Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PRINSIP FISIKA DALAM MEMAHAMI ALAT KESEHATAN

DOSEN PEBIMBING :

CICYN RIANTONI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

MUHAMMAD SABKI (PO71200190060)


SHERLIN SEPTIA DEPI (PO71200190036)
REZA AFRIYANA (PO71200190010)
TIA GITA CAHYANI (PO71200190068)
ZELA ADELIA DAMAYANTI (PO71200190020)

POLTEKKES JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nyake pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Prinsip Fisika Dalam Memahami Alat Kesehatan“ ini dengan baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segilainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami
dapat memperbaiki makalah kami di kemudian hari.

Senin, 7 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 2

2.1 Prinsip Fisika Dalam Memahami Alat Kesehatan ........................................................... 2

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 6

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 6

3.2 Saran ............................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat kesehatan merupakan sebuah instrument, apparatus, mesin dan implant yang
digunakan untuk mendiagnosa penyakit, menyembuhkan dan merawat orang sakit, membentuk
struktur dan memperbaiki jaringan tubuh. Terdapat hubungan antara alat kesehatan dengan
konsep dasar fisika yang membantu kita dalam memahami bagaimana cara kerja alat kesehatan
tersebut dan jika terjadi kesalahan apa yang harus dilakukan, ditandai dengan adanya beberapa
alat kesehatan yang menggunakan konsep dasar fisika dalam prinsip kerjanya.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja alat kesehatan yang menggunakan prinsip fisika?


2. Bagaimana penjelasan secara fisika alat kesehatan tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa saja alat kesehatan yang menggunakan prinsip fisika
2. Untuk mengetahui bagaimana penjelasan secara fisika alat kesehatan tersebut

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip fisika dalam memahami alat kesehatan

Ada berbagai macam alat kesehatan yang menggunakan prinsip fisika hanya saja kita
tidak menyadarinya, dan beberapa alat kesehatan tersebut contohnya:

A. Thermometer

Thermometer yang sering digunakan dalam kegiatan laboratorium maupun praktik klinik
dasar pembuatannya dengan perubahan volume zat cair ketika terjadi perubahan suhu.
Sedangkan zat cair yang digunakan adalah air raksa maupun alcohol yang diberi warna. Air
raksa dan alkohol digunakan sebagai bahan pengisi thermometer karena kedua zat cair tersebut
peubahan volumenya teratur. Air raksa memiliki titik beku 39℃ sedangkan titik didihnya 357℃
(dapat digunakan untuk mengukur suhu tinggi), sedangkan alkohol memiliki titik beku -115℃
dan titik didih 78℃ (dapat digunakan unutk mengukur suhu yang sangat rendah); tidak
membasahi dinding kaca, dan untuk air raksa sebagai konduktor panas yang baik.

1. Suhu dan Energi Termal

Di dalam suatu zat, molekul satu dengan molekul yang lain diekndalikan oleh gaya elastis
yang analog denga pegas. Molekul ini bergerak maju dan mundur dari titik seimbangnya. Maka
pada molekul ini ada energi kinetik dan energi potensial. Karena energi internal ini terkait
dengan keadaan panas dan keinginan dingin benda maka dikenal dengan energi termal. energi
termal adalah energi total benda yaitu jumlah energi kinetik dan energi potensial molekuler
benda.

Jika dua buah benda disinggungkan satu sama lain maka energi termal akan ditransfer dari
benda yang satu menuju ke benda yang lain sampai mencapai keadaan setimbang yang disebut
kesetimbangan termal. Untuk kepentingan pengukuran suhu maka sangat penting siperhatikan
thermometer pada akhirnya memilik suhu yang sama dengan benda yang diukur.

2
2. Pengukuran Suhu

Thermometer adalah alat ukur berskala yang dapat digunakan untuk menujukkan suhu.
Cara menggunakan thermometer adalah dengan memasang thermometer tersebut kontak dengan
benda lain sampai antara benda dan thermometer terjadi kesetimbangan termal. Thermometer
dibuat berdasarkan sifat termometrik yaitu terjadinya perubahan volume akibat adanya peubahan
suhu. Thermometer umum saat ini terdiri dari tabung kaca dengan ruang ditengahmya diisi air
raksa atau alkohol yang diberi warna merah. Bila termometer disentuhkan pada benda yang
bersuhu tinggi maka air raksa/alkohol dan tabung kaca memuai (mengembang), karena
pemuaian zat cair lebih besar dari tabung kaca, maka zat cair tersebut akan naik melalui celah
kapiler dan berhenti pada skala tertentu. Sebaliknya apabila termometer bersentuhan dengan
benda yang bersuhu rendah maka zat cair akan menyusut

B. Tensimeter / Sphygmomanometer

Tensimeter / Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan


darah manusia. Tekanan darah yang biasa diukur meliputi:
1. Sistolik, yaitu tekanan darah maksimum yang terdapat pada aorta ketika jantung berada pada
phase sistolis atau berkontraksi dimana darah dipompakan dari ventrikel kiri ke aorta. Ini terjadi
kira-kira 72 kali per menit dalam keadaan tenang dan jantung sehat.
2. Diastolik, yaitu tekanan darah minimum yang diperoleh pada aorta ketika jantung berada pada
phase diastolis (mengembang) dimana darah dari vena masuk ke atrium.

Cara kerjanya:

Stetoskop diletakkan diantara lengan (arteri pembuluh darah) dekat siku dan bebatan kain
bertekanan yang mengikat lengan. Tujuan bebatan kain dipompa (diberi tekanan) agar aliran
darah yang melewati pembuluh darah arteri dilengan jadi berhenti. Pada saat tekanan dalam
bebatan tekanan bebatan kain dilepaskan perlahan-lahan, dan kemudian darah mulai dapat
mengalir lagi melalui pembuluh darah arteri, maka dari stetoskop akan terdengar suara
wusssshhh….(suara sedikit menghentak). Hal itu merupakan pertanda untuk mencatat
penampakan ukuran tekanan sistolik. Dan seterusnya sampai suara (wuuusshh...) tidak terdengar
kembali maka itu merupakan ukuran tekanan darah diastolik. , tekanan normal sistolik
120mmHg, sementara diastolic 80mmHg.

3
C. Infus

Pemasangan infus merupakan suatu tindakan medis yang bertujuan membantu


pemenuhan cairan yang dilakukan langsung melaui pembuluh darah. sebelum dipasang infus,
tubuh pasien harus diukur terlebih dahulu tekanan darahnya. setelah diukur baru kemudian
dipasangi infus. Posisi infus diatur sedemikian rupa agar tekanan aliran dari cairan infus lebih
besar dari tekanan darah. Kalau tekanan cairan infus lebih kecil darti tekanan darah maka darah
akan masuk ke dalam kantong infus. Maka dari penjelasan tadi kita tahu bahwa prinsip fisika
yang digunakan dalam pemasangan infus yaitu tekanan hidrostatis.

Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi dibawah air. Tekanan ini terjadi karena
adanya berat air akibat dari percepatan gravitasi yang membuat cairan tersebut mengeluarkan
tekanan. Tekanan sebuah cairan (zat cair) tergantung pada kedalaman cairan didalam sebuah
ruang dan gravitasi juga menentukan tekanan air tersebut. Jadi makin tinggi tempat kantong infus
dari pergelangan tangan maka tekanan cairan infus makin besar juga, begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu pemasangan cairan infus diposisikan lebih tinggi dari pergelangan tangan pasien
agar cairan infusnya mau masuk kedalam tubuh pasien. Sebaliknya jika cairan infus dipasang
lebih rendah dari tubuh pasien maka darah yang akan masuk ke dalam kantong infus.

Apabila darah yang masuk jumlahnya sedikit , darah yang naik selang infus sangat jarang
menimbulkan dampak negatif bagi pasien. Namun, jika terjadi dalam jumlah yang cukup banyak
, maka ini bisa menyebabkan pembekuan darah yang dapat menghambat aliran cairan yang
diberikan melalui selang infus, dan bila terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama maka akan
terjadi infeksi/peradangan pembuluh darah.

D. Defibrillator

Defibrillator merupakan alat yang digunakan untuk melakukan defibrillasi, yaitu kejutan
terhadap jantung dengan cara memberikan sengatan energi listrik dalam jumlah tertentu untuk
menormalkan kembali detak jantung yang mengalami defibrillasi ventrikel. Prinsip kerjanya
adalah dengan memberikan stimulus energi listrik dalam satuan joule yang dihasilkan dari mesin
defibrillator yang dilengkapi dengan baterai. Energi tersebut disalutkan melalui elektrode paddle
(berbentuk seperti setrika). Penggunaanya ditempelkan ke dada pasien

4
Pada paddle defibrillator telah dilengkapi dengan tombol charge “mengisi” energi dan
tombol untuk defibrilasi “melepaskan” energi listrik tersebut. Pada saat kondisi irama jantung
yang kacau, seseorang menganalisa dengan melihat grafik EKG yang ada pada layar monitor.
Kemudian menentukan berapa energi yang akan digunakan. Kondisi ritma jantung yang kacau
tersebut dikejutkan melalui stimulus energi listrik dengan ukuran tertentu. Hal ini yang
memungkinkan dan membuat jantung memulai iramanya dengan sinus normal.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fisika adalah hal yang tidak dapat kita pisahkan dari kehidupan, karena bukan hanya
tentang rumus yang berhubungan pada hidup kita tapi prinsip fisika nya yang berhubungan,
misalnya pada alat kesehatan. Pada alat kesehatan prinsip fisika dapat membantu menjelaskan
dan memahami bagaimana cara kerja dari alat kesehatan tersebut, dan juga dapat memberikan
solusi apabila terjadi kesalahan teknis dalam menggunakan alat. Karena apabila kita tidak
mengetahui apa yang salah dari kerja alat tersebut maka dapat berakibat fatal, misalnya infus,
salah meletakkan posisi kantongnya dapat berakibat fatal.

3.2 Saran

Sebagai orang awam biasanya kita menganggap bahwa fisika itu adalah hal yang sulit
dimengerti padahal tidak apabila kita memahami konsep/prinsipnya, maka dari itu hilangkanlah
presepsi bahwa fisika itu sulit karena banyak hal yang kita lakukan sehari-hari yang berhubungan
dengan fisika dan mungkin saja prinsip fisika tersebut dapat memberikan solusi dalam
penyelesaian beberapa masalah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hani, Ahmad Ruslan. 2010.Teori dan Aplikasi Fisika Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Nuha
Medika.
https://www.fisikabc.com/2018/04/prinsip-kerja-termometer.html
http://niarahmafisika.blogspot.com/2016/11/penerapan-fisika-pada-
tensimeter.html?m%3D1&hl=id-ID
https://boylanblog.tumblr.com/post/146093826255/5-macam-alat-kesehatan-yang-merupakan-
penerapan
https://sentralalkes.com/blog/pengertian-suction-pump/
https://sentralalkes.com/blog/fungsi-defibrillator/
https://id.wikipedia.org/wiki/Termometer_air_raksa
https://sentralalkes.com/blog/pulse-oximeter-adalah/

Anda mungkin juga menyukai