Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERAWATAN LUKA KOTOR

Elma Novika Haryani 22.2.052

STUDI SARJANA TERAPAN ANESTESIOLOGI


POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
kelompok untuk Mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia dengan topik Perawatan Luka Kotor
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa banyak bantuan dari pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritikan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengetahuan yang kami miliki. oleh karena itu, kami mengharap segala bentuk saran dan
masukan membangun dari berbagai pihak. kami garap sedikit pengetahuan dari makalah kami
dapat diterima dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surakarta, 18 Maret 2023


DAFTAR ISI
BAB I 1
Latar Belakang 2
Rumusan masalah 2
Tujuan Penulisan 2
BAB II 3
Defenisi Luka 4
Faktor penyembuhan luka 6
Klasifikasi luka 6
Yang digunakan perawatan luka kotor 7
Balutan luka kotor 8
SOP perawatan luka kotor 9
Penilaian perawatan luka kotor 10
BAB III 11
Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yang sering dilakukan di rumah sakit
sehingga kemungkinan terjadinya infeksi klinis karena perawatan luka cukup tinggi dan ini
akan menambah tingginya biaya perawatan dan angka kesakitan pasien.

Luka merupakan rusak atau hilangnya suatu komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi yang rusak atau hilang. Prevalesi luka terus meningkat dari tahun ke tahun,
baik luka akut maupun luka kronis. Asosiasi luka di Amerika melakukan penelitian tentang
kejadian luka didunia berdasarkan penyebab penyakit. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa
prevalensi luka bedah 110.30 juta kasus, luka trauma 1.60 juta kasus, luka lecet 20.40 juta
kasus, luka bakar 10 juta kasus, ulkus dekubitus 8.50 juta kasus, ulkus vena 12.50 juta kasus,
ulkus diabetik 13.50 juta kasus, amputasi 0.20 juta pertahun

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi luka ?
2. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka ?
3. Klasifikasi luka berdasarkan tingkat kontaminasi ?
4. Apa yang digunakan pada saat perawatan luka kotor ?
5. Bagaimana teknik pemasangan balutan luka kotor ?
6. SOP perawatan luka kotor ?
7. Penilaian perawatan luka kotor ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui defenisi luka
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
3. Mengetahui klasifikasi luka
4. Mengetahui yang digunakan ketika perawatan luka kotor
5. Mengetahui teknim pemasangan balutan luka kotor
6. Mengetahui SOP perawatan luka kotor
7. Mengetahui penilaian perawatan luka kotor
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Luka
Luka adalah gangguan pada struktur, fungsi dan bentuk kulit normal yang dapat
dibedakan menjadi 2 jenis menurut waktu penyembuhannya yaitu luka akut dan luka
kronis.Luka akut biasa disebabkan oleh trauma dan bila mendapat penanganan segera maka
penyembuhan sesuai dengan waktu yang diperkirakan sekitar 2 hingga 6 minggu. Sementara
luka kronik adalah luka yang berlangsung lama, timbul berulang, atau terdapat gangguan
pada proses penyembuhan sehingga penyembuhan luka gagal sembuh pada waktu yang
diperkirankan yaitu lebih dari 6 minggu dan memiliki resiko tinggi untuk timbul kembali
B. Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka
Terdapat faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka meliputi faktor lokal dan
faktor umum. Faktor lokal terdiri dari oksigenasi yang penting terhadap kecepatan
penyembuhan, pada daerah yang memiliki vaskularisasi baik luka dapat sembuh dengan cepat
dan begitu pula sebaliknya, lalu ada tidaknya hematoma atau seroma yang dapat menghalangi
proses penyembuhan luka dengan menambah jarak tepi luka dan jumlah debridemen yang
diperlukan sebelum fibrosis terbentuk. Teknik operasi juga berpengaruh disebabkan
penyembukan luka normal memerlukan keseimbangan antara lisis dan pembentukan kolagen.
Sementara pada faktor umum, penyembuhan luka dipengaruhi oleh nutrisi terutama pada
kekurangan vitamin C, kekurangan seng terutama pada luka bakar, steroid yang dapat
menghalangi lisis kolagen, sepsis, dan obat sitotoksik.
C. Klasifikasi Luka
Terdapat klasifikasi luka berdasarkan tingkat kontaminasinya, yaitu :
1. Luka bersih (Clean wounds), yaitu luka bedah tak terinfeksi, tidak terjadi proses
peradangan (inflamasi). Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup.
Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1-5%.
2. Luka bersih terkontaminasi (Clean contamined wounds), merupakan luka pembedahan
dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol,
kontaminasi tidak selaluterjadi. Kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3-11%.
3. Luka terkontaminasi (Contamined wounds), termasuk jenis luka terbuka, segar, luka akibat
kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau terkontaminasi
dari saluran cerna, pada kategori ini termasuk insisi akut, inflamasi non purulen.
Kemungkinan infeksi luka 10- 17%
4. Luka kotor atau infeksi (Dirty wound), ialah jenis luka yang terjadi pada lingkungan yang
sudah terkontaminasi oleh bakteri, termasuk juga luka akibat pelaksanaan operasi di tempat
yang tidak steril, misalnya operasi darurat di lapangan. Kemungkinan terjadi infeksi lebih
dari 27%.

D. Yang digunakan ketika Perawatan Luka Kotor


Perawatan luka dengan larutan povidone iodine 10% sampai saat ini masih banyak
digunakan. Larutan ini cocok untuk luka kotor atau terinfeksi oleh bakteri gram positif
maupun gram negatif, spora, jamur, dan protozoa. Polifenol dan karotenoid bersama dengan
vitamin E dan sterol menunjukkan efek yang menguntungkan pada penyembuhan luka dan
sintesis kolagen dengan mencegah efek merusak dari radikal bebas dan memastikan stabilitas
dan integritas membran biologis. Selain itu, sterol adalah senyawa kuat yang dapat membantu
mengurangi peradangan sistemik. Mereka dapat mempercepat pertumbuhan kulit baru dengan
merangsang makrofag dan meningkatkan produksi fibroblast dan kolagen.

E. Teknik pemasangan balutan luka kotor


Balutan basah-kering
- Indikasi : untuk membersihkan luka kotor atau terinfeksi.
- Teknik :
- Lembabkan kassa dengan saline steril.
- Buka lipatannya dan tutupkan pada luka.
- Pasang lembaran kassa steril kering di atasnya.
- Biarkan kassa menjadi kering kemudian diangkat.
- Saat kassa terangkat akan membawa serta debris. Jika kassa menempel terlalu erat,
lembabkan kassa supaya mudah diangkat.
- Idealnya balutan diganti 3-4 kali sehari. Bahkan dapat lebih sering pada luka sangat
kotor. Pada luka bersih, balutan boleh diganti 1-2 kali sehari.
F. SOP PERAWATAN LUKA KOTOR
Pengertian
Melakukan tindakan perawatan : mengganti balutan, membersihkanluka pada luka kotor.
Tujuan
1.Mencegah infeksi
2.Membantu penyembuhan lukaKebijakan
3.Dilakukan pada luka kotor.
Peralatan
Bak Instrumen yang berisi:
1.Pinset anatomis / tooth forcep.
2.Pinset chirurgis / nontooth forcep.
3.Gunting Debridement.
4.Kassa steril.
5.Kom / bowl : 3 buah
Peralatan lain yang terdiri dari:
1.Sarung tangan / gloves
2.Gunting plester
3.Plester / perekat
4.Alcohol 70% / wash bensin
5.Desinfektan
6.NaCl 0,9%
7.Bengkok / Kidney basin 2 buah, 1 berisi larutan desinfektan
8.Kassa
9.Obat luka sesuai kebutuhan
Prosedur Pelaksanaan
Tahap Pra Interaksi
1.Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2.Mencuci tangan
3.Menempatkan alat didekat pasien dengan benar.
Tahap Orientasi
1.Memberikan salam sebagai pendekatan teurapeutik
2.Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3.Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan.
Tahap Kerja
1.Menjaga privacy
2.Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
3.Membuka peralatan
4.Memakai sarung tangan
5.Membasahi plester dengan alcohol/wash bensin dan bukamenggunakan pinset
6.Membuka balutan lapis luar
7.Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
8.Membuka balutan lapis dalam
9.Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus
10.Melakukan debridement
11.Membersihkan luka dengan cairan NaCl 0,9%
12.Melakukan kopres desinfektan dan tutup dengan kassa
13.Memsasang plester dan verband
14.Merapikan pasien
Tahap Terminasi
1.Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2.Berpamitan dengan pasien
3.Membereskan dan mengembalikan alat ketempat semula
4.Mencuci tangan
5.Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
G. Penilaian Perawatan Luka Kotor

No ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI


0 1 2
A ALAT
Bak Instrumen yang berisi
1. Pinset anatomi 1
2. Pinset chirugis 1
3. Gunting debridemand 2
4. Kasa steril 1
5. Kom 3 buah 1
Peralatan lain terdiri dari
6. Sarung tangan 1
7. Gunting plester 1
8. Plester/perekat 1
9. Alkohol 70 % Wash bensin 1
10. Desinfektant 1
11. NaCl 10,9% 1
12. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan 1
13. Perban 1
14. Obat luka sesuai kebutuhan 1
B. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program terapi 2
2. Mencuci tangan 1
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar 1
C. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam menyapa nama pasien 1
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 2
3. Menanyakan kesiapan klien 1
D. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi 1
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat 1
3. Membuka peralatan 1
4. Memakai sarung tangan 1
5. Membasahi plester dengan alkohol dan buka 2
dengan pinset
6. Membuka balutan lapisan luar 1
7. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester 2
8. Membuka balutan lapisan dalam 1
9. Menekan tepi luka untuk mengeluarkan pus 2
10. Melakukan debrement 2
11. Membersihkan luka dengan cairan NaCl 3
12. Melakukan kompres desinfektan dan tutup kasa 3
13. Memasang plester / perban 1
14. Merapikan pasien 1
E. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang diberikan 1
2. Berpamitan dengan klien 1
3. Membereskan alat alat 1
4. Mencuci tangan 1
5. Mencatat kegiatan dalam lembar keperawatan 1
TOTAL 50
BAB III

PENUTUP

Luka kotor atau infeksi (Dirty wound), ialah jenis luka yang terjadi pada lingkungan yang
sudah terkontaminasi oleh bakteri, termasuk juga luka akibat pelaksanaan operasi di tempat
yang tidak steril, misalnya operasi darurat di lapangan. Kemungkinan terjadi infeksi lebih
dari 27%.

Luka adalah gangguan pada struktur, fungsi dan bentuk kulit normal yang dapat dibedakan
menjadi 2 jenis menurut waktu penyembuhannya yaitu luka akut dan luka kronis
DAFTAR PUSTAKA

http://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/manajemen-luka-2018-smt-
7 .pdf

Anda mungkin juga menyukai