Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL (TPRS)

Disusun Oleh:
MUHAMMAD ANWAR AL BASYARI
NIM: 45010619A022
Tingkat 1 Semester 2

PRODI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


Jalan Brigjen Dharsono No.12B Cirebon
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON
Maret 2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TPRS)” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas dosen pada mata kuliah Keperawatan Radiologi. Selain itu, makalah ini juga

bertujuan untuk menambah wawasan tentang Tanda-Tanda Vital bagi para

pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak R. Nur Abdurakhman,

S.Kep, Ners, MH., selaku dosen mata kuliah Keperawatan Radiologi yang telah

memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan

sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah

ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan

demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 17 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER..........……………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR …………..……………………………………………......2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. 3

A. PENGERTIAN TANDA-TANDA VITAL……………………………............4

B. KEGUNAAN & MANFAAT PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL....4

C. PROSEDUR PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL...............................5

1. Pemeriksaan Suhu tubuh...............................................................................5

2. Pemeriksaan Denyut Nadi.............................................................................7

3. Pemeriksaan Tekanan Darah.......................................................................10

D. NILAI NORMAL PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL....................13

E. KESIMPULAN...……………………………………………………………. 15

F. SARAN.............................................................................................................15

3
A. Pengertian Tanda-Tanda Vital
Tanda-tanda vital adalah ukuran dari fungsi-fungsi vital tubuh yang paling
dasar. Ada empat tanda-tanda vital utama yaitu suhu tubuh, denyut nadi, laju
pernapasan, dan tekanan darah. Oleh karena itu, diperlukan untuk melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital.
Pemeriksaan tanda-tanda vital akan dilakukan oleh tenaga medis profesional
di rumah sakit atau di rumah. Setelah pemeriksaan dijalani maka akan didapatkan
nilai dari setiap tanda-tanda vital tersebut yang akan dibandingkan dengan nilai
normal tanda-tanda vital.
Anda perlu tahu bahwa nilai normal untuk setiap tanda-tanda vital ini berbeda
tergantung pada kelompok usia, jenis kelamin, berat badan, dan lainnnya. Jadi,
hasil pemeriksaan nilai tanda-tanda vital Anda akan dibandingkan dengan nilai
normal yang sesuai dengan karakteristik Anda.

B. Kegunaan dan manfaat pemeriksaan tanda-tanda vital


Pemeriksaan tanda-tanda vital dilakukan bukan tanpa tujuan dan kegunaan.
Ada beberapa kegunaan dari pengukuran tanda-tanda vital. Hasil nilainya bisa
dijadikan data yang akan menunjukan status kesehatan Anda. Tanda-tanda vital
dapat diukur dalam pengaturan medis, di rumah, di tempat darurat medis, atau di
tempat lain.
Berikut ini adalah beberapa manfaat pemeriksaan tanda-tanda vital:

1. menjadi indikator fungsi dasar tubuh


2. menilai kesehatan fisik umum
3. mengidentifikasi adanya gangguan medis akut
4. mendeteksi apabila ada kemungkinan penyakit kronis
5. mengukur seberapa baik tubuh bisa mengatasi stress fisiologis
6. menunjukkan kemajuan terapi perawatan

7. dan lainnya

4
C. Prosedur Pemeriksaan Tanda Vital
Pengukuran tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya
perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi
pernapasan, dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai sangat penting pada
fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat
menunjukan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut nadi didapat menunjukan
perubahan pada sistem kardiovaskuler, frekuensi pernapasan dapat menunjukan
fungsi pernapasan dan tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem
kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.

C.1. PENGUKURAN SUHU TUBUH


Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan
antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukkan
peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga
disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi dan lain-lain.

Tujuan tindakan
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.

Alat dan bahan


1. Termometer
2. Tiga buah botol
- Botol pertama berisi larutan sabun
- Botol kedua berisi larutan desinfaktan
- Botol ketiga berisi air bersih
3. Bengkok
4. Kertas/ tisu
5. Vaselin
6. Buku catatan

5
7. SArung tangan

Prosedur kerja
Pemeriksaan suhu oral
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak bawah lidah
6. Turunkan suhu termometer dibawah 34- 35 derajat C
7. Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit
9. Angkat termometer dan baca hasilnya
10. Catat hasil
11. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
12. Cuci dengan air sabun, desinfaktan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Gambar 1.1 Pengukuran suhu melalui oral


(Sumber: kathleen hoerth belland& mary Ann wells,1986 )

Pemeriksaan suhu rektal


1. Jelaskan prosdur pada klien

6
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien dengan posisi miring
5. Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea
6. Tentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin
7. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien dan masukkan termometer
kedalam rektal jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu
8. Setelah 3-5 menit angkat termometer
9. Catat hasil
10. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
11. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Pemeriksaan suhu aksila


1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu
6. Turukan termometer dibawah 34-35 derajat C
7. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi di atas dada
8. Setelah 3-10 menit termometer diangkat dan dibaca hasilnya
9. Catat hasil
10. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
11. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

C.2. PEMERIKSAAN DENYUT NADI


Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler.
Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi)
atau juga dilakukan dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih.

7
Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada
pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada
leher, arteri temporalis, areteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan arteri frontalis
pada bayi.

Tujuan
1. Mengetahui denyut nadi(irama, frekuansi, dan kekuatan)
2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler

Alat dan bahan


1. Arloji (jam) atau stop-wath
2. Buku catatan nadi
3. Pena

Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan kedua lengan terlentang disisi tubuh
5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari
tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya permenit dan ketentuan irama,
dan kekuatan denyutan
7. Catat hasil
8. Cucu tangan setelah prosedur dilakukan

8
Gambar 1.2 Pengukuran nadi radialis
(Sumber: perry, peterson dan potter:
Mosbys Basic Skill And Procedures Ed, 5, 2003)

PEMERIKSAAN PERNAPASAN
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
fungsi sistem pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen
dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.

Tujuan
1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan

Alat dan bahan


1. Arloji (jam) atau stop-watch
2. Buku catatan
3. Pena

Prosedur kerja

9
1. jekaskan prosedur kerja pada klien
2. cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan
5. catat hasil
6. cuci tangan setelah prosedur dilakukan

C.3. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH


Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler
bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur
dengan dua metode, yaitu metode langsung, metode yang menggunakan kanula
atau jarum yang dimasukkan kedalam pembuluh darah yang dihibingkan dengan
manometer.metode ini merupakan cara paling tepat untuk menentukan tekanan
darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus, metode tak langsung:
metode yang menggunakan sfogmomanometer. Pengukuran tak langsung ini
menggunakan dua cara, yaitu palpasi yang dapat mengukur tekanan sistolikn dan
diastolik dan cara ini memerlukan alat stetoskop.

Tujuan
Mengetahui nilai tekanan darah

Alat dan bahan


1. Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdiru dari:
 manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
 manset udara
 slang karet
 pompa udara dari karet+ sektup pembuka dan penutup
2. stetoskop
3. buku catatan tanda vital
4. pena

10
Prosedur kerja
Cara palpasi
1. Jelaskan prosedur kerja
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan tangan yang hendak diukur pada posisi telentang
5. Lengan baju dubuka
6. Pasang manset pada lengan kanan/ kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/ sinistra
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan kempeskan balon
udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sektup
pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
11. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai
ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi
12. Catat hasil
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Cara auskultasi
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan lengan hendak dalam posisi terlentang
5. Buka lengan baju
6. Pasang manset pada lengan kanan/ kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
( jangan trrlalu ketat maupun longgar)
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dektra/ sinistra
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi teraba

11
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg dari titik radialis tidak
teraba
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas arteri brakhialis dan dengarkan
11. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan
dengan memutar sektup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
12. Catat hasil air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut
13. Catat tinggi air raksa pada manometer
 Suara korotkoff: menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi
 Suara korotkoff IV/V: menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara
auskultasi
14. Catat hasilnya pada catatan pasien
15. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Gambar 1.3 Pengukuran tekanan darah menggunakan sfigmomanometer


(Sumber: perry, peterson dan potter:
Mosbys Basic Skill And Procedures Ed. 5, 2003)

D. Nilai Normal Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital

12
Nilai Normal TTV
Nadi
Bayi                : 120-130 x/mnt
Anak              : 80-90 x/mnt
Dewasa          : 70-80 x/mnt
Lansia            : 60-70 x/mnt

Catatan :
Takikardia (Nadi di atas normal)     : Lebih dari 100 x/mnt
Bradikardia (Nadi dibawah normal) : Kurang dari 60x/mnt

Tekanan Darah
Bayi                            : 70-90/50 mmHg
Anak                          : 80-100/60 mmHg
Remaja                      : 90-110/66 mmHg
Dewasa muda            : 110-125/60-70 mmHg
Dewasa tua                : 130-150/80-90 mmHg

Catatan :
Hipotensi                      : Kurang dari 90/60 mmHg
Normal                         : 90-120/60-80 mmHg
Pre Hipertensi               : 120-140/80-90 mmHg
Hipertensi Stadium 1     : 140-160/90-100 mmHg
Hipertensi Stadium 2     : Lebih dari 160/100 mmHg

Suhu Tubuh
Normal                    : 36,6oC - 37,2 oC
Sub Febris               : 37 oC - 38 oC
Febris                      : 38 oC - 40 oC
Hiperpireksis          : 40 oC - 42 oC
Hipotermi                : Kurang dari 36 oC

13
Hipertermi              :  Lebih dari 40 oC

Catatan :
Oral       : 0,2 oC – 0,5 oC lebih rendah dari suhu rektal
Axilla      : 0,5 oC lebih rendah dari suhu oral

Pernapasan / Respirasi

Bayi                : 30-40 x/mnt


Anak              : 20-30 x/mnt
Dewasa          : 16-20 x/mnt
Lansia            : 14-16 x/mnt

Catatan :
Dispnea               : Pernapasan yang sulit
Tadipnea             : Pernapasan lebih dari normal ( lebih dari 20 x/menit)
Bradipnea           : Pernapasan kurang dari normal ( kurang dari 20 x/menit)
Apnea                 : Pernapasan terhenti
Ipnea                   : Pernapasan normal

E. Kesimpulan

14
Tanda-Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh,
danfrekuensi pernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting
bagifungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai
indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh. Suhu tubuh merupakan
hasil keseimbangan antara produksi panas danhilangnya panas dari tubuh ke
lingkungan. Produksi panas yang dihasilkantubuh antara lain berasal dari :
a. Metabolisme dari
b. Shivering atau kontraksi otot skelet
c. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler )
d. Proses penyakit infeksi
e. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin
atau dari rangsangan langsung simpatetik )

F. Saran
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan da kurangnya rujukan atau referensi
yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini berguna, bagi penulis khususnya dan juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

15

Anda mungkin juga menyukai