi Al-Hanafi (wafatth 701 H).
7. At-Tamhid Fi Takhrij Al-Furu’ ‘alal-Ushulkarya Jamaluddin Abdur Rahim bin Al-Hasan
bin ‘Ali Al-IsnawiAsy-Syafi’i (704-772 H).

Metode Gabungan

Metode inimunculpertama kali pada permulaanabad ke-7 Hijriyahmelaluiseorang alim


Irakbernama Ahmad bin Ali bin Taghlib yang dikenaldenganMuzhaffaruddinIbnusSa’ati
(wafatth 694 H) denganbukunyaBadi’un-Nizham Al-Jami’ bainaUshul Al-Bazdawi Wal-Ihkam.

Di antarakeistimewaanterpentingdarimetodeiniadalahpenggabunganantarakekuatanteori dan
praktekyaitudenganmengokohkankaidah-
kaidahushuldenganargumentasiilmiahdisertaiaplikasikaidahushultersebutdalamkasus-kasusfiqh.

Buku-bukupenting yang ditulisdenganmetodegabungan

1. Badi’un-Nizham Al-Jami’ bainaUshul Al-Bazdawi Wal-Ihkam karyaIbnus-Sa’ati.


2. Tanqih Al-Ushulkarya Taj Asy-Syari’ah Ubaidullah bin Mas’ud Al-Bukhari (wafatth 747
H), bukuiniadalahringkasandariUshulBazdawi, Al-MahshulkaryaAr-Razi, dan
MukhtasharIbnul-Hajib. At-Tahrir Fi Ushul Al-Fiqh karya Kamaluddin Muhammad bin
Abdul Wahid yang dikenaldengannamaIbnul-Hammam Al-Hanafi (790-861 H).
BukuinilebihdekatkemetodeSyafi’iyyah,
meskipunpenulisnyamenyebutkandalammuqaddimahbahwaiamenulisnyadenganmetodega
bungan.
3. Jam’ul-Jawami’ karya Tajuddin Abdul Wahab bin Ali As-SubkiAsy-Syafi’i (wafatth 771
H).
4. Al-Qawa’idwal-Fawaid Al-Ushuliyyahkarya Ali bin Muhammad bin Abbas al-Hambali
yang terkenaldengansebutanIbnul-Lahham (752-803 H).
5. Musallam Ats-TsubutkaryaMuhibbuddin bin Abdus-Syakur Al-Hanafi (wafatth 1119 H).
6. Irsyad Al-Fuhul Ila Tahqiq ‘Ilm Al-Ushulkarya Muhammad bin Ali bin Abdullah Asy-
SyaukaniAsy-Syafi’i (wafatth 1250 H).

2. OBJEK PEMBAHASAN USHUL FIQIH

Menurut Abdullah bin Umar al-Baidlawiadatigamasalahpokok yang

akandibahasdalamushulfikh, yaitutentangsumber dan dalilhukum, tentangmetodeistinbath,

dan tentang ijtihad. Menurut Abdullah bin Umar al-Baidlawikajiantentanghukum (al-hukm)

diletakkan pada bagianpendahuluan. Sedangkan Imam Abu Hamid Al-Ghazali (450-505 H),

ahliushulfiqhdarikalangansyafi’iyahmeletakkanpembahasantentanghukumbukan pada

pendahuluan, melainkan pada bagianpertamamasalah-masalahpokok yang

akandibahasdalamushulfiqh. Berpegangkepadapendapat Al-Ghazali tersebut,

makaobjekbahasanushulfiqhterbagimenjadi 4 bagian, yaitu:

1. Pembahasantentanghukumsyara’ dan yang berhubungandengannya, seperti hakim,

mahkumfih, dan mahkum ‘alaih.

2. Pembahasantentangsumber-sumber dan dalil-dalilhukum

3. Pembahasantentangcaramengistinbathkanhukumdarisumber-sumber dan dalil-dalilitu

4. Pembahasantentang ijtihad

3. TUJUAN USHUL FIQIH

Diantara tujuan mempelajariIlmu UshulFiqh yaitusebagaiberikut: Agar

dapatmemahamihukumsyari'ah yang menjadidasar kebaikan agama, dan sebabsuksesnya


dunia dan akhirat. Agar dapatmemecahkanpersoalanfuru'iyyah yang tidaktercatatdalam al-

qur'andenganmengikutiqaidahdari ulama-ulama yang berijtihad.

Anda mungkin juga menyukai