Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN


TEORI KEPERAWATAN JOYCE TRAVELBEE
Dosen pengampu: Dina Putri Utami L. S.Kep.,Ns M.Kep

Kelompok 9 :
Destasya Rima Wibowo. (221100572)
Rodame Christopel Parsaoran S. (221100637)
Salsabila Fitriana. (221100611)
Sefinna Ayu Wibowo. (221100587)
Shevia Diva Deshinta Putri. (221100580)
Selli Rica Anandari. (221100556)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini dibuat guna memenuhi tugas dari Dosen Pengampu Ibu Dina Putri Utami L.
S.Kep.,Ns,M.Kep. Makalah ini membahas tentang “TEORI KEPERAWATAN
JOYCE TRAVELBEE”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai
Mahasiswa STIKES YOGYAKARTA dapat menambah dan memperluas
pengetahuan kita. Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat
jauh dari sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari
ibu selaku dosen pengampu mata kuliah Falsafah dan teori Keperawatan serta
temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kelompok
kami dari yang salah menjadi benar. Semoga makalah yang kami susun ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua, akhir kata kami dari Kelompok 9
(Sembilan) mengucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep sentral keperawatan atau sering disebut sebagai paradigma
keperawatan ini menjelaskan mengenai teori-teori model konseptual keperawatan,
kemudian paradigma keperawatan ini dibagi atas 4 unsur utama yaitu berdasar
pada lingkungan, manusia, kesehatan dan keperawatan. Keprawatan sendiri
sebagai salah satu cabang ilmu yang berdasar pada berbagai sumber dan teori
keperawatan dengan berdasar ilmu pengetahuan dan filosofi. Sebagai salah satu
disiplin bidang ilmu keperawatan memiliki body of knowledge yang mampu
dikembangkan dengan tahapan proses ilmiah. Disiplin ilmu ini akan terus
berkembang karena tidak hanya sebatas pada pemahaman teori namun juga pada
prakteknya. Hal ini dilakukan oleh pakar keperawatan dengan pembagian teori
pada tingkat filosofis konseptual models and grand theories dan middle range
nursing theoris.
Adanya filosofis konseptual models ini mungkin saja dapat digunakan
pada berbaga teori, seperti pada pemahaman keperawatan mengenai lingkungan
ada yang mengartikan sebagai lingkungan eksternal yaitu segala hal yang
berkaitan langsung dengan manusia da nada sebagian yang mengartikan
lingkungan sebagai internal yaitu cakupan psikologis dan biologis manusi, oleh
karena itu pemahaman betul mengenai konsep harus terus ditekankan konteks
penggunaanya menjadi jelas (Aini, 2018).
Pemahaman kerangka konsep secara jelas yang dilakukan perawat akan
berdampak pada pola asuhan keperawatan sebagaimana diketahui bahwa perawat
merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan sehingga kesigapan 24 jam erlu
dilakukan terutama dalam menghadapi kesulitan pasien yang kritis, pihak
keluarga pasien dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan seorang perawat ini
sebagai tenaga pekerja kedua setelah peran dokter dan tugas seorang perawat ini
membutuhkan profesionalisme untuk mendukung kerjasama dengan dokter dalam
melayani pasien.
Hal tersebut tidak sejalan dengan penerapannya, disebutkan dalam
(Widyarini, 2005) adanya profesionalisme perawat ini tidak sesuai dengan
harapan masyarakat karena adanya kenyamanan dalam kualitas pelayanan perawat
masih banyak keluhkan oleh masyarakat, sehingga bukan hal asing lagi adanya
sikap dan tindakan perawat ini mengecewakan seperti sikap kurang tanggap,
kurang terampil, galak dan sebagainya, sehingga diketahui adanya profesionalitas
seorang perawat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Pentingnya keprofesionalan perawat ini dapat dilihat dari penyembuhan
pasien sesuai yang disebutkan (Baylor,982) Baylor mengutip pandangan seorag
humanis Joyce Travelbee bahwa penderitaan dan sakit dapat teraktualisasikan
dalam diri seorang dengan dibantu untuk menemukan makna sakitnya seorang
pasien dan hal tersebut merupakan tugas profesionalisme perawat yang sulit
namun harus dilakukan dan tidak dapat dielakkan.
Dalam teorinya Marriner-Tomey & Alligood (2006) mengelompokkan
teori kedalam nursing models, grand theory dan middle range theory. nursing
models merupakan kumpulan atas definisi, konsep dan berbagai usulan dengan
diproyeksikan pandangan sistematis atas fenomena dengan adanya rancangan-
rancangan hubungan khusus antara konsep untuk menggambarkan dan
menjelaskan pengendalian suatu fenomena, sedangkan grand theory memiliki
cakupan yang lebih luas dan kompleks sehingga diperlukan spesifikasi lanjutan
dengan adanya konsep-konsep sumatif dari grand theory kemudian digabungkan
dengan cakupan yang lebih kecil. Salah satu pengemuka atau humanis mengenai
model konsep dan grand theories yaitu Joyce Travelbee, Joyce Travelbee
mengemukakan pada model konsep keperawatan terdapat keyakinan atau
pandangan serta nilai didalamnya sehingga pada penulisan kali ini akan
membahas mengenai falsafah keperawatan berdasarkan teori Joyce Travelbee.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka ditentukan rumusan masalah
dalam penulisan kali ini yaitu:
1. Siapakah tokoh humanis Joyce Travelbee?
2. Bagaimana teori yang dikemukakan oleh Joyce Travelbee?
3. Bagaimana implementasi teori Joyce Travelbee pada kehidupan sehari-
hari?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi
Teori Keperawatan Joyce travelbee model hubungan manusia ke manusia
(Human to Human Relationship Model of Nursing).

Joyce Travelbee diahirkan pada tahun 1926 di New Orleans, Louisiana,


Amerika Serikat dan wafat pada tahun 1973. la merupakan psikiater sekaligus
pengajar dan penulis. Pada tahun 1956, Travelbee meraih gelar B.S yang
didapatkan dari sekolah pendidikan keperawatan di sebuah kota yang bernama
Lousiana. Travelbee memulai program kedokteran di florida pada musim panas
tahun 1973. Namun, pada tahun yang sama di usia 47 tahun, Travelbee meninggal
karena penyakit sehingga tidak dapat menyelesaikan pendidikannya.
Tahun 1952, Trevelbee mengawali karirnya sebagai seorang pengajar
keperawatan. Pengajar ilmu psikiater di RS Depaul yang merangkap sebagai
sekolah di kota new orlean. Selain itu, Trevelbee mengajar pada bidang ilmu
psikiater di Rumah Sakit dan di Universitas Charity yang berada kota Lusiana,
University New York yang terletak di Kota New York dan juga Universitas
Mississipi di Kota Jakson. Travelbee ditetapkan sebagai direktur proyek di Hotel
Dieu yang merupakan sekolah keperawatan di New Orleans pada tahun 1970.
Begitu pula saat Trevelbee meninggal, ia juga masih menjabat di sekolah
pendidikan bidang keperawatan Universitas Lusiana.
Pada tahun 1963, Trevelbee telah menerbitkan sebuah artikel pada majalah
harian keperawatan. Pada tahun 1966 dan 1971, ia menerbitkan buku pertama
mengenai aspek perseorangan keperawatan. Pada tahun 1969, ia kembali
menerbitkan buku keduanya mengenai intervensi yang berada pada ilmu psikiater
keperawatan; proses dalam hubungan antara perseorangan. Di bawah pimpinan
redaksi Doona, bukunya kembali diterbitkan pada tahun 1979 mengenai intervensi
dalam ilmu psikiater keperawatan (Travelbee. J, 2015).
Pengalaman dari Trevelbee selama mengikuti pendidikan dasar
keperawatan dan melakukan praktek awal di sebuah institusi amal Katholik
menjadi sumber tori yang digunakan serta memiliki dampak yang besar terhadap
perkembangan teorinya. Travelbee meyakini bahwa proses keperawatan pada
pasien masih kurang perhatian, dan ia menganggap bahwa keperawatan
memerlukan revolusi kemanusiaan. Trevelbee mengharapkan adanya perubahan
dalam dunia keperawatan dimana perawat memiliki fokus untuk menjaga dan
merawat orang dari penyakit serta memprediksikannya, jika terdapat pelanggan
yang menyebabkan pasien akan menuntut pelayanan dari petugas kesehatan.

Tujuan umum:
Menjelaskan model konseptual dan teori keperawatan dari Joyce Travelbee.

Tujuan khusus:
Mampu memahami secara mendalam mengenai konsep teori keperawatan dari
Joyce Travelbee, memahami cara mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan
daam proses keperawatan, serta mampu memahami kekuatan dan kelemahan teori
keperawatan Joyce Travelbee.
B. Penjabaran Teori

Travelbee mengusulkan bahwa tujuan keperawatan adalah untuk


membantu individu, keluarga, atau komunitas untuk mencegah atau mengatasi
pengalaman penyakit suatu penderitaan dan, jika perlu, untuk menemukan makna
dalam pengalaman ini, dengan tujuan akhir adalah adanya harapan. (Travelbee,
1966, 1971). Pasien adalah individu yang perlu menerima kepedulian, pelayanan,
dan bantuan. Perawat dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan yang
bertujuan untuk membantu pasien/ klien dalam merawat dan mencegah atau
mengatasi atau memelihara tingkat kesehatan yang tinggi. Perawat prefesional
pelaksana dan dengan meletakkan definisi yang legal dalam praktik keperawatan.
Timbulnya harapan dalam menyelesaikan penggabungan perencanaan yang
diinginkan dapat tercapai yang berkaitan dengan saling ketergantungan, pilihan,
keinginan, kepercayaan, keberanian dan kegigihan, serta berorientasi pada masa
depan.
Travelbee mengusulkan bahwa keperawatan dicapai melalui hubungan
human-to-human yang dimulai dengan:
1. Pertemuan asli dan berkembang melalui tahapan
2. Identitas yang muncul
3. Mengembangkan perasaan empati dan, kemudian,
4. Simpati, sampai
5. Perawat dan pasien mencapai hubungan baik pada tahap akhir
Travelbee percaya bahwa bersimpati sama pentingnya dengan berempati
jika perawat dan pasien mengembangkan hubungan antarmanusia (Travelbee,
1964). Perawat harus bisa memahami psikologi pasien dan keinginan untuk
membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Dengan komunikasi
perawat dapat membangun hubungan dengan pasien/ klien di mana hal ini dapat
diterapkan dari lingkup individu sampai lingkup yang lebih besar. Hubungan
perawat dan pasien/klien akan mencapai sebuah hubungan atas tahapan
pertemuan, munculnya identitas, simpati dan empati.
“Dipercaya bahwa nilai-nilai spiritual yang dipegang seseorang akan
menentukan, sebagian besar, persepsinya tentang penyakit. Nilai-nilai spiritual
perawat atau keyakinan filosofisnya tentang penyakit dan penderitaan akan
menentukan sejauh mana dia akan dapat membantu orang sakit menemukan
makna, atau tidak ada artinya, dalam situasi ini.” (Travelbee, 1971, hal.16).
Perawat juga harus mempunyai kemampuan untuk menggunakan secara sadar dan
memenuhi kebutuhan kekuatiran dalam usaha membangun kebutuhan pasien
melalui menginterpresikan pengalaman pribadi yang sama dengan pengetahuan
lain serta kemampuan campur tangan yang efektif dalam tindakan keperawatan.
Penekanan Travelbee pada kepedulian menekankan empati, simpati,
hubungan baik, dan aspek emosional keperawatan (Travelbee, 1963, 1964).
Perasaan tidak senang pada mental yang dialami pasien/ klien dinamakan tingkat
menular “tidak sengaja” dan seterusnya meningkat dari persamaan apatis.
Keperawatan berperan dalam proses antar diri perseorangan komunitas dalam
mencegah dan menanggulangi melalui pengalaman dari penyakit dan
penderitaan. Individu akan membaik dalam persetujuan melalui penilaian diri
sendiri dari status fisik-emosi dan spiritual (definisi kesehatan subjektif).
C. Implementasi Teori Joyce Travelbee ke dalam Kehidupan Sehari-hari
Teori Joyce Travelbee mendefinisikan keperawatan sebagai sebuah proses
antar diri perseorangan komunitas untuk mencegah dan menanggulangi dengan
pengalaman dari penyakit dan penderitaan dan bahkan jika diperlukan untuk
sebuah proses antar diri seseorang karena ini adalah merupakan sebuah
pengalaman yang terjadi antara perawat dan individu atau sekelompok individu–
individu. Travelbee menyatakan bahwa tujuan keperawatan adalah membantu
perseorangan, keluarga, atau komunitas untuk mencegah atau mengulangi dengan
pengalaman penyakit dan penderitaan. Trevelbee percaya bahwa keperawatan
memerlukan revolisi kemanusiaan. Travelbee tidak secara tegas mendefinisikan
lingkungan dalam teorinya. Dia mendefinisikan kondisi dan kehidupan
pengalaman pertemuan oleh semua manusia selama menderita, harapan dan
kesakitan dan kondisi ini dapat disamakan dengan lingkungan. Kerangka Konsep
Teori travelbee untuk membantu individu atau keluarga untuk mencegah atau
mengembangkan koping terhadap penyakit yang dideritanya,mendapatkan
kembali kesehatanya,menentukan arti dari penyakit atau mempertahankan status
kesehatan maksimalnya (Marriner-torney,1994). Kerangka kerja dari teori ini
adalah Proses interpersonal dipandang sebagai hubungan manusia dengan
manusia yang terbentuk selama sakit dan selama “mengalami penderitaan”.
Asumsi Dasar Keperawatan Travelbee mendefinisikan keperawatan
sebagai sebuah proses antar diri perseorangan komunitas untuk mencegah dan
menanggulangi dengan pengalaman dari penyakit dan penderitaan dan bahkan jika
diperlukan untuk sebuah proses antar diri seseorang karena ini adalah merupakan
sebuah pengalaman yang terjadi antara perawat dan individu atau sekelompok
individu–individu. Personal atau orang didefinisikan sebagai manusia, antara
keduanya antara perawat dan pasien dalah manusia, seorang manusia dalah
pribadi yang unik, individu yang tidak dapat dipisahkan yang berproses
berkelanjutan menjadi susunan dan perubahan.
Kesehatan Travelbee mendefinisikan kesehatan sebagai kesehatan
subjektif dan objektif. Status kesehatan subjektif seseorang adalah sebuah definisi
secara individu yang membaik dalam persetujuandengan penilain diri sendiri dari
status fisik, emosi, dan spiritual.
Kesehatan objektif adalah ketiadaan penyakit yang tidak dapat dilihat,
ketidak mampuan atau ukuran kecatatan dan pemeriksaan fisik, uji laboratorium,
penafsiran oleh seorang direktur spiritual, atau penasehat psikologi. Lingkungan
Travelbee tidak secara tegas mendefinisikan lingkungan dalam teorinya. Di
mendefinisikan kondisi dan kehidupan pengalam pertemuan oleh semua manusia
selama menderita, harapan dan kesakitan dan kondisi ini dapat disamakan dengan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N. (2018). TEORI MODEL KEPERAWATAN BESERTA APLIKASINYA
DALAM KEPERAWATAN. MALANG: UNIVERSITAS
MUHAMADIYAH MALANG.
Widyarini, M. N. (2005). MAKNA PROFESIONALISME PERAWAT DALAM
PERSPEKTIF PASIEN . Proceeding Seminar Nasional PESAT.

Anda mungkin juga menyukai