Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
kelompok untuk Mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia dengan topik Perawatan Luka Kotor
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa banyak bantuan dari pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritikan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengetahuan yang kami miliki. oleh karena itu, kami mengharap segala bentuk saran dan
masukan membangun dari berbagai pihak. kami garap sedikit pengetahuan dari makalah kami
dapat diterima dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Luka merupakan rusak atau hilangnya suatu komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi yang rusak atau hilang. Prevalesi luka terus meningkat dari tahun ke tahun,
baik luka akut maupun luka kronis. Asosiasi luka di Amerika melakukan penelitian tentang
kejadian luka didunia berdasarkan penyebab penyakit. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa
prevalensi luka bedah 110.30 juta kasus, luka trauma 1.60 juta kasus, luka lecet 20.40 juta
kasus, luka bakar 10 juta kasus, ulkus dekubitus 8.50 juta kasus, ulkus vena 12.50 juta kasus,
ulkus diabetik 13.50 juta kasus, amputasi 0.20 juta pertahun
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi luka ?
2. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka ?
3. Klasifikasi luka berdasarkan tingkat kontaminasi ?
4. Apa yang digunakan pada saat perawatan luka kotor ?
5. Bagaimana teknik pemasangan balutan luka kotor ?
6. SOP perawatan luka kotor ?
7. Penilaian perawatan luka kotor ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui defenisi luka
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
3. Mengetahui klasifikasi luka
4. Mengetahui yang digunakan ketika perawatan luka kotor
5. Mengetahui teknim pemasangan balutan luka kotor
6. Mengetahui SOP perawatan luka kotor
7. Mengetahui penilaian perawatan luka kotor
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Luka
Luka adalah gangguan pada struktur, fungsi dan bentuk kulit normal yang dapat
dibedakan menjadi 2 jenis menurut waktu penyembuhannya yaitu luka akut dan luka
kronis.Luka akut biasa disebabkan oleh trauma dan bila mendapat penanganan segera maka
penyembuhan sesuai dengan waktu yang diperkirakan sekitar 2 hingga 6 minggu. Sementara
luka kronik adalah luka yang berlangsung lama, timbul berulang, atau terdapat gangguan
pada proses penyembuhan sehingga penyembuhan luka gagal sembuh pada waktu yang
diperkirankan yaitu lebih dari 6 minggu dan memiliki resiko tinggi untuk timbul kembali
B. Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka
Terdapat faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka meliputi faktor lokal dan
faktor umum. Faktor lokal terdiri dari oksigenasi yang penting terhadap kecepatan
penyembuhan, pada daerah yang memiliki vaskularisasi baik luka dapat sembuh dengan cepat
dan begitu pula sebaliknya, lalu ada tidaknya hematoma atau seroma yang dapat menghalangi
proses penyembuhan luka dengan menambah jarak tepi luka dan jumlah debridemen yang
diperlukan sebelum fibrosis terbentuk. Teknik operasi juga berpengaruh disebabkan
penyembukan luka normal memerlukan keseimbangan antara lisis dan pembentukan kolagen.
Sementara pada faktor umum, penyembuhan luka dipengaruhi oleh nutrisi terutama pada
kekurangan vitamin C, kekurangan seng terutama pada luka bakar, steroid yang dapat
menghalangi lisis kolagen, sepsis, dan obat sitotoksik.
C. Klasifikasi Luka
Terdapat klasifikasi luka berdasarkan tingkat kontaminasinya, yaitu :
1. Luka bersih (Clean wounds), yaitu luka bedah tak terinfeksi, tidak terjadi proses
peradangan (inflamasi). Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup.
Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1-5%.
2. Luka bersih terkontaminasi (Clean contamined wounds), merupakan luka pembedahan
dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol,
kontaminasi tidak selaluterjadi. Kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3-11%.
3. Luka terkontaminasi (Contamined wounds), termasuk jenis luka terbuka, segar, luka akibat
kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau terkontaminasi
dari saluran cerna, pada kategori ini termasuk insisi akut, inflamasi non purulen.
Kemungkinan infeksi luka 10- 17%
4. Luka kotor atau infeksi (Dirty wound), ialah jenis luka yang terjadi pada lingkungan yang
sudah terkontaminasi oleh bakteri, termasuk juga luka akibat pelaksanaan operasi di tempat
yang tidak steril, misalnya operasi darurat di lapangan. Kemungkinan terjadi infeksi lebih
dari 27%.
PENUTUP
Luka kotor atau infeksi (Dirty wound), ialah jenis luka yang terjadi pada lingkungan yang
sudah terkontaminasi oleh bakteri, termasuk juga luka akibat pelaksanaan operasi di tempat
yang tidak steril, misalnya operasi darurat di lapangan. Kemungkinan terjadi infeksi lebih
dari 27%.
Luka adalah gangguan pada struktur, fungsi dan bentuk kulit normal yang dapat dibedakan
menjadi 2 jenis menurut waktu penyembuhannya yaitu luka akut dan luka kronis
DAFTAR PUSTAKA
http://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/manajemen-luka-2018-smt-
7 .pdf