Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pamela G. Reed Self Transcendense Theory

Dosen Pembimbing:
Angernani Trias Wulandari S.Kep.,Ns. M.Kep
Nama kelompok III:
1. Muhammad Irhamni Maulana (1761336321093)

2. Nabil Zamhariroh Fahma (1761336321098)

3. Nur Laily Mufidah. (1761336321099)

4. Wiwin (1761336321108)

5. Doya

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES AR-RAHMA MANDIRI INDONESIA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah yang berjudul Pamela G. Reed Self Transcendense


Theory ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Melalui makalah ini, kami berharap mampu memberikan
dampak positif serta menambah pengetahuan bagi pembaca.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penyusun makalah


menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan
dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis berharap pembaca mampu
memberikan kritik dan saran sehingga penulis mampu mengevaluasi diri
menjadi lebih baik. Penulis juga memohon maaf jika terdapat banyak
kesalahan serta kekurangan pada makalah ini.
Pasuruan,15 November 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………………………..……….. i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………..……… ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………...…………… iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………….……………. 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………….…………. 2

C. Tujuan Penulisan Makalah……………………………………………………………………………….……… 2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………. 3

A. Biografi Pamela G. Reed………………………………..……………………………………………….…….. 3

B. Latar belakang terbentuknya self transcendence theory……… ………………………..….….. 7

C Konsep kunci self transcendence theory………………………………………………………………….. 14

D. Asumsi mayor ……………………………………………………………………………………………………....19

E. Hubungan antara konsep-konsep mayor pada self transcendence theory………………..20

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………...21

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………….……………….’’ 24

B. Saran……………………………………………………………………………………………….……………………’ 25

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………...…………. 26
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Keperawatan sebagai profesi bersifat unik karena ilmu keperawatan selalu dansenantiasa
berkembang dan sasaran pelayanannya ditujukan kepada individu,keluarga, kelompok
dan masyarakat. Ilmu Keperawatan didasari oleh teori – teori keperawatan yang masih
bisa dikembangkan dan dianalisa.Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh
para ahli keperawatantentang keperawatan. Model konseptual keperawatan diharapkan
dapat menjadikerangka berfikir perawat, sehingga perawat perlu memahami beberapa
konsep inisebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
praktik keperawatan profesional.Salah satu ahli keperawatan, Pamela G. Reed,
mengusung teori Self-transcendence yang tergolong dalam kategori middle range theory.
Reedmengatakan dalam teorinya bahwa ada tiga konsep mayor yaitu vulnerrability, self-
transcendence dan well-being, yang mana pengembangan konsep diri dibatasisecara
mulitidimensi yaitu Inwardly (batiniah), outwardly (lahiriah) dan temporally (duniawi).
Berdasarkan teori tersebut, terdapat dua poin intervensi yaitu: tindakankeperawatan
yang secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal daridalam diri
seseorang terhadap transendensi atau berfokus pada beberapa faktorpersonal dan
kontekstual yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerability,
hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat

B. Rumusan masalah
Bagaimana konsep teori yang dikemukakan oleh Pamela G R.eed?

C. Tujuan Penulisan makalah


Untuk untuk memahami teori Self-trranscendence oleh Pamela G. ReedTujuan Khusus
pada penulisan makalah ini adalah menjelaskan teori self-transcendence yang
dikembangkan oleh Pamela G. Reed, menganalisa kelebihandan kekurangan teori Self-
transcendence dan menganalisa alasan teori ini termasuk ke dalam middle-range theory.
BAB II PEMBAHASAN
TINJAUAN TEORI
A. Biografi Pamela G. Reed
Pamela G. Reed, dilahirkan di Detroit, Michigan pada tahun 1973. Beliau
menikah dengan Gary, suaminya, dan telah memiliki 2 putri. Reed
memulai karir keperawatannya dengan bersekolah di Wayne State
University, Detroit, Michigandan tamat pada tahun 1974, lalu Reed
melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 dibidang kesehatan mental
anak dan remaja dan pendidikan keperawatan dan
berhasilmenamatkan dan memperoleh gelar M.S.N pada tahun 1976.
Pendidikan tinggiterakhir berikutnya, jenjang S3 (Ph.D) berhasil
diselesaikannya pada tahun 1982dengan konsentrasi mayor teori dan
riset keperawatan, dengan studi minor padaperkembangan usia dewasa
dan usia lanjut (lansia).Saat ini, Reed mengisi kegiatan sehari-harinya
dengan mengajar padaFakultas keperawatan University of Arizona
College, Tucson. Selain mengajar,Reed juga melakukan penelitian dan
memberikan pelayanan administrasi diinstitusi yang sama sejak tahun
1983. Pengajaran dan penelitiannya berfokus padatopik utama Well-
being and Aging. Reed yang telah menerima beberapa
macampenghargaan juga merupakan pioneer dalam riset-riset
keperawatan dalam bidangkajian spiritualitas. (Tomey and Alligood,
2010)

B. Latar belakang terbentuknya self transcendence theory


Pamella G. Reed (2003) yang teorinya merupakan sintesa dari tiga
sumber.Ketiga sumber yang dimaksud antara lain (1) bahwa
perkembangan manusiasebagai proses sepanjang hayat dalam
mencapai kedewasaan termasuk didalamnyaproses menua dan proses
menjelang ajal, (2) adanya factor kontekstual terhadapterjadinya
ketidakseimbangan antara manusia dan lingkungan sebagai sesuatu
yangpenting dalam pengembangan, dan (3) berdasarkan pengalaman
klinik dan risetyang mengindikasikan secara klinik dilaporkan bahwa
depresi pada lansia lebihsedikit disebabkan oleh penurunan sumber
pengembangan dan perasaan sejahteraakibat penurunan kemampuan
fisik dan kognitif daripada kelompok kesehatanlansia.
Reed (1991) mengembangkan teori tentang self-transcendence dengan
menggunakan strategi “deductive reformulation“. Strategi ini digunakan
untuk membangun middle range theory menggunakan pengetahuan
yang diperoleh dariteori non keperawatan yang kemudian di
reformulasi secara deductive dari modelkonsep keperawatan. Teori non
keperawatan yang dipergunakan adalah life-spantheory pada social
kognitif dan pengembangan transpersonal orang dewasa. Prinsipdari
teori life-span adalah merupakan reformulasi dari prespektif
keperawatan dariMartha E. Rogers tentang konsep kesatuan system
manusia.

C. Konsep kunci self transcendence theory


1. Self - Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai,
suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari baik menjadi
lebih baik.Menurut Pamela G Reed, Self Transcendence didefinisikan
sebagai pengembangankonsep diri dibatasi secara multidimensi yaitu :
a. Inwardly (batiniah) : Melakukan refleksi introspeksi diri terhadap
pengalaman-pengalaman yang telah dialami.
b. Outwardly (lahiriah) : Diartikan pentingnya berinteraksi
denganlingkungannya.
c. Temporally (duniawi) : Menggunakan pengalaman masa lalu
sebagai pelajaranuntuk mencapai tujuan masa depan.

Self-trancendence pada awalnya didefinisikan oleh Reed (1991) sebagai


pengembangan batasan konsep diri multidimensi:
a. inward /kedalam (terhadapwawasan yang lebih luas ke dalam
kepercayaan, nilai dan mimpi seseorang) contohmelalui pengalaman
introspeksi,
b. outward/keluar (terhadap kesadaran akan hal laindan lingkungan),
C. temporal (masa lampau dan masa datang yang terintegrasi saatini).
Reed mendefinisikan secara menyeluruh, sebagai berikut : Self-
transcendence mengarah pada fluktuasi batasan-batasan keluar dari
seseorang (atau diri sendiri) dengan segera dan pandangan-pandangan
sempit dari diri sendiri dan dunia.Fluktuasi ini adalah pandimensional,
inward (terhadap kesadaran yang lebih besardari
kepercayaan/keyakinan seseorang, nilai, dan cita-cita), outward
(terhadap oranglain dan lingkungan), dan temporal (terhadap
pengintegrasian masa lampau danmasa depan dengan cara
meningkatkan masa kini yang relatif).
Tahun 2003, pola lain dari perluasan batas disatukan sehingga self-
transcendence adalah kapasitas itu memperluas batasan-batasan"
transpersonally (untuk berhubungan dengan dimensi di luar
dirinya)"diri sendiri. Karena self-transcendence adalah pandimensional,
ini memungkinkan dimensi-dimensi lain bisa ditambahkanuntuk
menguraikan kapasitas perluasan batas.
2. Well-Being
Didefinisikan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik,
psikologis,sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu
kesejahteraan dan keadaanyang baik. Well-being didefinisikan sebagai
rasa “feeling whole and healthy” yang sesuai dengan kriteria sendiri
untuk wholeness and well-being (Reed,2003).Seseorang dengan tingkat
Well-being yang tinggi menunjukkan kepuasan terhadaphidup dan
memiliki tingkat depresi yang rendah.
Kesejahteraan (well-being) didefinisikan sebagai “ perasaan merasa
utuh dan sehat,sesuai dengan salah satu kriteria untuk perasaan utuh
dan kesejahteraannya” (Reed, 2003). Reed mendefinisikan mekanisme
yang mendasari kesejahteraan pada artikeltahun 1997. Dalam artikel
tersebut, dia mengusulkan keperawatan semestinya “proses
keperawatan menuju kesejahteraan”. Kesejahteraan sebagai proses
keperawatan, kemudian digambarkan dengan istilah dari sintesa 2
macam perubahan: perubahan dalam kompleksitas kehidupan (contoh :
peningkatan kelemahan padalanjut usia atau hilangnya pasangan/orang
yang dicintai), perubahan dalam kehidupan
3. Vulnerability didefinisikan sebagai kesadaran akan kematian yang
timbul seiringdengan usia dan fase kehidupan atau selama kejadian
sakit dan krisis kehidupan (Reed,2003).
Vulnerability merupakan kesadaran seseorang akan adanya kematian,
konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati
kematian termasuk didalamnya adalah krisis kehidupan seperti
disabilitas/ketidakmampuan/cacat,penyakit kronik dan terminal,
kelahiran dan pengasuhan orangtua.Konsep tambahan dalam teori ini
adalah faktor-faktor moderating-mediating danpoin-poin intervensi.
Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor moderating-mediating adalah variabel-variabel yang
bersifat personal dan kontekstual Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses transendensi diri yang berkontribusi terhadap kondisi yang baik,
misalnya : jenis kelamin, usia,kemampuan kognitif, pengalaman hidup,
persepsi spiritual, lingkungan sosial danriwayat masa lalu yang dapat
mempengaruhi hubugan antara vulnerability dan self-transcendence
dan antara self-transcendence dan well-being. Luasnya berbagaivariabel
dari individu dan interaksi mereka mungkin mempengaruhi proses self-
transcendence juga berkontribusi menuju kesejahteraan. Contoh
variabel sepertiumur, jenis kelamin, kemampuan kognitif, pengalaman
hidup, perspektif spiritual,lingkungan sosial, dan kejadian histories.
Variabel dari individu bisa menguatkanatau melemahkan hubungan
antara vulnerability dan self-transcendence dan antara self-
transcendence dengan well-being (Reed, 2003).

5. Point of Intervention
Poin-poin intervensi adalah tindakan keperawatan yang memfasilitasi
self-transcendence. Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua
point intervensi :
a. Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-
sumber yang berasal dari dalam diri seseorang terhadatp transendensi
diri.
b. Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan
kontekstual yangmempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan
vulnerabel ; hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.
Tiga hal dibangun dengan menggunakan tiga konsep dasar tersebut,
yaitu :
a. Self-transcendence lebih besar pada seseorang yang menghadapi
pokok persoalan akhir dari kehidupannya sendiri daripada pada orang
yang tidak menghadapinya. Issue dari akhir kehidupan seseorang
diinterpretasikan secaraluas yang timbul dengan peristiwa kehidupan,
penyakit, lanjut usia danpengalaman lain yang meningkatkan kesadaran
akan kematian.
b. Boundaries konseptual berhubungan dengan well-being.
Tergantung pada sifatalamiahnya, fluktuasi dalam boundaries
konseptual mempengaruhi well-being secara positif atau negatif
melewati masa kehidupan. Sebagai contoh,peningkatan dalam
pandangan dan perilaku self-transcendence diharapkan menjadi positif
terkait dengan kesehatan jiwa sebagai suatu indicator well-being pada
orang-orang yang menghadapi akhir hidupnya.
c. Faktor-faktor manusia-lingkungan berfungsi sebagai korelasi,
moderator ataumediator dari hubungan antara vulnerability, self-
transcendence dan well-being.
D. Asumsi mayor
Di dalam teorinya Reed, mengusulkan suatu model untuk membangun
kerangka-kerangka konseptual bahwa pendidikan keperawatan
merupakan keahlian khususklinis. di model tersebut, kesehatan
diusulkan sebagai konsep utama, di sekitar yangaktivitas ilmu
perawatan pengambilalihan model adalah bahwa fokus dari disiplin
ilmuperawatan di bangunan dan melibatkan pengetahuan untuk
mempromosikan proses-proses kesehatan.
1. Kesehatan (Health)
Kesehatan, didefinisikan secara implicit sebagai proses kehidupan yang
terdiri daripengalaman positif dan negative yang digunakan oleh
manusia secara kreatif danunik untuk mencapai rasa sejahtera
2. Keperawatan (Nursing)
Peran aktivitas perawat dalam merawat seseorang melalui proses
interpersonal danmanajemen teraupetik terhadap lingkungan, dengan
keterampilan untuk promosikesehatan an kesejahteraan.
3. Manusia
Manusia adalah seseorang yang harus dipahami sebagai individu yang
sedangberkembang sepanjang hayat mereka dalam berinteraksi dengan
orang lain dandengan lingkungan dalam perubahan yang kompleks dan
vital dimana hal tersebut bisa berkontribusi positif atau negative dalam
mencapai kesehatan dan rasa sejahtera
4. Lingkungan
Keluarga, kontak social,lingkungan fisik, dan sumber komunitas adalah
lingkunganyang secara signifikan berkontribusi pada proses kesehatan
yang dapat dipengaruhi oleh keperawatan melalui manajemen
interaksi terapeutik antara manusia, objek, danaktivitas keperawatan

E. Hubungan antara konsep-konsep mayor pada self transcendence


theory
Model of self-transcendence theory (Tomey (2006) Model teori self
transcendence mengusulkan tiga macam hubungan :
1. Peningkatan vulnerability dihubungkan dengan peningkatan self
transcendence.
2. Self transcendence berhubungan secara positif dengan kesejahteraan (well-
being).
3. Faktor-faktor personal dan eksternal bisa mempengaruhi hubungan antara
vulnerability dan self transcendence dan antara self transcendence dan well-
being
Self-transcendence dapat diintegrasikan dalam berbagai situasi hidup.Perawat
dapat melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan perspektif danakivitas
refleksi diri, alturisme, harapan dan keyakinan/keimanan tentang
mortalitaspersonal yang dikaitkan dengan peningkatan rasa sejahtera. Kegiatan-
kegiatan yangdilakukan dalam kelompok yang memiliki masalah yang sama,
seperti contohnya gathering pada kelompok cancer, ostomate, psikoterapi dan
lain-lain, dapat dijadikan media bagi seseorang untuk mencapai rasa sejahtera.
Dalam kelompok tersebut mereka dapat melakukan sharing, berbagi
pengalaman dan salingmembantu antara satu sama lain, sehingga
mereka merasa berarti. Ketika seseorang merasa berarti
keberadaannya untuk orang lain maupun dirinya sendiri, maka akan
timbul rasa sejahtera. Perawat dalam hal ini berperan selaku
fasilitator dalam meningkatkan self-transcendence seseorang
sedemikian rupa sehingga mampu menggali hal-hal positif dan
membangun makna yang positif dalam diri seseorang sehingga
menimbulkan rasa sejahtera ( well-being ) dalam dirinya. Perawat
dapat memfasilitasi pasien-pasien untuk melakukan self-
transcendence dengan memberikan kesempatan untuk merefleksikan
berbagai hal, instropeksi diri, menggali keyakinan diri tentang makna
hidup, melihat hal-hal positif dalam dirinya, melakukan interaksi
positif dengan lingkungannya sehingga mereka yakin bahwa mereka
benar-benar merasa berarti bagi dirinya dan orang lain, mereka
merasa telah melakukan kebaikan-kebaikan yang akan menjadi bekal
dalam menghadapi kondisi terburuk bahkan kematian sekalipun
dengan tenang dan damai, pada kondisi demikian dapat dikatakan
bahwa mereka merasa sejahtera (well-being). Sebaliknya jika
seseorang merasa dirinya tidak berarti, tidak bermakna bagi orang
lain dan merasa tidak melakukan hal-hal positif dalam hidupnya,
seseorang akan merasa gagal dan merasa sia-sia selama hidupnya
sehingga akan timbul rasa tidak tenang menghadapi kondisi kritis atau
menghadapi kematian terutama bagi mereka yang memiliki keyakinan
akan diminta pertanggungjawaban terhadap perbuatan selama
hidupnya oleh Tuhan setelah mereka meninggal, rasa takut tidak
dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya itulah yang
menimbulkan rasa tidak sejahtera dalam dirinya, perawat harus
mencegah perasaan pasien yang seperti itu melalui intervensi untuk
menigkatkan self-transcendence yang positif sehingga tercapai rasa
sejahtera (well-being).
Self-transcendence merujuk pada fluktuasi persepsi yang melampaui
batas-batas seseorang atau dirinya melebihi batasan pandangan
tentang diri dan dunianya. Fluktuasi ini merupakan pandimensional
yaitu pandangan keluar (terhadap orang lain dan lingkungan),
pandangan ke dalam (terhadap kesadaran yang lebih tinggi dari
kepercayaan, nilai-nilai dan mimpi-mimpinya) dan pandangan yang
bersifat temporal (terhadap integrasi atau penyatuan masa lalu dan
masa yang akan datang),dan Well-being, diartikan sebagai rasa yang
timbul dari keseluruhan perasaan sehat,termasuk didalamnya kriteria
yang ditetapkan sendiri tentang keseluruhan perasaan sejahtera.
Sehingga perawat dapat melakukan intervensi-intervensi untuk
meningkatkan personal dan contextual factor yang mendorong
seseorang untuk mampu menggalihal-hal positif mengenai
pandangannya tentang vulnerability sehingga menghasilkan self-
transcendende yang positif untuk mencapai rasa sejahtera (well-
being).
B. Kritisi terhadap Self Transcendence theory
1. Clarity and Consistency
Clarity and consistency menjadi deskripsi kunci dari refleksi teori
(Chinn &Kramer, 2004). Klarifikasi digunakan untuk mendefinisikan
konsep yang sudah ada agar mudah dimengerti antar variabel.
Konsistensi diperlukan agar konsepmudah dievaluasi dari variabel
yang telah digunakan. Clarity and consistency digunakan oleh Pamela
untuk memperkuat variabel yang digunakan dalamteorinya yang
mengambil teori yang sudah ada. Salah satu contoh konsep teoriyang
diadopsi oleh Pamela adalah teori Rogers tentang human beings.
2. Simplicity
Simplicity atau kesederhanaan digunakan oleh Pamela untuk memiliki
jumlah minimal dalam konsep dan keterkaitan antar variabel.
Kesederhanaan ini dapat terlihat pada variable self-trancendence,
vulnerability, dan well-being. Secara keseluruhan konsep utama
adalah hubungan yang dihasilkan oleh konsep yang minimal,
bermakna dan komprehensif.
3. Generality
Generality atau keumuman dijelaskan sebagai teori yang dapat
diterapkan pada semua tahap perkembangan. Konsep utama Pamela
dapat diterapkan pada kelahiran, pengasuhan, penyakit kronis, dan
yang mengalami penyakit terminal.
4. Empirical Precesion
Empricical precesion adalah ketelitian yang dimiliki sesorang berdasar
pada pengalaman yang dimiliki. Ketelitian ini digunakan untuk
melihat,mengobservasi kejadian tertentu yang berkaitan dengan
proses keperawatan.Teori yang dikembangkan Pamela masih sedikit
abstrak, tetapi sudah mengidentifikasi dari konsep yang sudah
digunakan pada teori sebelumnya.
5. Derivable Consequences
Self-trancendence adalah salah satu teori middle range yang dapat
digunakandalam pendidikan keperawatan, penelitian, dan praktek
klinik. Teori ini berdasardari filosofi keperawatan, penelitian dan
praktik yang sudah melalui pengujian sehingga muncul pengetahuan
baru yang bermanfaat dalm dunia keperawatan.Teori memberikan
wawasan tentang situasi kesehatan seseorang yang relevan dengan
dunia keperawatan.

Kelebihan dan kekurangan :


Kelebihan :
1. Baik digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang
terkait dengan masalahpsikososial.
2. Faktor spiritual cukup dipertimbangkan dalam penyelesaian
masalah klien.
Kekurangan :
1. Beberapa bagan yang ditampilkan tidak menguraikan secara jelas
yang menghubungkan variabel-variabel dalam bagan tersebut.
2. Banyak variabel dalam teori, seperti vulnerability dan
transendensi diri serta kondisi sejahtera yang masih abstrak, sehingga
masih dapat kesulitan diterapkan dalam praktik.
3. Pembahasan teori tidak mudah untuk dipahami sehingga sulit
dicerna oleh para perawat yang akan mengaplikasikannya ke dalam
praktik.
4. Terbatas digunakan hanya pada kasus-kasus yang berhubungan
dengan adanyamasalah psikologis dengan kurang mempertimbangkan
penanganan fisiknya.
Teori Pamela dapat digunakan dalam:
1. Practice

Teori self-trancendence Pamela dapat digunakan dalam praktik


keperawatan,terutama dalam proses pengkajian pada pasien. Teori ini
sangat tepat digunakan dalam proses pengkajian karena variabel yang
digunakan sudah mencakup tentang fenomena yang terjadi
dimasyarakat. Perawat dapat melakukan pengkajian tentang; refleksi
diri, harapan, dan pembimbing rohani pasien.

2. Education
Edukasi yang dimaksud adalah edukasi untuk perawat dan edukasi
yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan keperawatan. Self-
trancendence banyak menggunakan teori-yeori yang sudah digunakan
oleh para pakar sebelumnya.Pamela mengatakan kapasitas dan
permasalahn pasien dapat diselesaikan bersama dengan perawat
melalui pendidikan kesehatan.
3. Research
Penelitian yang digunakan para peneliti tidak lepas dari variabel yang
dikembangkan Pamela dalam teori self-trancendence. Variabel ini
dapat digunakan dalam berbagai tempat peneltian seperti;
komunitas, keluarga, jiwa, dan lainsebagainya. Penelitian yang pernah
menggunakan self-trancendence membuktikanbahwa pasien memiliki
hubungan yang kuat dalam menghadapi penyakitnya.
B. Kritisi terhadap Self Transcendence theory

1. Clarity and Consistency

Clarity and consistency menjadi deskripsi kunci dari refleksi teori


(Chinn &Kramer, 2004). Klarifikasi digunakan untuk mendefinisikan
konsep yang sudah ada agar mudah dimengerti antar variabel.
Konsistensi diperlukan agar konsepmudah dievaluasi dari variabel
yang telah digunakan. Clarity and consistency digunakan oleh Pamela
untuk memperkuat variabel yang digunakan dalamteorinya yang
mengambil teori yang sudah ada. Salah satu contoh konsep teoriyang
diadopsi oleh Pamela adalah teori Rogers tentang human beings.
2. Simplicity
Simplicity atau kesederhanaan digunakan oleh Pamela untuk memiliki
jumlah minimal dalam konsep dan keterkaitan antar variabel.
Kesederhanaan ini dapat terlihat pada variable self-trancendence,
vulnerability, dan well-being. Secara keseluruhan konsep utama
adalah hubungan yang dihasilkan oleh konsep yang minimal,
bermakna dan komprehensif.
3. Generality
Generality atau keumuman dijelaskan sebagai teori yang dapat
diterapkan pada semua tahap perkembangan. Konsep utama Pamela
dapat diterapkan pada kelahiran, pengasuhan, penyakit kronis, dan
yang mengalami penyakit terminal.
4. Empirical Precesion
Empricical precesion adalah ketelitian yang dimiliki sesorang berdasar pada
pengalaman yang dimiliki. Ketelitian ini digunakan untuk melihat,mengobservasi
kejadian tertentu yang berkaitan dengan proses keperawatan.Teori yang
dikembangkan Pamela masih sedikit abstrak, tetapi sudah mengidentifikasi dari
konsep yang sudah digunakan pada teori sebelumnya.
5. Derivable Consequences
Self-trancendence adalah salah satu teori middle range yang dapat
digunakandalam pendidikan keperawatan, penelitian, dan praktek klinik. Teori ini
berdasardari filosofi keperawatan, penelitian dan praktik yang sudah melalui
pengujian sehingga muncul pengetahuan baru yang bermanfaat dalm dunia
keperawatan.Teori memberikan wawasan tentang situasi kesehatan seseorang
yang relevan dengan dunia keperawatan.

Kelebihan dan kekurangan :


Kelebihan :
1. Baik digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terkait dengan
masalahpsikososial.
2. Faktor spiritual cukup dipertimbangkan dalam penyelesaian masalah klien.
Kekurangan :
1. Beberapa bagan yang ditampilkan tidak menguraikan secara jelas yang
menghubungkan variabel-variabel dalam bagan tersebut.
2. Banyak variabel dalam teori, seperti vulnerability dan transendensi diri serta
kondisi sejahtera yang masih abstrak, sehingga masih dapat kesulitan diterapkan
dalam praktik.
3. Pembahasan teori tidak mudah untuk dipahami sehingga sulit dicerna oleh
para perawat yang akan mengaplikasikannya ke dalam praktik.
4. Terbatas digunakan hanya pada kasus-kasus yang berhubungan dengan
adanyamasalah psikologis dengan kurang mempertimbangkan penanganan
fisiknya.

Teori Pamela dapat digunakan dalam:


1. Practice
Teori self-trancendence Pamela dapat digunakan dalam praktik
keperawatan,terutama dalam proses pengkajian pada pasien. Teori ini
sangat tepat digunakan dalam proses pengkajian karena variabel yang
digunakan sudah mencakup tentang fenomena yang terjadi
dimasyarakat. Perawat dapat melakukan pengkajian tentang; refleksi
diri, harapan, dan pembimbing rohani pasien.
2. Education
Edukasi yang dimaksud adalah edukasi untuk perawat dan edukasi
yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan keperawatan. Self-
trancendence banyak menggunakan teori-yeori yang sudah digunakan
oleh para pakar sebelumnya.Pamela mengatakan kapasitas dan
permasalahn pasien dapat diselesaikan bersama dengan perawat
melalui pendidikan kesehatan.

3.Research
Penelitian yang digunakan para peneliti tidak lepas dari variabel yang
dikembangkan Pamela dalam teori self-trancendence. Variabel ini
dapat digunakan dalam berbagai tempat peneltian seperti;
komunitas, keluarga, jiwa, dan lainsebagainya. Penelitian yang pernah
menggunakan self-trancendence membuktikanbahwa pasien memiliki
hubungan yang kuat dalam menghadapi penyakitnya

BAB IV
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Teori Self Transcendence merupakan teori yang
dikemukakan oleh Pamela G.Reed yang berada dalam
klasifikasi middle range theory, disebabkan
olehbeberapa karakteristik middle range theory
dimiliki oleh teori ini.
2. Kelebihan teori ini adalah baik digunakan untuk
menyelesaikan berbagaimasalah yang terkait dengan
masalah psikososial dan untuk faktor spiritualcukup
dipertimbangkan dalam penyelesaian masalah klien.
3. Terdapat beberapa kekurangan dari teori ini baik
dilihat dari segi kejelasan,banyaknya variabel, konsep
utama teori, dan terdapat 2 variabel yang tidak jelas
apakah termasuk dari bagian utama teori atau tidak.
4. Pembahasan teori tidak mudah untuk dipahami
sehingga sulit dicerna olehpara perawat yang akan
mengaplikasikannya ke dalam praktik.
5. Dapat diaplikasikan dalam beberapa ranah edukasi,
riset ataupun praktik, dandalam proses keperawatan
dapat diaplikasikan pada setiap tahap
proseskeperawatan terkecuali evaluasi.

B. SARAN
1. Bagi penelitian-penelitian selanjutnya, bisa
menjadi bahan peneliti untuk perbaikan teori dari
ketidakjelasan dan keabstrakan yang dimiliki oleh
teoriini.
2. Sebaiknya ada metoda proses keperawatan
yang dijelaskan dalam teorisecara implisit sehingga
penerapannya dalam praktik menjadi lebih
mudahdipahami dan dilaksanakan oleh perawat.

DAFTAR PUSTAKA
. Marriner Tomey, A., & Alligood, M. R. (2010). Nursing Theory
and Their Work (7rded.). St. Louis: Mosby.

. Smith, M.J. & Liehr, P.R (ed.). 2008. Middle Range Theory for
Nursing. 2nd edition.New York: Springer Publishing Company,
LLC.

.Madrid, M(ed).1997.patter of Regorian Knowing.New York:


National League for Nursing
.Gulliver. K.M. 2007. Middle-Range Theory of Self-
Transcendence :representation

Anda mungkin juga menyukai