Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK 1

“PENGUKURAN TANDA VITAL"

Dosen Pengampu:

Ns.Kadek Yudi Aryawan,S.Kep.,M.Si

Dr.Ns I Wayan Antariksawan,S.Kep.,MAN.,DNM

Oleh:

Kelompok 2

1. I Gede Wahyu Arta Pratama NIM 23089014013


2. Ni Putu Diah Santika Dewi NIM 23089014053
3. Ni Ketut Diah Lestari NIM 23089014031
4. Putu Ayu Rediantini NIM 23089014044
5. Sofiana Safira NIM 23089014007

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
TAHUN 2024
VISI DAN MISI
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BULELENG

Visi : Menghasilkan ners yang unggul dan inovatif dalam


keperawatan komplementer.

Misi : 1. Menyelenggarakan pendidikan yang mampu


menghasilkan ners yang unggul dan inovatif dalam
keperawatan komplementer.
2. Menyelenggarakan penelitian dan publikasi ilmiah
dalam bidang keperawatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang mendukung
pembangunan nasional.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat
dalam bidang keperawatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
4. Mengembangkan tata kelola dan kerja sama yang
bermutu dan berdaya saing.

2
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PENGKAJIAN DALAM KEPERAWATAN” dengan baik. Makalah ini
disusun dengan tujuan memenuhi salah satu tugas mata kuliah, yaitu Keterampilan Dasar
Keperawatan.

Dalam pembuatan makalah ini,kami mengalami beberapa kendala dikarenakan


keteerbatasan kemampuan dan pengetahuan.Namun dengan keyakinan dan usaha yang
sumgguh-sungguh,kami dapat mengatasi semua kendala tersebut.Makalah ini dapat disusun
dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak.Kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Ns.Kadek Yudi Aryawan, S.Kep., M.Si dan Bapak Dr. Ns. I
Wayan Antariksawan, S.Kep., MAN.,DNM selaku dosen pengampu mata kuliah
Keterampilan Dasar Keperawatan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,baik dari segi
penyusunan kalimat maupun tata bahasa yang digunakan. Oleh karena itu,saran dan kritikan
yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata,semoga makalah ini dapat
memenuhi tugas Keterampilan Dasar Keperawatan dan dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun penyusun.

Om Santih,Santih,Santih Om

Singaraja,26 Maret 2024


Penyusun

3
DAFTAR ISI

VISI MISI……………………………………………………………… 2
KATA PENGANTAR…………………………………………………. 3
DAFTAR ISI ............................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 5

1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 5

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

1.3. Tujuan ............................................................................................................... 6

1.4. Manfaat……………………………………………………………………….. 6

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 7

2.1. Pengertian Pemeriksaan TTV ........................................................................... 7

2.2. Pemeriksaan Tekanan Darah ............................................................................. 8

2.3. Pengukuran Denyut Nadi .................................................................................. 8

2.4. Pemeriksaan Suhu Tubuh ................................................................................ 10

2.5. Pemeriksaan Pernapasan .................................................................................. 11

2.6. Prosedur Pemeriksaan Tanda-tanda Vital ......................................................... 11

2.7. Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan TTV ............................................... 16

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 17


Kesimpulan .............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 21

4
BAB I
PEMBAHASAN

1.1. Latar Belakang.


Pemantauan tanda-tanda vital dimulai sejak tahun 1625 ketika Santorio dari
Venesia dan Galileo menerbitkan cara mengukur suhu tubuh menggunakan termometer
roh. Termometer alkohol menggunakan etanol alkohol vs termometer air raksa yang
lebih baru. Sir John Floyer menerbitkan laporan ilmiah pertama pada tahun 1707
tentang penentuan waktu denyut nadi menggunakan pendulum. Pada tahun 1852
Ludwig Taube menerbitkan laporan tentang perjalanan demam dan menambahkan laju
pernapasan ke tanda-tanda vital kemudian dilacak. Dengan perbaikan pada termometer
dan jam, suhu, denyut nadi, dan laju pernapasan menjadi pengukuran standar oleh para
profesional medis selama periode waktu ini.Manset tekanan darah
(sphygmomanometer) pertama yang mengukur tekanan darah arteri, diperkenalkan
pada tahun 1896. Ini menjadi tanda vital ke -4 . Willem Einthoven dikreditkan dengan
penemuan string galvanometer yang mengukur EKG dan merupakan cikal bakal mesin
EKG pada tahun 1903.Saat ini ada banyak diskusi tentang apa yang dianggap sebagai
tanda-tanda vital dan tanda-tanda vital apa yang paling penting untuk dilacak. Apakah
TPR (suhu-denyut-respirasi) dan B/P (tekanan darah) ditambah SpO 2 (saturasi
oksigen) atau nyeri atau aktivitas atau tinggi & berat badan?
Tanda-tanda vital (vital sign) manusia adalah ukuran fungsi dasar tubuh manusia
yang digunakan dalam mendeteksi permasalahan kesehatan tubuh seseorang. Perawat
atau dokter biasa melakukan pengecekan Tanda-Tanda Vital (TTV) pada pasien untuk
mengetahui tanda klinis guna memperkuat diagnosa suatu penyakit.
Pemeriksaan tanda-tanda vital adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk
menilai tanda vital pada seseorang. Tujuan utamanya untuk mendeteksi gangguan,
kelainan, maupun perubahan pada fungsi setiap organ tubuh.
Pemeriksaan tanda-tanda vital menjadi hal yang pertama kali dilakukan oleh
tenaga medis sebelum pasien mendapatkan pemeriksaan lanjut hingga perawatan
medis. Setidaknya ada 4 komponen tanda vital utama yang perlu dipantau secara rutin,
yakni tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh.
Nilai tanda-tanda vital menjadi acuan untuk melihat perkembangan penyakit.
Jika pasien menderita kondisi medis serius. Pemeriksaan akan terus dilakukan sampai
nilai TTV kembali normal.

1.2. Rumusan Masalah.


A. Apa saja yang meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital?
B. Bagaimana cara pengukuran tanda-tanda vital?

5
1.3. Tujuan.

A. Mengetahui Pemeriksaan Tanda-tanda Vital.

B. Mengetahui cara Pemeriksaan Tanda-tanda Vital.


1.4 Manfaat
Penyusunan makalah ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca yang memiliki tujuannya
masing-masing, yaitu :
 Bagi penyusun : Dengan penyusunan makalah ini, tentu penyusun dapat
meningkatkan keterampilan dalam menyusun makalah dan menambah wawasan
mengenai subjek yang dibahas.
 Bagi pembaca : Dengan adanya makalah ini, tentu pembaca dapat memahami dan
mengetahui cara melakukan pemeriksaan ttv

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian.
Tanda-tanda vital (vital sign) manusia adalah ukuran fungsi dasar tubuh manusia
yang digunakan dalam mendeteksi permasalahan kesehatan tubuh seseorang. Perawat
atau dokter biasa melakukan pengecekan Tanda-tanda Vital (TTV) pada pasien untuk
mengetahui tanda klinis guna memperkuat diagnosa suatu penyakit. Pemeriksaan
Tanda-tanda Vital meliputi Tekanan darah (TD), nadi, suhu/temperature dan
respiration rate (RR) adalah pengkajian dasar pasien, yang diambil dan
didokumentasikan dari waktu ke waktu yang menunjukkan perjalanan kondisi pasien.
TD, nadi, suhu dan RR disebut dengan tanda vital (vital sign) atau cardinal symptoms
karena pemeriksaan ini merupakan indikator yang diperlukan untuk mempertahankan
kehidupan.
Tanda-tanda vital harus diukur dan dan dicatat secara akurat sebagai dokumentas
keperawatan. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien dapat membantu perawat
dalam membuat diagnosa dan perubahan respon pasien. Ada beberapa teknik
pengukuran Tanda-tanda vital yaitu:
1. Inspeksi. Tujuan prosedur pemeriksaan ini adalah untuk melihat bagian tubuh dan
menentukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal. Itu
sebabnya pemeriksa perlu mengetahui karakteristik normal dan abnormal tiap usia.
Kondisi tubuh abnormal pada orang dewasa muda adalah kulit keriput dan tidak
elastis karena kondisi ini umumnya dimiliki orang lanjut usia. Inspeksi bisa
dilakukan secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran, dan penciuman) dan
tidak langsung (dengan alat bantu). Saat palpasi dilakukan, tubuh akan diperiksa
secara mendetail dan masing-masing sisi tubuh dibandingkan guna mendeteksi
potensi kelainan. Ikuti instruksi dokter untuk memudahkan proses inspeksi.
2. Palpasi. Ini adalah pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan
dilakukan bersamaan dengan inspeksi. Palpasi dilakukan hanya mengandalkan
telapa tangan, jari, dan ujung jari.
3. Perkusi. Prosedur ini bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa
kulit. Perkusi bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsúng. Perkusi secara
langsung dilakukan dengan mengetukkan jari tangan langsung pada permukaan
tubuh.
4. Auskultasi. Prosedurnya dilakukan dengan mendengarkan suara yang dihasilkan
tubuh untuk membedakan suara normal dan abnormal. Auskultasi menggunakan
alat bantu stetoskop. Suara yang didengarkan berasal dari sistem kardiovaskuler,
respirasi, dan gastrointestinal.

7
2.2. Pemeriksaan Tekanan darah.
Tekanan darah memiliki 2 komponen yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu
ventrikel berkonstraksi, darah akan dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaaan ini disebut
sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah sistolik. Pada saat
ventrikel sedang rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada
waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah diastolik. Kategori tekanan darah
pada dewasa. (Keperawatan Klinis, 2011).

Kategori TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)


Normal Lebih dari 120 Lebih dari 80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi (derajat 1) 140-159 90-99
Hipertensi (derajat 2) Kurang dari 160 Kurang dari 100

2.3. Pengukuran Denyut Nadi.


Denyut nadi adalah detak jantung, atau berapa kali jantung Anda berdetak dalam
satu menit. Denyut nadi dapat diukur menggunakan arteri radialis di pergelangan tangan
atau arteri karotis di leher. Detak jantung bervariasi dari orang ke orang. Mengetahui
detak jantung Anda dapat membantu Anda mengukur kesehatan jantung Anda.

A. Untuk mendapatkan denyut nadi yang akurat:


- Ukur denyut nadi Anda pada waktu yang sama setiap hari.
- Duduk dan istirahat beberapa menit sebelum mengukur denyut nadi Anda.
- Hitung denyut nadi Anda selama 60 detik penuh kecuali diberitahu sebaliknya
oleh penyedia layanan kesehatan Anda.

B. Ada beberapa letak nadi:


1. Temporal Artery (Arteri Temporal).
Arteri ini terletak di sisi kepala, tepat di atas telinga, dan berjalan ke arah dahi.
Ini adalah arteri yang umumnya digunakan untuk mengukur denyut nadi saat
pemeriksaan kesehatan.
2. Facial Artery (Arteri Fasialis).
Arteri ini berjalan di wajah, di bawah mata dan sepanjang rahang. Ini menyuplai
darah ke struktur wajah dan juga dapat digunakan untuk mengukur denyut nadi.
3. Carotid Artery (Arteri Karotis).
Ada dua arteri karotis, yaitu arteri karotis eksternal dan arteri karotis internal.
Karotis eksternal terletak di leher dan membawa darah ke wajah, sedangkan
karotis internal membawa darah ke otak. Kedua arteri ini terletak di leher,
dengan karotis eksternal berada di bawah rahang dan karotis internal lebih
dalam di leher.
4. Brachial Artery (Arteri Brakialis).

8
Arteri ini berjalan di lengan atas, di sepanjang permukaan dalam lengan. Ini
adalah arteri utama yang membawa darah ke lengan atas dan biasanya
digunakan untuk mengukur tekanan darah.
5. Radial Artery (Arteri Radialis).
Arteri ini adalah cabang dari arteri brakialis dan berjalan di pergelangan
tangan bagian dalam, di sebelah ibu jari. Ini adalah tempat umum di mana
denyut nadi dapat diukur.
6. Femoral Artery (Arteri Femoral).
Arteri ini terletak di panggul dan paha bagian atas. Ini adalah arteri besar yang
menyuplai darah ke kaki bawah.
7. Popliteal Artery (Arteri Popliteal).
Arteri ini terletak di belakang lutut. Ini adalah titik di mana arteri femoral
bercabang menjadi arteri popliteal, yang selanjutnya menyuplai darah ke kaki
dan betis.
8. Posterior Tibial Artery (Arteri Tibialis Posterior).
Arteri ini terletak di belakang tulang kering di kaki, di bagian dalam
pergelangan kaki dan di dekat tumit.
9. Dorsalis Pedis Artery (Arteri Dorsalis Pedis).
Arteri ini terletak di atas permukaan atas kaki, tepat di antara ibu jari dan jari
telunjuk kaki. Ini adalah tempat umum di mana dokter memeriksa denyut nadi
di kaki saat mengukur aliran darah ke kaki.

C. Hal yang Dapat Memengaruhi Denyut Nadi.


Rendah atau tingginya denyut nadi umumnya dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu:
1. Usia.

9
Denyut nadi normal pada anak-anak cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan orang dewasa. Sementara pada lansia, denyut jantung cenderung lebih
rendah dan lambat.
2. Suhu udara.
Suhu dan kelembapan udara yang tinggi dapat memicu jantung untuk memompa
lebih banyak darah. Akibatnya, denyut nadi pun akan meningkat sekitar 10 kali
per menit.
3. Posisi tubuh.
Mengubah posisi juga dapat meningkatkan denyut nadi meski hanya sedikit.
Misalnya, dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri, denyut nadi bisa
naik pada 15–20 detik pertama. Namun, setelah beberapa menit, denyut nadi
akan normal kembali.
4. Emosi.
Saat marah atau emosi, sistem saraf pada otak akan memicu berbagai reaksi
dalam tubuh dan salah satunya adalah melepaskan hormon adrenalin. Hormon
ini berdampak pada meningkatnya denyut nadi dan napas yang lebih cepat.
5. Ukuran tubuh.
Penderita obesitas umumnya memiliki denyut nadi yang lebih tinggi karena
jantung harus bekerja lebih keras memompa darah pada tubuh yang lebih besar.
6. Efek samping obat
Obat-obatan yang bisa menghambat produksi hormon adrenalin, seperti
penghambat beta, dapat memperlambat denyut nadi. Sebaliknya, terlalu banyak
mengonsumsi obat tiroid bisa meningkatkan denyut nadi.
Masalah medis tertentu pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau
aritmia, juga dapat menyebabkan denyut nadi menjadi lebih cepat atau justru lebih
lambat D. Denyut nadi Normal.
RENTANG NORMAL
UMUR DENYUT NADI PER- RATA-RATA
MENIT
0 Bulan (Bayi baru lahir) 120 – 160 140
1 – 12 Tahun 80 – 140 120
1 – 2 Tahun 80 – 130 110
3 – 6 Tahun 75 – 120 100
7 – 12 Tahun 75 – 110 95
Remaja 60 – 100 80
Dewasa 60 – 100 80

2.4. Pemeriksaan Suhu Tubuh.

10
Lokasi pemeriksaan suhu tubuh : mulut (oral) tidak boleh dilakukan pada
anak/bayi, anus (rectal) tidak boleh dilakukan pada klien dengan diare, ketiak (aksila),
telinga (timpani/aural/otic), dan dahi (arteri temporalis).
1. Hipotermia (<35° C).
2. Normal (35-37° C).
3. Pireksia/febris (37-41,1° C).
4. Hipertermia (>41,1° C).

LOKASI PENGUKURAN SUHU PERBEDAAN HASIL TEMPERATUR


Suhu Aksila Lebih Rendah 1°C dari Suhu Oral
Suhu Rektal Lebih Tinggi 0,4 – 0,5°C dari Suhu Oral
Suhu Aural/Timpani Lebih Tinggi 0,8°C dari Suhu Oral

A. Suhu tubuh Normal.

USIA SUHU (°C)


Baru Lahir 36,8°
1 Tahun 36,8°
5 – 8 Tahun 37,0°
10 Tahun 37,0°
Remaja 37,0°
Dewasa 37,0°
Lansia (>70 Tahun) 36,0°

2.5. Pemeriksaan pernapasan.


Respiration Rate (RR). Yang dinilai pada pemeriksaan pernafasan adalah : tipe
pernafasan, frekuensi, kedalaman dan suara nafas. Respirasi normal disebut eupnea
(laki-laki : 12 – 20 x/menit), perempuan : 16-20 x/menit).
RR > 24 x/menit : Takipnea.
RR < 10 x/menit : Bradipnea.

USIA Nadi (Kali/Menit) RR (Kali/Menit) TD Sistolik (mmHg)


Dewasa (>18 Tahun) 60 – 100 12 – 20 100 – 140
Remaja (12 – 18 Tahun) 60 – 100 12 – 16 90 – 110
Anak-anak (5 – 12 Tahun) 70 – 120 18 – 30 80 – 110
Pra Sekolah (4 – 5 Tahun) 80 – 140 22 – 34 80 – 100
Bawah 3 Tahun/Toddler (1 – 3 Tahun) 90 – 150 24 – 40 80 – 100
Bayi ( 1 Bulan – 1 Tahun) 100 – 160 30 – 60 70 – 95
Baru Lahir/Infant (0 – 1 Bulan) 120 – 160 40 – 60 50 – 70

2.6. Prosedur Pemeriksaan Tanda Tanda Vital.

11
NILAI
NO TINDAKAN
0 1 2
Persiapan Alat:
1. Stetoskop
2. Tensimeter/sphygmomanometer
3. Alcohol swab
4. Sarung tangan/handscoen
5. Jam tangan
6. Thermometer (raksa, digital/elektrik)
1 7. Thermometer tympani/aural
8. Thermometer rectal
9. Tissue
10. Kassa
11. Jelly/lubrikan
12. Bullpen
13. Bengkok
14. Lembar dokumentasi
Persiapan Perawat:
1. Memperkenalkan diri.
2
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan.
3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien.
Persiapan Lingkungan:
3 1. Ciptakan lingkungan yang nyaman.
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur.
PEMERIKSAAN SUHU
PENGUKURAN TEMPERATUR AXILA
4 Cuci tangan
5 Minta klien untuk duduk/berbaring, pastikan klien merasa nyaman.
6 Gulung lengan baju klien atau buka baju atas sampai axila terlihat.
7 Keringkan daerah axila dengan kassa.
Pastikan thermometer siap (jika menggunakan thermometer raksa
8
suhu awal <35°C).
Pasang thermometer pada daerah lengan axila, minta klien untuk
menurunkan lengan atas dan meletakkan lengan bawah diatas dada.

Jelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 5


10
menit atau sampai alarm berbunyi pada thermometer elektrik.
11 Ambil thermometer dan baca hasilnya.

12
Bersihkan thermometer dengan kapas alcohol atau dengan
12
menggunakan sabun-savlon air bersih lalu keringkan dengan kassa.
13 Rapikan klien.

14 Mencuci tangan.
15 Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
PENGUKURAN TEMPERATUR ORAL
16 Cuci tangan
Minta klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa
17
nyaman.
Siapkan thermometer atau turn on pada thermometer elektrik.

18

Tempatkan ujung thermometer di bawah lidah klien pada


sublingual.

19

20 Minta klien menutup mulut.


Jelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 3
21
– 5 menit atau sampai alarm berbunyi pada thermometer elektrik.
22 Ambil thermometer dan baca hasilnya.
Bersihkan thermometer dengan kapas alcohol atau dengan
23
menggunakan sabun-savlon-air bersih lalu keringkan dengan kassa.
24 Rapikan klien.
25 Cuci tangan.
26 Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
PENGUKURAN TEMPERATUR RECTAL
27 Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien.
28 Cuci tangan dan persiapkan alat-alat di dekat klien.
29 Pakai sarung tangan/handscouen.
30 Persilakan klien untuk melepas celana (jaga privasi klien).
Bantu klien berbaring ke arah lateral sinistra atau dekstra dengan
31
kaki fleksi. Pada bayi periksa keadaan anus klien.
32 Olesi thermometer dengan jelly/lubricant.

13
Minta klien untuk nafas dalam dan masukkan thermometer ke
33
lubang anus sedalam 3cm (jangan paksakan bila ada hambatan).
Jelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 5
34
menit atau sampai alarm berbunyi pada thermometer elektrik.
35 Ambil thermometer dan baca hasilnya.
Bersihkan thermometer dengan kapas alcohol atau dengan
36
menggunakan sabun-savlon-air bersih lalu keringkan dengan kassa.
37 Rapikan klien.
38 Cuci tangan.

39 Dokumentasikan hasil pemeriksaan.


PENGUKURAN TEMPERATUR AURAL.
40 Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien.
41 Cuci tangan dan persiapkan alat-alat di dekat klien.
42 Pakai sarung tangan/handscouen.
Siapkan thermometer tympani, jika klien menggunakan alat bantu
43
dengan, keluarkan dengan hati-hati dan tunggu hingga 1 – 2 menit.
44 Bersihkan telinga dengan kapas.
Buka bagian luar telinga, dengan perlahan-lahan, masukan
45
thermometer sampai liang telinga.
46 Tekan tombol untuk mengaktifkan thermometer.
Pertahankan posisi thermometer selama pengukuran sampai muncul
suara atau timbul tanda Cahaya pada thermometer.

47

48 Ambil thermometer dan baca hasilnya.


49 Rapikan klien.
50 Cuci tangan.
51 Dokumentasi hasil pemeriksaan.
PENGUKURAN TEMPERATUR TEMPORAL.
52 Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien.
53 Cuci tangan dan persiapkan alat-alat di dekat klien.
54 Pakai sarung tangan/handscouen.
Lepaskan topi/penutup kepala klien, sibak dahi klien, bersihkan
55
dengan menggunakan kapas.
Letakkan sisi lensa thermometer pada bagian tengah dahi klien
56
antara alis dan batas rambut.

14
Tekan dan tahan tombol SCAN, geser perlahan menyamping dari
dahi hingga bagian atas telinga (terdengar bunyi ’BIP’ dan lampu
merah akan menyala).

57

Lepaskan tombol SCAN, angkat thermometer dari dahi klien


(Thermometer akan secara otomatis mati dalam 30 detik, untuk
58
mematikannya segera, tekan dan lepaskan tombol SCAN dengan
cepat).
59 Baca hassil pengukuran pada layar.
60 Rapikan klien.
61 Cuci tangan.

62 Dokumentasikan hasil pemeriksaan.


PEMERIKSAAN FREKUENSI NAFAS.
63 Bantu klien membuka baju (jaga privasi klien).
Posisikan pasien untuk berbaring/duduk, pastikan klien merasa
64
nyaman.
Lakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan pada
65 punggung/dada untuk menghitung gerakan pernapasan selama
minimal 1 menit.
Dokumentasikan hasil pemeriksaan (frekuensi nafas, irama nafas
66
reguler/ireguler, dan tarikan otot bantu pernafasan.
PEMERIKSAAN NADI.
67 Cuci tangan.
Bantu klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa
68
nyaman.
Gunakan ujung dua atau tiga jari (jari telunjuk, tengah, dan jari
69
manis) untuk meraba salah satu dari 9 arteri.
Tekan arteri radiaslis untuk merasakan denyutan.

70

71 Kaji jumlah, kualitas, dan ritme nadi.

15
Gunakan jam tangan, untuk menghitung frekuensi nadi selama
72
minimal 30 detik.
Hitung frekuensi nadi selama 1 menit penuh apabila ditemukan
73
kondisi abnormal.
74 Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH.
Pilih manset tensimeter/sphygmomanometer sesuai dengan ukuran
75
lengan klien.
Tempatkan pasien dalam posisi nyaman (duduk/berbaring) dengan
76 lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan
oleh pakaian.
77 Palpasi arteri brachialis.
Pasang manset melingkari lengan atas dimana arteri brachialis
78 teraba, secara rapi dan tidak terlalu ketat (2,5cm di atas siku) dan
sejajar jantung.
79 Raba nadi radialis atau brachialis dengan satu tangan.
80 Tutup bulb screw tensimeter.
Pasang bagian diafragma stetoskop pada perabaan pulsasi arteri
81
brachialis.
Pompa tensimeter/sphygmomanometer dengan cepat sampai
82
30mmHg di atas hilangnya pulpasi.
Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulpasi arteri
83
teraba.
Dengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan
84 3mmHg/detik dan melaporkan saat mendengar bising ’DUG’
pertama (tekanan sistolik).
Turunkan tekanan manset sampai suara bising ’DUG’ yang terakhir
85
(tekanan diastolik).
86 Rapikan alat-alat yang telah digunakan.
87 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada pasien.
88 Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
Singaraja,
TOTAL: …./…./……
Nilai = 1 𝑥𝑥……+2 𝑥𝑥……𝑥𝑥 100 = ...... x 100 = …… Dosen
2 𝑥𝑥……
……………...

2.7. Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan TTV.


1. Faktor Genetik.
2. Isolasi Sosial.
3. Pengalaman Traumatis.
4. Stress dan Tekanan Hidup.
5. Ketidaksetaraan Sosial, Ekonomi, dll

16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengukuran tanda vital merupakan keterampilan dasar yang sangat penting
dalam praktek keperawatan, karena memberikan informasi vital tentang kondisi
kesehatan klien. Ini melibatkan pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan
pernapasan. Setiap tanda vital memberikan indikasi yang berharga tentang kondisi klien
dan dapat membantu dalam diagnosis serta perencanaan perawatan.
Implementasi prosedur pemeriksaan tanda-tanda vital harus disesuaikan dengan
usia pasien, karena setiap tahapan perkembangan memiliki karakteristik yang berbeda.
Misalnya, pada bayi, pemeriksaan tanda vital mungkin memerlukan teknik khusus dan
pemahaman terhadap norma-norma yang berlaku untuk usia tersebut.
Dengan demikian, pemahaman dan penguasaan terhadap pengukuran tanda vital
serta penerapannya yang sesuai dengan usia pasien merupakan aspek penting dalam
praktik keperawatan yang efektif dan aman.

3.2 Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami makna, fungsi, dan tujuan dari
pemeriksaan ttv, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan keperawatan sehari-hari
maupun dalam pembuatan pengkajian keperawatan.
Penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi tulisan maupun bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, mohon diberikan saran
agar pembuatan makalah kedepannya dapat lebih baik dari sebelumnya.Semoga
makalah ini dapat berguna dan menambah wawasan bagi pembaca dan penyusun.

17
LATIHAN SOAL
Soal pemeriksaan
1. Berikut ini yang bukan merupakan pemeriksaan Tanda-tanda Vital adalah…
A. Tekanan darah
B. Pemeriksaan Nadi
C.Suhu
D.Pengelihatan
2. Fase saat jantung beristirahat akan menunjukkan nilai…
A. Fase sistolik
B. Fase Diastolik
C. Fase kontraksi
D. Fase Relaksasi
3. Pengukuran denyut nadi dilakukan untuk mengetahui jumlah denyut nadi per menit ,
biasanya diperiksa pada area…
A. Arteri radialis
B. Arteri Brachialis
C. Arteri Femoralis
D.Arteri Temporalis
4. Berikut bukan termasuk dalam pemeriksaan Tanda-tanda vital
A. Suhu tubuh
B. Tekanan darah
C. Nadi
D. Cek golongan darah
5. Dibawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
A. Umur
B. Waktu Pengukuran
C . Stres
D.Semua jawaban diatas benar

18
6. Denyut nadi normal pada orang dewasa
A. 80-160x/mnt
B. 60-100x/mnt
C. 90-120x/mnt
D. 90-100x/mnt
7. Tempat pengukuran suhu inti yang efektif antara lain kecuali
A. Aksila
B. Dada
C. Oral
D. Rectal
8. Keterampilan untuk mendengarkan suara organ tubuh dinamakan
A. Auskultasi
B. Palpasi
C. Perkusi
D. Inspeksi
9. Kondisi normal dari panas tubuh berada pada suhu
A. 35,9-37,9 C
B. 36-38 C
C. 37-40 C
D. 36-37,5 C
10. Pengukuran suhu tubuh di daerah axila dengan termometer air raksa memerlukan waktu
A. 15 detik
B. 10-15 menit
C. 15-20 menit
D. 5 menit

19
Kunci Jawaban
1. D
2. B
3. A
4. D
5. D
6. B
7. B
8. A
9. D
10. D

20
DAFTAR PUSTAKA

umm. 2023/2024. Pemeriksaan TTV dan Kepala Leher.


https://s1keperawatan.umm.ac.id/files/file/PEMERIKSAAN%20TTV
%20DAN%20 KEPALA%20LEHER.pdf . keperawatan.umm.ac.id .
hdmall. 2023/2024. Tanda-tanda vital. https://hdmall.id/c/tanda-tanda-vital . Hdmall.id .

21

Anda mungkin juga menyukai