Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Tugas Konsep Dasar Keperawatan

DISUSUN
OLEH ARINDA RIZKI CAHYATI
X KEPERAWATAN B

SMK KESEHATAN DWI PUTRI HUSADA BOGOR


PROGRAM STUDI KEAHLIAN KEPERAWATAN
Jl. Kh.Sholeh Iskandar Salabenda RT 01/04
Kel.Kayumanis Kec.Tanah Sareal
Kota Bogor 16169
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “MAKALAH
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL “

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Bogor, 02 November 2020


Penulis

Arinda Rizki Cahyati

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tanda – Tanda Vital ......................................................................................... 2
B. Jenis – Jenis Tanda Vital .................................................................................. 5
1. Tekanan Darah ......................................................................................................... 5
2. Suhu ......................................................................................................................... 11
3. Nadi ...................................................................................................................... 17
4. Pernafasan ................................................................................................................. 20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 26
B. Saran .......................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan, pemeriksaan tanda – tanda vital sangat
dibutuhkan, karena dengan pemeriksaan tersebut kita dapat membuat beberapa diagnose
tentang apa yang dialami pasien/klien. Ada beberapa pemeriksaan fisik diantaranya
adalah pemeriksaan pernafasan, nadi, tekanan darah dan suhu.
Pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam memantau
kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons terhadap intervensi
yang diberikan. Data ini juga memberikan sebagian keterangan pokok yang memungkinkan
diussunnya rencana keperawatan. Selanjutnya pengambilan tanda – tanda vital ini dilakukan
dengan jarak waktu pengambilan tergantung pada keadaan umum klien.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja prosedur pelaksanaan dan tanda – tanda vital
2. Apa saja masalah yang harus dikaji dan tanda – tanda vital
3. Berapakah batasan normal setiap tanda – tanda vital

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengatahui prosedur pelaksanaan dari tanda – tanda vital
2. Untuk mengatahui masalah yang harus dikaji dan tanda – tanda vital
3. Untuk mengetahui batasan normal setiap tanda – tanda vital

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanda – Tanda Vital


Tanda – tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam memantau kondisi klien
atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons terhadap intervensi yang diberikan.
Penggunaan tanda – tanda vital memberikan data dasar untuk mengetahui respons terhadap
stress fisiologi/psikologi, respons terapi medis dan keperawatan. Hal ini sangatlah penting
sehingga disebut tanda – tanda vital.
Waktu untuk mengukur tanda – tanda vital:
Ø Saat klien pertama kali masuk ke fasilitas
Ø Saat memeriksa klien pada kunjungan rumah
Ø Di rumah sakit/fasilitas kesehatan dengan jadwal rutin sesuai program
Ø Sebelum dan sesudah prosedur bedah atau diagnostic invasif respon tubuh terhadap perbedaan
suhu dalam tubuh.
Cara pemeriksaan tanda-tanda vital:
1) Hal pertama yang dilakukan adalah menyapa pasien dengan sopan dan
ramah,menanyakan keadaan pasien,memperkenalkan diri kepada pasien,menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan serta tujuannya dan melakukan tindakan atas
persetujuan pasien.
Setelah pasien menyetujui tindakan yang akan dilakukan lalu dekatkan alat.
Alat-Alat yanng akan digunakan adalah:
1.Stetoskop.
2. Tensi meter.
3.Bak instrumen yang berisi: 1.satu pasang handskun.
2.satu termometer.
3.Kapas alkohol.
4.Bengkok.
5.Lisol.
6.Air sabun.
7.Air DTT.

2
Setelah semua alat sudah di dekatkan tindakan selanjutnya adalah:
2) Mencuci tangan
Langkah-langkah mencuci tangan adalah:
1. Buka keran air dan basahi kedua tangan Anda.

2. Gunakan sabun secukup nya dan oleskan ke kedua tangan Anda hingga menutupi seluruh

permukaan tangan.

3. Gosokkan kedua telapak tangan Anda secara bergantian.

4. Jangan lupa untuk menggosok area di antara jari-jari tangan dan juga punggung tangan

Anda hingga bersih.

5. Bersihkan pula ujung jari Anda secara bergantian dengan mengatupkannya.

6. Bersihkan kedua ibu jari tangan secara bergantian dengan menggenggam dan memutar ibu

jari secara bergantian.

7. Lalu, letakkan ujung jari-jari Anda ke telapak tangan, kemudian gosok perlahan. Lakukan

secara bergantian dengan tangan lainnya.

8. Setelah itu, bilas kedua tangan dengan air yang mengalir.

9. Segera keringkan kedua tangan Anda menggunakan handuk atau tisu kering yang bersih.

3) Setelah mencuci tanngan atur posisi pasien senyaman mungkin.

4) Kemudian pasang handskun sebelah kanan tanpa menyentuh bagian handskun yang

steril kemudian pasang handskun sebelah kiri.

5) Pastikan termometer dibawah garis 35 derajat celcius

6) Lakukan pengukuran suhu, dengan meletakkan termometer dibagian axila.

3
7) Pemeriksaan tekanan darah.

- Singsikan lengan baju pasien.

- Kemudian pasang manset di lengan pasien.

- Memeriksa tensi dapat dilakukan dengan dua cara:

Cara yang pertama dengan menggunakan stetoskop yaitu dengan menentukan denyut
nadi

dilipatan siku terlebih dahulu,Kemudian meletakan stetoskop dan melakukan pemriksaan

tensi.

Cara yang kedua adalah dengan meraba denyut nadi di pergelangan tangan pasien.

- Kemudian lepaskan manset

8) Pemeriksaan nadi

Dilakukan dengan meraba denyut nadi dan mennghitung selama 1 menit.

9) Menghitung pernafasan

Yaitu dengan menghitung pernafasan pasien selama 1 menit 1 kali pernafasan sama dengan 1
kali inspirasi dan 1 kali ekspirasi.

10) Hasil pengukuran suhu

Ambil termometer yang diletakan di axila pasien kemudian lihat hasil pengukuran.

Kemudian bersihkan termometer menggunakan kapas alkohol,setelah itu masukkan cairan


lisol lalu cairan sabun dan yang terakhir masukkan air DTT,kemudian lepas handskun secara
terbalik dan buang sampah pada tempatnya,lalu cuci tangan kembali.

4
Langkah-Langkah mencuci tangan:

1. Buka keran air dan basahi kedua tangan Anda.

2. Gunakan sabun secukup nya dan oleskan ke kedua tangan Anda hingga menutupi seluruh

permukaan tangan.

3. Gosokkan kedua telapak tangan Anda secara bergantian.

4. Jangan lupa untuk menggosok area di antara jari-jari tangan dan juga punggung tangan

Anda hingga bersih.

5. Bersihkan pula ujung jari Anda secara bergantian dengan mengatupkannya.

6. Bersihkan kedua ibu jari tangan secara bergantian dengan menggenggam dan memutar ibu

jari secara bergantian.

7 .Lalu, letakkan ujung jari-jari Anda ke telapak tangan, kemudian gosok perlahan. Lakukan

secara bergantian dengan tangan lainnya.

8. Setelah itu, bilas kedua tangan dengan air yang mengalir.

9. Segera keringkan kedua tangan Anda menggunakan handuk atau tisu kering yang bersih.

1. Jenis – Jenis Tanda – Tanda Vital

I . TEKANAN DARAH
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.
Point-point penting dalam tindakan pengukuran tekanan darah :
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah
ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat
dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg.

5
Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung,
dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk
mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau
berbaring.Alat pengukur tekanan darahTekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi
secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih
rendah daripada dewasa.

Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, di mana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika; paling beristirahat. Tekanan darah dalam satu
hari juga berbeda tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidr maulam hari.Bila
diketahui lebih tinggi tekanan darah dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan
mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya
mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.

Darah mengalir karena adanya perubahan


 Sebelum, saat, dan setelah transfuse darah
 Saat keadaan umum klien berubah
 Sebelum, saat, dan sesudah pemberian obat.
 Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang mempengaruhi tanda – tanda vital
 Saat klien mendapat gejala fisik yang non spesifik
 Menggigil adalah tekanan, dimana terjadi perpindahan dari area bertekanan tinggi ke area
bertekanan rendah. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkonstraksi dan disebut tekanan
sistolik. Tekanan darah sistemik atau arterial merupakan indicator yang paling baik untuk
kesehatan kardiovaskuler. Tekanan diastolic adalah tekanan terendah yang terjadi saat
jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik
terhadap tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 – 140/90.
Rata – rata tekanan darah normal biasanya 120/80.

6
Menurut Hayens (2003) tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah
berperan penting dalam proses ini di mana jantung sebagai pompa muscular yang
menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah dan pembuluh darah yang memiliki dinding
yang elastic dan kehanan yang kuat. Tekanan darah di ukur dalam satuan millimeter air raksa
(mmHg). Untuk mengukur tekanan darah maka perlu dilakukan pengukuran darah secara
rutin.
a. Pemeriksaan tekanan darah
Alat yang digunakan
1. Tensimeter

Contoh Tensimeter Digital


2. Stetoskop
3. Buku catatan

Pelaksaanan
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat kesamping klien
3. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4. Mengatur posisi klien
5. Membuka pakaian yang menutupi lengan atas
6. Membalutkan kantong tensi meter pada lengan atas kira – kira 3 cm di atas fosa cubiti,
dengan tinta karet di sebelah luar lengan, balutkan tapi jangan terlalu kencang.
7. Memakai stetoskop
8. Meraba detik arteri brakialis dengan ujung tengah dan jari telunjuk. Pastikan tidak
diperkenankan menggenggamkan tangan atau menempelkan tangannya.
9. Meletakkan piringan stetoskop diatas arteri brakialis.

7
10. Mengunci skrup balon karet
11. Memompakan udara kedalam kantong dengan cara memijat balon berulang – ulang, air raksa
didalam pipa naik, dipompa terus sampai denyut arteri tidak terdengar lagi
12. Membuka sekrup balon dengan menurunkan tekanan dengan perlahan – lahan
13. Mendengar denyut dengan teliti dan memperhatikan sampai angka berapa pada skala mulai
terdengar denyut pertama dan mencatat sebagai tekanan sistole.
14. Meneruskan membuka skrup tadi perlahan – lahan sampai suara nadi terdengar lambat dan
menghilang, dicatat sebagai tekanan diastole.
15. Membuka kantong karet, digulung dengan rapi.
16. Mengunci tensi meter ke arah
17. Merapikan pasien
18. Membereskan alat
19. Mencuci tangan
20. Mendokumentasikan

b. Masalah Yang Harus Dikaji Pada Tekanan Darah


Hipertensi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yaitu tekanan diastolic mencapai 140mmHg
atau lebih, terapi tekanan diastolik kurang dari 90mmHg dan tekanan diastolik masih dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 80 kemudian berkurang perlahan – lahan bahkan
menurun drastis. Hipertensi ini juga disebabkan oleh berbagai masalah kebutuhan nutrisi,
seperti penyebab dari adanya obesitas serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup.

8
Penatalaksanaan hipertensi juga dapat menganjurkan pasien untuk memakai obat anti
hipertensi dan turunkan jumlah dosisnya yang disediakan dengan langkah - langkah :
a. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indek masa tubuh lebih dari 27 kg)
b. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30/35 menit/hari)
c. Mengurangi asupan natrium (< 100 mmol Na/2,4 gr Na/ 6gr Nacl/hari)
d. Mempertahankan asupan kalsium yang adekuat (90 mmHg/hari)
e. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan.

Yang perlu dikaji pada pasien hipertensi:


a. Aktivitas dan istirahat
Ø Gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup menonton
Ø Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipnea.

b. Sirkulasi
Ø Gejala: riwayat hipertensi, arteri korosis penyakit jantung koroner/katup dan penyakir cerebral
vaskuler
Ø Kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dan kenaikan tekanan darah) diperlukan untuk
menegakkan diagnosis.
1. Bunyi jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4 (pengerasan ventrikel
kiri/hipertrofi ventrikel kiri.
2. Desiran vaskuler terdengar diatas karotis
3. DVJ (distensi vena jugularis)
4. Ekstermitas : perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler mungkin lambat
tertunda (vasokontriksi).
5. Kulit pucat, sianosis dan diaphoresis konghesif/inpoksemia) kemerahan (veoktamusisoma)

c. Integritas ego
Ø Gejala : riwayat perubahan kepribadian ansietas, depresi, atau marah kronik.
Ø Tanda : gelisah, penyempitan kontinu pertahanan, gerak tangan, sempit, peningkatan pola
bicara.

9
d. Eliminasi
Ø Gejala : gangguan ginjal saat ini/yang lalu seperti infeksi atau riwayat penyakit masa lalu

e. Makanan dan cairan


Ø Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak,
kolesterol, keju, telur, gula merah.
Ø Tanda : berat badan normal atau obeisitas, adanya edema, konghesti vena. DVJ/Distensi Vena
Jugularis

f. Nyeri
Ø Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung (nyeri hilang timbul pada
tungkai).

g. Pernafasan
Ø Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja takipnea, ortopnea, dispnea
nontural, potok sismol, batuk tanpa seputum, riwayat merokok.
Ø Tanda : bunyi nafas tambahan, distress respiorasi atau penggunaan otot aksesoris pernafasan
sianosis.

h. Keamanan
Ø Gejala : gangguan koordinasi atau cara berjalan, episode perestasia, unilateral, transen,
hipotensi postural.

i. Penyuluhan
Ø Gejala: faktor – faktor resiko keluarga: hipertensi arteroskalerosis, penyakit jantung, DM,
penyakit cerebros vaskuler ginjal.

10
c. Batasan normal tekanan darah

Umur Tekanan sistolik/diatolik (mmHg)


1 bulan 86/54
6 bulan 90/60
1 tahun 96/65
2 tahun 99/65
4 tahun 99/65
6 tahun 100/60
8 tahun 105/60
10 tahun 110/60
12 tahun 115/60
14 tahun 118/60
16 tahun 120/65

II . SUHU
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai kondisi
metabolisme dalam tubuh , dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui
metabolisme darah. Suhu tubuh perlu dijaga keseimbangannya, yaitu antara jumlah panas
yang hilang dengan jumlah panas yang diproduksi. Proses pengaturan suhu terletak pada
hypothalamus dalam sistem saraf pusat. Bagian depan hypothalamus dapat mengatur
pembuangan panas dan bagian hypothalamus belakang mengatur upaya penyimpanan panas.
Perubahan suhu tubuh diluar kisaran normal akan mempengaruhi titik pengaturan
hypothalamus. Perubahan ini berhubungan dengan produksi panas berlebihan, kehilangan
panas minimal, atau kombinasi hal di atas. Sifat perubahan akan mempengaruhi jenis masalah
klinis yang dialami klien

11
Contoh gambar Termometer
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:
1. Usia : pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai pubertas, lansia sangat sensitif terhadap
suhu yang ekstrem.
2. Olahraga: meningkatkan produksi panas.
3. Kadar hormon: perempuan mengalami frekuensi suhu tubuh yang lebih besar dari laki –
laki.
4. Lingkungan : suhu tubuh secara normal berubah 0,5˚ selama 24 jam titik terendah pada
pukul 1 – 4 dini hari.

a. Pemeriksaan suhu
Dimulut Atau Oral
Ø Alat yang digunakan :
1. Thermometer oral
2. Botol berisi larutan sabun
3. Botol larutan desinfektan
4. Botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kain kasa
5. Potongan tertutup pada tempatnya
6. Bengkok
7. Alat tulis
8. Buku catatan

12
Ø Pelaksaan :
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi pasien (duduk/tidur)
4. Thermometer diperiksa apakah air raksa sudah turun jika belum ayun – ayun dengan hati –
hati sampai air raksa penuh pada titik angka terendah (dibawah 35˚c).
5. Anjurkan pasien untuk membuka mulut, letakkan reservoin thermometer dibawah lidah
kemudian anjurkan pasien untuk menutup mulut.
6. Tunggu 10 menit, keluarkan thermometer dan keringkan dengan silstep 1 kali dengan
tekanan yang mantab dari atas ke reservoin dengan putaran.
7. Baca hasilnya dengan meletakkan thermometer horizontal setinggi mata putar – putar
diantaranya jari sampai batas air raksa jelas.
8. Catat hasil di buku catatan

Diketiak/ aksila
Ø Alat yang digunanakan :
1. Thermometer aksila
2. botol berisi larutan sabun
3. botol berisi larutan desinfektan
4. botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kain kasa
5. potongan tertutup pada tempatnya
6. menempatkan thermometer ke tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan lengan di
bawah klien.
7. Biarkan thermometer di tempat tersebut
> Termomter air raksa 5 – 10 menit
> Thermometer digital sampai sinyal terdengar
8. Keluarkan thermometer dengan hati – hati

13
9. Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari arah atas ke reservoir, buang
tisu di bengkok.
10. Baca air raksa atau digitalnya
11. Membantu klien merapikan bajunya
12. Menurunkan tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital ke skala awal
13. Mengembalikan thermometer pada tempatnya
14. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
15. Mencatat hasil

Dianus Atau Rectal


alat yang digunakan:
1. Thermometer rektal
2. Botol berisi larutan sabun
3. Botol berisi larutan desinfektan
4. Botol berisi air bersih didalamnya dialasi dengan kain kasa
5. Potongan tertutup pada tempatnya
6. Bengkok
7. Alat tulis
8. Buku catatan

Ø Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat ke samping klien
3. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4. Memasang tirai
5. Membuka pakaian bawah
6. Mengatur posisis klien
7. Dewasa : SIM atau miring dan kaki sebelah atas tekuk ke arah perut
8. Bayi atau anak : tengkurap atau terlentang
9. Melumasi ujung thermometer dengan Vaseline

14
10. Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri (untuk orang dewasa)
11. Minta klien menarik nafas dalam dan memasukkan thermometer secara perlahan ke dalam
anus sekitar 3,5 cm pada orang dewasa. Dan pada bayi 1,2 – 2,5 cm
12. Pegang thermometer di tempatnya selama 2 – 3 menit (orang dewasa) dan 5 menit (untuk
orang laki – laki)
13. Keluarkan thermometer dengan hati – hati
14. Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dan buang tisu ke bengkok
15. Baca air raksa dan digitalnya
16. Merapikan pasien
17. Membersihkan thermometer air raksa
18. Menurunakan tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital ke skala awal.
19. Mengembalikan thermometer pada tempatnya.
20. Melepas sarung tangan
21. Mencuci tangan
22. Mencatat hasil

b. Masalah yang harus dikaji pada pemeriksaan suhu


Demam
Demam bisa terjadi disebabkan karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu
untuk memertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas sehingga
mengakibatkan suhu dalam tubuh menjadi tidak normal.
Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu
sampai 39°C meningkatkan sistem imun tubuh. Demam juga meruapakan bentuk pertarungan
akibat infeksi karena virus menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).
Pola demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah
pirogen berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang berbeda.
Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah.
Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan
pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrient.
Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.

15
Hipertermia
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan
tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.
Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat memengaruhi mekanisme
pengeluaran panas. Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan dimana tidak dapat
mengontrol produksi panas yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan
anastetik tertentu.
Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin memengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan mengakibatakan hipotermia.
Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti:
· Ringan: 33°-36°.
· Sedang: 30°-33°.
· Berat: 27°-30°.
· Sangat berat: <30°.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama
beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami hipotermia
mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai.
Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan
darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung,
kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap stimulus nyeri.
Kelelahan Akibat Panas
Kelelahan akibat panas terjadi akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terlalu panas. Tanda dan gejala kurang volume
cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas.
Heat Stroke
Lingkungan dengan suhu tinggi dapat memengaruhi mekanisme pengeluaran panas.
Kondisi ini disebut heat stroke. Penderita heat stroke tidak berkeringat karena kehilangan
elektrolit sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heat stroke dengan suhu yang lebih besar
dari 40,5°C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh.

16
Itulah beberapa kondisi penyakit yang disebabkan oleh adanya perubahan suhu tubuh.
Adanya perubahan suhu tubuh memang sangat sulit dicegah dan manusia hanya dapat
melakukan peminimalan resiko dari penyakit-penyakit yang berkaitan dengan perubahan
suhu tubuh seperti demam, kelelahan, heat stroke, dan lainnya.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan rajin memeriksakan kondisi tubuh ke dokter
secara rutin, mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan mencukupi
kebutuhan tidur Anda.
Dengan demikian, penyakit apapun bisa dicegah. Jika mampu menyerang sekalipun,
resiko penyakitnya tak akan terlalu parah dan juga proses penyembuhannya relatif cepat
karena orang yang senantiasa menjaga kebugaran dan kesehatan tubuhnya memiliki daya
imun yang kuat.

c. Batasan normal pemeriksaan suhu

Usia Suhu (Derajat


Celcius)
3 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37,0
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
13 tahun 36,6

III. NADI
Nadi adalah gerakan atau aliran darah pada pembuluh darah arteri yang dihasilkan
oleh kontraksi dari ventrikel kiri jantung. Denyut nadi adalah rangsangan kontraksi jantung
yang dimulai dari NODES SINOURI atau NODUS SINOS ATRIAL yang merupakan bagian
atas serambi kanan jantung. Salah satu indikator kesehatan jantung adalah terjadinya
peningkatan denyut nadi pada saat beristirahat.

17
Pemeriksaan nadi sangat penting dilakukan agar petugas kesehatan yang melakukan
pemeriksaan nadi dapat mengetahui keadaan nadi (frekuensi irama dan kuat lemah nadi ).
Mengukur denyut nadi yang terasa pada pembuluh.
Darah arteri yang disebabkan oleh gelombang darah yang mengalir di dalamnya
sewaktu jantung memompa darah ke dalam aorta atau arteri.

Tujuan pemeriksaan nadi adalah :


1. Untuk mengetahui kerja jantung
2. Untuk menegetahui jumlah denyut jantung yang terasa pada pembuluh darah.
3. Untuk menentukan denyut nadi normal atau tidak.
Kecepatan denyut jantung bereaksi terdapat rangsangan yang ditimbulkan oleh system
saraf simpatis dan saraf parasimpatis, beberapa hal yang mempengaruhi jumlah denyut:
emosi, nyeri, aktivitas, dan obat-obatan. Kecepatan denyut nadi bertambah bila tekanan darah
turun karena jantung berusaha meningkatkan keluarnya darah.

a) Pemeriksaan Nadi
Ø Alat yang digunakan
1. Alat penghitung denyut nadi
2. Jam tangan / arloji
3. Buku catatan
Ø Pelaksanaan
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Mempersiapkan alat yang dibutuhkan
3. Membawa alat kedekat pasien
4. Mengatur posisi pasien
5. Meraba / menghitung denyut nadi pada tempat-tempat denyut nadi( temporalis, karotis,
apikal, brakialis, radialis, femoralis, poplitea, tibialis posterior, dorsalis pedis), sesuai
keadaan umum pasien .
6. Menghitung dengan ujung jari kedua, ketiga, empat dan tekan dengan lembut
7. Mengetahui atau melaksanakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung denyut
jantung

18
8. Jika denyut teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan 2. Apabila denyut
tidak teratur dan pada paien yang baru dilakukan pemeriksaan hitung selama 1 menit penuh.
9. Mencuci tangan
10. Mencatat hasil.

b) Masalah Yang Harus Dikaji Pada Pemeriksaan Nadi


Kecepatan Nadi (Pulse Rate)
Pulse Rate (jumlah denyutan perifer yang dirasakan selama 1 menit) à dihitung dengan
menekan arteri perifer dengan menggunakan ujung jari
Tachycardia: nadi >100 -150 x/mntà jantung overwork à oksigenasi sel tidak adequat
Palpitasi : perasaan berdebar-debar, sering menyertai tachycardi
Bradycardia : denyut nadi < 60 x/mnt àkejadian lebih sedikit dibandingkan tachycardia

Denyut Nadi sangat fluktuatif dan meningkat dengan :


1. exercise,
2. illness,
3. injury
4. emotions.

c) Batasan Normal Nadi

Usia Denyut nadi (x/permenit)


Balita 120-160
Anak 90 – 140
Pra sekolah 80 – 110
Sekolah 75 – 100
Remaja 60 – 90
Dewasa 60-100

19
Cara mengukur denyut nadi

IV. PERNAFASAN
Pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
O2 (oksigen) ke dalam tubuh, serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
CO2 (karbon dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut
inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Secara normal orang dewasa bernafas
kira – kira 16 – 20 x/menit, sementara bayi dan anak kecil lebih cepat daripada orang
dewasa. Naiknya kecepatan bernafas disebut polypnea. Jika suhu badan naik kecepatan
bernafas bertambah, karena tubuh berusaha melepaskan diri dari kelebihan panas.
Pemeriksaan pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernafasan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pola pernafasan:


1. Faktor fisiologis
Ø Menurunnya kemampuan meningkatkan O2 seperti pada anemia
Ø Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti obstruksi saluran pernafasan bagian atas.

20
Ø Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya O2
Ø Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obeisitas,
penyakit kronis, seperti TBC paru.

2. Faktor perkembangan
Ø Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
Ø Dewasa, muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru.
Ø Dewasa tua adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis,
elastisitas menurun

3. Faktor perilaku
Ø Nutrisi
Ø Exercise: akan meningkatkan kebutuhan oksigen
Ø Merokok: nikotin menyebabkan fase konstruksi pembuluh darah perifer dan koroner.
Ø Kecemasan

4. Faktor lingkungan
Ø Tempat kerja
Ø Suhu lingkungan
Ø Ketinggian dari permukaan air laut
Faktor yang meningkatkan frekuensi pernafasan:
Ø Olahraga
Ø Stress
Ø Peningkatan suhu lingkungan
Ø Penurunan konsentrasi oksigen pada darah yang tinggi

Tujuan menghitung pernafasan :


1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Mengikuti perkembangan penyakit
3. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnose

21
a. Menghitung pernafasan
Ø Alat yang digunakan
1. Jam tangan/arloji
2. Buku catatan
Ø Pelaksanaan
1. menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. membawa alat kesamping klien
3. mencuci tangan
4. hitunglah naik turunnya dada klien (pernafasan) sambil memegang arteri radialis dan
menekukkan ke dada klien seperti pura – pura menghitung denyut nadi (mengupayakan agar
pasien tidak merasa di observasi).
5. jika irama respirasi teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan dua. Jika
irama respirasi tidak teratur hitung selama 1 menit penuh
6. membereskan alat
7. mencuci tangan
8. mencatat hasil

b. Masalah yang harus dikaji pada pernafasan


1. Ritme pernafasan
· Eupnea : irama normal
· Kusmaul : cepat dan dalam
· Hiperventilasi : pernafasan dalam, kecepatan normal
· Biot’S : Cepat dan dalam, berhenti tiba2, kedalaman sama (kerusakan saraf)
· Cheyne stoke : bertahap dangkal – lebih cepat dan dalam – lambat –apnea (kerusakan saraf)
a. Retraksi interkosta : kemungkinan retraksi pada obstruksi jalan nafas
b. Orthopnea : sesak pada waktu posisi berbaring
c. Suara batuk : produktif / tidak

22
2. Palpasi
a. Nyeri dada tekan :kemungkinan fraktur iga
b. Kesimetrisan ekspansi dada
· Caranya : letakkan kedua telapak tangan secara datar
Bisa pada anterior, sisi dan posterior
Anjurkan tarik nafas
· Amati : normal bila gerakan tangan simetris
Taktil fremitus
· Caranya : -letakkan tangan sama dengan cara pemeriksaan ekspansi dada
-anjurkan pasien menyebut tujuh-tujuh / enem-enam
-rasakan getaran
· Kurang bergetar : pleura effusion, pneumothoraks
-lakukan pada seluruh permukaan dada (atas,bawah,kiri,kanan, depan,belakang)

3. Perkusi
· Suara perkusi
o Paru normal : sonor/resonan
o Pneumothoraks : hipersonor
o Jaringan padat (jantung, hati) : pekak/datar
o Daerah yang berongga : tympani
o Batas organ
§ Sisi dada kiri : dari atas ke bawah ditemukan sonor/resonan- tympani : ICS 7/8 (Paru-lambung)
§ Sisi dada kanan : ICS 4/5 (paru-Hati)
§ Dinding posterior :-Supraskapularis (3-4jari di pundak) batas atas paru
-Setinggi vertebratorakal 10 garis skapula batas bawah paru

4. Auskultasi
· Suara / bunyi nafas vesikuler
o Terdengar disemua lapang paru normal
o Bersifat halus, nada rendah
o Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi
o Bronchovesikuler

23
§ Ruang interkostal pertama dan kedua area interskapula
§ Nada sedang, lebih kasar dari vesikuler
§ Inspirasi sama dengan ekspirasi
§ Bronchial
§ Terdengar di atas manubarium,
§ Bersifat kasar, nada tinggi
§ Inspirasi lebih pendek dari ekspirasi
§ Suara ucapan
§ Anjurkan penderita mengucapkan tujuh-tujuh berulang2 secara berisik sesudah inspirasi
§ Lakukan dengan intonasi yang sama kuat sambil mendengarkan secara sistematik disemua
lapang paru dengan menggunakan stetoskop
§ Bandingkan bagian kiri dan kanan

5. Suara Tambahan
a. Ronchi (ronchi kering)
Suara yang tidak terputus, akibat adanya getaran dalam lumen saluran pernafasan karena
penyempitan : ada sekret kental/lengket
a. Rales (ronchi basah)
Suara yang terputus, akibat aliran udara melewati cairan dan terdengar pada saat inspirasi
b. Wheezes – wheezing
Suara terdengar akibat obstruksi jalan napas, terjadi penyempitan sehingga ekspirasi dan
inspirasi terganggu, sangat jelas terdengar saat ekspirasi.

c. Batasan Normal Pernafasan


Usia Frekuensi (x/menit)
Balita 30 – 60
Anak 30 – 50
Pra sekolah 25 – 32
Sekolah 20 – 30
Remaja 16 – 19
Dewasa 12 – 20

24
Gambar Cara Menghitung Pernapasan

`
25
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah memahami tentang tanda-tanda vital. Dan kesimpulannya adalah kesehatan


pada tubuh kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda-tanda vital seperti denyut nadi,
tekanan darah, pernapasan, suhu badan, dan berat badan. Bagaimana prosedur pelaksanaan
yang berperan penting kepada masyarakat atau pun pasien dan bertujuan untuk menambah
pengetahuan. Seperti pada tekanan darah, seiring dengan bertambahnya umur seseorang maka
tekanan darah akan meningkat. Dan emosi ataupun rasa nyeri yang di alami oleh seseorang
itu juga berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah.
Dengan demikian Suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut
nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat menunjukkan
fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuansistem kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan
dengan denyut nadi.

B. SARAN
Dari penjelasan di atas kita harus lebih teliti untuk mengkaji suatu tanda – tanda
vital. Karena kalau kita tidak teliti dalam mengkaji tanda – tanda vital maka kita tidak bisa
memberikan evaluasi respon klien terhadap intravena yang diberikan karena pemeriksaan
tanda – tanda vital merupakan bagian dari proses pemeriksaan pasien.

26
DAFTAR PUSTAKA

Judul:Penatalaksanaan pengukuran suhu tubuh Penulis:Irawan Sapto Adhi dan dr. Kevin
Adrian Tanggal Tayang:05 September 2020 URL:
https://amp.kompas.com/health/read/2020/03/15/073100268/3- definisi-demam-berdasarkan-
lokasi-pengukuran-suhu https://www.alodokter.com/memahami-suhu-tubuhAlimul H. A. Aziz.
2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.
.2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 2. Jakarta: Salemba Medika.
Yuni Kusmiati. 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan.
Yogyakarta: Fitramaya .
T.H HERDMAN S. KAMITSURU. 2015. NANDA internasional diagnosis keperawatan
Definisi dan klasifikasi 2015-2017.JAKARTA:EGC.
H. RIDHA NABIEL .2014. BUKU AJAR KEPERAWATAN ANAK. YOGYAKARTA: Pustaka
pelajar.
KATHLEEN MORGAM SPEER.2008. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PEDIATRIC
DENGAN CLINICAL PATHWAYS EDISI 3.JAKARTA:EGC.
Dorland W.A.N.2010. kamus kedokteran Dorland.31th ed. EGC: Jakarta
Hidayat.A.,2004. Pengantar Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2.EGC.Jakarta.
Nursalam,2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Salemba Medika.Jakarta

Depkes RI.1994. Prosedur Perawatan Dasar. Jakarta.


http://www.deherba.com Keterampilan Dasar Praktik
Klinik Keperawatan./.html#ixzz2N9JXTthu
Tim Departemen Kesehatan RI. 1994. Prosedur
Perawatan Dasar. Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, Jakarta.
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2104136-tabel-nilai-normal-tekanan
darah/#ixzz289MTds1c
http://dunialovely.blogspot.com/2010/04/tandatanda-vital-manusia.html

http://siavent.blogspot.com/2010/01/prosedurpemeriksaan-tanda-vital.html
http://yayannerz.blogspot.com/2011/03/tanda-tandavital.html#ixzz283QSVr3S

onypoenya.files.wordpress.com/2011/03/laporan fishe4.doc

27

Anda mungkin juga menyukai