Anda di halaman 1dari 13

A.

DEFENISI
a) Dispepsia merupakan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah abdomen bagian atas.
Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa salah satu atau beberapa gejala berikut yaitu:
nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa penuh setelah makan, cepat kenyang,
rasa kembung pada saluran cerna atas, mual, muntah, dan sendawa. (Konsensus Nasional
Penatalaksanaan Dispepsia dan Infeksi Helicobacter Pylori, 2014) dikutip dari (Meilandani,
Dirdjo, & Taharuddin, 2015).
b) Dispepsia merupakan kumpulan gejala atau keluhan berupa nyeri atau rasa tidak nyaman
pada ulu hati, mual, kembung, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut merasa
penuh atau begah. (Andre, Machmud, & Murni, 2013).
c) Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman dibagian ulu hati. Kondisi ini dianggap
gangguan di dalam tubuh yang diakibatkan reaksi tubuh terhadap lingkungan sekeliling.
Reaksi ini menimbulkan gangguan ketidakseimbangan metabolisme, dan seringkal
menyerang individu usia produktif, yaitu 30-50 tahun. (Arif dan Sari, 2011).

Klasifikasi Dispepsia

Dispepsia terbagi atas dua yaitu:

a. Dispepsia organik artinya penyebabnya sudah pasti. Dispepsia ini jarang ditemukan pada
pasien usia lebih dari 40 tahun. Penyebabnya antara lain sebagai berikut :

1) Dispepsia tukak (ulcus-like dyspepsia). Gejala yang ditemukan biasanya nyeri ulu hati pada
waktu makan atau perut kosong

2) Dispepsia tidak tukak. Gejalanya sama dengan dispepsia tukak, bisa pada pasien gastritis,
duodenitis tetapi pada pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda vital

3) Refluk gastroesofagus. Gejala berupa rasa panas di dada dan regurgitas terutama setelah
makan

4) Penyakit saluran empedu. Keluhan berupa nyeri mulut dari perut kanan atas atau ulu hati
yang menjalar ke bahu kanan dan punggung

5) Karsinoma

a) Kanker esofagus. Keluhan berupa disfagia, tidak bisa makan, perasaan penuh
diperut, penurunan penurunan berat badan, anoreksia, adenopati servikal, dan
cegukan setelah makan
b) Kanker lambung. Jenis yang paling umum terjadi adalah adenokarsinoma atau
tumor epitel. Keluhan berupa rasa tidak nyaman pada epigastrik, tidak bisa makan,
dan perasaan kembung setelah makan.

c) Kanker pankreas. Gejala yang paling umum antara lain penurunan berat badan,
ikterik dan nyeri daerah punggung atau epigastrik

d) Kanker hepar. Gejala berupa nyeri hebat pada abdomen dan mungkin menyebar
ke skapula kasus penurunan berat badan, epigastrik terasa penuh dan anoreksia

b. Dispepsia fungsional Dispepsia tidak memungkinkan kelainan organik melainkan kelainan


fungsi dari saluran cerna. Penyebabnya antara lain :

1) Faktor asam lambung pasien. Pasien biasanya sensitif terhadap kenaikan produksi asam
lambung dan hal tersebut menimbulkan nyeri

2) Kelainan psikis, stres dan faktor lingkungan. Stress dan faktor lingkungan diduga berperan
pada kelainan fungsional saluran cerna, menimbulkan gangguan sirkulasi, motilitas, klan
vaskularisasi

3) Gangguan motilitas. Mekanisme timbulnya gejala dispepsia mungkin dipengaruhi oleh


susunan saraf pusat, gangguan motilitas diantaranya pengosongan ambung lambat,
abnormalitas kontraktif, refluks gastroduodenal. Penyebab lain-lan, seperti adanya kuman
helicobacterpylori, gangguan motilitas atau gerak mukosa lambung konsumsi banyak
makanan berlemak, kopi, alkohol, rokok, perubahan pola makan dan pengaruh obat-obatan
yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu lama. (Arif dan Sari, 2011).

B. ETIOLOGY
a. Gangguan atau penyakit dalam lumen saluran cerna: tukak gaster atau duodenum,
gastritis, tumor, infeksi Helicobacter pylori
b. Obat-obatan: anti inflamasi non steroid (OAINS), aspirin, beberapa jenis antibiotik,
digitalis, teofilin, dsb.
c. Penyakit pada hati, pankreas sistem bilier: hepatitis, pankreatitis, kolesistitis kronik.
d. Penyakit sistemik: diabetes militus, penyakit tiroid
e. Penyakit jantung koroner
f. Bersifat fungsional: yaitu dispepsia yang terdapat pada kasus yang tidak terbukti adanya
kelainan atau gangguan organikatau struktural biokimia. Dikenal sebagai dispepsia
fungsional atau dispepsia non ulkus. (Meilandani et al., 2015).
C. ANATOMI

-LAMBUNG-
D. PROSES KEBUTUHAN MANUSIA

Manusia pada dasarnya mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara
memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Teori tentang kebutuhan
dasar manusia berhasil dikembangkan oleh Abraham Maslow yang merupakan seorang psikolog dari
Amerika. Menurut Abraham Maslow (1960) dalam Timby (2013: 51) kebutuhan dasar manusia ada
lima tingkatan atau hierarki. Berikut merupakan hierarki yang meliputi lima kategori kebutuhan
dasar tersebut:

a. Kebutuhan Fisiologis.
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Hierarki Maslow. Pada klien dengan
kasus Dispepsia biasanya mengalami beberapa kebutuhan fisiologis sebagai berikut :
1) Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas Oksigen merupakan salah satu kebutuhan vital
untuk kehidupan kita. Dengan mengkonsumsi oksigen yang cukup akan membuat organ
tubuh berfungsi dengan optimal. Jika tubuh menyerap oksigen dengan kandungan yang
rendah dapat menyebabkan kemungkinan tubuh mengidap penyakit kronis. Sel-sel tubuh
yang kekurangan oksigen juga dapat menyebabkan perasaan kurang nyaman, takut atau
sakit.
2) Kebutuhan cairan dan elektrolit Sebagian besar dari tubuh manusia adalah cairan. Oleh
karena itu, tubuh kita memerlukan cairan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan cairan
dalam tubuh.
3) Kebutuhan makanan Setiap manusia butuh makan sebagai sumber tenaga untuk
melakukan aktivitas. Tubuh memerlukan asupan makanan karena sel-sel dalam tubuh
memerlukan nutrisi yang cukup agar sel dalam tubuh dapat bekerja sesuai tugasnya. Pada
Dispepsia memerlukan nutrisi yang cukup agar dapat mempercepat proses penyembuhan
penyakit
4) Kebutuhan istirahat dan tidur Manusia memerlukan istirahat karena organ-organ dalam
tubuh yang sudah bekerja tanpa henti dapat beristirahat dan mengisi energi untuk aktivitas
selanjutnya. Istirahat merupakan kebutuhan yang paling pokok dari manusia untuk menjaga
kesehatannya.
5) Kebutuhan kesehatan suhu tubuh Tubuh manusia memerlukan suhu yang normal yaitu
36,5 – 37,5oC. Temperatur di luar rentang ini bisa berakibat kerusakan pada jaringan tubuh.
b. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman

Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah aman dari berbagai aspek,
baik fisiologis, maupun psikologis. Pada klien dengan kasus dispepsia biasanya mengalami
beberapa kebutuhan sebagai berikut:
1) Bebas dari rasa takut dan kecemasan. Pada penderita dispepsia biasa mengalami rasa
takut dan cemas karena penyakit dideritanya. Rasa takut dan cemas timbul karena adanya
rasa nyeri pada ulu hati.
2) Konsep dasar nyeri. Nyeri bersifat sangat subjektif, karena intensitas dan responnya pada
setiap orang berbeda-beda.
3) Klasifikasi nyeri Nyeri dapat dibedakan berdasarkan jenis dan bentuknya :
a) Jenis nyeri : Nyeri dibedakan menjadi 3 yaitu,
1. Nyeri perifer Nyeri supitfisial adalah rasa nyeri muncul akibat rangsangan
pada mulut dan mukosa. Nyeri viseral adalah rasa nyeri di rongga abdomen,
kranium, dan toraks. Nyeri alih adalah rasa nyeri dirasakan di daerah lain yang
jauh dari jaringan penyebab nyeri
2. Nyeri sentral adalah nyeri yang muncul akibat rangsangan pada medula
spinalis, batang otak, dan talamus.
3. Nyeri psikogenik adalah nyeri yang penyebab fisiknya tidak diketahui,
umumnya nyeri ini disebabkan oleh faktor psikologis.
b) Bentuk nyeri : Bentuk nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik
1) Nyeri akut, adalah merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang
2) Nyeri kronis, adalah nyeri yang berlangsung berkepanjangan, berulang atau
menetap, selama lebih enam bulan dann sumber nyeri tidak dapat diketahui.
(Saputra, 2013).
c) Patofisiologi nyeri
Nyeri berarti pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
berhubungan dengan terjadinya kerusakan jaringan atau yang cenderung
merusak jaringan. Pada nyeri terjadi perubahan kepekaan sistem saraf terhadap
rangsang nyeri, sebagai akibat kerusakan jaringan yang disertai proses inflamasi,
terlokalisir, hilang bila inflamasi dan jaringan sembuh.
c. Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki.
Kebutuhan ini meliputi :
1) Memberi dan menerima kasih sayang
2) Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain
3) Kehangatan
4) Persahabatan
5) Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, serta lingkungan sosial.
d. Kebutuhan harga diri.
Kebutuhan ini meliputi :
1) Perasaan tidak bergantung pada orang lain
2) Kompeten
3) Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain
e. Kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan ini meliputi :
1) Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri)
2) Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri
3) Tidak emosional
4) Mempunyai dedikasi yang tinggi
5) Kreatif
6) Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.
Berdasarkan Teori Maslow, kasus Dispepsia pada pasien kelolaan mengalami gangguan
kebutuhan dasar Rasa Aman dan Nyaman yang disebabkan oleh Nyeri Akut. Kebutuhan rasa
aman dan nyaman adalah suatu keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis manusia yang
harus dipenuhi. Sementara perlindungan psikologis meliputi perlindungan atas ancaman dari
pengalaman yang baru dan asing. Dan bebas dari nyeri atau rasa ketidaknyamanan. (Saputra,
2013).

E. PATOFISIOLOGI

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti
nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang
sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung
akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan
peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, terjadi
muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.
Pathway Dispepsia

Stress ANSIETAS zat iritan

stimulasi simpatik kerusakan mukosa gaster

sekresi HCL hydrogen masuk ke jaringan gaster

Asam lambung

Iritasi mukosa lambung refluk ke esophagus

nyeri

Mual,muntah NYERI* Rasa asam/ pahit di mulut

Proses pencernaan terganggu

Sisa makanan dicerna dikolon

Terbentuk gas

Kembung MUAL*

Rasa penuh/Begah

NUTRISI KURANG*

F. MANIFESTASI KLINIS/BATASAN KARAKTERISTIK

Adapun tanda dan gejala yang sering muncul menurut (Arif & Sari, 2011) yaitu sebagai berikut
a. Rasa nyeri ulu hati
b. Mual muntah
c. Perut kembung
d. Rasa lebih cepat kenyang
e. Perut terasa begah
f. Rasa panas pada daerah dada atau epigastrium
g. Nafsu makan menurun
h. Aktifitas dibantu
i. Lemas
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Berbagai penyakit dapat menimbulkan keluhan, sama halnya dengan sindrom dispepsia, oleh
karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan penyakit di saluran, maka perlu dipastikan
penyakitnya. Untuk menentukan penyakit maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain
pengamatan jasmani juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG

a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan
penyebab organik lainnya seperti, pankreatitis kronik, diabetes milutus. Pada dispepsia
biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
b. Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang diagnostik suatu penyakit di saluran makan.
Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian
atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
c. Endoskopi
Sesuai dengan definisi bahwa dispepsia fungsional gambaran endoskopiny normal atau
sangan tidak spessifik
d. USG
Merupakan pemeriksaan yang tidak invasif, akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan untuk
membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan
efek samping, dapat digunakan setiap saatdan pada kondisi klien yang beratpun daapat
dimanfaatkan.
H. PENGKAJIAN

Pengkajian meliputi:

a.Identitas :

1) Pasien : nama, umur, jenis kelamin, suku atau bangsa, agama, pekerjaan, pendidikan,
alamat.

2) Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, hubungan
dengan pasien, alamat.

b. Keluhan Utama Nyeri atau pedih pada epigastrium di samping atas dan bagian samping dada
depan epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung, rasa kenyang

c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis,
riwayat minum-minuman beralkohol

d. Riwayat Kesehatan Keluarga Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit
saluran pencernaan
e. Pola nutrisi Nafsu mkan berkurang,penurunan berat badan saat sakit,rasa kenyang sat makan

f. Pola aktivitas Pola makan yaitu kebiasaan makan yang tidak teratur, makan makanan yang
merangsang selaput mukosa lambung, penurunan berat badan sesudah sakit.

g. Aspek Psikososial Keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya masalah
interpersonal yang bisa menyebabkan stress

h. Aspek Ekonomi Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat tinggal, hal-hal
dalam pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologis dan pola makan

i. Pemeriksaan Fisik

1) Sistem penglihatan Mata simetris,konjungtiva an anemis, kornea normal,ikterik normal


2) Sistem neurologi Kesadaran composmentis, tampak lemah akibat nyeri ulu hati
3) Sistem pencernaan Mukosa pucat,mual,muntah,nyeri ulu hati, kembung
4) Sistem integumen Kulit pucat,mukosa pucat

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut PPNI (2017) diagnosa sebagai berikut :


1. Nyeri akut b.d agen cedera fisiologis d.d nyeri ulu hati hingga abdomen, meringis menahan nyeri,
gelisah, nafsu makan klien berkurang
2. Nausea b.d distensi lambung d.d mual, merasa ingin muntah, mulut terasa pahit, nafsu makan
klien berkurang, tampak pucat
3. Defisit nutrisi b.d keengganan untuk makan d.d tidak nafsu makan, cepat kenyang setelah makan,
tampak lemah, mukosa klien pucat
J. INTERVENSI KEPERAWATAN

Perencanaan yang dimaksud terdiri dari perencanaan tujuan (outcome) dan perencanaan
(interventions), standar perencanaan dalam keperawatan diantaranya adalah Nursing Outcome
Classification (NOC) dan Nursing Intervention Classification (NIC). (Suarni & Apriyani, 2017).

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen fisiologis ditandai dengan tampak meringis menahan
nyeri, klien tampak gelisah, nafsu makan berubah

NOC: Tingkat nyeri (2102) :


a. Tidak melaporkan nyeri
b. Tidak meringis dan memegang area yang sakit
c. Tidak mual
d. Nafsu makan meningkat
NIC : Manajemen Nyeri (1400)
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, faktor, dan karakteristik
b. Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan,
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien
d. Kaji respon klien terhadap nyeri
e. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan dan kebisingan
f. Pilih dan lakukan tindakan non farmakologi untuk penanganan nyeri (akupressure, kompres
hangat, teknik nafas dalam)
g. Tingkatkan istirahat
h. Libatkan keluarga dalam penurunan nyeri

2. Nausea berhubungan dengan distensi lambung ditandai dengan mual, merasa ingin muntah,
mulut terasa pahit, nafsu makan klien berkurang, tampak pucat

NOC : Kontrol mual & muntah (1618):


a. Faktor-faktor penyebab mual teridentifikasi
b. Tidak melaporkan gejala yang tidak terkontrol kepada profesional kesehatan
c. Tidak melaporkan mual
d. Muntah yang terkontrol
NIC : Manajemen Mual (1450)
a. Dorong pasien untuk belajar strategi mengatasi mual sendiri
b. Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi terhadap mual (mis, obat-
obatan)
c. Pastikan bahwa obat antiemetik yang efektif diberikan untuk mencegah mual bila memungkinkan
d. Kendalikan faktor-faktor lingkungan yang mungkin membangkitkan mual, ajari penggunaan teknik
non farmakologi (mis, akupresur, relaksasi)
e. Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup untuk memfasilitasi pengurangan mual
f. Berikan informasi mengenai mual, seperti penyebab mual dan berapa lama itu akan berlangsung

3. Defisit Nutrisi Klien mengatakan tidak nafsu makan, klien mengatakan cepat kenyang setelah
makan, klien tampak lemah, nukosa klien pucat
NOC : Status nutrisi (1004) :
a. Asupan gizi terpenuhi
b. Asupan makanan terpenuhi
c. Asupan cairan terpenuhi
d. Energi menjadi baik
NIC : Manajemen Nutrisi (1100) :
a. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
b. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makan (misalnya: bersih, dan bebas
dari bau menyengat)
c. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untuk untuk kondisi sakit
d. Monitor kalori dan asupan makanan,pastikan diet mencakup makanan tinggi tinggi kandungan
serat untuk mencegah konstipasi
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai