OLEH
KELAS C
KELOMPOK 3
OLEH:
KELOMPOK 3
Telah disetujui oleh dosen pengampu mata kuliah Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
seperti tertera di bawah ini:
Mengetahui,
i
ii
RINGKASAN
Mutu pelayanan kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan untuk individu dan
masyarakat yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal, diberikan sesuai
standar pelayanan dan oerkembangan ilmu penetahuan terkini, serta untuk memenuhi hak dan
kewajiban pasien. Indikator mutu adalah tolak ukur yan digunakan untuk menilai tingkat
capaian target mutu pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Laporan ini bertujuan untuk
mengetahui capaian indikator mutu nasional di Puskesmas Maradekaya dengan melakukan
observasi. Hasil yang diperoleh dari observasi ini bahwa capaian indikator mutu nasional di
Puskesmas Maradekaya telah memenuhi target indikator mutu nasional Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2022, mutu kepatuhan kebersihan tangan
mencapai 100% pada bulan September, mutu kepatuhan penggunaan APD mencapai 100%
pada bulan September, mutu kepatuhan identifikasi pasien mencapai 100%, mutu
keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus SO mencapai 100%, mutu ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar mencapai 100%, mutu kepuasan pasien
mencapai 89,37%, dapat disimpulkan bahwa Indikator mutu nasional di Puskesmas
Maradekaya telah memenuhi target Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30 Tahun 2022.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi ini dengan judul
“Indikator Mutu Puskesmas Maradekaya” tepat pada waktunya. Penulisan dari laporan
kegiatan observasi ini untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti mata kuliah
Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Selain itu, laporan observasi ini bertujuan untuk
membantu memberikan informasi mengenai Indikator Mutu Nasional di Puskemas bagi para
pembaca dan juga bagi penulis pada umumnya.
Dalam penyusunan laporan tugas kelompok ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
laporan observasi ini masih jauh dari sempurna karena adanya keterbatasan ilmu dan
pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, selanjutnya kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif demi perbaikan serta kesempurnaan laporan observasi tidak langsung
mengenai Indikator Mutu di Puskemas.
Kelompok 3
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................i
RINGKASAN...................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1............................................................................................................ Latar Belakang 1
1.2........................................................................................................................... Tujuan 3
1.3......................................................................................................................... Manfaat 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4
2.1............................................................. Gambaran Umum Puskesmas Maradekaya 4
2.2............................................................................................................ Indikator Mutu 6
2.2.1.Indikator Mutu Prioritas.................................................................................6
2.2.2.Indikator Mutu Keselamatan Pasien..............................................................7
2.2.3.Indikator Mutu Pencegahan dan Pengendalian Infeksi...............................7
2.3.................................................................................. Profil Indikator Mutu Nasional 10
BAB III HASIL..............................................................................................................29
3.1. Capaian Indikator Mutu Nasional Puskesmas Maradekaya.............................29
3.1.1. Capaian Indikator Mutu Kepatuhan Kebersihan Tangan........................30
3.1.2. Capaian Indikator Mutu Kepatuhan APD.................................................30
3.1.3. Capaian Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien.....................................31
3.1.4. Capaian Indikator Keberhasilan Pengobatan Pasien TB
Semua Kasus Sensitif Obat (SO).................................................................31
3.1.5. Capaian Indikator Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan
ANC Sesuai Standar.....................................................................................32
3.1.6. Capaian Indikator Kepuasan Pasien...........................................................33
BAB IV PENUTUP........................................................................................................34
4.1. Kesimpulan..............................................................................................................34
4.2. Saran........................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
awal dalam melakukan proses manajemen mutu adalah penetapan indikator mutu,
yaitu parameter yang dapat diukur, yang mewakili input, proses maupun hasil akhir
dari suatu pelayanan dan proses manajerial yang digunakan untuk mengukur mutu
dari pelayanan dan proses manajerial tersebut. Kriteria ideal indikator menurut WHO
adalah valid, reliable, sensitive, dan spesifik.
Dalam mengatasi berbagi masalah pelayanan diperlukan upaya evaluasi,
perbaikan dan peningkatan terhadap mutu pelayanan kesehatan. Dengan
diterbitkannya Permenkes No 30 Tahun 2022 tentang Indikator mutu pelayanan
kesehatan di praktik mandiri dokter dan dokter gigi, klinik, pusat kesehatan
masyarakat, rumah sakit, laboratorium kesehatan dan unit transfusi darah maka
menjadi acuan bagi pengelola mutu di fasilitas pelayanan kesehatan. Indikator mutu
bertujuan untuk menilai upaya yang telah dilakukan dapat meningkatkan mutu
layanan secara berkesinambungan, memberikan umpan balik, dapat digunakan
sebagai pembanding dalam mengidentifikasi pelayanan terbaik sebagai pembelajaran.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Fungsi Puskesmas yaitu melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama.
Indikator mutu yang harus terukur pada fasilitas pelayanan kesehatan di
puskesmas terdiri dari:
1) Kepatuhan kebersihan tangan
2) Kepatuhan penggunaaan alat pelindung diri
3) Kepatuhan identifikasi pasien
4) Keberhasilan pengobatan pasien Tuberkulosis semua kasus sensitif
obat
5) Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ante natal care sesuai standar
6) Kepuasan pasien
2
baik akan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan membangun
citra Puskesmas dimata masyarakat.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mengetahui indikator mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Maradekaya.
1.2.2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui gambaran umum Puskesmas Maradekaya.
2) Mengetahui indikator mutu prioritas, indikator mutu keselamatan pasien,
indikator mutu pencegahan dan pengendalian infeksi, indikator mutu nasional.
3) Mengetahui profil indikator mutu nasional.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Mahasiswa
1) Mengetahui indikator mutu di Puskesmas Maradekaya.
2) Memperoleh pengalaman turun langsung ke Puskesmas Maradekaya.
3) Memperoleh informasi baru terkait indikator mutu yang ada di puskesmas.
3
1.3.2. Bagi Masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Puskesmas Maradekaya Kota Makassar berdiri sejak tahun 1984 merupan Puskesmas
Non Perawatan yang berlokasi di Jalan Sungai Saddang Baru Lorong V Nomor 27 dan masih
berstatus pustu puskesmas Bara-Barayya. Kemudian ditahun 1987 di kembangkan menjadi
Puskesmas Maradekayya dan sampai sekarang masih terletak di wilayah kerja Puskesmas
Bara-Barayya dan pada tahun 2016 Puskesmas dibangun menjadi dua lantai. Wilayah kerja
Puskesmas Maradekayya terdiri atas lima Kelurahan, 25 ORW dan 98 ORT dengan luas
wilayah 0,85 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut:
4
Adapun kelurahan yang berada di dalam wilayah kerja Puskesmas Maradekaya
beserta luas wilayah, jumlah ORW dan ORT setiap keluarahan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Adapun jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Maradekaya pada tahun
2022 adalah 21.540 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 5.174. distribusi penduduk
5
berdasarkan jenis kelamin dalam wilayah kerja Puskesmas Maradekaya tahun 2021 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang
terjadi dari waktu ke waktu. Mutu pelayanan kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan
untuk individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal,
diberikan sesuai dengan standar pelayanan, dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini,
serta untuk memenuhi hak dan kewajiban pasien.
6
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan di wilayah kerja Pus-
kesmas yang upaya perbaikannya harus di dukung oleh KMP, UKM serta UKP, labora-
torium, dan kefarmasian. Contoh: Masalah tingkat Puskesmas yang ditetapkan sesuai
dengan permasalahan kesehatan di wilayah kerja adalah tingginya prevalensi tuberku-
losis maka:
1) Dilakukan upaya perbaikan pada kegiatan UKP yang terkait dengan penyediaan
pelayanan klinis untuk mengatasi masalah tuberkulosis,
2) Dilakukan upaya perbaikan kinerja pelayanan UKM untuk menurunkan preva
lensi tuberkulosis, dan
3) Diperlukan dukungan manajemen untuk mengatasi masalah tuberkulosis
b. Indikator mutu prioritas pelayanan (IMPEL)
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan di unit masing-
masing pelayanan. Puskesmas dapat melakukan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan melalui, pelatihan, lokakarya, kaji banding, pelatihan kerja (on the job
training), atau pelatihan griyaan (in house training) tentang program peningkatan mutu.
Indikator mutu yang sudah tercapai selama tahun berjalan dapat diganti dengan
indikator mutu yang baru. Indikator mutu yang belum mencapai target dapat tetap
menjadi prioritas untuk tahun berikutnya.
Indikator Mutu dan Keselamatan Pasien adalah ukuran kuantitatif yang dapat
dipergunakan untuk memonitor, mengevaluasi dan memperbaiki mutu asuhan klinis pasien,
manajemen dan keselamatan pasien dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
High risk (Risiko tinggi) adalah area-area yang rentan, rapuh, tidak stabil, dan dapat
meningkatkan mortalitas. Misalnya proses pelayalal pada populasi khusus dan berpotensi
menimbulkan kegagalan dalam memberikan pengobatan yang tepat High volume (volume
Tinggi) adalah pelayanan yang sering dilakukan atau pelayanan yang dilakukan pada kasus
yang banyak.
Keselamatan pasien merupakan indikator yang paling utama dalam sistem pelayanan
kesehatan, yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam menghasilkan pelayanan kesehatan
yang optimal dan mengurangi insiden bagi pasien (Canadian Patient Safety Institute, 2017).
7
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang memastikan asuhan pada pasien
jauh lebih aman. Sistem tersebut meliputi pengkajian risiko, identifikasi insiden, pengelolaan
insiden, pelaporan atau analisis insiden, serta implementasi dan tindak lanjut suatu insiden
untuk meminimalkan terjadinya risiko. Sistem tersebut dimaksudkan untuk menjadi cara
yang efektif untuk mencegah terjadinya cidera atau insiden pada pasien yang disebabkan oleh
kesalahan tindakan.
13
harus melakukan kebersihan tangan
Kriteria eksklusi :
Tidak ada
Metode Observasi
pengumpulan
data
Sumber data Hasil observasi
Instrument Formular kepatuhan kebersihan tangan
pengambilan
data
Besar sampel Minimal 200 peluang
Cara Non probability sampling-consecutive sampling
pengambilan
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Penyajian data 1. Table
2. Run chart
Periode analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan pelaporan
data
Penanggung Penanggung jawab mutu
jawab
14
b. Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD)
15
tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya berdasarkan
jenis risiko transmisi ( kontak , droplet dan airborne )
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai indikasi
dengan tepat saat memberikan pelayanan kesehatan pada
periode observasi. Petugas adalah seluruh tenaga yang
terindikasi menggunakan APD , contoh dokter , dokter gigi ,
bidan , perawat , petugas laboratorium
4. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan
5. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan sebagai
periode yang ditetapkan dalam proses observasi
penilaian kepatuhan .
Jenis indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi
(pembilang) dalam periode observasi
Denominator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD dalam
(penyebut) periode observasi
Target 100%
pencapaian
Kriteria : Kriteria inklusi :
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD
Kriteria ekslusi :
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD
sesuai indikasi dalam periode
X 100 %
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD
16
dalam periode observasi
Metode Observasi
pengumpulan
data
Sumber data Hasil observasi
Instrument Formular obrservasi kepatuhan penggunaan APD
pengambilan
data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus slovin (apabila jumlah populasi >30)
Cara Non probability sampling-consecutive sampling
pengambilan
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Penyajian data 1. Table
2. Run chart
Periode analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan pelaporan
data
Penanggung Penanggung jawab
jawab
17
menJamin keselamatan pasien selams proses pelayanan dan
mencegah Insiden keselamatan pasen.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indicator yang mengukur dan memonitor tingkat
kepatuhan pemberi layanan dalam melakukan proses
identifikasi. Dengan adanya indicator tersebut diharapkan
pemberi pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai
proses rutin dalam proses pelayanan
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan
identifikasi pasien dalam melakukan Tindakan pelayanan
Definisi a. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
operasional Kesehatan
b. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi
yang dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan
minimal dua penanda identitas seperti : nama lengkap,
tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang
ditetapkan di puskesmas
c. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan atau
verbal (lisan)
d. Pemberi pelayanan melakukan identikasi pasien secara
benar pada setiap keadaan terkait Tindakan intervensi pasien
seperti :
a) Pemberian pengobatan : pemberian obat, pemberian
cairan intravena.
b) Prosedur Tindakan : pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi , persalinan dan
Tindakan kegawatdaruratan
c) Prosedur diagnostic, pengambilan sampel
e. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan
melakukan identifikasi seluruh Tindakan intervensi yang
dilakukan dengan benar
18
Jenis indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien
(pembilang) secara benar dalam periode observasi
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
(penyebut) observasi
Target 100%
pencapaian
Kriteria : Kriteria inklusi :
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan Kesehatan.
Kriteria ekslusi:
Tidak ada
Formula Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
idenfitkasi pasien secara benar dalam periode observasi
X 100 %
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode observasi
Metode Observassi
pengumpulan
data
Sumber data Hasil observasi
Instrument Formulir observasi kepatuhan identifikasi pasien
pengambilan
data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤30%)
2. Rumus slovin (apabila jumlah populasi > 30%)
Cara Non probability Sampling – consecutive Sampling
pengambilan
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan
data
19
Penyajian data 1. Table
2. Run chart
Periode analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan pelaporan
data
Penanggung Penanggung jawab mutu
jawab
d. Keberhasilan pengobatan pasien tuberkolosis (TB) semua kasus sensitive obat (SO)
Metode Retrospektif
pengumpulan
data
22
Sumber data Formular TB/system informasi TB (SITB)
Instrument Data sekunder
pengambilan
data
Besar sampel Total sampel
Cara Total sampel
pengambilan
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Penyajian data 1. Table
2. Run chart
Periode analisis Triwulanan, semesteran, tahunan
dan pelaporan
data
Penanggung Penanggungj jawab mutu
jawab
e. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ante natal care (ANC) sesuai standar
Judul indikator Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
Dasar 1. Peraturan presiden mengenai RPJMN
pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai pelayanan Kesehatan
Ibu
3. Pelayanan Menteri Kesehatan mengenai standar pelayanan
minimal bidang Kesehatan
23
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai puskesmas
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan angka kematian ibu (AKI)
305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan target pada
RPJMN 2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan pada akhir
SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar,
maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal diketahui dan
dilakukan tata laksanan, sehingga factor risiko dapat
dikurangi agar tidak terjadi komplikasi
7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup
baik bagi ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir sehat,
berkualitas dan tercegah dari risiko stunting
Dimensi mutu Efektif, keselamatan, berorientasi pada pasien/pengguna layanan
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang sesuai standar
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
operasional adalah ibu hamil yang telah bersalin serta yang mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai dengan standar kuantitas dan
standar kualitas selama periode kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama periode
kehamilan ( K4 ) terdiri dari :
a) 1 ( satu ) kali kunjungan sedini mungkin pada
trimester ke - 1 ( satu ) / 0-12 minggu ,
b) 1 ( satu ) kali kunjungan pada trimester ke 2 ( dua ) /
> 12-24 minggu , dan
c) 2 ( dua ) kali kunjungan pada trimester ke - 3 ( tiga ) /
24 minggu - sampai dengan kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi
10T meliputi :
a) Timbang berat badan dan tinggi badan
b) Ukur tekanan darah
24
c) Nilai status gizi ( ukur LILA )
d) Ukur tinggi fundus uteri ( setelah kehamilan 24
minggu )
e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f) Skrining status imunisasi dan berikan suntikan
tetanus toksoid ( TT ) bila diperlukan
g) Beri tablet tambah darah
h) Pemeriksaan laboratorium meliputi :
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko - Protein urin
4) termasuk pemeriksaan HIV
i) tata laksana
j) temu wicara/konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan ANC
sesuai ketentuan yang berlaku
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang telah
mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar pada masa
kehamilan pada tahun berjalan
Jenis indikator Hasil
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah ibuhamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap
(pembilang) sesuai standar di wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan
Denominator Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang mendapatkan
(penyebut) pelayanan ANC di wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan
Target 100%
pencapaian
Kriteria : Kriteria inklusi :
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja puskesmas
pada tahun berjalan
25
Kriteria eksklusi:
1. Ibu hamil dengan KI bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan
(abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan Riwayat
kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan K4
(premature)
Formula Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai sdtandar di
wialyah kerja puskesmas pada tahun berjalan
X 100 %
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin
yang mendapatkan pelayanan ANC di wilayah
kerja puskesmas pada tahun berjalan
26
data
Penyajian data 1. table
2. run chart
Periode Bulanan, triwulanan, tahunan
analisis dan
pelaporan data
Penanggung Penanggung jawab program KIA
jawab
f. kepuasan pasien
Metode Survei
pengumpulan
data
Sumber data Hasil survei
Instrument Kuesioner
pengambilan
data
Besar sampel Sesuai table sampel krejcie dan morgan
Cara Stratified random sampling
pengambilan
sampel
Periode Semesteran
pengumpulan
data
Penyajian data 1. Table
2. Run chart
Periode analisis Semesteran, tahunan
dan pelaporan
data
Penanggung Penanggung jawab mutu
jawab
BAB III
HASIL
100%
95%
90%
85%
80%
75%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
TARGET CAPAIAN
TARGET CAPAIAN
31
pasien secara benar dalam periode observasi
Denumerator : Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
periode observasi
Formula : N/D x 100%
Target : 100%
Indikator JULI AGUSTUS SEPTEMBER TRIWULAN
Target 100% 100% 100% 3
Capaian 100% 100% 100% 3
100%
80%
60%
40%
20%
0%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
TARGET CAPAIAN
TARGET CAPAIAN
3.1.5. Capaian Indikator Mutu Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC
Sesuai Standar
100%
80%
60%
40%
20%
0%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
TARGET CAPAIAN
90%
85%
80%
75%
70%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
TARGET CAPAIAN
35
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
mutu keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Ditinjau dari profil indikator mutu
Permenkes No. 30 Tahun 2022, Capaian indikator mutu di Puskesmas Maradekaya
selama triwulan sudah mencapai target PMKP. Dalam hal ini, Kepatuhan kebersihan
tangan, Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Kepatuhan identifikasi
pasien, Keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus Sensitif Obat (SO), Ibu
Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, dan Kepuasan pasien sudah
dilakukan sesuai dengan Indikator Mutu Nasional. Terdapat hubungan yang bermakna
antara kualitas pelayanan puskesmas terhadap tingkat kepuasan pasien. Ada Beberapa
hubungan yang signifikan dalam pelayanan di puskesmas antara lain hubungan antara
perawat dengan pasien, hubungan antara dokter dengan pasien, dan hubungan petugas
puskesmas dengan pasian.
4.2. Saran
Untuk itu diharapkan bagi tenaga kesehatan baik Dokter, Perawat, dan ahli
kesehatan lainnya di pukesmas maupun di layanan kesehatan lain agar memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kode etik yang berlaku demi
meningkatkan kualitas pelayanan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Fatma, R. (n.d.). Pentingnya Mutu Pelayanan Kesehatan – Dinas Kesehatan. Dinkes Banda
aceh. Diambil 24 November 2023, dari
https://dinkes.bandaacehkota.go.id/2023/09/04/pentingnya-mutu-pelayanan-kesehatan/
KEMENTRIAN kESEHATAN. (2022). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2022 Tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah
Sakit, Laboratorium Kesehatan, Dan Unit Transfu. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 879, 2004–2006.
MUTU PELAYANAN KESEHATAN Penulis Sudirman, M., Riska Yanuarti, Mk.,
Oktarianita, M., Fini Fajrini, M., Siti Kurnia Widihastuti, M., & Editor Ahmad Yani, M.
(2023). Halaman Judul. www.aradigitalmandiri.com
Permenkes NO.30 Tahun 2022. (n.d.). Permenkes No. 30 Tahun 2022. Permenkes 2022.
Diambil 24 November 2023, dari https://peraturan.bpk.go.id/Details/245550/permenkes-
no-30-tahun-2022
LAMPIRAN