Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK MIDDLE RANGE THEORY

MATA KULIAH: FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

“Theory of Chronic Sorrow & Mercer’s Theory Maternal Role Attainment”

oleh :
Ade Futri Ameliah Idris 215070201111052
Adi Santoso 215070200111014
Adibah Ariatarish 215070201111029
Adinda Prameswari Puspitasari 215070207111036
Adiratna Shofiyah Azmi Hasan 215070200111062
Aditya Rizki Dwi Septiawan 215070200111065
Afii Arindya Devi 215070201111036
Agil Hira Khadija 215070201111034
Agnes Dellavia Kusuma Putri 215070200111058
Karlina Margareta 215070201111019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat
rahmat dan atas izinNya kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini. Pada
makalah ini penulis memberikan judul yaitu “Theory of Chronic Sorrow &
Mercer’s Theory Maternal Role Attainment”
Tujuan dalam penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas yang
diberikan. Selain itu, kami berharap semoga makalah ini bisa menjadi sarana
pembelajaran dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis juga para
pembaca terkait pengertian, tujuan, dan penerapan Theory of Chronic Sorrow &
Mercer’s Theory Maternal Role Attainment
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik juga saran yang membangun dari pembaca makalah
ini, agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Malang, 10 November 2021

Penulis
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Keperawatan adalah sebuah bagian integral dalam sistem pelayanan
kesehatan yang memiliki tujuan untuk dapat mempertahankan dan
meningkatkan kualitas hidup dari sebuah individu, keluarga, komunitas
maupun masyarakat dengan cara memberikan suatu pelayanan kesehatan yang
profesional dan komprehensif. Seorang perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan harus memiliki dasar berupa ilmu keperawatan yang berkualitas dan
dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Untuk peningkatan mutu dalam
pelayanan kesehatan, terutama pada bidang keperawatan ini sudah didukung
dengan berbagai perkembangan teori-teori keperawatan. Dalam
pengaplikasiannya teori-teori keperawatan tersebut membutuhkan pemahaman
yang cukup mendalam terhadap teori-teori dan model keperawatan yang sudah
ada. Teori-teori yang sudah ada tersebut nantinya akan dijadikan panduan
dalam melakukan asuhan keperawatan dan untuk meningkatkan profesional
keperawatan serta riset keperawatan yang membutuhkan teori-teori tersebut
untuk menunjang perngembangan teori-teori keperawatan.
Banyak para ahli yang telah mengembangkan berbagai macam teori
dalam bidang keperawatan. Salah satu teori nya yaitu ada Theory of Chronic
Sorrow dan Theory Maternal Role Attainment. Dalam Theory of Chronic
Sorrow ini membahas tentang fenomena yang spesifik terkait masalah-
masalah yang timbul dari suatu penyakit kronis yang mencakup proses
berduka, kehilangan, faktor pencetus dan metoda manajemennya. Sedangkan
dalam Theory Maternal Role Attainment yang merupakan karya dari Marcer
yang ditujukan untuk diterapkan oleh perawat dalam bidang keperawatan
maternitas. Teori tersebut membahas dan lebih terfokus pada hubungan antara
ibu, bayi dan ayah dalam konteks lingkungan berkeluarga dan masyarakat.

B. Tujuan
1. Untuk memahami lebih lanjut terkait Theory of Chronic Sorrow dan
Theory Maternal Role Attainment.
2. Untuk mengetahui contoh pengaplikasian teori Theory of Chronic Sorrow
dan Marcer’s Theory Maternal Role Attainment.
3. Untuk memberikan gambaran terkait perkembangan teori di bidang
keperawatan
C. Manfaat
1. Manfaat Teoretis
Makalah ini bermanfaat dalam penunjangan pengembangan dan
pengaplikasian teori di bidang keperawatan khususnya yaitu Theory of
Chronic Sorrow dan Marcer’s Theory Maternal Role Attainment. Selain
itu makalah ini juga dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembacanya dan juga dapat dijadikan acuan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat dijadikan bahan untuk menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan terkait teori-teori yang ada dalam
keperawatan. Khususnya yaitu Theory of Chronic Sorrow dan
Marcer’s Theory Maternal Role Attainment.
b. Bagi Peneliti
Sebagai sarana dalam mengembangkan pengetahuan tentang
Middle Range Theory dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dalam penelitian lanjutan terkait teori-teori dalam keperawatan.
c. Bagi Masyarakat
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan masukan dan
memberikan informasi kepada masyarakat terkait pengembangan
dan pengaplikasian Theory of Chronic Sorrow dan Marcer’s
Theory Maternal Role Attainment.
BAB II
Teori

A. Maternal Role Attainment Theory


Dr. Ramona Mercer adalah tokoh dibalik terciptanya Maternal Role
Attainment Theory. Dr. Mercer adalah seorang kepala perawat di bidang
pediatri, khususnya pada unit intrapartum, postpartum dan newborn. Teori ini
dikembangkan pada saat Mercer menempuh pendidikan doktoralnya. Mercer
pertama kali mencetuskan ide tentang teori ini pada tahun 1970-an dan
dikembangkan kembali pada tahun 2004.
Mercer terinspirasi dari teori yang dikembangkan para psikolog dan
filsuf. Salah satu yang menjadi sumber dikembangkannya teori ini adalah
Ecological Systems Theory milik Urie Bronfenbenner. Bronfenbenner
menyatakan bahwa setiap manusia memiliki hubungan orang lain dan
lingkungannya. Pengalaman Mercer menjadi perawat pediatri membuatnya
lebih mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan antara ibu dan anak.
Maternal Role Attainment Theory dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan membantu perawat memberikan intervensi. Intervensi
keperawatan yang diberikan harus mendukung pertumbuhan ikatan antara ibu
dan anak. Dengan demikian, Maternal Role Attainment Theory digolongkan
menjadi middle-range theory yang lebih spesifik dan mudah untuk diterapkan.
Maternal Role Attainment sendiri adalah proses berkembangnya
seorang perempuan menjadi seorang ibu yang memiliki keterikatan batin
dengan anaknya dan bisa memberikan asuhan yang baik pada anak. Harus
muncul rasa puas dalam diri ibu saat menjalani perannya. Memang hubungan
antara ibu dan anak menjadi fokus utama dalam teori ini. Namun, teori ini bisa
digunakan bagi siapa pun yang merasa sedang berada dan harus memenuhi
peran seorang ibu. Dengan kata lain, teori ini sangat luas dan bisa diterapkan
pada jenis kelamin apa pun, usia berapa pun, dan dalam kondisi apa pun.
Dalam aplikasinya, perkembangan hubungan dan interaksi antara ibu
dan anak menjadi fokus utama. Oleh karena itu, terdapat empat tahapan yang
harus dipenuhi dalam menjadi seorang ibu dan empat konsep yang
mempengaruhi. Hasil akhir dari teori ini diharapkan ibu dan anak memiliki
keterikatan emosional yang kuat, dapat memberikan asuhan yang baik kepada
anak sesuai dengan fase tumbuh kembangnya, dan yang terpenting adalah ibu
dapat menikmati kesehariannya menjalankan peran sebagai seorang ibu.
Empat tahapan menjadi seorang ibu terdiri dari anticipatory, formal,
informal, dan personal. Keempat tahap ini dimulai dari awal kehamilan hingga
beberapa bulan setelah melahirkan. Biasanya, ibu akan selesai menjalani
keempat tahap ini pada saat anak berusia 4 bulan. Tahapan bisa dijalankan
secara urut perlahan-lahan atau bisa juga dijalankan secara bersamaan
beberapa tahap.
Tahapan anticipatory dijalani ketika masa kehamilan. Pada tahap ini,
ibu akan menyesuaikan diri secara psikologis dengan membuat komitmen
untuk menjalani perannya sebagai ibu. Tahapan Formal terjadi pada saat anak
lahir. Ibu baru akan banyak belajar dari lingkungan sosial di sekitarnya, pada
umumnya dari ibu atau mertua. Informal stage adalah tahapan ketika ibu sudah
mulai bisa memasukkan kegiatan mengasuh anak ke dalam rutinitas hariannya
dan kehidupan sosialnya. Tahapan personal terjadi ketika ibu sudah merasa
nyaman menjalankan rutinitas mengasuh anak sembari menjalankan kegiatan
lainnya. Kenyamanan ini muncul dengan rasa percaya diri menjadi seorang
ibu. Dua tahapan terakhir bisa terjadi dalam waktu yang bersamaan atau
bertahap. Durasi yang dibutuhkan setiap ibu dalam memenuhi dua tahap
terakhir ini juga akan berbeda-beda.
Empat konsep dibutuhkan untuk membantu ibu memenuhi empat
tahapan penting. Konsep pertama adalah individu seorang ibu sendiri. Konsep
ini mencakup rasa percaya diri, harga diri, moral, dan nilai seseorang. Konsep
pertama harus didukung dengan konsep kedua, yaitu lingkungan sekitar.
Lingkungan ini bisa dari aspek biopsikospiritual. Ibu harus bisa memilah mana
hal baik dari lingkungan luar yang sesuai dengan keluarganya. Konsep ketiga
adalah kesehatan. Kesehatan memegang peran terpenting. Seorang ibu harus
sehat terlebih dahulu sebelum menjalankan perannya sebagai ibu. Konsep
yang terakhir adalah peran perawat dan keperawatan itu sendiri.
Peran perawat dan keperawatan sangat besar. Dalam hal ini, perawat
akan berperan sebagai orang yang ahli dalam bidangnya dan membantu
memberikan edukasi pada ibu tentang apa yang harus dilakukan dan tidak
boleh dilakukan. Perawat juga bertugas memantau kesehatan ibu dan bayi,
terutama selama masih berada dalam rumah sakit. Peran perawat dijalankan
sejak masa kehamilan ibu hingga 12 bulan pertama. Tahun pertama inilah
yang menjadi fondasi seorang ibu.
B. Theory of Chronic Sorrow
Teori kesedihan kronis atau Theory of Chronic Sorrow adalah teori
yang membahas tentang suatu fenomena yang spesifik. Teori ini mencakup
proses berduka, kehilangan, faktor pencetus, dan metode manajemennya.
Teori ini membahas dengan spesifik sehingga mudah diaplikasikan dalam
proses keperawatan.
Chronic Sorrow atau kesedihan kronis merupakan kesedihan ataupun
duka cita yang sangat mendalam dan meresap di dalam suatu individu secara
berulang serta permanen. Kesedihan kronis adalah kekambuhan berkala dari
kesedihan yang permanen dan meresap atau perasaan duka lainnya yang
terkait dengan kehilangan yang signifikan (Eakes G. G., 1998). Teori ini
dimasukkan ke dalam golongan teori tingkat menengah yang lebih membahas
tentang perasaan kehilangan yang timbul dari kelemahan, penyakit, dan
kematian. Teori ini dikembangkan oleh Georgene Gaskill Eakes, Marry
Lermann Burke, dan Margaret A. Hainsworth. Kesedihan kronis ini terjadi
ketika seseorang menghadapi kehilangan pada kehidupannya. Ada enam
kriteria kesedihan yaitu, kesedihan berkelanjutan yang mengalami kerugian
yang signifikan, kesedihan yang mendalam, kesedihan permanen, kesedihan
berkala, kesedihan yang berpotensi progresif, dan suatu periode kesedihan
yang dipicu oleh suatu peristiwa. Kesedihan kronis terjadi apabila mengalami
4 dari 6 kriteria kesedihan secara bersamaan.
Dalam siklus kehidupan seorang manusia, pastinya akan dihadapkan
dengan situasi dimana dia kehilangan yang berlangsung secara terus-menerus.
Rasa kehilangan tersebut menyebabkan ketidakseimbangan yang memicu
timbulnya perasaan kesedihan dan duka cita. Seorang individu yang
mengalami kesedihan dan duka cita ini biasanya akan menggunakan metode
manajemen yang dapat berasal dari dirinya sendiri (Internal) dan juga bisa dari
dukungan seseorang yang berharga baginya maupun dari tim kesehatan
(Eksternal).
Contoh metode manajemen yang berasal dari internal adalah seseorang
yang bersedih dapat melakukan distraksi dengan melakukan hal-hal yang ia
senangi agar bisa melupakan kesedihannya. Orang tersebut juga bisa berpikir
positif, ikhlas, dan menerima semua keadaan yang terjadi, serta lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Bisa juga dengan melakukan
konsultasi dengan ahli jiwa tentang kesedihan tersebut dan bergabung dengan
kelompok pendukung untuk melakukan curhat agar mendapat kelegaan hati.
Contoh Metode Manajemen yang berasal dari Eksternal adalah seorang
tenaga profesional kesehatan yang meningkatkan rasa nyaman kepada klien
kesedihan kronis dengan bersikap empati, serta merawat dan memberikan
edukasi. Tugas perawat juga meningkatkan kenyamanan klien yang sedang
mengalami kesedihan kronis dengan memberikan bantuan serta menyusun
strategi.
BAB III
Pembahasan

A. Maternal Role Attainment Theory


Uji klinis dilakukan pada 70 wanita primipara dengan kehamilan yang
tidak direncanakan. Usia kehamilan 33 minggu tinggal bersama pasangan dan
tidak adanya penyakit medis atau masalah kebidanan dan mengunjungi pusat
kesehatan Mashhad pada tahun 2014 setelah mendapat izin dari komite etik
Universitas Ilmu Kedokteran Mashhad. Secara keseluruhan, tiga wanita
dikeluarkan dari penelitian dan analisis akhirnya dilakukan pada 67 wanita
dengan 35 dari mereka dalam kelompok intervensi dan 32 dari mereka kontrol.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner London yang terdiri dari
kesiapan wanita untuk kehamilan, penggunaan kontrasepsi, waktu kehamilan,
niat dan keinginan kehamilan, hubungan mereka dengan pasangan seksual
mereka, Skala Diriku sebagai Ibu, Skala Bayiku, Skala Kompetensi yang
Dirasakan, Skala Depresi Kecemasan Stres, Skala Depresi Pasca Kelahiran
dan Skala Umum Temperamen Bayi. Wanita primipara menyatakan bahwa
kehamilan mereka tidak direncanakan. Wanita primipara kemudian menerima
pelatihan melalui aksi teatrikal, boneka dan Compact Disk (CD) yaitu
pendidikan memvisualisasikan peran ibu dalam kelompok empat sampai tujuh
selama tiga sesi 45-60 menit pada minggu 34, 35 dan 36 kehamilan, dan 30 –
45 menit sesi individu yang diadakan sebelum keluar dari rumah sakit.
Pada sesi pertama, mengajarkan perilaku kelekatan janin, peneliti
memainkan CD audio yang membantu memvisualisasikan peran ibu bagi ibu
sebagai sarana visualisasi terarah. Di akhir sesi, peneliti pendidikan membuat
CD dan booklet yang diberikan kepada ibu-ibu dengan konten tentang
keterikatan pada janin dan bayi, perawatan bayi secara umum, laktasi, nutrisi
ibu selama menyusui dan suplemen vitamin. Isi sesi kedua meliputi perilaku
kelekatan bayi dan perawatan bayi secara umum.
Sesi ketiga meliputi pelatihan tentang laktasi, nutrisi ibu selama
menyusui, suplementasi vitamin dan faktor risiko neonatal. Peneliti
mengetahui tentang tanggal lahir ibu yang dijadwalkan dengan menelepon ibu
melalui telepon setiap minggu dan dengan meminta ibu untuk menelepon diri
mereka sendiri jika mereka dirawat di rumah sakit untuk melahirkan. Di
rumah sakit, para ibu mempraktekkan pelatihan yang mereka terima pada bayi
mereka sendiri dan peneliti menjawab pertanyaan mereka sebelum mereka
pulang. Peneliti memanggil ibu-ibu dalam kelompok intervensi setiap minggu
selama 4 minggu dengan pengaturan sebelumnya dan menjawab pertanyaan
mereka. Kelompok kontrol menerima perawatan rutin yang diberikan oleh
bidan dan peneliti mengunjungi ibu-ibu dalam kelompok ini pada minggu ke
34, 35 dan 36 kehamilan mereka dan sebelum pulang dari rumah sakit untuk
mengisi kuesioner dan kemudian menelepon mereka melalui telepon setiap
minggu selama 4 minggu setelah melahirkan untuk mengingatkan mereka
tentang tindakan perawatan yang harus mereka ambil.
Berdasarkan kasus mengenai program pelatihan peran ibu mengenai
Mercer’s Theory Maternal Role Attainment dalam meningkatkan
pembentukan identitas ibu pada wanita primipara dengan kehamilan yang
tidak direncanakan yaitu seorang ibu yang setelah 4 bulan melahirkan bahwa
80 persen wanita telah siap menerima peran ibu hamil. Dari kasus tersebut
diketahui bahwa pelatihan ibu yang telah dilakukan bahwa seorang ibu dalam
masa kehamilan maupun pasca melahirkan telah memfasilitasi pembentukan
identitas ibu. Peran seorang bidan memiliki tanggung jawab besar dalam
mempersiapkan ibu hamil yang dapat menerima peran keibuannya. Bidan
membantu seorang ibu dalam melalui proses pembentukan identitas ibu
dengan mengajarkan ibu hamil terutama ibu primipara mengenai peran
keibuan.
B. Theory of Chronic Sorrow
Lebih dari 24 juta orang menderita skizofrenia di seluruh dunia.
Skizofrenia dikaitkan dengan gangguan pikiran yang merusak fungsi kognitif
dan perilaku individu. Akibatnya, sebagian besar penderita memerlukan
manajemen jangka panjang dan layanan perawatan khusus. Merawat klien
yang didiagnosis dengan skizofrenia mengubah pengasuh di beberapa domain,
termasuk rutinitas terganggu, ketegangan, kekerasan, perubahan peran,
penarikan sosial, ketidaknyamanan fisik, kesulitan keuangan atau karir, dan
stigma. Olshansky menunjukkan bahwa kesedihan kronis hadir di antara orang
tua dari anak-anak cacat intelektual. Dia menemukan bahwa orang tua ini
memiliki reaksi terkait kesedihan, seperti kesedihan dan kemarahan. Berduka
untuk klien dengan skizofrenia dianalogikan dengan berkabung kehilangan
anggota keluarga karena perbedaan antara citra sehat mereka sebelumnya dan
keadaan saat ini. Setiap adanya kehilangan memicu perasaan terkait kesedihan
yaitu menghasilkan kesedihan kronis.
Mengenali kesedihan kronis dan menerapkan intervensi yang efektif
membantu mengurangi kenyamanan individu yang tidak terpengaruh. Pada
proses penelitian berfokus pada pengalaman kesedihan kronis dari pengasuh
klien dengan skizofrenia di Taiwan yang meliputi menghadapi kesedihan,
berbicara dengan kesedihan, dan hidup dengan kesedihan. Dalam penelitian
ini, sebagian besar peserta menggambarkan kesedihan kronis mereka sebagai
"perjalanan tanpa akhir”. Ketika menghadapi kesedihan, mengacu pada
pengasuh yang mengalami banyak kehilangan dalam pengalaman kesedihan
kronis mereka. Dalam menghadapi kesedihan ini ditunjukkan dalam beberapa
kejadian. Pertama, kehidupan yang tidak teratur ditunjukkan karena pengasuh
juga memiliki tugas dan tanggung jawab pribadi untuk menangani. Dengan
demikian, pengasuh menyatakan bahwa mereka tidak punya waktu untuk
istirahat yang menyebabkan mereka menjalani kehidupan yang tidak teratur.
Tekanan juga merupakan penyebab kehidupan yang tidak teratur. Kedua,
harga diri yang hancur ditunjukkan dengan penerima perawatan membuat
ekspresi wajah yang aneh, kemudian pengasuh merasa malu dan kehilangan
muka. Rasa malu ini selanjutnya menyebabkan stigmatisasi diri, yang merusak
harga diri. Selain itu, faktor lain dalam mengurangi harga diri dari pengasuh
yaitu adanya menyalahkan hal dari anggota keluarga lain dan menyalahkan
diri sendiri karena sebagian besar pengasuh adalah ibu. Mereka disalahkan
karena tidak melahirkan anak yang sehat atau tidak merawat anak mereka
dengan penuh perhatian. Ketiga, sedikit prospek harapan ditunjukkan dengan
ketika pengasuh merasa bahwa klien membaik kurang dari yang diharapkan
dan khawatir tentang kurangnya dalam penyembuhan yang kemudian
berdampak hilangnya harapan. Keempat, rasa aman yang runtuh ditunjukkan
dengan adanya ketidakstabilan mental dan kekerasan terhadap pengasuh yang
menghancurkan rasa aman.
Dalam berbicara dengan kesedihan dapat mengacu pada upaya yang
dilakukan oleh pengasuh untuk menyeimbangkan rasa kehilangan yang
disebabkan oleh kesedihan kronis. Pertama, adanya perubahan kognitif
ditunjukkan dengan concept of fate transmigration yang mempengaruhi
pengasuh dan mengarahkan mereka ke arah pemikiran positif. Kedua,
transformasi tindakan ditunjukkan dengan para peserta mencatat keadilan yang
melekat dalam membantu orang lain dan menekankan peluang di bidang
kesejahteraan sosial. Kemudian dalam hidup dengan kesedihan mengacu pada
pengalaman peserta dalam mengatasi kesedihan kronis setiap hari. Setelah
mengalami kerugian dan mencoba beradaptasi dengan mereka, para peserta
menunjukkan bahwa mereka telah menemukan cara untuk mengatasi dengan
hidup dengan kesedihan. Pertama, dalam hidup dengan cacat dinyatakan
bahwa orang Taiwan percaya hidup tidak bisa sempurna dan kesulitan tidak
bisa dihindari. Oleh karena itu, mereka belajar dari kerendahan hati. Kedua,
hidup dengan tanggung jawab dibuktikan dengan para peserta yang berbagi
hubungan keluarga dengan penerima perawatan mereka.
Pada penelitian, para peneliti juga telah menyarankan bahwa
membantu penderita beradaptasi dengan duka yang berfokus pada budaya
lebih disukai untuk memotivasi perubahan dalam keyakinan mereka. Oleh
karena itu, penderita dapat menerima kesedihan kronis ini dan menjadi lebih
tangguh, mengubah kesulitan menjadi peluang untuk pertumbuhan pribadi,
tetap berharap, serta mencapai kembali kehidupan yang bertujuan.
BAB IV
Penutup

A. Kesimpulan
Maternal Role Attainment adalah proses berkembangnya seorang
perempuan menjadi seorang ibu yang memiliki keterikatan batin dengan
anaknya dan bisa memberikan asuhan yang baik pada anak. Teori ini
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan ibu dan membantu perawat
memberikan intervensi. Perkembangan hubungan dan interaksi antara ibu
dan anak menjadi fokus utama dalam pengaplilkasiannya. Maternal Role
Attainment Theory oleh Dr. Ramona Mercer ini sangat efektif jika
digunakan untuk mengkaji kondisi yang berkaitan dengan pencapaian
peran, namun teori ini belum efektif dalam menggali data yang
berhubungan dengan kebutuhan dasar terutama pemenuhan kebutuhan
fisik. Oleh karena itu, penerapan konsep teori ini perlu dimodifikasi
dengan teori lain untuk melengkapi kekurangannya.
Chronic Sorrow atau kesedihan kronis merupakan kesedihan
ataupun duka cita yang sangat mendalam dan meresap di dalam suatu
individu secara berulang serta permanen. Dalam rentang kehidupan
manusia, individu dihadapkan pada situasi kehilangan yang dapat terjadi
secara terus menerus ataupun suatu kejadian. Individu dengan pengalaman
kesedihan tersebut biasanya akan menggunakan metode manajemen dalam
mengatasinya. Metode manajemen dapat berasal dari internal (koping
personal) ataupun dari eksternal (dukungan orang yang berharga maupun
tim kesehatan). Jika metode manajemen yang digunakan efektif maka
individu akan meningkat perasaan kenyamanannya. Tetapi jika tidak
efektif akan terjadi hal sebaliknya.
B. Saran
Melalui makalah ini, penyusun berharap makalah ini dapat berguna
bagi penyusun dan pembaca. Makalah ini belum sepenuhnya sempurna.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai evaluasi dalam perbaikan makalah ini.
Daftar Pustaka

Eakes, G.G., Burke, M.L. and Hainsworth, M.A. 1998. ‘Middle‐range theory of
chronic sorrow’, Image: The Journal of Nursing Scholarship, vol. 30, no. 2,
pp.179-184.

Fasanghari, M., Kordi, M. and Asgharipour, N., 2019. ‘Effect of a maternal role
training program on maternal identity in primiparous women with unplanned
pregnancies’, Journal of Obstetrics and Gynaecology Research, vol. 45, no. 3,
pp.565-572.

Chang, K.J., Huang, X.Y., Cheng, J.F. and Chien, C.H., 2018. ‘The chronic
sorrow experiences of caregivers of clients with schizophrenia in Taiwan: A
phenomenological study’, Perspectives in psychiatric care, vol. 54, no. 2, pp.281-
286.

Anda mungkin juga menyukai