Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERAWATAN LUKA SEDERHANA

DOSEN PEMBIMBING :

EL RAHMAYATI S.Kp., M.Kes.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 21
1. Serli Era Tania (1914301092)
2. Augy Alfandito (1914301093)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
SOP PERAWATAN LUKA SEDERHANA

PENGERTIAN LUKA

Melakukan tindakan asuhan keperawatan pada luka dengan mengganti balutan dan
membersihkan luka pada klien.

TUJUAN :

1. Mencegah infeksi
2. Membantu penyembuhan luka
3. Mempercepat debrademen jaringan nekrotik.
4. Membunuh dan menghambat pertumbuhan kuman/bakteri pada kulit atau jaringan
tubuh lainnya.
5. Mengembalikan rasa aman dan nyaman untuk pasien
6. Untuk mencegah bertambahnya kerusakan jaringan

INDIKASI PERAWATAN LUKA :

 Balutan kotor dan basah akibat eksternal ada rembesan atau eksudat.
 Mengkaji kedaan luka.
 Pada luka ditandai dengan pus, necrose, dan serum.
 Pada pasien yang mobilisasi.
 Membersihkan luka dari benda asing atau kotor
 Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka serta mencegah
perdarahan maupun munculnya jaringan parut disekitar luka.

KONTRAINDIKASI PERAWATAN LUKA :

 Balutan tidak kotor dan tidak ada rembesan atau eksudat.


 Luka bersih tidak terkontaminasi dan luka steril.
 Tidak ditemukannyan pus, necrose, dan serum
 Pasien hanya mengalami luka lecet saja.

EFEK SAMPING :

a. Infeksi
Keadaan alat dan bahan yang kurang steril dapat menyebabkan terjadinya infeksi serta
penatalaksanaan yang tidak memperhatikan pencegahan infeksi juga bisa
menyebabkan infeksi saat melakukan perawatan pada luka pasien.
b. Rasa Nyeri
Efek samping yang umum yang terjadi pada perawatan luka yaitu rasa nyeri namun
setiap individu memiliki rasa nyeri yang berbeda.

c. Rasa perih

Efek samping ini akan umum terjadi pada perawatan luka, namun setiap individu
memiliki rasa perih yang berbeda-beda.

No Kegiatan Penilaian
1 2 3 4
1 Persiapan Alat:

PERALATAN
1. Pinset anatomis 2
2. Pinset chirugis 2
3. Gunting debridemand
4. Kassa steril
5. Kom kecil 2
6. Sarung tangan
7. Gunting plester
8. Plester
9. Bengkok
10. Verband

 Bahan :
1. Aseton
2. NaCl 0,9%
3. Disinfektan
4. Alcohol sesuai kebutuhan
5. Obat luka sesuai kebutuhan

2 Persiapan pasien:
1. Memberi tahu pasien dan menjelaskan tindakan
2. Mengatur pasien yang aman dan nyaman
3. Memberi tahu pasian akan tujuan dari tindakan
4. Member tahu pasien efek samping apa yang akan
terjadi.
5. Menjaga privasi pasien
3 PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Tahap prainteraksi
Melakukan verifikasi program terapi.
B. Tahap orientasi
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
C. Tahap kerja :
1. Mendekatkan alat di dekat pasien
2. Mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
4. Membuka peralatan
5. Membasahi alcohol dan buka dengan menggunakan
pinset anatomi
6. Membuka balutan lapisan terluar
7. Membersihkan sekitar luka bekas plester dengan
Aseton (bila tidak kontaindikasi) dari arah luar kedalam
8. Membuka balutan lapisan dalam
9. Melakukan debridemand dengan gunting
debridemand
10. Membersihkan luka dengan cairan NaCl dan
keringkan
11. Beri obat luka sesuai kebutuhan.
12. Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan
kassa
13. Memasang plester atau verband
14. Merapikan pasien dan alat
15. mencuci tangan
D. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan dengan klien
4. dokkumentasi.
Daftar Pustaka

Hidayat, Aziz Alimul.2015.Buku Saku Pratikum Kebutuhan dasar manusia.. Jakarta: Buku
kedokteran.

Firiyana,Yuni dan Ari Andriyanti. 2019.Keterampilan dasar kebidanan. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press.
https://www.academia.edu/34037109/standarprosedur_perawatan lkaU

Anda mungkin juga menyukai