Anda di halaman 1dari 19

"TEORI MIDDLE RANGE DALAM KEPERAWATAN :

PAMELA G. REED"

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan


Dosen Pengampu : Ns. Ichlas Tribakti, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Aisyah Adinda Q 27142010001
Angelina Natasya 27142010013
Arinda Rizki Cahyati 27142010014
Bunga Destianda 27142010018
Chelsi Satya Syafa'atin 27142010019
Delima Salsa Risanti 27142010020
Ithriy Akmalia 27142010035
Manda Tiarani 27142010038
Nafshah Siti Maharani 27142010048

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN UMMI BOGOR
2023
1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami, khususnya bagi
kelompok tiga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MIDDLE RANGE
DALAM KEPERAWATAN : PAMELA G.REED” yang telah kami susun
berdasarkan proses-proses yang telah kami lalui sebelumnya.
Penulisan metode ilmiah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah falsafah dan teori keperawatan. Kami menyadari bahwa di
dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha
Esa, selaku guru pembimbing yang telah memberikan dorongan dan motivasi, dan
tidak lepas dari dukunganberbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak
yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Disini kami juga sampaikan, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, jika seandainya dalam penulisan
terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan, kami dengan senang hati
menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
manfaat kepada para pembaca.

Bogor, 05 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/gagasan
yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada
realitas keperawatan (smith dan Liehr, 2008).
Model konseptual keperawatan di kembangkan oleh para ahli keperawatan
yang di harapkan dapat menjadi kerangka berfikir perawat.Sehingga perawat
perlu memahami beberapa konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan.
Salah satu ahli dalam keperawatan adalah Pamela G.Reed yang termasuk
ke dalam teori Middle Range dengan teorinya self transendensi.Teorinya
mengatakan bahwa pengembangan konsep diri di batasi secara multidimensi
yaitu Inwardly (Batiniah), Outwardly (Lahiriah), dan Temporally (duniawi),
Berdasarkan teori trasendensi diri, terdapat dua poin intervensi. Tindakan
keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal dari
dalam diri seseorang terhadap trasendensi atau berfokus pada beberapa faktor
personal dan kontekstual yang mempengaruhi hubungan antara trasendensi
diri dan vulnerable, hubungan antar trasendensi diri dan keadaan baik/sehat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan yang akan dicapai pada penulisan makalah ini adalah untuk
memahami Teori Self-Transendensi oleh Pamela G. Reed
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menjelaskan Teori Self-Transendensi yang
dikembangkan olehPamela G. Reed
b. Untuk menganalisa kelebihan dan kekurangan Teori Self-
Transendensi

1
c. Untuk menganalisa alas an teori ini termasuk ke dalam Teori
Middle-Range

C. Metode Penulisan
Metode penulisan Menggunakan metode studi literatur yang diambil dari
buku refrensi dan internet, selnjutnya diuraikan dalam bentuk makalah ilmiah.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Biografi singkat Pamela G. Reed


Pamela G. Reed, dilahirkan di Detroit, Michigan
pada tahun 1973. Beliau menikah dengan Gary,
suaminya, dan telah memiliki 2 putri. Reed
memulai karir keperawatannya dengan bersekolah
di Wayne State University, Detroit, Michigan dan
tamat pada tahun 1974, lalu Reed melanjutkan
pendidikannya ke jenjang S2 di bidang kesehatan
mental anak dan remaja dan pendidikan
keperawatan dan berhasil menamatkan dan
memperoleh gelar M.S.N pada tahun 1976.
Pamela G. Reed, dilahirkan di Detroit, Michigan pada tahun 1973. Beliau
menikah dengan Gary, suaminya, dan telah memiliki 2 putri. Reed memulai
karir keperawatannya dengan bersekolah di Wayne State University, Detroit,
Michigan dan tamat pada tahun 1974, lalu Reed melanjutkan pendidikannya
ke jenjang S2 di bidang kesehatan mental anak dan remaja dan pendidikan
keperawatan dan berhasil menamatkan dan memperoleh gelar M.S.N pada
tahun 1976. Pendidikan tinggi terakhir berikutnya, jenjang S3 (Ph.D) berhasil
diselesaikannya pada tahun 1982 dengan konsentrasi mayor teori dan riset
keperawatan, dengan studi minor pada perkembangan usia dewasa dan usia
lanjut (lansia).
Reed mengajar di Fakultas Keperawatan University of Arizona College di
Tucson, tempat dia menjalani kehidupan sehari-harinya. Sejak tahun 1983,
Reed tidak hanya mengajar tetapi juga melakukan penelitian dan pelayanan
administrasi di lembaga yang sama. Pendidikan dan penelitiannya berfokus
pada kesehatan dan penuaan. Reed, yang telah menerima banyak penghargaan,
juga merupakan pendahulu dalam penelitian keperawatan tentang kajian
spiritualitas. (Tomey and Alligood, 2010)
3
B. Middle Range Model
Middle range-theory adalah teori yang digunakan untuk praktek
keperawatan dan menjelaskan tentang fenomena yang terjadi dalam praktik
keperawatan dang populasi yang lebih spesifik (Lestari, 2018). Menurut
(Meleis, 2012) middle range- they adalah teori yang memiliki cakupan yang
lebih terbatas, abstraksi yang lebih sedikit, membahas fenomena atau konsep
tertentu, dan mencerminkan praktik (administrasi, klinis, atau pengajaran)
dianggap sebagai teori rentang menengah. Fenomena atau konsep cenderung
melintasi bidang keperawatan yang berbeda dan mencerminkan berbagai
situasi asuhan keperawatan. Middle range-theory cocok untuk pengujian
empiris karena konsep yang lebih spesifik dan dapat dengan mudah
dioperasionalkan. Middle range-theory memberikan perspektif yang lebih luas
untuk melihat situasi yang lebih kompleks dan arah untuk intervensi (Fawcett,
2005). Middle Range Theory merupakan level teori yang nyata.

C. Teori Self- Transcendence/ Transendensi


Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai,
suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari baik menjadi lebih
baik. (Wijaya dkk., 2022)
Menurut Pamela G Reed, dalam teori Self Transcendence dapat didefinisikan
atau diartikan sebagai pengembangan konsep diri yang dibatasi secara
multidimensi yaitu: Inwardly (batiniah): Melakukan refleksi introspeksi diri
terhadap pengalaman-pengalaman yang telah dialami, Outwardly (lahiriah):
Diartikan pentingnya berinteraksi dengan lingkungannya, dan Temporally
(duniawi): Menggunakan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran untuk
mencapai tujuan masa depan.
Self-trancendence pada awalnya didefinisikan oleh Reed (1991) sebagai
pengembangan batasan konsep diri multidimensi: inward/kedalam (terhadap
wawasan yang lebih luas ke dalam kepercayaan, nilai dan mimpi seseorang)
pengalaman contoh melalui introspeksi, outward/keluar (terhadap kesadaran

4
akan hal lain dan lingkungan), dan temporal (masa lampau dan masa datang
yang terintegrasi saat ini). (Wijaya dkk., 2022)
Reed mendefinisikan secara menyeluruh, sebagai berikut : Self-
transcendence mengarah pada fluktuasi batasan-batasan keluar dari seseorang
(atau diri sendiri) dengan segera dan pandangan-pandangan sempit dari diri
sendiri dan dunia. Fluktuasi ini adalah pandimensional, inward (terhadap
kesadaran yang lebih besar dari kepercayaan/keyakinan seseorang, nilai, dan
cita-cita), outward (terhadap orang lain dan lingkungan), dan temporal
(terhadap pengintegrasian masa lampau dan masa depan dengan cara
meningkatkan masa kini yang relatif). Tahun 2003, pola lain dari perluasan
batas disatukan sehingga self-transcendence adalah kapasitas itu memperluas
batasan-batasan" transpersonally (untuk berhubungan dengan dimensi di luar
dirinya)"diri sendiri. Karena self-transcendence adalah pandimensional, ini
memungkinkan dimensi-dimensi lain bisa ditambahkan untuk menguraikan
kapasitas perluasan batas.
Di dalam teorinya Reed, mengusulkan suatu model untuk membangun
kerangka-kerangka konseptual bahwa pendidikan keperawatan merupakan
keahlian khusus klinis. di model tersebut, kesehatan diusulkan sebagai konsep
utama, di sekitar yang aktivitas ilmu perawatan pengambilalihan model adalah
bahwa fokus dari disiplin ilmu I perawatan melibatkan di bangunan dan
pengetahuan untuk mempromosikan proses-proses Kesehatan.
1. Kesehatan
Kesehatan, didefinisikan secara implisit sebagai proses kehidupan yang
terdiri dari pengalaman positif dan negatif yang digunakan oleh manusia secara
kreatif dan unik untuk mencapai rasa sejahtera.
2. Keperawatan
Peran aktivitas perawat dalam merawat seseorang melalui proses
interpersonal dan manajemen teraupetik terhadap lingkungan, dengan
keterampilan untuk promosi kesehatan kesejahteraan.
3. Manusia

5
Manusia adalah seseorang yang harus dipahami sebagai individu yang
sedang berkembang sepanjang hayat mereka dalam berinteraksi dengan orang lain
dan dengan lingkungan dalam perubahan yang kompleks dan vital dimana hal
tersebut bisa berkontribusi positif atau negative dalam mencapai kesehatan dan
rasa sejahtera.
4. Lingkungan
Keluarga, social, lingkungan kontak fisik, dan sumber komunitas adalah
lingkungan yang secara signifikan berkontribusi pada proses kesehatan yang dapat
dipengaruhi oleh keperawatan melalui manajemen interaksi terapeutik antara
manusia, objek, dan aktivitas keperawatan. (Tomey and Alligood, 2006)

D. Konsep Kunci Teori Self-Transcendence


1. Self-Transcendence
Menurut Pamela G Reed, Self-Transcendence didefiniskan sebagai
pengembangan konsep diri dibatasi secara mulitidimensi yaitu :
 Inwardly (batiniah) : melakukan refleksi introspeksi diri
terhadap pengalaman- pengalaman yang telah dialami.
 Outwardly (lahiriah), diartikan pentingnya berinteraksi dengan
lingkungannya.
 Temporally (duniawi) : menggunakan pengalaman masa lalu
sebagai pelajaran untuk mencapai tujuan masa depan.
Self-trancendence pada awalnya didefinisikan oleh Reed (1991)
sebagai pengembangan batasan konsep diri multidimensi: inward/kedalam
(terhadap wawasan yang lebih luas ke dalam kepercayaan, nilai dan mimpi
seseorang) contoh melalui pengalaman introspeksi, outward/keluar
(terhadap kesadaran akan hal lain dan lingkungan),dan temporal (masa
lampau dan masa datang yang terintegrasi saat ini). Reed mendefinisikan
secara menyeluruh, sebagai berikut: Self-transcendence mengarah pada
fluktuasi batasan-batasan keluar dari seseorang (atau diri sendiri) dengan
segera dan pandangan-pandangan sempit dari diri sendiri dan dunia.
Fluktuasi ini adalah pandimensional, inward (terhadap kesadaran yang
6
lebih besar dari kepercayaan/keyakinan seseorang, nilai, dan cita-cita),
outward (terhadap orang lain dan lingkungan), dan temporal (terhadap
pengintegrasian masa lampau dan masa depan dengan cara meningkatkan
masa kini yang relatif).
Tahun 2003, pola lain dari perluasan batas disatukan sehingga self-
transcendence adalah kapasitas itu memperluas batasan-batasan"
transpersonally (untuk berhubungan dengan dimensi di luar dirinya)"diri
sendiri. Karena self-transcendence adalah pandimensional, ini
memungkinkan dimensi-dimensi lain bisa ditambahkan untuk menguraikan
kapasitas perluasan batas.
2. Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable
meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya
adalah keadaan gawat seperti disabilitas/ketidakmampuan/cacat, penyakit kronik
dan terminal, kelahiran dan pengasuhan orangtua.
3. Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik,
psikologis, sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan
dan keadan yang baik. Well-being didefinisikan sebagai rasa "feeling whole and
healthy" yang sesuai dengan kriteria sendiri untuk wholeness and well-being
(Reed.2003). Seseorang dengan tingkat Well-being yang tinggi menunjukkan
kepuasan terhadap hidup dan memiliki tingkat depresi yang rendah. Kesejahteraan
(well-being) didefinisikan sebagai " perasaan merasa utuh dan sehat, sesuai
dengan salah satu kriteria untuk perasaan utuh dan kesejahteraannya" (Reed,
2003).
Reed mendefinisikan mekanisme yang mendasari kesejahteraan pada
artikeltahun 1997. Dalam artikel tersebut, dia mengusulkan keperawatan
semestinya “proses keperawatan menuju kesejahteraan”. Kesejahteraan sebagai
proses keperawatan, kemudian digambarkan dengan istilah dari sintesa 2 macam
perubahan :

7
a. perubahan dalam kompleksitas kehidupan (contoh :
peningkatan kelemahan padalanjut usia atau hilangnya
pasangan/orang yang dicintai)
b. perubahan dalam integrasi(contoh. membentuk arti dari
kejadian dalam kehidupan)
4. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang
berkontribusi terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin,
kemamapuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial,
dan riwayat masa lalu.
5. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
a. Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada
sumber-sumber yang berasal dari dalam diri seseorang
terhadap transendensi diri
b. Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal
dan kontekstual yang mempengaruhi hubungan antara
transendensi diri dan vulnerabel ; hubungan antar
transendensi diri dan keadaan baik/sehat.

E. Asumsi Mayor
1. Health
Sehat, didefinisikan secara mutlak sebagai proses kehidupan dari dua hal yaitu
pengalaman negatif dan positif, dimana individu menciptakan lingkungan dan
nilai-nilai unik yang mendukung kesejahteraan (well- being).
2. Nursing
Peran keperawatan adalah untuk mendampingi orang-orang (persons) melalui
proses interpersonal dan manajemen terapeutik pada lingkungannya dengan
membutuhkan keterampilan untuk mendukung kesehatan (health) dan
kesejahteraan (well-being).

8
3. Person
Person dipahami sebagai perkembangan masa kehidupannya dalam
berinteraksi dengan orang lain dan perubahan lingkungan yang kompleks yang
dapat berkontribusi secara positif dan negative terhadap kesehatan dan keadaan
baik.
4. Environment
Keluarga, jaringan sosial, lingkungan fisik dan komunitas adalah lingkungan
yang secara signifikan berkontribusi pada proses kesehatan dimana perawat
mempengaruhinya dengan mengatur interaksi yang terapeutik antara individu dan
aktivitas keperawatan. (Reed, 1987)

F. Hubungan antara konsep-konsep mayor pada Teori Self-


Transcendence
Model Teori Self-Transcendence mengusulkan tiga macam hubungan :
1. Peningkatan Vulnerability dihubungkan dengan peningkatan
Self-Transcendence.
2. Self-Transcendence berhubungan secara positif dengan
kesejahteraan (Well-Being).
3. Faktor-faktor personal dan eksternal bisa mempengaruhi
hubungan antara Vulnerability dengan Self-Transcendence dan
antara Self-Transcendence dan Well- Being.

9
Vulnerability + Self-transcendence + Well-Being
+ -
+ -

+ Factor-faktor personal danKontextual


yang berhubungan dengan secara
media atau hubungan moderate
Point intervensi + -
untuk meningkatkan self
Transcedence

Skema 2 : Teori Model Self-Trancendence


Terdapat 3 dalil yang berkembang menggunakan tiga konsep dasar tersebut,
antara lain :
1. Self-Transcendence merupakan kehebatan seseorang saat
menghadapi akhir dari kehidupan dibanding ia tidak
mengalaminya, atau dengan pengalaman-pengalaman lain yang
meningkatkan kesadaran akan kematian.
2. Batasan-batasan konseptual yang dihubungkan dengan
kesejahteraan (well-being), yang secara fluktuasi akan
mempengaruhi secara positif atau negatif Well Being sepanjang
masa kehidupan. Contoh : Peningkatan penampilan dan
perilaku Self-Transcendence diharapkan berkaitan secara
positif dengan kesehatan mental sebagai indicator well-being
seseorang, sedang pengaruh negative seperti
ketidakmamapuan untuk mencapai atau menerima orang lain
(berteman) akan mengarah pada depresi sebagai indicator
kesehatan mental.

10
3. Proses person dengan lingkungan, yang berfungsi sebagai
korelasi, moderator, atau mediator yang menghubungkan antara
vulnerable, transendensi diri dan keadaan sejahtera (Well
Being).

BAB III
KASUS DAN ANALISA KASUS

A Kasus
Tn,E,usia 65 tahun memiliki 3 orang anak yang saat ini sudah berusia di atas 30
tahun. Istri Tn. E, baru saja meninggal 6 bulan yang lalu karena menderita
penyakit kronis. Pernikahan mereka telah berusia 45 tahun pada saat isterinya
meninggal. Dua orang anaknya bertempat tinggal sangat jauh dari rumah
Tn.Edy,Sedangkan seorang anak laki-lakinya bersama dengan isteri dan dua orang
anaknya yang masih usia pra sekolah tinggal tidak jauh dari rumah Tn. E. Sendiri
yang merawatnya. Ia menghabiskan banyak waktu dan mengalami kelelahan
dalam merawat isterinya, namun saat isterinya telah meninggal dia merasa sangat
kesepian karena tinggal seorang diri di rumahnya. Selain itu, dia juga kehilangan
selera makan sehingga tidak memiliki kekuatan untuk beraktivitas di luar rumah
dan berinteraksi dengan dengan lingkungan sekitarnya serta berinteraksi dengan
anak dan keluarganya.

B. Analisa kasus
Berdasarkan kasus di atas, hasil analisa mennunjukkan bahwa ada beberapa
masalah yang sedang dihadapi oleh Tn. E yaitu :
1. Tn.E telah berusia lanjut.
2. Respon berduka yang berkepanjangan akibat kematian istrinya
3. Interaksi dengan lingkungan sosial terganggu
4. Interaksi dengan anggota keluarga terganggu
11
5. Penurunan selera makan
6. Kelemahan fisik
7. Penurunan aktivitas
8. Merasa kesepian tinggal seorang diri
9. Tinggal terpisah dari anak anaknya

BAB IV
Pembahasan

Teori Pamela G. Reed menitikberatkan pada konsep


Self transcendence yang terdiri atas konsep kunci yaitu vulnerabel, transendensi
diri, sejahtera/sehat, moderating-mediating factors, dan inti intervensi..

Dalam kasus tersebut, berdasarkan teori self transcendence maka yang perlu
dilakukan oleh perawat dalam menyelesaikan permasalahan yang di hadapi oleh
Tn.E adalah dengan menerapkan konsep konsep kunci dari Pamela yaitu :

Vurnerabel yaitu meningkatkan kesadaran Tn. E bahwa kematian adalah


merupakan hal yang akan di alami oleh setiap orang yang masih hidup
dan akan di sertai kesedihan serta kedukaan mendalam pada orang yang
ditinggalkan. Namun, bukanlah suatu hal yang baik bila kedukaan berlanjut
sampai berbulan-bulan setelah masa kehilangan tersebut. Bagaimana jika
seandainya keadaan menjadi terbalik, pengalaman yang sama terjadi pada dirinya
sedangkan istrinya sendiri yang mengalami hal yang saat ini dia alami, akan
sangat berbeda dan bahkan lebih sulit bagi istrinya untuk menerima hal tersebut.
Sehingga, perawat akan membantu Tn. E untuk melakukan reflesi terhadap
dirinya dan terhadap pengalaman tersebut.

12
Refleksi dan instrospeksi yang dilakukan oleh Tn. E adalah merupakan inti dari
self transcendence. Dari segi inwardly (batiniah), perawat menekankan adanya
proses introspeksi terhadap pengalaman masa lalu yang dialami oleh Tn.Edy yang
kemudian dapat menjadi fasilitas memperoleh kepulihan dan kesehatannya
kembali. Introspeksi diri bisa meliputi menggali kembali kepercayaan dan
keyakinan dalam diri,nilai-nilai pribadi,dan mimpi-mimpi yang ingin dicapai yang
nantinya akan menjadi penyemangat atau motivator untuk mencapai kondisi yang
sehat secara utuh ( Well Being).

Dari segi (lahiriah), perawat memberikan dorongan untuk memulai


kembalihubungannya dengan dunia luar termasuk berinteraksi dengan anak dan
keluarganya, lingkungansosialnya dan kembali beraktivitas serta dapat menikmati
masa tuanya dengan penuh kebahagian.Dengan menghabiskan waktu bersama
cucu-cucunya, anak dan menantunya akan lebihmembuatnya menikmati
kebahagiaan dan kesenangan. Selain itu, dengan cara tersebut, Tn. Eakan merasa
puas telah membantu anak dan menantunya menjaga anak-anaknya.
Bilakebahagiaan dan kesenangan telah terbangun, masalah fisik, nafsu makan,
perasaan kesepian,dan perasaan berduka yang dialaminya selama ini berangsur-
angsur akan hilang, sehingga Tn. Eakan memperoleh kesehatannya kembali.

Dari segi temporally (duniawi/saat ini), dari hasil refleksi dan introspeksi dari
pengalaman masa lalunya, Tn. E bisa menggunakan pengetahuan dan
keterampilannya di masa lalu itu untuk mencapai apa yang dia harapkan di masa
yang akan datang dengan melakukan/menerapkannya pada masa kini.

Vulnerabel dan transendensi diri di atas akan sangat membantu Tn. E memperoleh
keadaan sehat dan sejahtera ( well being ). Semua komponen tersebut akan
berintegrasi dan berproses untuk mencapai suatu kondisi yang baik. Dalam hal ini,
di usia senja, Tn. E dapatmemperoleh kebahagiaan.

13
Selain hal di atas, perawat juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang
dapatmemperkuat atau memperlemah hubungan antara vulnerable dan
transendensi diri, hubunganantara transendensi diri dan keadaan sejahtera. Faktor-
faktor ini disebut faktor penengah(
Moderating-mediating factors
) seperti usia, jenis kelamin, kemampuan kognitif, pengalamanhidup, persepsi
spiritual, lingkungan sosial dan riwayat masa lalu. Pada Tn. E banyak dari faktor-
faktor tersebut yang bisa memperlemah hubungan-hubungan di atas, seperti usia,
pengalamanhidup, dan lingkungan sosial. Usia Tn. E yang kini telah mencapai 65
tahun, membuat Tn. Emengalami kehilangan banyak kekuatannya terkait dengan
penurunan berbagai fungsi tubuhyang dapat menyebabkan ia menjadi kurang bisa
melakukan aktivitas lagi di luar rumah yangakan membatasinya dengan
lingkungan sosialnya. Selain itu, lingkungan keluarga yang berada jauh dari
tempat tinggalnya membuat interaksinya dengan anak-anaknya menjadi kurang
yangmengakibatkan perasaan kesepian dan kurangnya semangat. Sehingga,
sebagai seorang perawat perlu mengontrol faktor-faktor tersebut dengan
memberikan penguatan pada setiap faktor tersebut sehingga tidak memberi
dampak negatif bagi Tn. E. Misalnya, dengan memberikanlatihan-latihan yang
bisa dilakukan Tn. E dalam rangka mempertahankan
kebugaran,introspeksi/refleksi diri yang bisa membangun konsep diri Tn. E
sehingga akan menjadi faktor yang mendukung tercapainya pemulihan dan
kondisi yang sejahtera (Well being ). Faktor pendukung lainnya bisa berupa
adanya penguatan spiritual yang dilakukan oleh Tn. E dengan menjalankan
Dan kepercayaannya serta memahami kematian dengan lebih baik yang akan
Mengurangi kedukaan yang dialaminya dengan menganggap bahwa suatu saat dia
juga akan mengalami hal yang sama sehingga perlunya memperbaiki kondisi
hidup saat ini menjadi lebih baik.

14
BAB V

Kesimpulan
Teori self Transcedence merupakan teori yang di kembangkan oleh Pamela G.
Reed yang berada dalam klasifikasi middle range theory, disebabkan oleh
beberapa karakterisktik middle range theory dimiliki oleh theory ini

Saran
Sebaiknya ada metode proses keperawatan yang di jelaskan dalam teori dalam
penerapannya dalam praktik sehingga lebih mudah di pahami oleh perawat

15
Daftar Pustaka

16

Anda mungkin juga menyukai