Anda di halaman 1dari 24

PATOFISIOLOGI PADA KEPALA DAN LEHER

NAMA KELOMPOK

-Andika Rajasae -Khafidzul Fiqih


-Cecep Muhammad N -May Indah Sulistiowati

-Diaz Alpara -Muhammad Anwar Al Basyari


-Mohamad Lingga Z
-Dimas
-Neng Suris Hijriyah
-Fadilah Syifayanti
-Oktiyani Dwi Salsabila
-Fitha Auliani
-Reynald Rizal Eryana
-Ghina Adelia Fauziah -Revina Desva Sanjaya
-Heru Muhamad S -Rosmelinda Malau
-Ii Irawan -Siti Aidah Agustin

-I Komang Pande Arif -Tio Nugraha


-Wida Yunita Dewi
ANATOMI KEPALA

• Kepala adalah bagian tubuh manusia paling atas. Terdiri dari wajah, otak, dan
memiliki struktur muskuloskeletal yang ditopang oleh tengkorak.
• Salah satu bagian kepala, yaitu otak adalah organ utama dari sistem saraf pusat
manusia. Otak manusia memiliki struktur mirip dengan mamalia lain, namunkorteks
serebralnya lebih berkembang dan bisa menjalankan fungsi kognitif canggih,
termasuk pengendalian diri, penalaran, perencanaan, dan abstrak.
• Penopang utama kepala adalah tengkorak, struktur tulang yang mendukung lapisan
wajah luar dan memberikan perlindungan bagi otak. Tengkorak juga memungkinkan
penglihatan stereoskopis dan lokalisasi suara dengan memperbaiki jarak antara mata
dan posisi telinga.
BAGIAN BAGIAN DARI KEPALA (TENGKORAK)

Fungsi tengkorak (Westmoreland,1994) adalah melindungi otak dan indera penglihatan dan pendengaran,
sebagai tempat melekatnya otot yang bekerja pada kepala dan sebagai tempat penyangga gigi
Tulang tengkorak terdiri atas :
1. Kranium : melindungi otak
• Tulang frontal: membentuk dahi, langit – langit rongga nasal, dan kantong mata
• Tulang parietal
• Tulang oksipital : membentuk bagian belakang kranium
• Tulang temporal : membentuk sisi kranium
• Tulang etmoid : penyangga penting rongga nasal
• Tulang sfenoid : membentuk dasar anterior kranium
• Osikel auditori : untuk proses pendengaran
2. Tulang wajah :
• Tulang nasal : penyangga hidung
• Tulang palatum : membentul langit – langit mulut, tulang orbital, rongga nasal
• Tulang zigomatik : tonjolan tulang pipi
• Tulang maksilar : rahang atas
• Tulang lakrimal : berisi celah – celah untuk lintasan duktus lakrimal yang
mengalirkan air mata ke rongga nasal
• Tulang vomer : membentuk septum nasal
• Konka nasal inferior
• Mandibula : rahang bawah
3. Tulang hioid : bentuknya tapal kuda, tidak berartikulasi dengan tulang lain.
4. Sinus pranasal : terdiri dari ruang – ruang udara dalam tegkorak yang berhubungan
dengan rongga nasal. ( Sloane, 2003 )
GAMBAR KEPALA NORMAL

ANTERIOR LATERAL
ANATOMI VERTEBRA SERVIKALIS

• Leher adalah bagian yang menghubungkan kepala dengan


tubuh. Pada beberapa hewan, leher dapat tumbuh panjang,
misalnya pada jerapah. Di dalam leher terdapat saluran-
saluran pernapasan dan pencernaan. Pada leher manusia,
terdapat suatu bagian yang disebut jakun.
• Pada manusia, vertebra serviks adalah yang terkecil dari
vertebra sejati dan dapat dengan mudah dibedakan dari
daerah toraks atau lumbar dengan
adanya foramen (lubang) pada setiap proses transversal.
• Secara konvensional, vertebra serviks diberi nomor, dengan
yang pertama (C1) paling dekat dengan tengkorak dan
vertebra bernomor lebih tinggi (C2-C7) bergerak menjauh
dari tengkorak dan menuruni tulang belakang. 
BAGIAN BAGIAN DARI LEHER (VERTEBRA
SERVIKALIS)
1. Vertebra I & II
Atlas (C1) dan sumbu (C2) adalah dua vertebra paling atas.
Atlas (C1) adalah vertebra paling atas, dan bersama dengan sumbu
membentuk sendi yang menghubungkan tengkorak dan tulang belakang. Ia
tidak memiliki tubuh vertebral, proses spinosus, dan cakram superior atau
inferior. Ini seperti cincin dan terdiri dari lengkungan anterior, lengkungan
posterior, dan dua massa lateral.
Sumbu (C2) membentuk poros di mana atlas berputar. Karakteristik yang
paling khas dari tulang ini adalah proses odontoid (dens) yang kuat yang naik
secara tegak lurus dari permukaan atas tubuh dan berartikulasi dengan
C1. Tubuh lebih dalam di depan daripada di belakang, dan memanjang ke
bawah anterior sehingga tumpang tindih bagian atas dan depan vertebra
ketiga.
2. Vertebra III-VI
Tubuh keempat vertebra ini berukuran kecil, dan lebih lebar dari sisi ke
sisi daripada dari depan ke belakang.
1. Permukaan anterior dan posterior diratakan dan memiliki kedalaman
yang sama;yang pertama ditempatkan pada tingkat yang lebih rendah
daripada yang terakhir, dan batas inferiornya diperpanjang ke bawah,
sehingga tumpang tindih bagian atas dan depan dari vertebra di bawah
ini.
2. Permukaan atas adalah cekung melintang, dan menyajikan bibir yang
memproyeksikan di kedua sisi.
3. Permukaan bawah adalah cekung dari depan ke belakang, cembung
dari sisi ke sisi, dan menyajikan cekungan dangkal lateral yang
menerima bibir proyeksi yang sesuai dari vertebra yang mendasarinya.
3. Vertebra prominens (C7)
prominens , atau C7, memiliki proses spinosus yang panjang dan menonjol, yang dapat diraba dari permukaan
kulit. Kadang-kadang, vertebra serviks ketujuh dikaitkan dengan tulang rusuk ekstra yang abnormal, yang dikenal
sebagai tulang rusuk serviks, yang berkembang dari akar anterior dari proses transversa. Tulang rusuk ini biasanya kecil,
tetapi kadang-kadang dapat menekan pembuluh darah (seperti arteri subklavia atau vena subklavia) atau saraf di pleksus
brakialis, menyebabkan nyeri, mati rasa, kesemutan, dan kelemahan pada tungkai atas, suatu kondisi yang dikenal
sebagai sindrom outlet toraks.Sangat jarang, tulang rusuk ini terjadi berpasangan. Proses spinosus panjang C7 tebal dan
hampir horizontal ke arah. Ini tidak bercabang dua, dan berakhir dengan tuberkel yang menempel pada ligamentum
nuchae. Proses ini tidak selalu yang paling menonjol dari proses spinosus, yang ditemukan hanya sekitar 70% dari waktu, C6
atau kadang-kadang bisa menjadi yang paling menonjol.
Proses melintang berukuran besar; akar posterior mereka besar dan menonjol, sedangkan anterior kecil dan ditandai
samar. Permukaan atas masing-masing biasanya memiliki sulkus dangkal untuk saraf tulang belakang kedelapan, dan
ekstremitasnya jarang menyajikan lebih dari jejak bifurkasi. Foramen transversal bisa sebesar di vertebra serviks lainnya,
tetapi umumnya lebih kecil di satu atau kedua sisi; kadang-kadang, itu ganda, dan kadang-kadang tidak ada. Di sisi kiri,
kadang-kadang memberikan jalan ke arteri vertebra; lebih sering, vena vertebralis melintanginya di kedua sisi, tetapi
pengaturan yang biasa adalah untuk arteri dan vena lewat di depan proses transversal, bukan melalui foramen.
GAMBAR VERTEBRA SERVIKALIS NORMAL

LATERAL ANTERIOR
PENGERTIAN FRAKTUR

• Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai dengan luka
sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan pembuluh darah, dan luka
organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang
dikenai stress yang lebih besar dari yang besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer,
2001).
• Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya fraktur
terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat
disebabkan pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan
kontraksi otot ekstrem (Bruner & Sudarth, 2002).
• Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Kebanyakan fraktur disebabkan
oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma
langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat & Jong, 2005).
FRAKTUR PADA KEPALA

Fraktur tulang tengkorak merupakan fraktur yang terjadi pada tulang tengkorak. Terdiri
dari fraktur linear atau depresi. Fraktur linear mungkin terjadi pada kubah atau basis
tengkorak. Fraktur depresi terjadi bisa terbuka dan tertutup. Fraktur tulang tengkorak
dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis :
1. Complete fraktur (fraktur lengkap), patah pada seluruh garis tengah tulang,luas dan
melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
2. Closed fraktur (fraktur simple), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas kulit
masih utuh.
3. Open fraktur ( fraktur terbuka / komplikata/ kompleks), merupakan fraktur dengan luka
pada kulit ( integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit) atau
membran mukosa sampai ke patahan tulang.
1. Fraktur Diastase
Fraktur yang terjadi pada sutura sehingga terjadi pemisahan sutura
kranial. Fraktur ini biasa terjadi pada anak usia di bawah 3 tahun.
2. Fraktur Comminuted
Fraktur dengan dua atau lebih fragmen fraktur.
3. Fraktur Tengkorak Depresi
Fraktur depresi apabila fragmen tulang tertekan, dengan atau tanpa robekan pada kulit kepala. Fraktur
Depresi bisa saja memerlukan perawatan pembedahan untuk mengoreksi kelainannya. Fraktur Basilar
adalah yang paling parah dan terjadi retakan pada dasar tulang tengkorak. Pukulan yang kuat pada
tulang tengkorak dapat mengakibatkan patah tulang depresi. Misalnya benturan oleh martil, kayu, batu,
pipa besi, dll. Fraktur ini biasanya comuniti, dengan fragmen tulang yang mulai dari fragmen maksimum
tumbukan dan tersebar ke daerah perifer. Sebagian besar fraktur depresi meliputi regio frontoparietal,
karena tulang pada daerah ini relatif tipis. Fraktur dengan klinik yang signifikan memerlukan elevasi
dimana fragmen tulang menekan lebih dalam dan berbatasan dengan inner table. Fraktur depresi dapat
tertutup atau terbuka. Fraktur terbuka mungkin dapat terpapar jika berhubungan dengan laserasi kulit
atau jika fraktur meluas ke daerah sinus paranasal dan struktur telinga tengah.
Fraktur Tengkorak
Fraktur Comminuted
Depresi
4. Fraktur Maksillofacial
fraktur yang terjadi pada tulang-
tulang wajah yaitu tulang
nasoorbitoethmoid, temporal,
zygomatikomaksila, nasal,
maksila, dan juga mandibula
(Muchlis, 2011).
FRAKTUR PADA VERTEBRA SERIKALIS

Fraktur servikal atau biasa disebut fraktur (patah tulang) leher adalah fraktur yang terjadi pada salah satu dari tujuh
tulang belakang servikal di leher. Penyebab umum pada manusia antara lain karena kecelakaan lalu lintas atau
menyelam pada perairan dangkal.
Pencegahan
• Hindari trauma pada leher.
Gejala
Gejala yang mungkin terjadi antara lain: 
• - Nyeri, nyeri tekan, pembengkakan, maupun kejang otot leher.
• - Kesulitan menggerakkan leher.
• - Kesulitan menelan.
• - tidak merasa nyeri pada tes Pinprick pada lengan maupun kaki.
• - Mati rasa, nyeri, atau kesemutan di pangkal kepala.
• - Penglihatan ganda atau kehilangan kesadaran.
Penyebab
Fraktur servikal paling sering disebabkan oleh benturan kuat seperti: 
- Kecelakaan lalu lintas
- Kecelakaan olahraga
- Kecelakaan kerja
- Jatuh dari pohon/bangunan
- Luka tusuk
- Luka tembak
- Kejatuhan benda keras 
Diagnosis
Pemeriksaan neurologis akan dilakukan untuk melakukan penilaian cedera yang terjadi pada tulang
belakang. Pemeriksaan X-ray dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan dan lokasi fraktur. CTscan
dilakukan untuk mengetahui kerusakan yang tidak terlihat dengan X-ray. MRI juga dilakukan untuk
memberikan gambar dengan resolusi tinggi dari jaringan lunak dan memastikan apakah ada cedera pada
tulang belakang.
 
Penanganan
Penanganan fraktur servikal tergantung pada vertebra servikal mana yang mengalami kerusakan. Pasien
yang mengalami fraktur minor dapat menggunakan cervical collar ataupun neck brace selama 6 sampai 8
minggu sampai tulang pulih dengan sendirinya.  
Fraktur dengan tingkat keparahan yang lebih berat dapat ditangani dengan pembedahan, namun waktu
pemulihan yang dibutuhkan akan lebih lama dan diikuti dengan fisioterapi.
CONTOH FRAKTUR PADA VERTEBRA SERVIKALIS

1. Fraktur Odontoid
Kira-kira 60% dari fraktur C2 terjadi
pada prossesus odontoid. Tonjolan
tulang seperti pasak yang menonjol ke
atas dan dalam keadaan normal
berhubungan dengan arkus anterior
C1. Prossesus Odontoid terikat
ditempatnya oleh ligamentum
transversum.
2. Wedge Fracture
Vertebra terjepit sehingga
berbentuk baji. Ligament
longitudinal anterior dan
kumpulan ligament posterior
utuh sehingga lesi ini bersifat
utuh.
3. Flexion Tear Drop fracture
Dislocation
Force fleksi murni ditambah komponen
kompresi menyebabkan robekan pada
kumpulan ligamen posterior disertai
fraktur avulse pada bagian anterior-
inferior korpus vertebra. Lesi tidak
stabil. Tampak tulang servikal dalam
fleksi:
a. Fragment gtulang berbentuk segitiga
pada bagian antero-inferior
b. Pembengkakan jaringan lunak
pravertebral
4. bursting Fracture Cervical Tengah
dan Bawah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai