SOAL
JAWABAN
1. Asas asas ilmu fiqh
a.pengertian
hukum islam atau syariat islam adalah sistem kaidah kaidah yang pada wahyu allah swt
dan sunnah rasul mengenai tingkah laku terhadap (orang yang sudah dapat disebari
kewajiban) yang diakui dan diyakini yang mengikat bagi semua pemeluknya
b.tujuan
tujuan hukum islam sebagai kebahagiaan hidup manusia didunia dan diakhirat kelak
c.ruang lingkup fiqh
ruang lingkup hukum islam adalah objek kajian hukum islam atau bidang bidang hukum
yang menjadi bagian dari hukum islam.hukum islam meliputi
1.syari’ah
Komponen ajaran isam yang mengatur tentang kehidupan seorang muslim baik dalam
bidang ibadah (hablumminannas) yang merupakan aktualisasi dan akidah yang menjadi
keyakinannya
2.fikih
Hukum islam sangat bebeda dengan hukum barat yang membagi hukum menjadi hukum
privat dan hukum publik. Hukum islam tidak membdekan hukum privat dan hukum publik.
Aliran Syafi’iyah atau sering dikenal dengan Aliran Mutakallimin (Ahli Kalam). Aliran
ini disebut syafi’iyah karena imam syafi’I adalah tokoh pertama yang menyusun ushul fiqih
dengan menggunakan system ini. Dan aliran ini disebut aliran mutakallimin karena dalam
metode pembahasannya didasarkan pada nazari,falsafah dan mantiq serta tidak terikat pada
mazhab tertentu dan mereka yang banyak memakai metode ini berasal dari ulama’
mutakallimin (ahli kalam).
Dalam menyusun ushul fiqih, aliran ini menetapkan kaidah-kaidah dengan didukung oleh
alasan yang kuat, baik berasal dari dari dalil naqli(al-qur’an dan sunnah) maupun dalil akli
(akal pikiran). Penyusunan kaidah-kaidah ini tidak terikat kepada penyesuaian
dengan furu’. Adakalanya kaidah-kaidah yang disusun dalam ushul fiqih mereka menguatkan
furu’ yang terdapat dalam mazhab mereka dan adakalanya melemahkan furu’ mazhab
mereka.
Aliran ini membangun ushul fiqih secara teoritis murni tanpa dipengaruhi oleh masalah-
masalah cabang keagamaan. Begitu pula dalam menetapkan kaidah, aliran ini menggunakan
alasan yang kuat, baik dalil aqli maupun naqli. Sebaghai akibat dari perhatian yang terlalu
difokuskan pada masalah teoritis, aliran ini sering tidak bisa menyentuh permasalahan
praktis. Aspek bahasa dalam aliran ini sangat dominant, seperti penentuan
tentang tahsin (menganggap sesuatu itu baik dan dapat dicapai akal atau tidak).
Dan taqbih (menganggap sesuatu itu buruk dan dapat dicapai akal atau tidak). Permasalahan
tersebut biasanya berkaitan dengan pembahasan tentang hakim (pembuat hukum syara’) yang
berkaitan pula dengan masalah aqidah.selain itu, aliran ini seringkali terjebak terhadap
masalah yang tidak mungkin terjadi dan terhadap kema’shuman Rasulullah SAW.
c. Aliran Muta’akhirin
Aliran yang menggabungkan kedua system yng dipakai dalam menyusun ushul fiqih oleh aliran
Syafi’iyah dan aliran Hanafiyyah. Ulama’-ulama’ muta’akhirin melakukan tahqiq terahadap kaidah-
kaidah ushuliyah yang dirumuskan kedua alirn tersebut. Lalu mereka meletakkan dalil-dalil dan
argumentasi untuk pendukungnya serta menerapkan pada furu’ fiqhiyyah.
Para ulama’ yang menggunakan aliran muta’akhirin ini berasal dari kalangan Syafi’iayah dan
Hanafiyah. Aliran ini muncul setelah aliran Syafi’iyah dan Hanafiyah sehingga disebut sebagai aliran
muta’akhirin Dan perkembangan terakhir penyesuaian kitab ushul fiqih, tampak lebih banyak
mengikuti cara yang ditempuh aliran muta’akhirin.
4. Hakikatnya mahzab adalah fatwa atau pendapat seseorang imam mujtajid tentang suatu
peristiwa yang di ambil dari alqur’an dan hadist. Dan dari dua pengertian tersebut daoat
disimpulkan bahwa hakikat mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh
mustajid dalam memecahkan masalah atau mengistibatkan hukum islam.
Dan peran madzhab dalam hukum islam adalah melalui madzhab kita umat muslim dapat
memahami hukum hukum yang berlaku dalam agama islam yang mencakup berbagai hal .
5. Sumber ajaran islam
Sumber hukum merupakan segala sesuatu yang berupa tulisan dokumen,naskah,dan
sebagainya yang digunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa
tertentu. Dalam ajaran islam terdapat pedoman atau rujukan sumber bagi umat.
- Al qur’an
Dalam buku ushul fiqh, (2018) karya rusdaya basri kedudukan alqur’an dlam islam
adalah sebagai sumber umat islam dari segala sumber hukum yang ada di bumi
Al qur’an adalah sumber hukum pertama umat islam yang berisi tentang
akidah,ibadah,peringatan,kisah kisah yang dijadikan acuan dan pedoman hidup bagi
umat nabi muhammad SAW
- Sunnah
Sunnah (hadist) merupakan sumber ajaran islam kedua setelah al qur’an. Sunnah juga
menempati posisi yang sangat penting dan srategis dalam kajian kajian keislaman
kebesaran dan kedudukannya tidak diragukan lagi.
- Ijtijad
Menurut bahasa ijtijad artinya bersungguh sungguh dalam mencurahkan pikiran
.sedangkan menurut istilah ijtijad adalah mencurahkan segenap tenaga dan pikiran
secara sungguh untuk menetapkan suatu hukum. Ijtijad dapat dilakukan ketika suatu
masalah yang hukumnya tidak ada didalam al qur’an dan hadist, sehingga bisa
menggunakan ijtijad dengan menggunakan akal pikiran. Namun tetap menyatu
berdasarkan al qur’an dan hadist
3. Istihsan
Istihsan merupakan berpindahnya mujtahid dari satu ketentuan hukum ke hukum lainnya
karena terdapat dalil yang menuntutnya. Contohnya adalah wasiat. Meski secara qiyas tidak
diperbolehan, namun karena terdapat dalam alquran , maka wasiat diperbolehkan.
4. Maslahah Mursalah
Maslahah mursalah merupakan hukum yang didasarkan pada kemaslahatan yang lebih besar
dibandingkan mengesampingkan kemudaratan karena tidak ada dalil yang menganjurkan
maupun melarangnya. Contohnya adalah membuat akta nikah, akta kelahiran, dan
sebagainya.
5. Istishab
Istishad merupakan metode yang dilakukan dengan menetapkan hukum yang sudah ada
sebelumnya sampai ada dalil yang merubahnya. Contohnya adalah setiap makanan boleh
dikonsumsi hingga ada dalil yang mengharamkannya.
6. ‘Urf
‘Urf merupakan suatu perkataan yang sudah dikenal oleh masyarakat dan dilakukan turun
menurun. Contohnya adalah halal bi halal yang dilakukan saat hari raya.
7. Saddzui Dzariah
Sadzzui dzariah merupakan sesuatu yang secara lahiriah boleh, tetapi bisa mengarah ke
kemaksiatan. Contohnya bermain kuis yang mengarah ke perjudian.
8. Qaul Al-Shahabi
Qaul al-shahabi merupakan pendapat sahabat yang berkaitan dengan perkara yang
dirumuskan setelah Rasulullah SAW wafat. Contohnya adalah pendapat Ibnu Abbas yang
menyatakan bahwa kesaksian anak kecil tidak diterima.
Salat atau Sholat ( adalah salah satu jenis ibadah di dalam agama Islam yang dilakukan oleh
Muslim. Kegiatan salat meliputi perkataan dan perbuatan yang diawali dengan gerakan takbir
dan diakhiri dengan gerakan salam. Kedudukan salat di dalam Islam ialah sebagai rukun
Islam yang kedua. Salat merupakan suatu ibadah yang istimewa di dalam Islam karena
perintah pelaksanaannya diterima oleh Nabi Muhammad dari Allah secara langsung. Salat
dijadikan sebagai penanda utama dalam status keimanan seorang muslim. Mengerjakan salat
merupakan tanda awal keislaman sedangkan meninggalkan salat merupakan tanda awal
kekafiran
Menurut syariat Islam praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad sebagai figur pengejawantahan perintah Allah. Dalil
mengenai kewajiban pelaksanaan salat terdapat di dalam Al-Qur'an hadis maupun ijmak para
ulama. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan salat ada sembilan, yaitu Islam,
berakal, mumayyiz, bersuci, menutup aurat, bersih dari najis, mengetahui waktu pelaksanaan
salat, menghadap ke kiblat dan memiliki niat. Selain itu terdapat rukun salat yang jumlahnya
sebanyak empat belas macam gerakan dan ucapan, serta delapan hal yang membatalkan salat.
Salat secara umum terbagi menjadi dua jenis yaitu salat fardu dan salat sunah. Salat fardu
terbagi menjadi 5 waktu tertentu yang dikerjakan setiap hari dan bersifat wajib. Sementara
itu, salat sunah bersifat dianjurkan untuk dikerjakan pada waktu tertentu, khususnya pada hari
raya Islam.
Hakikat
Salat termasuk dalam ibadah yang tujuan pelaksanaannya hanya untuk menghambakan diri
kepada Allah. Dalam pelaksanaan salat timbul suatu hubungan antara manusia sebagai
makhluk ciptaan Allah, dan Allah sebagai pencipta makhluk yaitu manusia. Hubungan ini
disebutkan di dalam Al-Qur'an pada Surah Az-Zariyat ayat 56, Surah Yasin ayat 22, dan
Surah Al-'An'am ayat 162. Pada Surah Az-Zariyat ayat 56 disebutkan bahwa manusia dan jin
diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Surah Yasin ayat 22 merupakan perenungan
bahwa manusia akan kembali kepada Tuhannya sehingga tidak ada alasan untuk tidak
beribadah kepadaNya. Sementara itu, Surah Al-'An'am ayat 162 menjelaskan bahwa salat
seorang muslim hanya dipersembahkan kepada Allah yang merupakan tuhan bagi seluruh
alam.
Nabi Muhammad juga memberikan analogi mengenai pentingnya salat bagi agama Islam dan
umat muslim. Salat diumpamakan sebagai tiang yang menopang bangunan. Dalam analogi
ini, bangunannya adalah Islam yang dibangun atas dasar jihad. Salat dijadikan sebagai
pengokoh dasar keislaman dan penopang jalan mencapai jihad kepada Allah.
Menurut istilah syara’ berarti menahan diri dari sesuatu perkara yang membatalkan puasa,
mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat tertentu.
Maksud Firman Allah Ta’ala: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (Al
Baqarah: 183)
Hikmah Puasa
Antara lain, menahan hawa nafsu, mengurangi syahwat, memberikan pelajaran bagi orang
kaya untuk merasakan lapar sehingga menumbuhkan rasa kasih sayang kepada fakir miskin
dan menjaga dari maksiat.
1. Islam
2. Berakal
3. Bersih dari haid/ nifas
4. Mengetahui waktu diperbolehkan untuk berpuasa
Tidak Sah puasa bagi orang kafir, orang gila walau pun sebentar, perempuan haid atau nifas
dan puasa pada waktu yang diharamkan berpuasa, seperti hari raya atau hari tasyriq. Adapun
perempuan yang terputus haid atau nifasnya sebelum fajar, maka puasanya tetap Sah dengan
syarat telah niat, sekali pun belum mandi sampai pagi.
Rukun-rukun Puasa:
1. Niat: (untuk puasa wajib maupun sunnah), mulai terbenamnya matahari hingga
sebelum terbitnya fajar.
Niat hendaknya dilakukan setiap malam hari selama bulan Ramadhan. Niat (rukun) dilakukan
di dalam hati, tanpa niat (dalam hati) puasanya tidak Sah. Adapun mengucapkan/ talaffud
adalah sunnah.
2. Menghindari perkara yang membatalkan puasa, kecuali jika lupa atau dipaksa
atau karena kebodohan yang ditolerir oleh syari’at (jahil ma’dzur).
1. Masuknya sesuatu ke dalam rongga terbuka yang tembus ke dalam tubuh seperti
mulut, hidung, telinga dan dua lubang qubul-dubur dengan disengaja, mengetahui
keharamannya dan atas kehendak sendiri. Namun jika dalam keadaan lupa, tidak
mengetahui keharamannya karena bodoh yang ditolerir atau karena dipaksa, maka
puasanya tetap Sah.
2. Murtad, yakni keluar dari Islam, baik dengan niat dalam hati, perkataan, perbuatan,
walau pun perbuatan murtad tersebut sekejap saja.
3. Haid, nifas dan melahirkan sekali pun sebentar.
4. Gila meski pun sebentar.
5. Pingsan dan mabuk (tidak disengaja) sehari penuh. Jika masih ada kesadaran sekali
pun sebentar, puasanya tetap Sah.
6. Bersetubuh dengan sengaja dan mengetahui keharamannya.
7. Mengeluarkan mani, baik dengan tangan, atau tangan istrinya, atau dengan berhayal,
atau dengan melihat (jika dengan berhayal dan melihat itu dia tahu kalau akan
mengeluarkan mani), atau dengan tidur berdampingan (bersenang-senang) bersama
istrinya. Jika mani keluar dengan salah satu sebab di atas, maka puasanya batal.
8. Muntah dengan sengaja.
Berbagai konsekuensi bagi orang yang tidak berpuasa atau membatalkan puasa
Ramadhan:
• Jika membatalkan puasa demi orang lain. Seperti perempuan mengandung dan
menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada kesehatan anaknya saja.
• Mengakhirkan qodho’ puasanya hingga datang Ramadhan lagi tanpa ada uzur.
• Berlaku bagi orang yang kehilangan akal/ gila yang permanen atau tidak mengalami
kesembuhan.
12. Haji
Secara bahasa, pengertian haji adalah menyengaja atau bermaksud melakukan sesuatu.
Kemudian mengutip dari NU Online, secara istilah, haji adalah menyengaja berkunjung ke
Baitullah/ke ka'bah atau ke tanah suci Mekkah untuk melakukan ibadah pada waktu dan cara
tertentu serta dilakukan dengan tertib. adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah, kota suci
umat Islam, dan kewajiban wajib bagi umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali
seumur hidup mereka oleh semua orang Muslim dewasa yang secara fisik dan finansial
mampu melakukan perjalanan, dan dapat mendukung keluarga mereka selama ketidakhadiran
mereka.[2][3][4] Ini adalah satu dari lima Rukun Islam, di samping Syahadat, Salat, Zakat, dan
Sawm. Haji adalah pertemuan tahunan terbesar orang-orang di dunia.[5][6] Keadaan yang
secara fisik dan finansial mampu melakukan ibadah haji disebut istita'ah, dan seorang
Muslim yang memenuhi syarat ini disebut mustati. Haji adalah demonstrasi solidaritas orang-
orang Muslim, dan ketundukan mereka kepada Tuhan (Allah).[7][8] Kata Haji berarti "berniat
melakukan perjalanan", yang berkonotasi baik tindakan luar dari perjalanan dan tindakan ke
dalam niat.[9]
Ziarah terjadi dari tanggal 8 sampai 12 (atau dalam beberapa kasus ke 13[10]) dari Zulhijjah,
bulan terakhir kalender Islam. Karena kalender Islam adalah bulan dan tahun Islam kira-kira
sebelas hari lebih pendek daripada kalender Gregorian, tanggal haji Gregorian berubah dari
tahun ke tahun. Hram adalah nama yang diberikan pada keadaan spiritual khusus di mana
peziarah mengenakan dua lembar putih kain halus. Dan menjauhkan diri dari tindakan
tertentu.[7][11][12]
Haji dikaitkan dengan kehidupan nabi Islam Muhammad dari abad ke-7, namun ritual ziarah
ke Mekkah dianggap oleh umat Islam untuk meregangkan ribuan tahun sampai Ibrahim.
Selama haji, peziarah bergabung dalam prosesi ratusan ribu orang, yang secara bersamaan
berkumpul di Mekkah selama minggu haji, dan melakukan serangkaian ritual: setiap orang
berjalan berlawanan arah jarum jam tujuh kali di sekitar Ka'bah (berbentuk kubus Bangunan
dan arah doa untuk kaum Muslim), berjalan bolak-balik antara bukit-bukit Al-Safa dan Al-
Marwah, minuman dari Sumur Zamzam, sampai ke dataran Gunung Arafah untuk berjaga-
jaga, menghabiskan satu malam di Dataran Muzdalifah, dan melakukan rajam simbolis iblis
dengan melemparkan batu ke tiga pilar. Para peziarah kemudian mencukur kepala mereka,
melakukan ritual pengorbanan hewan, dan merayakan festival global tiga hari Idul
Adha.[13][14][15][16]
Jamaah haji juga bisa pergi ke Mekkah untuk melakukan ritual di lain waktu sepanjang tahun.
Ini kadang disebut "ziarah yang lebih rendah", atau Umrah.[17] Namun, biarpun mereka
memilih untuk melakukan umrah, mereka masih diwajibkan untuk melakukan ibadah haji di
lain waktu dalam hidup mereka jika mereka memiliki sarana untuk melakukannya, karena
Umrah bukan pengganti haji