Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

TINDAKAN KEPERAWATANPADA GANGGUAN RASA AMAN


DAN NYAMAN

Disusun Oleh :
1. Nur Bial Astini 7. Ryan Ardiantoro
2. Puput Indriyani 8. Sefita linda Dirnati
3. Ratih Nur Yani 9. Tulus Setiono
4. Ratih Ratnah Sari 10. Wahyu Elsa .N.
5. Rismatul Ula 11. Wiwin Winda Wati
6. Rose Swastika .H.

Dosen Pengajar :
Fitri F,S. Kep, Ns, M. Kes

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
2019 – 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah Swt Karena Atas Segala Rahmat Dan Hidayah Yang
Di Limpahkan-Nya Sehingga Kami Dapat Menyusun Dan Menyelesaikan Makalah Ini.
Makalah Ini Disusun Dan Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal
Bedah II Di Stikes Pemkab Jombang.
Makalah Ini Kami Susun Dengan Menggunakan Banyak Literatur Yang Kami
Gunakan Untuk Menjadi Dasar Terwujudnya Makalah Ini. Di Dalam Pembuatan
Makalah, Kami Mendapatkan Banyak Petunjuk, Bantuan, Dukungan Bimbingan Serta
Pengarahan Dari Berbagai Pihak.
Kami Menyadari Bahwa Masih Banyak Kekurangan Dalam Penyusunan Makalah
Ini. Oleh Karena Itu, Kami Mengharapkan Kritik Dan Saran. Dan Kami Berharap
Makalah Ini Dapat Bermanfaat Bagi Para Pembaca.

Jombang, 15 November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengatar........................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................3
BAB I
Pendahuluan.........................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................5
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................5
BAB II
2.1 Pembahasan....................................................................................6
2.2. Pengertian Luka.............................................................................6
2.3. Jenis Luka......................................................................................6
2.4. Prosedure Cara Merawat Luka......................................................7
2.5. Kompres Hangat Dan Dingin.......................................................11
2.6. Memberikan Obat Sesuai Program Dan Penanganan..................15
2.7. Gejala Kusta........................................................................................16
2.8.Asuhan Keperawatan Morbus Hansen..........................................18
BAB III
Penutup................................................................................................24
Daftar Pustaka.....................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka Merupakan Suatu Kerusakan Integritas Kulit Yang Dapat Terjadi Ketika
Kulit Terpapar Suhu Atau Ph, Zat Kimia, Gesekan, Trauma Tekanan Dan Radiasi.
Respon Tubuh Terhadap Berbagai Cedera Dengan Proses Pemulihan Yang Kompleks
Dan Dinamis Yang Menghasilkan Pemulihan Anatomi Dan Fungsi Secara Terus
Menerus Disebut Dengan Penyembuhan Luka (Joyce M. Black, 2001). Penyembuhan
Luka Terkait Dengan Regenerasi Sel Sampai Fungsi Organ Tubuh Kembali Pulih,
Ditunjukkan Dengan Tanda-Tanda Dan Respon Yang Berurutan Dimana Sel Secara
Bersama-Sama Berinteraksi, Melakukan Tugas Dan Berfungsi Secara Normal.
Idealnya Luka Yang Sembuh Kembali Normal Secara Struktur Anatomi, Fungsi Dan
Penampilan.

Metode Perawatan Luka Berkembang Cepat Dalam 20 Tahun Terakhir, Jika


Tenaga Kesehatan Dan Pasiennya Memanfaatkan Terapi Canggih Yang Sesuai
Dengan Perkembangan, Akan Memberikan Dasar Pemahaman Yang Lebih Besar
Terhadap Pentingnya Perawatan Luka. Semua Tujuan Manajemen Luka Adalah
Untuk Membuat Luka Stabil Dengan Perkembangan Granulasi Jaringan Yang Baik
Dan Suplai Darah Yang Adekuat., Hanya Cara Tersebut Yang Membuat
Penyembuhan Luka Bisa Sempurna.
Untuk Memulai Perawatan Luka, Pengkajian Awal Yang Harus Dijawab Adalah,
Apakah Luka Tersebut Bersih, Atau Ada Jaringan Nekrotik Yang Harus Dibuang,
Apakah Ada Tanda Klinik Yang Memperlihatkan Masalah Infeksi, Apakah Kondisi
Luka Kelihatan Kering Dan Terdapat Resiko Kekeringan Pada Sel, Apakah Absorpsi
Atau Drainage Objektif Terhadap Obat Topical Dan Lain-Lain.

Terjadinya Peradangan Pada Luka Adalah Hal Alami Yang Sering Kali

4
Memproduksi Eksudat; Mengatasi Eksudat Adalah Bagian Penting Dari Penanganan
Luka. Selanjutnya, Mengontrol Eksudat Juga Sangat Penting Untuk Menangani
Kondisi Dasar Luka, Yang Mana Selama Ini Masih Kurang Diperhatikan Dan Kurang
Diannggap Sebagai Suatu Hal Yang Penting Bagi Perawat, Akibatnya Bila Produksi
Eksudat Tidak Dikontrol Dapat Meningkatkan Jumlah Bakteri Pada Luka, Kerusakan
Kulit, Bau Pada Luka Dan Pasti Akan Meningkatkan Biaya Perawatan Setiap Kali
Mengganti Balutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Luka
2. Prosedure Cara Merawat Luka
3. Pengertian Kompres Dingin Dan Hangat
4. Pengertian Gejala Kusta

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Luka Adalah Suatu Keadaan Terputusnya Kontinuitas Jaringan Tubuh, Yang Dapat
Menyebabkan Terganggunya Fungsi Tubuh Sehingga Dapat Mengganggu Aktivitas
Sehari-Hari.
Kulit Merupakan Bagian Tubuh Paling Luar Yang Berguna Dalam Melindungi Diri
Dari Trauma Luar Serta Masuknya Benda Asing. Trauma Dapat Menyebabkan Luka Pada
Kulit.
2.2 Jenis Luka
Berdasarkan Sifat Kejadiannya, Luka Dibagi Menjadi Dua Jenis, Yaitu Luka
Disengaja Dan Luka Tidak Disengaja. Luka Disengaja Misalnya Luka Terkena Radiasi
Atau Bedah, Sedangkan Luka Tidak Disengaja Misalnya Adalah Lyka Terkena Trauma.
Luka Yang Tidak Disengaja Juga Dibagi Menjadi Luka Tertutup Dan Luka Terbuka.
Luka Disebut Tertutup Jika Tidak Terjadi Robekan, Sedangkan Luka Terbuka Jika
Terjadi Robekan Dan Kelihatan. Luka Terbuka Seperti Luka Abrasi (Yakni Luka Akibat
Gesekan), Luka Puncture (Luka Akibat Tusukan), Dan Luka Hautration (Luka Akibat
Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Perawatan Luka). Di Bidang Kebidanan, Luka Yang
Sering Terjadi Adalah Luka Episiotomy, Luka Bedah Seksio Caesarea, Atau Luka Saat
Proses Persalinan.
Berdasarkan Penyebabnya, Luka Dibagi Menjadi Dua, Yaitu Luka Mekanik Dan
Luka Nonmekanik. Luka Mekanik Terdiri Atas :
1. Vulnus Scissum, Luka Sayat Akibat Benda Tajam. Pinggir Lukanya Rapi.
2. Vulnus Contusum, Luka Memar Karena Cedera Pada Jaringan Bawah Kulit Akibat
Benturan Benda Tumpul.
3. Vulnus Laceratum, Luka Robek Akibat Terkena Mesin Atau Benda Lainnya Yang
Menyebabkan Robeknya Jaringan Rusak Dalam.
4. Vulnus Puncture, Luka Tusuk Yang Kecil Dibagian Luar (Dibagian Mulut Lukanya),
Tetapi Besar Dibagian Dalam Luka.
5. Vulnus Sclopetoru, Luka Tembak Akibat Tembakan Peluru.

6
6. Vulnus Morsum, Luka Gigitan Yang Tidak Jelas Bentuknya Pada Bagian Luka.
7. Vulnus Abrasion, Luka Terkikis Yang Terjadi Pada Bagian Luka Dan Tidak Sampai Ke
Pembuluh Darah.
Sedangkan Luka Nonmekanik Terdiri Atas Luka Akibat Zat Kimia, Termik,
Radiasi, Atau Serangan Listrik.

2.3 Prosedure Cara Merawat Luka


A. Perawatan Luka Dengan Balutan Basah Dan Lembab (Kompres)
 Pengertian
Tindakan Perawatan Luka Dan Kompres Yang Membutuhkan Balutah Basah Atau
Lembap

Tujuan
1. Mencegah, Membatasi, Atau Mengontrol Infeksi
2. Mengangkat Jaringan Nekrotik Untuk Meningkatkan Penyembuhan Luka
3. Menyerap Drainase (Eksudat)
4. Mempertahankan Lingkungan Luka Yang Lembap
5. Mengompres Mata

Indikasi
1. Luka Kronis Dan Banyak Drainase/ Pus
2. Luka Yang Banyak Kehilangan Jaringan Kulit

Persiapan Alat
1.Satu Set Steril Sesuai Kebutuhan
2. Plester
3. Kasa Steril Dalam Tempatnya, Perban Bila Perlu
4. Sarung Tangan Bersih
5. Sarung Tangan Steril
6. Larutan Normal Saline Steril (Nacl 0,9%)
7. Kantong Sampah Infeksius

7
8. Perlak Dan Alasnya
9. Tempat Penyimpanan Barang Steril, Seperti Bengkok (Piala Ginjal) Dan
Mangkuk Steril (Kopyes) Diatas Troli

Prosedur
1.Cek Instruksi Dokter Dan Rencana Perawatan
2.Siapkan Alat-Alat, Termasuk Peralatan Steril Di Meja/Troli
3. Identifikasi Pasien, Jelaskan Tujuan Dan Prosedur
4. Berikan Privasi
5. Tinggikan Tempat Tidur Dan Turunkan Penghalang Tempat Tidur Untuk Bekerja
Di Samping Pasien
6. Tempatkan Kantong Untuk Meletakkan Balutan Yang Kotor Di Dekat Pasien
7. Cuci Tangan
8. Bentangkan Perlak Di Bawah Daerah Yang Akan Diganti Balutan
9. Pakai Sarung Tangan Bersih (Tidak Steril)
10. Lepaskan Plester Ke Arah Luka Atau Buka Ikatan Balutan
11.Tuang Larutan Normal Saline Pada Balutan
12. Lepaskan Kasa Satu Per Satu, Lalu Buang Ke Kantong Plastik
13. Lepaskan Sarung Tangan
14. Buka Set Steril Dengan Tetap Mempertahankan Kesterilan Alat
15.Tuang Larutan Normal Saline Ke Dalam Kopyes Dan Letakkan Beberapa Potong
Kasa Di Daerah Steril Tersebut
16. Pakai Sarung Tangan Steril
17. Bersihkan Area Luka Menggunakan Kasa, Tekan Kasa Pada Daerah Depresi
Atau Lubang
18. Kaji Luka, Ukur, Identifikasi Tipe Dan Tentukan Apakah Ada Tanda-Tanda
Infeksi
19. Bentangkan Kasa Lembap Dan Basa Dalam Lapisan Tunggal Dan Tempatkan
Di Bagian Atas Menutupi Seluruh Area
20. Kemudian Tutup Dengan Kasa Kering Pada Balutan Untuk Menahannya
21. Lepaskan Sarung Tangan Dan Masukkan Ke Dalam Kantong Sampah Infeksius

8
22. Plester Hanya Pada Bagian Ujung-Ujung Balutan, Plester Montgomeri Dapat
Digunakan Untuk Mencegah Iritasi Kulit Yang Berlebihan Dan Kerusakan Yang
Disebabkan Oleh Ganti Balutan Yang Sering. Untuk Daerah Tertentu, Dapat
Ditambah Gulungan Perban Untuk Memperkuat Fiksasi
23. Kembalikan Pasien Ke Posisi Semula. Turunkan Tempat Tidur Dan Kembali
Naikkan Penghalang Tempat Tidur
24. Buang Materi Yang Kotor Ke Dalam Wadah Yang Tepat (Sampah Infeksius)
25. Cuci Tangan
26. Bereskan Alat-Alat
27. Catat Dalam Rekam Medik

B. Perawatan Luka Dengan Balutan Kering


 Pengertian
Tindakan Pembersihan Luka Dan Penggantian Balutan Kering
Tujuan
1. Mencegah Infeksi Sekunder
2. Luka Bersih Dan Kering
3. Meminimalkan Mikroorganisme

Indikasi
Untuk Luka Atau Insisi Pembedahan Yang Mempunyai Drainase Minimal Dan
Tidak Ada Jaringan Yang Hilang

Persiapan Alat
1. Satu Alat Steril Sesuai Kebutuhan
2. Plester
3. Kasa Steril Dalam Tempatnya, Perban Bila Perlu
4. Sarung Tangan Bersih
5. Sarung Tangan Steril
6. Larutan Normal Saline Steril (Nacl 0,9 %)
7. Kantong Sampah Infeksius

9
8. Perlak Dan Alasnya
9. Tempat Penyimpanan Barang Steril, Seperti Bengkok (Piala Ginjal) Dan
Mangkuk Steril (Kopyes) Diatas Troli

Prosedur
1. Cek Instruksi Dokter Dan Rencana Perawatan
2. Siapkan Alat-Alat, Termasuk Peralatan Steril Di Meja/Troli
3. Identifikasi Pasien, Jelaskan Tujuan Dan Prosedur
4. Berikan Privasi
5. Tinggikan Tempat Tidur Dan Turunkan Penghalang Tempat Tidur Untuk
Bekerja Di Samping Pasien
6. Tempatkan Kantong Untuk Meletakkan Balutan Yang Kotor Di Dekat Pasien
7. Cuci Tangan
8. Bentangkan Perlak Di Bawah Daerah Yang Akan Diganti Balutan
9. Pakai Sarung Tangan Bersih (Tidak Steril)
10. Lepaskan Plester Ke Arah Luka Atau Buka Ikatan Balutan
11. Tuang Larutan Normal Saline Pada Balutan
12. Lepaskan Kasa Satu Per Satu, Lalu Buang Ke Kantong Plastik
13. Lepaskan Sarung Tangan
14. Buka Set Steril Dengan Tetap Mempertahankan Kesterilan Alat
15. Tuang Larutan Normal Saline Ke Dalam Kopyes Dan Letakkan Beberapa
Potong Kasa Di Daerah Steril Tersebut
16. Pakai Sarung Tangan Steril
17. Bersihkan Area Luka Menggunakan Kasa, Tekan Kasa Pada Daerah Depresi
Atau Lubang
18. Kaji Luka, Ukur, Identifikasi Tipe Dan Tentukan Apakah Ada Tanda-Tanda
Infeksi
19. Jika Ada Selang Drain, Bersihkan Area Drain Dan Sekitar Area Dengan
Gerakan Sirkulasi (Memutar Kearah Luar). Jangan Menggunakan Zat Kimia
Sitotoksik Atau Yang Berbahaya
20. Pasang Beberapa Kasa Pada Drain

10
21. Tutup Daerah Luka Dengan Kasa Steril
22. Lepaskan Sarung Tangan Dan Masukkan Ke Dalam Kantong Sampah Infeksius
23. Plester Hanya Pada Bagian Ujung-Ujung Balutan, Plester Montgomeri Dapat
Digunakan Untuk Mencegah Iritasi Kulit Yang Berlebihan Dan Kerusakan Yang
Disebabkan Oleh Ganti Balutan Yang Sering. Untuk Daerah Tertentu, Dapat
Ditambah Gulungan Perban Untuk Memperkuat Fiksasi
24. Kembalikan Pasien Ke Posisi Semula. Turunkan Tempat Tidur Dan Kembali
Naikkan Penghalang Tempat Tidur
25. Buang Materi Yang Kotor Ke Dalam Wadah Yang Tepat (Sampah Infeksius)
26. Cuci Tangan
27. Bereskan Alat-Alat

2.4 Kompres Hangat Dan Dingin

 Pengertian
Kompres Hangat Adalah Suatu Prosedur Menggunakan Kain / Handuk Yang Telah Di
Kompres-Hangatcelupkan Pada Air Hangat, Yang Ditempelkan Pada Bagian Tubuh
Tertentu.

Manfaat:
Manfaat Kompres Hangat Adalah Dapat Memberikan Rasa Nyaman Dan
Menurunkan Suhu Tubuh Dalam Menangani Kasus Klien Yang Mengalami Pireksia.

Tujuan
1. Memperlancar Sirkulasi Darah
2. Mengurangi / Menghilangi Rasa Sakit
3. Memperlancar Pengeluaran Cairan / Exudata
4. Merangsang Peristaltic
5. Member Ketenangan Dan Kesenangan Klien
6. Mengurangi Nyeri
7. Meningkatkan Aliran Darah

11
8. Mengurangi Kejang Otot
9. Menurunkan Kekakuan Tulang Sendi .

Alat & Bahan


1. Kain Kassa Steril
2. Larutan Kompres Berupa Air Hangat 40 °C Dalam Wadahnya ( Dalam Kom )
3. Set Ganti Verban
4. Akuades
5. Inen Steril
6. Bengkok
7. Sarung Tangan

Prosedur Kerja
1. Periksa Dan Yakinkan Tentang Program Pengobatan
2. Atur Posisi Pasien
3. Cuci Tangan Di Air Mengalir Dengan Sabun Dan Dikeringkan Dengan Handuk
4. Siapkan Peralatan
5. Siapkan Lingkungan Juga Privasi Pasien
6. Jelaskan Prosedur Pada Pasien
7. Beri Kesempatan Pada Pasien Atau Keluarganya Untuk Bertanya Jika Ada Yang
Kurang Jelas
8. Siapkan Alat Dan Dekatkan Dengan Pasien
9. Pasang Sarung Tangan
10. Siapkan Air Hangat Dalam Kom
11. Basahi Kain Pengompres Dengan Air, Peras Kain Sehingga Tidak Terlalu Basah.
12. Letakkan Kain Pada Daerah Yang Akan Dikompres ( Dahi, Ketiak, Perut, Leher
Belakang ).
13. Angkat Kain Kasa Dan Buang Di Bengkok
14. Apabila Kain Telah Kering Atau Suhu Kain Relative Menjadi Dingin, Masukkan
Kembali Kain Kompres Ke Dalam Cairan Kompres Dan Letakkan Kembali Di Daerah
Kompres, Lakukan Berulang-Ulang Hingga Efek Yang Diinginkan Dicapai

12
15. Evaluasi Hasil Dengan Mengukur Suhu Tubuh Klien Setelah 20 Menit
16. Setelah Selesai, Keringkan Daerah Kompres Atau Bagian Tubuh Yang Basah Dan
Rapikan Alat
17. Lepaskan Sarung Tangan
18. Cuci Tangan Menggunakan Sabun Dan Air Mengalir
19. Dokumentasi

2.5 Prinsip Pemberian Kompres Hangat

Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Tubuh Akan Memberikan Sinyal Ke


Hipothalamus Melalui Sumsum Tulang Belakang. Ketika Reseptor Yang Peka Terhadap
Panas Dihipotalamus Dirangsang, Sistem Effektor Mengeluarkan Sinyal Yang Memulai
Berkeringat Dan Vasodilatasi Perifer. Perubahan Ukuran Pembuluh Darah Diatur Oleh Pusat
Vasomotor Pada Medulla Oblongata Dari Tangkai Otak, Dibawah Pengaruh Hipotalamik
Bagian Anterior Sehingga Terjadi Vasodilatasi. Terjadinya Vasodilatasi Ini Menyebabkan
Pembuangan/Kehilangan Energi/Panas Melalui Kulit Meningkat ( Berkeringat ), Diharapkan
Akan Terjadi Penurunan Suhu Tubuh Sehingga Mencapai Keadaan Normal Kembali.

Pengertian
Kompres Dingin Adalah Suatu Metode Dalam Penggunaan Suhu Rendah Setempat
Yang Dapat Menimbulkan Beberapa Efek Fisiologis. Aplikasi Kompres Dingin Adalah
Mengurangi Aliran Darah Ke Suatu Bagian Dan Mengurangi Perdarahan Serta Edema.
Manfaat:
Kompres Dingin Berfungsi Sebagai Pertolongan Pertama Pada Cedera, Juga Untuk
Perawatan Lanjutan Setelah Pengobatan.

Tujuan
1. Menurunkan Suhu Tubuh
2. Mengurangi Kongesti

13
3. Mengurangi Perdarahan Setempat
4. Mengurangi Rasa Sakit Pada Daerah Setempat
5. Untuk Keseleo Pergelangan Kaki, Cedera Berlebihan Pada Atlet Atau Luka Memar
6. Membantu Mengobati Luka Bakar Dan Jerawat
Alat & Bahan
1. Kirbat Es Dan Sarungnya
2. Perlak Kecil Dan Alasnya
3. Mangkok Kecil Berisi Potongan Es
4. Garam Satu Sendok Kecil (Agar Es Tahan Lama)
Prosedur Kerja
1. Periksa Dan Yakinkan Tentang Program Pengobatan
2. Siapkan Peralatan Secara Orgonomis
3. Jelaskan Pada Pasien Prosedur Yang Akan Di Lakukan
4. Atur Posisi Pasien
5. Cuci Tangan Di Air Mengalir Dengan Sabun Dan Kerigkan Dengan Handuk
6. Masukkan Potongan Es Ke Dalam Air Biasa Untuk Menghilangkan Ujung-Ujung Es
Yang Runcing
7. Masukkan Potongan Es Dalam Kirbat Es Sampai 2/3 Bagian
8. Keluarkan Udara
9. Menutup Kirbat Es
10. Memriksa Apakah Kirabt Es Bocor/Tidak
11. Pasangakan Sarung Pada Kirbat Es
12. Kaji Respons Pasien
13. Rapikan Pasien
14. Bereskan Alat Dan Buang Sampah Sesuai Dengan Jenisnya
15. Cuci Tangan Di Air Mengalir Dengan Sabun Dan Keringkan Dengan Handuk
16. Dokumentasi

14
2.6 Prinsip Pemberian Kompres Dingin
Gunakan Kantong Berisi Es Batu (Cold Pack) Atau Air Es, Bisa Juga Berupa
Handuk Yang Dicelupkan Ke Dalam Air Dingin.Kompres Dingin Dilakukan Didekat
Lokasi Nyeri, Disisi Tubuh Yang Berlawanan Tetapi Berhubungan Dengan Lokasi
Nyeri, Atau Dilokasi Yang Terletak Antara Otak Dan Lokasi Nyeri. Pemberian
Kompres Dingin Dapat Dilakukan Dalam Waktu, <5 Menit, 5-10 Menit Dan 20-30
Menit Atau Setiap 2 Jam Sekali Tergantung Pada Tingkat Nyeri Dan Bengkak .Dampak
Fisiologisnya Adalah Vasokonstriksi (Pembuluh Darah Penguncup), Penurunan
Metabolik, Membantu Mengontrol Perdarahan Dan Pembengkakan Karena Trauma,
Mengurangi Nyeri Dan Menurunkan Aktivitas Ujung Saraf Pada Otot.

2.7 Memberikan Obat Sesuai Program Dan Penanganan

Kusta Disebabkan Oleh Bakteri Mycobacterium Leprae. Bakteri Ini


Memerlukan Waktu 6 Bulan Hingga 40 Tahun Untuk Berkembang Di Dalam Tubuh.
Tanda Dan Gejala Kusta Bisa Saja Muncul 1 Hingga 20 Tahun Setelah Bakteri
Menginfeksi Tubuh Penderita.

Gejala Kusta
Gejala Dan Tanda Kusta Tidak Nampak Jelas Dan Berjalan Sangat Lambat. Bahkan,
Gejala Kusta Bisa Muncul 20 Tahun Setelah Bakteri Berkembang Biak Dalam Tubuh
Penderita. Beberapa Di Antaranya Adalah:

 Mati Rasa, Baik Sensasi Terhadap Perubahan Suhu, Sentuhan, Tekanan Ataupun
Rasa Sakit.
 Muncul Lesi Pucat Dan Menebal Pada Kulit.
 Muncul Luka Tapi Tidak Terasa Sakit.
 Pembesaran Saraf Yang Biasanya Terjadi Di Siku Dan Lutut.
 Kelemahan Otot Sampai Kelumpuhan, Terutama Otot Kaki Dan Tangan.
 Kehilangan Alis Dan Bulu Mata.

15
 Mata Menjadi Kering Dan Jarang Mengedip, Serta Dapat Menimbulkan
Kebutaan.
 Hilangnya Jari Jemari.
 Kerusakan Pada Hidung Yang Dapat Menimbulkan Mimisan, Hidung
Tersumbat, Atau Kehilangan Tulang Hidung

Pengobatan Kusta

Penderita Kusta Akan Diberi Kombinasi Antibiotik Selama 6 Bulan Hingga 2


Tahun. Jenis, Dosis, Dan Durasi Penggunaan Antibiotik Ditentukan Berdasarkan Jenis
Kusta. Beberapa Contoh Antibiotik Yang Digunakan Untuk Pengobatan Kusta
Adalah Rifampicin, Dapsone, Dan Clofazimine.

Pembedahan Umumnya Dilakukan Sebagai Proses Lanjutan Setelah Pengobatan


Antibiotik. Tujuan Prosedur Pembedahan Bagi Penderita Kusta Adalah Untuk:

 Menormalkan Fungsi Saraf Yang Rusak.


 Memperbaiki Bentuk Tubuh Penderita Yang Cacat.
 Mengembalikan Fungsi Anggota Tubuh.

Who Berusaha Keras Untuk Mengurangi Banyaknya Penderita Kusta. Hal Tersebut
Dilakukan Mulai Dari Memastikan Setiap Negara Ikut Andil Dalam Usaha Ini, Secara
Aktif Mendeteksi Penderita Kusta Dan Mengobatinya, Hingga Turut Serta Dalam
Meluruskan Stigma Dan Mencegah Diskriminasi Terhadap Penderita. Tanpa Adanya
Stigma Dan Diskriminasi, Diagnosis Akan Ditegakkan Secara Cepat, Sehingga
Pengobatan Tidak Tertunda Dan Kecacatan Akibat Kusta Juga Dapat Dicegah.

Komplikasi Kusta

Risiko Komplikasi Kusta Dapat Terjadi Tergantung Dari Seberapa Cepat Penyakit
Tersebut Didiagnosis Dan Diobati Secara Efektif. Beberapa Komplikasi Yang Mungkin
Terjadi Jika Kusta Terlambat Diobati Adalah:

16
 Mati Rasa.
 Kebutaan Atau Glaukoma.
 Gagal Ginjal.
 Disfungsi Ereksi Dan Kemandulan Pada Pria.
 Perubahan Bentuk Wajah.
 Kerusakan Permanen Pada Bagian Dalam Hidung.
 Kerusakan Saraf Permanen Di Luar Otak Dan Saraf Tulang Belakang, Termasuk
Pada Lengan, Tungkai Kaki, Dan Telapak Kaki.
 Kelemahan Otot.
 Cacat Progresif, Seperti Kehilangan Alis, Cacat Pada Jari Kaki, Tangan, Dan
Hidung.

Selain Itu, Diskriminasi Yang Dialami Penderita Dapat Mengakibatkan Gangguan


Mental Seperti Depresi Dan Dapat Berujung Pada Percobaan Bunuh Diri.

Pencegahan Kusta

Gerakan Terpadu Untuk Memberikan Informasi Mengenai Penyakit Kusta


Terhadap Masyarakat, Terutama Di Daerah Endemik, Merupakan Langkah Yang
Penting Dalam Mendorong Para Penderita Untuk Mau Memeriksakan Diri,
Mendapatkan Pengobatan, Dan Agar Mereka Tidak Dikucilkan Oleh Masyarakat.
Sampai Dengan Saat Ini Belum Ada Vaksin Untuk Mencegah Kusta. Diagnosis Dini
Dan Pengobatan Yang Tepat Merupakan Pencegahan Yang Paling Baik Untuk
Mencegah Kecacatan Dan Mencegah Penularan Lebih Luas.

17
ASUHAN KEPERAWATAN MORBUS HANSEN

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
· Nama :
· Jenis Kelamin :
· Umur :
· Status Perkawinan :
· Pekerjaan :
· Agama :
· Pendidikan Terakhir :
· Alamat :
2. Riwayat Kesehatan Lalu
· Pernahkah Menderita Penyakit ? Penyakit Apa ? Dan Lamanya
· Pernahkah Menderita Penyakit Yang Sama ?
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
· Mulai Timbulnya Gejala, Sampai Dibawa Ke Unit Pelayanan Kesehatan, Gejala-
Gejala Yang Menyertai.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
· Adakah Keluarga Yang Menderita Penyakit Yang Sama Atau Adakah Keluarga
Yang Menderita Penyakit Menular.
5. Riwayat Pengobatan
· Apakah Pernah Menjalani Pengobatan Penyakit Kusta, Berapa Lama ? Tuntas
Atau Tidak.
6. Data Sosial Ekonomi
· Keadaan Sosial Ekonomi
7. Aktifitas Sehari-Hari
· Pola Tidur;
· Pola Makan Atau Minum;
· Pola Eliminasi;
· Personal Hygiene.

18
8. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
B. Tanda-Tanda Vital : Suhu Tubuh, Tekanan Darah, Nadi, Pernafasan.
C. Kepala Dan Leher :
- Kepala Dan Rambut : Alopesia, Madarosis, Adanya Lesi;
- Mata : Dapat Ditemukan Iritasi, Iri Dosiklitis, Gangguan Visus Sampai
Kebutaan;
- Hidung Dapat Terjadi Epistaksis, Hidung Pertama;
- Lidah : Mungkin Ada Ulkus, Nodus;
- Laring : Suara Parau.
D. Payudara Dan Ketiak : Dapat Ditemukan Limfademitis.
E. Thorak : Periiga Adanya Kelainan Thorak, Pernafasan, Kelainan Jantung, Infeksi
Adanya Lesi
F. Abdomen : Periksa Adanya Lesi Yang Mati Rasa.
G. Genetalia Dan Sekitarnya : Epididimis Akut, Orkitis, Atrofi.
H. Muskoloskeletal :
- Kisimetrisan Otot;
- Kelemahan Otot Dan Tulang;
- Periksa Adanya Kelainan Pada Ekstrimitas Dan Kaki.
I. Integument : Kebersihan, Kehangatan, Warna, Tekstus, Turgor, Kelembapan,
Observasi Adanya Kelainan Kulit/Lesi Yang Mati Rasa.
J. Nevrologis : Terdapat Kelainan-Kelainan Saraf.
- Nervus Durikularis Magnus;
- Nervus Ulnaris : Anestesi Dan Paresis/Paralysis Otot Tangan Jari I, Ii, Ii Dan
Sebagian Jari Iv Ia Rasakan Nervus Ulnaris Dan Nervus Medianus Menyebabkan Jari
Tangan Keriting (Claw Fingers) Tangan Cakar (Claw Hand);
- Nervus Radialis : Tangan Lunglai (Drowist);
- Nervus Tibialis Posterior : Mati Rasa Telapak Kaki, Jari Kaki Keriting (Claw
Toes);
- Nervus Facialis : Lagoflaimus, Mulut Mencong;
- Nervus Trigeminus : Anestesi Kornea.

19
K. Sensitifitas Pada Lesi : Dengan Kapas, Jarum, Bulu Ayam. (Ada Mati
Rasa/Tidak)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan Intergritas Kulit B.D Adanya Lesi
2. Isolasi Sosial B.D Perubahan Bentuk Tubuh
3. Gangguan Konsep Diri B.D Perubahan Penampilan Fisik
C. Intervensi

1. Kerusakan Integritas Kulit B.D Adanya Lesi


Kriteria Hasil : Lesi Tidak Menyebarpasien Merasa Nyaman
Intervensi
· Kaji/Catat Ukuran Warna, Kedalaman Luka, Perhatikan Jaringan Nekrotik Dan
Kondisi Sekitar Luka.
Rasional Memberikan Informasi Dasar Tentang Kebutuhan Penanaman Kulit Dan
Kemungkinan Petunjuk Tentang Sirkulasi Pada Area Graft.
Intervensi
· Berikan Perawatan Luka Yang Tepat Dan Tindakan Control Infeksi.
Rasional Menurunkan Resiko Infeksi
Intervensi
· Mengevaluasi Keefektifan Sirkulasi Dan Mengidentifikasi Terjadinya
Komplikasi.
Rasional Mengevaluasi Warna Sisi Luka Perhatikan Ada Atau Tidak Adanya
Penyembuhan
Intervensi
· Lakukan Advis Dokter Untuk Memberikan Obat Sesuai Dosis
· Rasional Terapi Dibutuhkan Pasien Dalam Proses Penyembuhan.
Intervensi
· Lakukan Kolaborasi Dengan Ahli Gizi Untuk Pemberian Nitrisi Tktp.
Rasional Diet Tktp Dapat Membantu Dalam Proses Pembentukan Jaringan Dan Sel
Baru.

20
Intervensi
· Ajarkan Pasien Dan Keluarga Mengenai Perawatan Luka. Serta Cara Mencegah
Penularan.
Rasional Membantu Mempermudah Serta Mengarahkan Keluarga Dan Pasien Dalam
Perawatan Luka, Juga Dalam Mencegah Terjadinya Penularan Ke Jaringan Lain Atau
Pada Keluraga

2. Isolasi Sosial B.D Perubahan Bentuk Tubuh


Kriteria Hasil
Menunjukkan Peningkatan Perasaan Harga Dir
Berpartisipasi Dalam Aktivitas/Progam Pada Tingkat Kemampuan
Intervensi
· Tentukan Presepsi Pasien Tentang Situasi
Rasional Isolasi Sebagian Dapat Mempengaruhi Diri Saat Pasien Takut Penolakan Atau
Reaksi Orang Lain
Intervensi
· Berikan Waktu Untuk Berbicara Dengan Pasien Selama Dan Diantara Aktivitas
Perawatan. Tetap Memberi Dukungan, Mengusahakan Verbalisasi. Perlakukan Dengan
Penuh Penghargaan Dan Menghormati Perasan Pasien.
Rasional Pasien Mungkin Akan Mengalami Isolasi Fisik
Intervensi
· Batasi Atau Hindari Penggunaan Master, Baju Dan Sarung Tangan Jika
Memungkinkan, Misalnya Jika Berbicara Dengan Pasien
Rasional Mengurangi Perasaan Pasien Akan Isolasi Fisik Dan Menciptakan Hubungan
Sosial Yang Positif, Yang Dapat Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Intervensi
· Identifikasi Sistem Pendukung Yang Tersedia Bagi Pasien, Termasuk
Adanya/Hubungan Dengan Keluarga Kecil Dan Besar
Rasional Jika Pasien Mendapatkan Bantuan Dari Orang Terdekat, Perasaan Kesepian
Dan Ditolak Akan Berkurang

21
Intervensi
· Dorong Kunjungan Terbuka, Hubungan Telepon Dan Aktivitas Sosial Dalam
Tingkat Yang Memungkinkan
Rasional Partisipasi Orang Lain Dapat Meningkatkan Rasa Kebersamaan
Intervensi
· Dorong Adanya Hubungan Yang Aktif Dengan Orang Terdekat
Rasional Membantu Memantapkan Partisipasi Pada Hubungan Sosial. Dapat
Mengurangi Kemungkinan Upaya Bunuh Diri
Intervensi
· Kembangkan Perencanaan Tindakan Dengan Pasien
Rasional Memiliki Rencana Yang Dapat Meningkatkan Kontrol Terhadap Kehidupan
Sendiri Dan Beri Pasien Sesuatu Untuk Memandang Kedepan/Melakukan Penyelesain.
Intervensi
· Rujuk Pada Sumber – Sumber Pelayanan Sosial, Konselor Dan Organisasi
Rasional.Adanya Sistem Pendukung Yang Dapat Mengurangi Perasaan Terisolasi

3. Gangguan Konsep Diri B.D Perubahan Penampilan Fisik


Kriteria Hasil
Klien Mengatakan Dan Menunjukan Peneimaan Atas Penampilannya.
Menunjukan Keinginan Dan Kemampuan Untuk Melakukan Perawatan Diri.
Klien Dapat Mengidentifikasi Aspek
Intervensi
· Bina Hubungan Saling Percaya Antara Perawat-Klien.
Rasional Untuk Menjalin Rasa Percaya.
Intervensi
· Dorong Klien Untuk Mengajukan Pertanyaan Mengenai Masalah Kesehatan,
Pengobatan, Dan Kemajuan Pengobatan Dan Kemungkinan Hasilnya.
Rasional Agar Pasien Merasa Ada Harapan Yang Kuat Untuk Sembuhintervensi
· Dorong Klien Untuk Menyatakan Perasaannya, Terutama Tentang Cara Ia
Merasakan, Berfikir Dan Memandang Dirinya.
Rasional Supaya Pasien Tidak Terbebani Sendiri Dengan Keadaan Yang Dialaminya.

22
Intervensi
· Hindari Mengkritik.
Rasional Agar Pasien Tidak Minder Sewaktu Bersosialisasi.
Intervensi
· Jaga Privasi Dan Lingkungan Individu
Rasional Agar Pasien Merasa Nyaman.
Intervensi
· Tingkatkan Interaksi Social Klien.
Rasional Agar Pasien Merasa Nyaman Ketika Berhubungan Social Dengan Orang Lain.
Intervensi
· Berikan Informasi Yang Dapat Dipercaya Dan Kejelasan Informasi.
Rasional Agar Klien Mengerti Tidakan Untuk Menanggulangi Masalah Kesehatanya.
Intervensi
· Dorong Klien Dan Keluarga Untuk Menerima Keadaan.
Rasional Agar Pasien Merasa Nyaman Dan Tidak Terbebani Karna Masalah
Kesehatanya.

23
BAB III
PENUTUP

24
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika

Bobak, K. Jensen. 2005. Perawatan Maternitas. Jakarta: Egc.

Dudley Haf, Eckersley Jrt, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik Dan
Bedah. Jakarta: Egc.

Effendy, Christantie Dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses Menghadapi Operasi.
Yogyakarta: Sahabat Setia.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: Egc

25

Anda mungkin juga menyukai