Disusun Oleh:
MUHAMMAD ANWAR AL BASYARI
NIM: 45010619A022
Tingkat 1 Semester 2
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Keperawatan Radiologi. Selain itu, makalah ini juga
S.Kep, Ners, MH., selaku dosen mata kuliah Keperawatan Radiologi yang telah
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER..........……………………………………………………… 1
E. KESIMPULAN...……………………………………………………………. 15
F. SARAN.............................................................................................................15
3
A. Pengertian Tanda-Tanda Vital
Tanda-tanda vital adalah ukuran dari fungsi-fungsi vital tubuh yang paling
dasar. Ada empat tanda-tanda vital utama yaitu suhu tubuh, denyut nadi, laju
pernapasan, dan tekanan darah. Oleh karena itu, diperlukan untuk melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital.
Pemeriksaan tanda-tanda vital akan dilakukan oleh tenaga medis profesional
di rumah sakit atau di rumah. Setelah pemeriksaan dijalani maka akan didapatkan
nilai dari setiap tanda-tanda vital tersebut yang akan dibandingkan dengan nilai
normal tanda-tanda vital.
Anda perlu tahu bahwa nilai normal untuk setiap tanda-tanda vital ini berbeda
tergantung pada kelompok usia, jenis kelamin, berat badan, dan lainnnya. Jadi,
hasil pemeriksaan nilai tanda-tanda vital Anda akan dibandingkan dengan nilai
normal yang sesuai dengan karakteristik Anda.
7. dan lainnya
4
C. Prosedur Pemeriksaan Tanda Vital
Pengukuran tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya
perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi
pernapasan, dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai sangat penting pada
fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat
menunjukan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut nadi didapat menunjukan
perubahan pada sistem kardiovaskuler, frekuensi pernapasan dapat menunjukan
fungsi pernapasan dan tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem
kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.
Tujuan tindakan
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
5
7. SArung tangan
Prosedur kerja
Pemeriksaan suhu oral
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak bawah lidah
6. Turunkan suhu termometer dibawah 34- 35 derajat C
7. Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit
9. Angkat termometer dan baca hasilnya
10. Catat hasil
11. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
12. Cuci dengan air sabun, desinfaktan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
6
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien dengan posisi miring
5. Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea
6. Tentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin
7. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien dan masukkan termometer
kedalam rektal jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu
8. Setelah 3-5 menit angkat termometer
9. Catat hasil
10. Bersihkan termometer dengan kertas tisu
11. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
7
Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada
pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada
leher, arteri temporalis, areteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan arteri frontalis
pada bayi.
Tujuan
1. Mengetahui denyut nadi(irama, frekuansi, dan kekuatan)
2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan kedua lengan terlentang disisi tubuh
5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari
tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya permenit dan ketentuan irama,
dan kekuatan denyutan
7. Catat hasil
8. Cucu tangan setelah prosedur dilakukan
8
Gambar 1.2 Pengukuran nadi radialis
(Sumber: perry, peterson dan potter:
Mosbys Basic Skill And Procedures Ed, 5, 2003)
PEMERIKSAAN PERNAPASAN
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
fungsi sistem pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen
dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.
Tujuan
1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
Prosedur kerja
9
1. jekaskan prosedur kerja pada klien
2. cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan
5. catat hasil
6. cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Tujuan
Mengetahui nilai tekanan darah
10
Prosedur kerja
Cara palpasi
1. Jelaskan prosedur kerja
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan tangan yang hendak diukur pada posisi telentang
5. Lengan baju dubuka
6. Pasang manset pada lengan kanan/ kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/ sinistra
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan kempeskan balon
udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sektup
pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
11. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai
ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi
12. Catat hasil
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Cara auskultasi
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan lengan hendak dalam posisi terlentang
5. Buka lengan baju
6. Pasang manset pada lengan kanan/ kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
( jangan trrlalu ketat maupun longgar)
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dektra/ sinistra
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi teraba
11
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg dari titik radialis tidak
teraba
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas arteri brakhialis dan dengarkan
11. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan
dengan memutar sektup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
12. Catat hasil air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut
13. Catat tinggi air raksa pada manometer
Suara korotkoff: menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi
Suara korotkoff IV/V: menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara
auskultasi
14. Catat hasilnya pada catatan pasien
15. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
12
Nilai Normal TTV
Nadi
Bayi : 120-130 x/mnt
Anak : 80-90 x/mnt
Dewasa : 70-80 x/mnt
Lansia : 60-70 x/mnt
Catatan :
Takikardia (Nadi di atas normal) : Lebih dari 100 x/mnt
Bradikardia (Nadi dibawah normal) : Kurang dari 60x/mnt
Tekanan Darah
Bayi : 70-90/50 mmHg
Anak : 80-100/60 mmHg
Remaja : 90-110/66 mmHg
Dewasa muda : 110-125/60-70 mmHg
Dewasa tua : 130-150/80-90 mmHg
Catatan :
Hipotensi : Kurang dari 90/60 mmHg
Normal : 90-120/60-80 mmHg
Pre Hipertensi : 120-140/80-90 mmHg
Hipertensi Stadium 1 : 140-160/90-100 mmHg
Hipertensi Stadium 2 : Lebih dari 160/100 mmHg
Suhu Tubuh
Normal : 36,6oC - 37,2 oC
Sub Febris : 37 oC - 38 oC
Febris : 38 oC - 40 oC
Hiperpireksis : 40 oC - 42 oC
Hipotermi : Kurang dari 36 oC
13
Hipertermi : Lebih dari 40 oC
Catatan :
Oral : 0,2 oC – 0,5 oC lebih rendah dari suhu rektal
Axilla : 0,5 oC lebih rendah dari suhu oral
Pernapasan / Respirasi
Catatan :
Dispnea : Pernapasan yang sulit
Tadipnea : Pernapasan lebih dari normal ( lebih dari 20 x/menit)
Bradipnea : Pernapasan kurang dari normal ( kurang dari 20 x/menit)
Apnea : Pernapasan terhenti
Ipnea : Pernapasan normal
E. Kesimpulan
14
Tanda-Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh,
danfrekuensi pernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting
bagifungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai
indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh. Suhu tubuh merupakan
hasil keseimbangan antara produksi panas danhilangnya panas dari tubuh ke
lingkungan. Produksi panas yang dihasilkantubuh antara lain berasal dari :
a. Metabolisme dari
b. Shivering atau kontraksi otot skelet
c. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler )
d. Proses penyakit infeksi
e. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin
atau dari rangsangan langsung simpatetik )
F. Saran
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan da kurangnya rujukan atau referensi
yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini berguna, bagi penulis khususnya dan juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
15