Anda di halaman 1dari 2

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD


(STAI DDI) JENEPONTO

Mata Pelajaran : Ushul Fiqih


Semester : II ( Dua)
Nama Dosen : Nur Akida, S.Sos.I. MA

SOAL
1. Jelaskan arti ushul dan fiqih, baik secara etimologi maupun secara terminologi.!
2. Bagaimana persamaan dan perbedaan objek kajian antara Ushul fiqih dengan fiqih.!
3. Jelaskan secara singkat awal dan permulaan adanya ilmu Ushul Fiqih..!
4. Jelaskan pengertian ijtihad, baik secara etimologi maupun secara terminologi..!
5. Bolehkah setiap orang melakukan ijtihad, apa sajakah syarat-syarat ijtihat itu.?
6. Berikan contoh masalah yang merupakan hasil ijtihad dari seseorang mujtahid muthlaq yang
masih dilakukan umat islam masa sekarang.!

Jawaban

1. Adapun , secara etimologi ialah , dan secara terminologi ialah: Maka, ushul fiqih adalah:
"Ilmu pengetahuan dari hal kaidah-kaidah dan pembahasan- pembahasan yang dapat
membawa kepada pengambilan hukum-hukum tentang amal perbuatan manusia dari
dalil-dalil yang terperinci".
2. perbedaan objek kajian fiqh dan ushul fiqh
Menurut Ensiklopedi Islam, perbedaannya terlihat pada objek kedua ilmu tersebut. Objek
ushul fikih adalah dalil-dalil, sedangkan objek fikih adalah per buatan seseorang yang
telah mu kalaf (dewasa dalam menjalankan hukum).
Persamaan objek kajian fiqih dan ushul fiqh
Persamaan qawa`id fiqhiyyah dengan ushul fiqh ialah: Keduanya sama-sama memiliki
kaedah-kaedah yang dapat diaplikasikan pada beberapa cabang dalam masalah-
masalah fiqh. Sama-sama membahas hukum perbuatan mukallaf. Sama-sama dapat
menuntun manusia kepada hukum yang dikehendaki oleh Syari`

3. Ilmu ushūl al-fiqh adalah sebuah ilmu yang berkembang bersama dengan ilmu fiqh
sehingga ilmu ini sebenarnya sudah ada sejak zamannya Rasulullah. Rasulullah adalah
asal muasal dan sumber dari hukum syar’i karena beliau adalah yang menyampaikan
wahyu dari Allah yang berupa Al Qur’an dan juga melalui sunnah-sunnahnya. Namun
demikian pada masa Rasulullah masih hidup, manusia tidak membutuhkan kepada
kaidah-kaidah syar’iyyah, lughowiyyah (bahasa) ataupun manthiqiyyah (logika) secara
khusus karena hal ini sudah ada di dalam diri mereka. 
Para sahabat radliyallahu ‘anhum memahami ucapan-ucapan Rasulullah dan maksud dari
ucapan-ucapan tersebut, mereka hidup dengan bahasa Arab yang fasih sehingga mereka
mengetahui dengan baik penunjukan-penunjukan lafadz-lafadz dan uslub-uslub di dalam
Al-Qur’an dan juga di dalam hadits-hadits Nabi. Mereka mengetahui dengan pasti kapan
turunnya ayat-ayat Al-Qur’an dan apa yang menjadi sebab turunnya. Mereka mengetahui
juga mana ayat yang telah dihapuskan (mansukh) dan ayat mana yang menghapuskannya
(naasikh). Mereka mengetahui perkataan-perkataan nabi, kepada siapa perkataan itu
ditujukan, apa sebab rasulullah mengucapkannya. Mereka mengetahui tafsir-tafsir dari
Rasulullah atas ayat-ayat Al-Qur’an. Pendek kata, ilmu-ilmu yang dicakup dalam
ilmu ushũl al-fiqh ini telah tertanam di dalam diri mereka .
Para fuqoha’ shohabat yang mana dari mereka lahir fatwa-fatwa dan ijtihad
sepeninggalan Rasulullah, tidak diragukan lagi, mereka semua memiliki dan menguasai
ilmu tentang kaidah-kaidah dan dhowabit ushũl itu di dalam dada-dada mereka, yang
dengannya mereka mampu untuk istinbath hukum-hukum syar’i dari dalil-dalil. Manhaj
mereka di dalam fatwa dan ijtihad secara umum adalah dengan melihat kepada nash-nash
dalam al qur’an dan as-sunnah, jika mereka dapati adanya nash Al-Qur’an yang tidak
dihapus (mansukh), atau hadits yang shohih maka mereka beramal dengannya. Dan jika
mereka tidak mendapati di dalam kedua sumber di atas maka mereka berijtihad.
4. Secara etimologis, ijtihad berarti mengerahkan segala upaya dalam mengerjakan suatu
pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, ijtihad berarti mengerahkan kekuatan maksimal
untuk sampai pada kesimpulan suatu hukum syar'i yang aplikatif dari dalilnya yang rinci
dengan cara menggali hukum dari sumbernya.

5. Syarat- syarat berijtihad


Mengetahui al-Qur'an.
Mengetahui Asbab al-Nuzul.
Mengetahui Nasikh dan Mansukh.
Mengetahui As-Sunnah.
Mengetahui Ilmu Diroyah Hadis.
Mengetahui Hadis yang Nasikh dan Mansukh
Mengetahui Asbab Al-Wurud Hadis
Mengetahui Bahasa Arab.

6. Salah satu contoh ijtihad dalam kehidupan zaman sekarang, para ulama melakukan ijtihad
dalam proses penentuan 1 Ramadhan dan juga 1 Syawal. Mereka akan berdiskusi untuk
menentukan dan menetapkan 1 Ramadhan dan 1 Syawal berdasarkan perhitungan serta
hukum Islam yang ada sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai