Dosen Pengampu:
Oleh:
Kelompok 2
2
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PENGKAJIAN DALAM KEPERAWATAN” dengan baik. Makalah ini
disusun dengan tujuan memenuhi salah satu tugas mata kuliah, yaitu Keterampilan Dasar
Keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,baik dari segi
penyusunan kalimat maupun tata bahasa yang digunakan. Oleh karena itu,saran dan kritikan
yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata,semoga makalah ini dapat
memenuhi tugas Keterampilan Dasar Keperawatan dan dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun penyusun.
Om Santih,Santih,Santih Om
3
DAFTAR ISI
VISI MISI……………………………………………………………… 2
KATA PENGANTAR…………………………………………………. 3
DAFTAR ISI ............................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 5
1.4. Manfaat……………………………………………………………………….. 6
4
BAB I
PEMBAHASAN
5
1.3. Tujuan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian.
Tanda-tanda vital (vital sign) manusia adalah ukuran fungsi dasar tubuh manusia
yang digunakan dalam mendeteksi permasalahan kesehatan tubuh seseorang. Perawat
atau dokter biasa melakukan pengecekan Tanda-tanda Vital (TTV) pada pasien untuk
mengetahui tanda klinis guna memperkuat diagnosa suatu penyakit. Pemeriksaan
Tanda-tanda Vital meliputi Tekanan darah (TD), nadi, suhu/temperature dan
respiration rate (RR) adalah pengkajian dasar pasien, yang diambil dan
didokumentasikan dari waktu ke waktu yang menunjukkan perjalanan kondisi pasien.
TD, nadi, suhu dan RR disebut dengan tanda vital (vital sign) atau cardinal symptoms
karena pemeriksaan ini merupakan indikator yang diperlukan untuk mempertahankan
kehidupan.
Tanda-tanda vital harus diukur dan dan dicatat secara akurat sebagai dokumentas
keperawatan. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien dapat membantu perawat
dalam membuat diagnosa dan perubahan respon pasien. Ada beberapa teknik
pengukuran Tanda-tanda vital yaitu:
1. Inspeksi. Tujuan prosedur pemeriksaan ini adalah untuk melihat bagian tubuh dan
menentukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal. Itu
sebabnya pemeriksa perlu mengetahui karakteristik normal dan abnormal tiap usia.
Kondisi tubuh abnormal pada orang dewasa muda adalah kulit keriput dan tidak
elastis karena kondisi ini umumnya dimiliki orang lanjut usia. Inspeksi bisa
dilakukan secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran, dan penciuman) dan
tidak langsung (dengan alat bantu). Saat palpasi dilakukan, tubuh akan diperiksa
secara mendetail dan masing-masing sisi tubuh dibandingkan guna mendeteksi
potensi kelainan. Ikuti instruksi dokter untuk memudahkan proses inspeksi.
2. Palpasi. Ini adalah pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan
dilakukan bersamaan dengan inspeksi. Palpasi dilakukan hanya mengandalkan
telapa tangan, jari, dan ujung jari.
3. Perkusi. Prosedur ini bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa
kulit. Perkusi bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsúng. Perkusi secara
langsung dilakukan dengan mengetukkan jari tangan langsung pada permukaan
tubuh.
4. Auskultasi. Prosedurnya dilakukan dengan mendengarkan suara yang dihasilkan
tubuh untuk membedakan suara normal dan abnormal. Auskultasi menggunakan
alat bantu stetoskop. Suara yang didengarkan berasal dari sistem kardiovaskuler,
respirasi, dan gastrointestinal.
7
2.2. Pemeriksaan Tekanan darah.
Tekanan darah memiliki 2 komponen yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu
ventrikel berkonstraksi, darah akan dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaaan ini disebut
sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah sistolik. Pada saat
ventrikel sedang rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada
waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah diastolik. Kategori tekanan darah
pada dewasa. (Keperawatan Klinis, 2011).
8
Arteri ini berjalan di lengan atas, di sepanjang permukaan dalam lengan. Ini
adalah arteri utama yang membawa darah ke lengan atas dan biasanya
digunakan untuk mengukur tekanan darah.
5. Radial Artery (Arteri Radialis).
Arteri ini adalah cabang dari arteri brakialis dan berjalan di pergelangan
tangan bagian dalam, di sebelah ibu jari. Ini adalah tempat umum di mana
denyut nadi dapat diukur.
6. Femoral Artery (Arteri Femoral).
Arteri ini terletak di panggul dan paha bagian atas. Ini adalah arteri besar yang
menyuplai darah ke kaki bawah.
7. Popliteal Artery (Arteri Popliteal).
Arteri ini terletak di belakang lutut. Ini adalah titik di mana arteri femoral
bercabang menjadi arteri popliteal, yang selanjutnya menyuplai darah ke kaki
dan betis.
8. Posterior Tibial Artery (Arteri Tibialis Posterior).
Arteri ini terletak di belakang tulang kering di kaki, di bagian dalam
pergelangan kaki dan di dekat tumit.
9. Dorsalis Pedis Artery (Arteri Dorsalis Pedis).
Arteri ini terletak di atas permukaan atas kaki, tepat di antara ibu jari dan jari
telunjuk kaki. Ini adalah tempat umum di mana dokter memeriksa denyut nadi
di kaki saat mengukur aliran darah ke kaki.
9
Denyut nadi normal pada anak-anak cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan orang dewasa. Sementara pada lansia, denyut jantung cenderung lebih
rendah dan lambat.
2. Suhu udara.
Suhu dan kelembapan udara yang tinggi dapat memicu jantung untuk memompa
lebih banyak darah. Akibatnya, denyut nadi pun akan meningkat sekitar 10 kali
per menit.
3. Posisi tubuh.
Mengubah posisi juga dapat meningkatkan denyut nadi meski hanya sedikit.
Misalnya, dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri, denyut nadi bisa
naik pada 15–20 detik pertama. Namun, setelah beberapa menit, denyut nadi
akan normal kembali.
4. Emosi.
Saat marah atau emosi, sistem saraf pada otak akan memicu berbagai reaksi
dalam tubuh dan salah satunya adalah melepaskan hormon adrenalin. Hormon
ini berdampak pada meningkatnya denyut nadi dan napas yang lebih cepat.
5. Ukuran tubuh.
Penderita obesitas umumnya memiliki denyut nadi yang lebih tinggi karena
jantung harus bekerja lebih keras memompa darah pada tubuh yang lebih besar.
6. Efek samping obat
Obat-obatan yang bisa menghambat produksi hormon adrenalin, seperti
penghambat beta, dapat memperlambat denyut nadi. Sebaliknya, terlalu banyak
mengonsumsi obat tiroid bisa meningkatkan denyut nadi.
Masalah medis tertentu pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau
aritmia, juga dapat menyebabkan denyut nadi menjadi lebih cepat atau justru lebih
lambat D. Denyut nadi Normal.
RENTANG NORMAL
UMUR DENYUT NADI PER- RATA-RATA
MENIT
0 Bulan (Bayi baru lahir) 120 – 160 140
1 – 12 Tahun 80 – 140 120
1 – 2 Tahun 80 – 130 110
3 – 6 Tahun 75 – 120 100
7 – 12 Tahun 75 – 110 95
Remaja 60 – 100 80
Dewasa 60 – 100 80
10
Lokasi pemeriksaan suhu tubuh : mulut (oral) tidak boleh dilakukan pada
anak/bayi, anus (rectal) tidak boleh dilakukan pada klien dengan diare, ketiak (aksila),
telinga (timpani/aural/otic), dan dahi (arteri temporalis).
1. Hipotermia (<35° C).
2. Normal (35-37° C).
3. Pireksia/febris (37-41,1° C).
4. Hipertermia (>41,1° C).
11
NILAI
NO TINDAKAN
0 1 2
Persiapan Alat:
1. Stetoskop
2. Tensimeter/sphygmomanometer
3. Alcohol swab
4. Sarung tangan/handscoen
5. Jam tangan
6. Thermometer (raksa, digital/elektrik)
1 7. Thermometer tympani/aural
8. Thermometer rectal
9. Tissue
10. Kassa
11. Jelly/lubrikan
12. Bullpen
13. Bengkok
14. Lembar dokumentasi
Persiapan Perawat:
1. Memperkenalkan diri.
2
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan.
3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien.
Persiapan Lingkungan:
3 1. Ciptakan lingkungan yang nyaman.
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur.
PEMERIKSAAN SUHU
PENGUKURAN TEMPERATUR AXILA
4 Cuci tangan
5 Minta klien untuk duduk/berbaring, pastikan klien merasa nyaman.
6 Gulung lengan baju klien atau buka baju atas sampai axila terlihat.
7 Keringkan daerah axila dengan kassa.
Pastikan thermometer siap (jika menggunakan thermometer raksa
8
suhu awal <35°C).
Pasang thermometer pada daerah lengan axila, minta klien untuk
menurunkan lengan atas dan meletakkan lengan bawah diatas dada.
12
Bersihkan thermometer dengan kapas alcohol atau dengan
12
menggunakan sabun-savlon air bersih lalu keringkan dengan kassa.
13 Rapikan klien.
14 Mencuci tangan.
15 Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
PENGUKURAN TEMPERATUR ORAL
16 Cuci tangan
Minta klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa
17
nyaman.
Siapkan thermometer atau turn on pada thermometer elektrik.
18
19
13
Minta klien untuk nafas dalam dan masukkan thermometer ke
33
lubang anus sedalam 3cm (jangan paksakan bila ada hambatan).
Jelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 5
34
menit atau sampai alarm berbunyi pada thermometer elektrik.
35 Ambil thermometer dan baca hasilnya.
Bersihkan thermometer dengan kapas alcohol atau dengan
36
menggunakan sabun-savlon-air bersih lalu keringkan dengan kassa.
37 Rapikan klien.
38 Cuci tangan.
47
14
Tekan dan tahan tombol SCAN, geser perlahan menyamping dari
dahi hingga bagian atas telinga (terdengar bunyi ’BIP’ dan lampu
merah akan menyala).
57
70
15
Gunakan jam tangan, untuk menghitung frekuensi nadi selama
72
minimal 30 detik.
Hitung frekuensi nadi selama 1 menit penuh apabila ditemukan
73
kondisi abnormal.
74 Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH.
Pilih manset tensimeter/sphygmomanometer sesuai dengan ukuran
75
lengan klien.
Tempatkan pasien dalam posisi nyaman (duduk/berbaring) dengan
76 lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan
oleh pakaian.
77 Palpasi arteri brachialis.
Pasang manset melingkari lengan atas dimana arteri brachialis
78 teraba, secara rapi dan tidak terlalu ketat (2,5cm di atas siku) dan
sejajar jantung.
79 Raba nadi radialis atau brachialis dengan satu tangan.
80 Tutup bulb screw tensimeter.
Pasang bagian diafragma stetoskop pada perabaan pulsasi arteri
81
brachialis.
Pompa tensimeter/sphygmomanometer dengan cepat sampai
82
30mmHg di atas hilangnya pulpasi.
Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulpasi arteri
83
teraba.
Dengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan
84 3mmHg/detik dan melaporkan saat mendengar bising ’DUG’
pertama (tekanan sistolik).
Turunkan tekanan manset sampai suara bising ’DUG’ yang terakhir
85
(tekanan diastolik).
86 Rapikan alat-alat yang telah digunakan.
87 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada pasien.
88 Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
Singaraja,
TOTAL: …./…./……
Nilai = 1 𝑥𝑥……+2 𝑥𝑥……𝑥𝑥 100 = ...... x 100 = …… Dosen
2 𝑥𝑥……
……………...
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengukuran tanda vital merupakan keterampilan dasar yang sangat penting
dalam praktek keperawatan, karena memberikan informasi vital tentang kondisi
kesehatan klien. Ini melibatkan pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan
pernapasan. Setiap tanda vital memberikan indikasi yang berharga tentang kondisi klien
dan dapat membantu dalam diagnosis serta perencanaan perawatan.
Implementasi prosedur pemeriksaan tanda-tanda vital harus disesuaikan dengan
usia pasien, karena setiap tahapan perkembangan memiliki karakteristik yang berbeda.
Misalnya, pada bayi, pemeriksaan tanda vital mungkin memerlukan teknik khusus dan
pemahaman terhadap norma-norma yang berlaku untuk usia tersebut.
Dengan demikian, pemahaman dan penguasaan terhadap pengukuran tanda vital
serta penerapannya yang sesuai dengan usia pasien merupakan aspek penting dalam
praktik keperawatan yang efektif dan aman.
3.2 Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami makna, fungsi, dan tujuan dari
pemeriksaan ttv, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan keperawatan sehari-hari
maupun dalam pembuatan pengkajian keperawatan.
Penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi tulisan maupun bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, mohon diberikan saran
agar pembuatan makalah kedepannya dapat lebih baik dari sebelumnya.Semoga
makalah ini dapat berguna dan menambah wawasan bagi pembaca dan penyusun.
17
LATIHAN SOAL
Soal pemeriksaan
1. Berikut ini yang bukan merupakan pemeriksaan Tanda-tanda Vital adalah…
A. Tekanan darah
B. Pemeriksaan Nadi
C.Suhu
D.Pengelihatan
2. Fase saat jantung beristirahat akan menunjukkan nilai…
A. Fase sistolik
B. Fase Diastolik
C. Fase kontraksi
D. Fase Relaksasi
3. Pengukuran denyut nadi dilakukan untuk mengetahui jumlah denyut nadi per menit ,
biasanya diperiksa pada area…
A. Arteri radialis
B. Arteri Brachialis
C. Arteri Femoralis
D.Arteri Temporalis
4. Berikut bukan termasuk dalam pemeriksaan Tanda-tanda vital
A. Suhu tubuh
B. Tekanan darah
C. Nadi
D. Cek golongan darah
5. Dibawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
A. Umur
B. Waktu Pengukuran
C . Stres
D.Semua jawaban diatas benar
18
6. Denyut nadi normal pada orang dewasa
A. 80-160x/mnt
B. 60-100x/mnt
C. 90-120x/mnt
D. 90-100x/mnt
7. Tempat pengukuran suhu inti yang efektif antara lain kecuali
A. Aksila
B. Dada
C. Oral
D. Rectal
8. Keterampilan untuk mendengarkan suara organ tubuh dinamakan
A. Auskultasi
B. Palpasi
C. Perkusi
D. Inspeksi
9. Kondisi normal dari panas tubuh berada pada suhu
A. 35,9-37,9 C
B. 36-38 C
C. 37-40 C
D. 36-37,5 C
10. Pengukuran suhu tubuh di daerah axila dengan termometer air raksa memerlukan waktu
A. 15 detik
B. 10-15 menit
C. 15-20 menit
D. 5 menit
19
Kunci Jawaban
1. D
2. B
3. A
4. D
5. D
6. B
7. B
8. A
9. D
10. D
20
DAFTAR PUSTAKA
21