Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN

INDIKATOR MUTU PUSKESMAS MARADEKAYA

MUTU PELAYANAN KESEHATAN

OLEH

KELAS C

KELOMPOK 3

1. Iswatul Anna (210304500020)


2. Abdih Muflihun (210304501063)
3. Fitri (210304501065)
4. Melisa (210304502006)
5. Asmiranda (210304502007)
6. Dwi Zhafirah Rusli (210304502079)

PRORAM STUDI ADMINISTRASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Indikator Mutu Puskesmas Maradekaya

Mutu Pelayanan Kesehatan

OLEH:

KELOMPOK 3

Telah disetujui oleh dosen pengampu mata kuliah Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
seperti tertera di bawah ini:

Makassar, 23 November 2023

Mengetahui,

Dosen Pengampu 1 Dosen Pengampu 2

Dr. Jasmin Ambas, S.KM., M.Kes Meliana Handayani, S.KM., M.Kes


NIDN 0002066308 NIDN

Kepala Puskesmas Maradekaya

drg. Hj. Adrina Zadaruddin, M.Kes


NIP 19631029 199203 2 004

i
ii
RINGKASAN

Mutu pelayanan kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan untuk individu dan
masyarakat yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal, diberikan sesuai
standar pelayanan dan oerkembangan ilmu penetahuan terkini, serta untuk memenuhi hak dan
kewajiban pasien. Indikator mutu adalah tolak ukur yan digunakan untuk menilai tingkat
capaian target mutu pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Laporan ini bertujuan untuk
mengetahui capaian indikator mutu nasional di Puskesmas Maradekaya dengan melakukan
observasi. Hasil yang diperoleh dari observasi ini bahwa capaian indikator mutu nasional di
Puskesmas Maradekaya telah memenuhi target indikator mutu nasional Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2022, mutu kepatuhan kebersihan tangan
mencapai 100% pada bulan September, mutu kepatuhan penggunaan APD mencapai 100%
pada bulan September, mutu kepatuhan identifikasi pasien mencapai 100%, mutu
keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus SO mencapai 100%, mutu ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar mencapai 100%, mutu kepuasan pasien
mencapai 89,37%, dapat disimpulkan bahwa Indikator mutu nasional di Puskesmas
Maradekaya telah memenuhi target Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30 Tahun 2022.

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wahromatullahi wabarokatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi ini dengan judul
“Indikator Mutu Puskesmas Maradekaya” tepat pada waktunya. Penulisan dari laporan
kegiatan observasi ini untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti mata kuliah
Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Selain itu, laporan observasi ini bertujuan untuk
membantu memberikan informasi mengenai Indikator Mutu Nasional di Puskemas bagi para
pembaca dan juga bagi penulis pada umumnya.

Dengan selesainya penyusunan laporan tugas kelompok mengenai kegiatan Observasi


Indikator Mutu Nasional Di Puskesmas Maradekaya, kami mengucapkan terima kasih kepada

1. Bapak Dr. Jasmin Ambas, SKM.,M.Kes Ibu Meliana Handayani,S.KM.,M.Kes sebagai


dosen pengampu mata kuliah Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
2. Ibu drg.Hj. Adriana Zadarudding, M.Kes selaku Kepala Puskemas Maradekaya beserta
staff atas bimbingan dan arahan
3. Semua anggota kelompok tiga yang telah kooperatif atau bekerja sama dengan baik
4. Semua pihak yang terlibat yang telah memberikan dukungan moril maupun materil
dalam penyusunan laporan

Dalam penyusunan laporan tugas kelompok ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
laporan observasi ini masih jauh dari sempurna karena adanya keterbatasan ilmu dan
pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, selanjutnya kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif demi perbaikan serta kesempurnaan laporan observasi tidak langsung
mengenai Indikator Mutu di Puskemas.

Makassar, 23 November 2023

Kelompok 3

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................i
RINGKASAN...................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1............................................................................................................ Latar Belakang 1
1.2........................................................................................................................... Tujuan 3
1.3......................................................................................................................... Manfaat 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4
2.1............................................................. Gambaran Umum Puskesmas Maradekaya 4
2.2............................................................................................................ Indikator Mutu 6
2.2.1.Indikator Mutu Prioritas.................................................................................6
2.2.2.Indikator Mutu Keselamatan Pasien..............................................................7
2.2.3.Indikator Mutu Pencegahan dan Pengendalian Infeksi...............................7
2.3.................................................................................. Profil Indikator Mutu Nasional 10
BAB III HASIL..............................................................................................................29
3.1. Capaian Indikator Mutu Nasional Puskesmas Maradekaya.............................29
3.1.1. Capaian Indikator Mutu Kepatuhan Kebersihan Tangan........................30
3.1.2. Capaian Indikator Mutu Kepatuhan APD.................................................30
3.1.3. Capaian Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien.....................................31
3.1.4. Capaian Indikator Keberhasilan Pengobatan Pasien TB
Semua Kasus Sensitif Obat (SO).................................................................31
3.1.5. Capaian Indikator Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan
ANC Sesuai Standar.....................................................................................32
3.1.6. Capaian Indikator Kepuasan Pasien...........................................................33
BAB IV PENUTUP........................................................................................................34
4.1. Kesimpulan..............................................................................................................34
4.2. Saran........................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.(Fatma, n.d.)
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan upaya yang
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bai setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Mutu pelayanan kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan untuk individu
dan masyarakat yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal, diberikan
sesuai dengan standar pelayanan, dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta
untuk memenuhi hak dan kewajiban pasien.(Permenkes NO.30 Tahun 2022)
Indikator mutu pelayanan kesehatan yang disebut indikator mutu adalah tolak
ukur yang digunakan untuk menilai tingkat capaian target mutu pelayanan kesehatan
di praktik mandiri dokter dan dokter gigi, laboratorium kesehatan, dan unit transfusi
darah.(Kementerian Kesehatan, 2022)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaa kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 4 Tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan menyatakan capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam pemenuhan
mutu pelayanan dasar pada SPM Kesehatan harus 100% (seratus persen). Langkah

1
awal dalam melakukan proses manajemen mutu adalah penetapan indikator mutu,
yaitu parameter yang dapat diukur, yang mewakili input, proses maupun hasil akhir
dari suatu pelayanan dan proses manajerial yang digunakan untuk mengukur mutu
dari pelayanan dan proses manajerial tersebut. Kriteria ideal indikator menurut WHO
adalah valid, reliable, sensitive, dan spesifik.
Dalam mengatasi berbagi masalah pelayanan diperlukan upaya evaluasi,
perbaikan dan peningkatan terhadap mutu pelayanan kesehatan. Dengan
diterbitkannya Permenkes No 30 Tahun 2022 tentang Indikator mutu pelayanan
kesehatan di praktik mandiri dokter dan dokter gigi, klinik, pusat kesehatan
masyarakat, rumah sakit, laboratorium kesehatan dan unit transfusi darah maka
menjadi acuan bagi pengelola mutu di fasilitas pelayanan kesehatan. Indikator mutu
bertujuan untuk menilai upaya yang telah dilakukan dapat meningkatkan mutu
layanan secara berkesinambungan, memberikan umpan balik, dapat digunakan
sebagai pembanding dalam mengidentifikasi pelayanan terbaik sebagai pembelajaran.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Fungsi Puskesmas yaitu melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama.
Indikator mutu yang harus terukur pada fasilitas pelayanan kesehatan di
puskesmas terdiri dari:
1) Kepatuhan kebersihan tangan
2) Kepatuhan penggunaaan alat pelindung diri
3) Kepatuhan identifikasi pasien
4) Keberhasilan pengobatan pasien Tuberkulosis semua kasus sensitif
obat
5) Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ante natal care sesuai standar
6) Kepuasan pasien

Puskesmas Maradekaya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari


pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas Maradekaya berperan dalam melayani
masyarakat sekitar wilayah kerja Puskesmas Maradekaya dan menjadi salah satu
wadah penilaian masyarakat terkait pelayanan kesehatan masyarakat. Penilaian yang

2
baik akan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan membangun
citra Puskesmas dimata masyarakat.

Berdasarkan data tahun 2021 jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di


Puskesmas Maradekaya sebanyak 25 orang dengan spesifikasi Dokter 4 orang,
Perawat 7 orang, Bidan 4 orang, Staff Laboratorium ,Apoteker dan Administrasi.
Hasil observasi yang didapat penulis adalah Puskesmas Maradekaya terletak di pusat
kota, sehingga mudah dijangkau untuk masyarakat. Tersedianya ruang tunggu untuk
pasien dengan tempat duduk yang cukup dan terlindung dari matahari dan hujan.
Ruang pemeriksaan yang bersih, rapi dan nyaman. Petugas kesehatan yang bersikap
ramah dalam memberikan pelayanan. Penampilan dari petugas kesehatan juga rapi
dan sopan.

Berdasarkan uraian di atas, untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan


kesehatan perlu dilakukan suatu penilaian menggunakan indikator mutu pelayanan.
Untuk mengetahui secara umum tentang indikator mutu pelayanan kesehatan, penulis
melakukan observasi dengan judul “Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Maradekaya”.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mengetahui indikator mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Maradekaya.
1.2.2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui gambaran umum Puskesmas Maradekaya.
2) Mengetahui indikator mutu prioritas, indikator mutu keselamatan pasien,
indikator mutu pencegahan dan pengendalian infeksi, indikator mutu nasional.
3) Mengetahui profil indikator mutu nasional.

1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Mahasiswa
1) Mengetahui indikator mutu di Puskesmas Maradekaya.
2) Memperoleh pengalaman turun langsung ke Puskesmas Maradekaya.
3) Memperoleh informasi baru terkait indikator mutu yang ada di puskesmas.
3
1.3.2. Bagi Masyarakat

Mengetahui dan menambah informasi masyarakat terhadap mutu indikator


secara transparan dan akuntabel di Puskesmas Maradekaya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Puskesmas Maradekaya

2.1.1 Keadaan Geografi

Puskesmas Maradekaya Kota Makassar berdiri sejak tahun 1984 merupan Puskesmas
Non Perawatan yang berlokasi di Jalan Sungai Saddang Baru Lorong V Nomor 27 dan masih
berstatus pustu puskesmas Bara-Barayya. Kemudian ditahun 1987 di kembangkan menjadi
Puskesmas Maradekayya dan sampai sekarang masih terletak di wilayah kerja Puskesmas
Bara-Barayya dan pada tahun 2016 Puskesmas dibangun menjadi dua lantai. Wilayah kerja
Puskesmas Maradekayya terdiri atas lima Kelurahan, 25 ORW dan 98 ORT dengan luas
wilayah 0,85 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatas dengan Kelurahan Lariang Bangngi


b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Rappocini
c. Sebelah timur berbatasan dengan Keluarahan Bara-Barayya
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ujung Pandang

Gambar 1 Peta wilayah Puskesmas Maradekaya Kota Makassar

4
Adapun kelurahan yang berada di dalam wilayah kerja Puskesmas Maradekaya
beserta luas wilayah, jumlah ORW dan ORT setiap keluarahan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 1 Luas wilayah, jumlah Kelurahan, Jumlah Penduduk di wilayah kerja


Puskesmas Maradekaya Tahun 2022

No. Kelurahan Luas (Km2) RT RW Penduduk


1 Maricaya 0,26 28 8 5.733
2 Maricaya Baru 0,21 22 6 6.552
3 Maradekaya 0,13 21 4 4.326
4 Maradekaya Utara 0,14 13 4 2.853
5 Maradekaya Selatan 0,11 14 3 2.076
Jumlah 0,85 98 25 21.540

*Sumber Profil Puskesmas Maradekaya

2.1.2. Keadaan Demografi

Adapun jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Maradekaya pada tahun
2022 adalah 21.540 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 5.174. distribusi penduduk
5
berdasarkan jenis kelamin dalam wilayah kerja Puskesmas Maradekaya tahun 2021 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2 Jumlah penduduk dan kepala keluarga di wilayah kerja Puskesmas


Maradekaya tahun 2022

No. Kelurahan KK Penduduk Jumlah


L P
1 Maricaya 1474 2711 3022 5733
2 Maricaya Baru 1624 3266 3286 6552
3 Maradekaya 952 2105 2221 4326
4 Maradekaya Utara 642 1404 1449 2853
5 Maradekaya Selatan 482 996 1080 2076
Jumlah 5.174 10.482 11.058 21.540

*Sumber Profil Puskesmas Maradekaya

2.2. Indikator Mutu

Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang
terjadi dari waktu ke waktu. Mutu pelayanan kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan
untuk individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal,
diberikan sesuai dengan standar pelayanan, dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini,
serta untuk memenuhi hak dan kewajiban pasien.

Pengaturan indikator mutu digunakan sebagai acuan bagi pemerintah pusat,


pemerintah daerah, tempat praktik mandiri dokter dan dokter gigi, klinik, puskesmas, rumah
sakit, laboratorium kesehatan, dan unit transfusi darah dalam pelaksanaan pengukuran dan
evaluasi mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan indikator mutu yang ditetapkan.

2.2.1. Indikator Mutu Prioritas

a. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas (IMPP)

6
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan di wilayah kerja Pus-
kesmas yang upaya perbaikannya harus di dukung oleh KMP, UKM serta UKP, labora-
torium, dan kefarmasian. Contoh: Masalah tingkat Puskesmas yang ditetapkan sesuai
dengan permasalahan kesehatan di wilayah kerja adalah tingginya prevalensi tuberku-
losis maka:
1) Dilakukan upaya perbaikan pada kegiatan UKP yang terkait dengan penyediaan
pelayanan klinis untuk mengatasi masalah tuberkulosis,
2) Dilakukan upaya perbaikan kinerja pelayanan UKM untuk menurunkan preva
lensi tuberkulosis, dan
3) Diperlukan dukungan manajemen untuk mengatasi masalah tuberkulosis
b. Indikator mutu prioritas pelayanan (IMPEL)
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan di unit masing-
masing pelayanan. Puskesmas dapat melakukan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan melalui, pelatihan, lokakarya, kaji banding, pelatihan kerja (on the job
training), atau pelatihan griyaan (in house training) tentang program peningkatan mutu.
Indikator mutu yang sudah tercapai selama tahun berjalan dapat diganti dengan
indikator mutu yang baru. Indikator mutu yang belum mencapai target dapat tetap
menjadi prioritas untuk tahun berikutnya.

2.2.2. Indikator Mutu Keselamatan Pasien

Indikator Mutu dan Keselamatan Pasien adalah ukuran kuantitatif yang dapat
dipergunakan untuk memonitor, mengevaluasi dan memperbaiki mutu asuhan klinis pasien,
manajemen dan keselamatan pasien dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
High risk (Risiko tinggi) adalah area-area yang rentan, rapuh, tidak stabil, dan dapat
meningkatkan mortalitas. Misalnya proses pelayalal pada populasi khusus dan berpotensi
menimbulkan kegagalan dalam memberikan pengobatan yang tepat High volume (volume
Tinggi) adalah pelayanan yang sering dilakukan atau pelayanan yang dilakukan pada kasus
yang banyak.

Keselamatan pasien merupakan indikator yang paling utama dalam sistem pelayanan
kesehatan, yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam menghasilkan pelayanan kesehatan
yang optimal dan mengurangi insiden bagi pasien (Canadian Patient Safety Institute, 2017).
7
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang memastikan asuhan pada pasien
jauh lebih aman. Sistem tersebut meliputi pengkajian risiko, identifikasi insiden, pengelolaan
insiden, pelaporan atau analisis insiden, serta implementasi dan tindak lanjut suatu insiden
untuk meminimalkan terjadinya risiko. Sistem tersebut dimaksudkan untuk menjadi cara
yang efektif untuk mencegah terjadinya cidera atau insiden pada pasien yang disebabkan oleh
kesalahan tindakan.

2.2.3. Indikator Mutu Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) mempunyai tugas memberi petunjuk penyiapan bahan perumusan kebijakan, memberi
petunjuk pelaksanaan kebijakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kebijakan
dibidang pencegahan dan pengendalian penyakit. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyelenggarakan
fungsi:

1. Perencanaan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai


pedoman pelaksanaan tugas dengan mengacu kepada rencana kerja Dinas.
2. Pemberian petunjuk penyiapan bahan penyusunan rencana strategis, rencana
kerja dan perjanjian kinerja Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Pemberian petunjuk penyiapan bahan penyusunan rencana program, kegiatan
dan anggaran Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit berdasarkan
rencana kerja yang telah ditetapkan.
4. Pemberian petunjuk penyusunan standar operasional prosedur sesuai dengan
lingkup tugas Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit guna
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas.
5. Pemberian petunjuk penyiapan bahan perumusan kebijakan di Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
6. Pelaksanaan kebijakan di Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit.
7. Pelaksanaan koordinasi kebijakan di Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
8. Pelaksanaan pengelolaan pelayanan kesehatan penderita hipertensi.
8
9. Pelaksanaan pengelolaan pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus.
10. Pelaksanaan pengelolaan pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis.
11. Pelaksanaan pengelolaan pelayanan kesehatan orang dengan risiko
terinfeksi HIV.
12. Pelaksanaan pengelolaan pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi
kejadian luar biasa.
13. Pelaksanaan pengelolaan pelayanan kesehatan bagi penduduk
terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/ atau berpotensi bencana.
14. Pelaksanaan pengelolaan pelayanan kesehatan lingkungan.
15. Pelaksanaan pengelolaan surveilans kesehatan.

2.2.4. Indikator Mutu Nasional

Berdasarkan proses penetapan indikator yang telah dilakukan, maka ditetapkan


indikator mutu pelayanan kesehatan pada Peraturan Kementerian Kesehatan No. 30 Tahun
2022 sebagai berikut:

1. Indikator mutu di tempat praktik mandiri dokter dan dokter gigi


a. Kepuasan pasien
b. Kepatuhan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan tangan
c. Kepatuhan kunjungan pasien hipertensi sesuai jadwal kontrol
d. Penurunan skor Oral Hygiene Index Simplifed (OHIS) pasien
2. Indikator mutu di klinik
a. Kepatuhan kebersihan tangan
b. Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
c. Kepatuhan identifikasi pasien
d. Kepuasan pasien
3. Indikator mutu di puskesmas
a. Kepatuhan kebersihan tangan
b. Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
c. Kepatuhan identifikasi pasien
d. Keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus Sensitif Obat (SO)
e. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
9
f. Kepuasan pasien
4. Indikator mutu di rumah sakit
a. Kepatuhan kebersihan tangan
b. Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
c. Kepatuhan identifikasi pasien
d. Waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi
e. Waktu tunggu rawat jalan
f. Penundaan operasi efektif
g. Kepatuhan waktu visite dokter
h. Pelaoran hasil kritis laboratorium
i. Kepatuhan penggunaan formularium nasional
j. Kepatuhan terhadapa alur klinis (clinical pathway)
k. Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh
l. Kecepatan waktu tanggap komplain
m. Kepuasan pasien
5. Indikator mutu di laboratorium kesehatan
a. Kepatuhan kebersihan tangan
b. Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
c. Kepatuhan identifikasi pasien
d. Kepatuhan pelaporan hasil kritis
e. Kejadian sampel/spesimen hilang
f. Pengulangan hasil pemeriksaan
g. Kepuasan pasien
6. Indikator mutu di unit transfusi darah
a. Kepatuhan kebersihan tangan
b. Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
c. Pemenuhan kebutuhan darah oleh UTD
d. Donasi dari pendonor darah sukarela
e. Hasil pemeriksaan golongan darah pendonor yang berbeda dengan uji
konfirmasi golongan darah
f. Suhu penyimpanan produk darah
g. Kepuasan pasien.
10
2.3. Profil Indikator Mutu Nasional Puskesmas

Tata cara pengukuran mutu dengan menggunakan Indikator Mutu dilakukan


sesuai dengan yang tertuang dalam profil Indikator Mutu. Profil Indikator Mutu pada
setiap jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat berbeda karena disesuaikan dengan
Indikator Mutu yang telah ditetapkan dan sesuai dengan karakteristik dari masing-
masing Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Adapun profil Indikator Mutu Nasional
Puskesmas sebagai berikut.

a. Kepatuhan kebersihan tangan

Judul indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai keselamatan pasien
pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan Kesehatan
3. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dengan ketentuan WHO
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan Kesehatan sebagai dasar
untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar dapat
menjamin keselamatan petugas dan pasien/pengguna layanan
dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
operasional menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak
kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alcohol
(alcohol based handbrus) dengan kandungan alcohol 60%-
80% bila tangan tidak tampak kotor
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan Langkah
kebersihan tangan sesuai rekomendasi WHO
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan
11
dilakukan pada saat tertentu sebagai Upaya untuk
menghentikan penularan mikroba selama perawatan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari :
a) Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien
b) Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien
c) Sebelum melakukan prosedur aseptic yaitu
kebersihan tangan yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril atau aspetik, seperti:
pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan
luka, pemasangan kateter (infus), perawatan luka,
pemasangan kateter urin, suctioning, pemberian
suntikan dan lain-lain.
d) Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
seperti muntah, darah, nanah, urin, faces, produksi
drain, setelah melepas sarung tangan steril dan
setelah melepas APD
e) Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien yaitu
melakukan kebersihan tangan setelah tangan petugas
menyentuh permukaan, sarana dan prasarana, dan
alat Kesehatan yang ada di lingkungan pasien,
seperti : menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat-alat yang di sekitar
pasien atau peralatan lain yang digunakan pasien
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana tangan
terpapar kuman setelah menyentuh permukaan (lingkungan
atau pasien) tangan menyentuh zat yang terdapat pada
permukaan
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah
kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang yang
diindikasikan
12
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
Kesehatan
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
kepatuhan pemberi pelayanan yang melakukan kebersihan
tangan dengan benar
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan
untuk mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan tangan
di setiap unit atau Puskesmas sesuai dengan waktu yang
ditentukan untuk melakukan observasi dalam satu bulan
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
observasi maksimal 20 menit (rerata 10 menit)
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah jumlah
pemberi pelayanan yang diobservasi dalam satu periode
observasi.kuman lingkungan
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu
observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar dapat mencatat
semua indikasi kegiatan yang dilakukan
Jenis indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan
(penyebut) dalam periode observasi
Target ≥85%
pencapaian
Kriteria : Kriteria inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan terindikasi

13
harus melakukan kebersihan tangan

Kriteria eksklusi :
Tidak ada

Formula Jumlah Tindakan kebersihan tanganyang dilakukan


X 100 %
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan
dalam periode observasi

Metode Observasi
pengumpulan
data
Sumber data Hasil observasi
Instrument Formular kepatuhan kebersihan tangan
pengambilan
data
Besar sampel Minimal 200 peluang
Cara Non probability sampling-consecutive sampling
pengambilan
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Penyajian data 1. Table
2. Run chart
Periode analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan pelaporan
data
Penanggung Penanggung jawab mutu
jawab

14
b. Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD)

Judul indikator Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD)


Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien
pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas pelayanan Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan
penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau kedaruratan
kesehatan Masyarakat
4. Peraturan. Menteri Kesehatan mengenal Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri ( APD )
7. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai
dengan prosedur .
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas puskesmas dalam
menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan penggunaan layanan
dengan cara mengurangi risiko infeksi
Definisi 1. Alat pelindung diri ( APD ) adalah perangkat alat yang
operasional dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat ,
partikel padat , cair , atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit .
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas
dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai dengan
indikasi ketika melakukan tindakan yang memungkinkan

15
tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya berdasarkan
jenis risiko transmisi ( kontak , droplet dan airborne )
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai indikasi
dengan tepat saat memberikan pelayanan kesehatan pada
periode observasi. Petugas adalah seluruh tenaga yang
terindikasi menggunakan APD , contoh dokter , dokter gigi ,
bidan , perawat , petugas laboratorium
4. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan
5. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan sebagai
periode yang ditetapkan dalam proses observasi
penilaian kepatuhan .
Jenis indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi
(pembilang) dalam periode observasi
Denominator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD dalam
(penyebut) periode observasi
Target 100%
pencapaian
Kriteria : Kriteria inklusi :
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD
Kriteria ekslusi :
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD
sesuai indikasi dalam periode
X 100 %
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD

16
dalam periode observasi

Metode Observasi
pengumpulan
data
Sumber data Hasil observasi
Instrument Formular obrservasi kepatuhan penggunaan APD
pengambilan
data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus slovin (apabila jumlah populasi >30)
Cara Non probability sampling-consecutive sampling
pengambilan
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Penyajian data 1. Table
2. Run chart
Periode analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan pelaporan
data
Penanggung Penanggung jawab
jawab

c. Kepatuhan identifikasi pasien

Judul indikator Kepatuhan identifikasi pasien


Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai keselamatan pasien
pemikiran 2. Ketepatan Identifikasl menJadi lsangat penting untuk

17
menJamin keselamatan pasien selams proses pelayanan dan
mencegah Insiden keselamatan pasen.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indicator yang mengukur dan memonitor tingkat
kepatuhan pemberi layanan dalam melakukan proses
identifikasi. Dengan adanya indicator tersebut diharapkan
pemberi pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai
proses rutin dalam proses pelayanan
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan
identifikasi pasien dalam melakukan Tindakan pelayanan
Definisi a. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
operasional Kesehatan
b. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi
yang dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan
minimal dua penanda identitas seperti : nama lengkap,
tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang
ditetapkan di puskesmas
c. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan atau
verbal (lisan)
d. Pemberi pelayanan melakukan identikasi pasien secara
benar pada setiap keadaan terkait Tindakan intervensi pasien
seperti :
a) Pemberian pengobatan : pemberian obat, pemberian
cairan intravena.
b) Prosedur Tindakan : pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi , persalinan dan
Tindakan kegawatdaruratan
c) Prosedur diagnostic, pengambilan sampel
e. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan
melakukan identifikasi seluruh Tindakan intervensi yang
dilakukan dengan benar
18
Jenis indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien
(pembilang) secara benar dalam periode observasi
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
(penyebut) observasi
Target 100%
pencapaian
Kriteria : Kriteria inklusi :
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan Kesehatan.
Kriteria ekslusi:
Tidak ada
Formula Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
idenfitkasi pasien secara benar dalam periode observasi
X 100 %
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode observasi

Metode Observassi
pengumpulan
data
Sumber data Hasil observasi
Instrument Formulir observasi kepatuhan identifikasi pasien
pengambilan
data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤30%)
2. Rumus slovin (apabila jumlah populasi > 30%)
Cara Non probability Sampling – consecutive Sampling
pengambilan
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan
data
19
Penyajian data 1. Table
2. Run chart
Periode analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan pelaporan
data
Penanggung Penanggung jawab mutu
jawab

d. Keberhasilan pengobatan pasien tuberkolosis (TB) semua kasus sensitive obat (SO)

Judul indikator Keberhasilan pengobatan pasien tuberkolosis (TB) semua kasus


sensitive obat (SO)
Dasar 1. Peraturan presiden mengenai RPJM
pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai tuberkolosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai puskesmas
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus
minimal 90% dengan memperhatikan Upaya penurunan
angka putus berobat, gagal meninggal dan pasien tidak
dilakukan evaluasi
Dimensi mutu Efisien, efektif, tepat waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien TB
semua kasus sensitive obat dan mengurangi angka penularan
penyakit TB
Definisi 1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah penyakit
operasional menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis ,
yang dapat menyerang paru dan organ lainnya
2. TB Sensitif Obat ( SO ) adalah penderita TB yang
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau Tes Cepat
Molekuler ( TCM ) menunjukkan hasi masih sensitif
terhadap Obat Anti Tuberculosis ( OAT ) lini 1 ( pertama )
3. OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis yang terdiri dari
20
Isoniazid ( H ) , Rifampisin ( R ) , Pirazinamid ( Z ) .
Etambutol ( E ) dan Streptomisin ( S )
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang
menunjukkan persentase semua pasien TB yang sembuh dan
pengobatan lengkap di antara semua pasien TB yang diobati
dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi waktu pengobatan
TB . Angka ini merupakan penjumlahan dari angka
kesembuhan semua kasus dan angka lengkap semua kasus
yang pengobatan menggambarkan kualitas pengobatan TB
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan
bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi
negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya .
6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan lengkap di mana pada salah satu
pemeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif dan
di akhir pengobatan tidak ada bukti hasil pemeriksaan
bakteriologis ( tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologis
akhir pengobatan )
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan pasien
TB dilihat menurut alur pengobatan mulai dari pasien
dinyatakan positif sebagai pasien TB berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis atau TCM sampai dengan pasien
dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi :
a) Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar dengan
hasil terdokumentasi . Komunikasi
b) elaksanaan Informasi Edukasi ( KIE ) TB kepada
pasien TB dan keluarga , pembuatan kesepakatan
pasien dalam menjalankan pengobatan TB termasuk
penunjukan Pengawas Minum Obat ( PMO )
c) Pemberian regimen dan dosis obat yang tepat
21
d) Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk
penanganan efek samping obat
e) Pencatatan rekam medis ( medical record ) secara
lengkap dan benar di setiap tahapan pengobatan .
Jenis indikator Hasil
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan lengkap
(pembilang) pada tahun berjalan di wilayah kerja puskesmas
Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di
(penyebut) wilayah kerja puskesmas
Target 90%
pencapaian
Kriteria : Kriteria inklusi :
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan menjalani
pengobatan secara lengkap di wiliyah puskesmas pada tahun
berjalan
Kriteria eksklusi:
a) Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan TB 09
dan hasil pengobatan pasien TB pindahan dengan TB 10
b) Pasien TB dengan hasil Positif pada bulan ke 5 atau bulan
ke 6
c) Pasien TB meninggal sebelum berakhir masa pengobatan
Formula Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh
dan pengobatan lengkap
pada tahun berjalan di wilayah kerja puskesmas
X 100 %
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati
pada tahun berjalan di wilayah kerja

Metode Retrospektif
pengumpulan
data
22
Sumber data Formular TB/system informasi TB (SITB)
Instrument Data sekunder
pengambilan
data
Besar sampel Total sampel
Cara Total sampel
pengambilan
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Penyajian data 1. Table
2. Run chart
Periode analisis Triwulanan, semesteran, tahunan
dan pelaporan
data
Penanggung Penanggungj jawab mutu
jawab

e. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ante natal care (ANC) sesuai standar

Judul indikator Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
Dasar 1. Peraturan presiden mengenai RPJMN
pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai pelayanan Kesehatan
Ibu
3. Pelayanan Menteri Kesehatan mengenai standar pelayanan
minimal bidang Kesehatan

23
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai puskesmas
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan angka kematian ibu (AKI)
305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan target pada
RPJMN 2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan pada akhir
SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar,
maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal diketahui dan
dilakukan tata laksanan, sehingga factor risiko dapat
dikurangi agar tidak terjadi komplikasi
7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup
baik bagi ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir sehat,
berkualitas dan tercegah dari risiko stunting
Dimensi mutu Efektif, keselamatan, berorientasi pada pasien/pengguna layanan
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang sesuai standar
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
operasional adalah ibu hamil yang telah bersalin serta yang mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai dengan standar kuantitas dan
standar kualitas selama periode kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama periode
kehamilan ( K4 ) terdiri dari :
a) 1 ( satu ) kali kunjungan sedini mungkin pada
trimester ke - 1 ( satu ) / 0-12 minggu ,
b) 1 ( satu ) kali kunjungan pada trimester ke 2 ( dua ) /
> 12-24 minggu , dan
c) 2 ( dua ) kali kunjungan pada trimester ke - 3 ( tiga ) /
24 minggu - sampai dengan kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi
10T meliputi :
a) Timbang berat badan dan tinggi badan
b) Ukur tekanan darah
24
c) Nilai status gizi ( ukur LILA )
d) Ukur tinggi fundus uteri ( setelah kehamilan 24
minggu )
e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f) Skrining status imunisasi dan berikan suntikan
tetanus toksoid ( TT ) bila diperlukan
g) Beri tablet tambah darah
h) Pemeriksaan laboratorium meliputi :
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko - Protein urin
4) termasuk pemeriksaan HIV
i) tata laksana
j) temu wicara/konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan ANC
sesuai ketentuan yang berlaku
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang telah
mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar pada masa
kehamilan pada tahun berjalan
Jenis indikator Hasil
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah ibuhamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap
(pembilang) sesuai standar di wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan
Denominator Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang mendapatkan
(penyebut) pelayanan ANC di wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan
Target 100%
pencapaian
Kriteria : Kriteria inklusi :
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja puskesmas
pada tahun berjalan

25
Kriteria eksklusi:
1. Ibu hamil dengan KI bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan
(abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan Riwayat
kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan K4
(premature)
Formula Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai sdtandar di
wialyah kerja puskesmas pada tahun berjalan
X 100 %
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin
yang mendapatkan pelayanan ANC di wilayah
kerja puskesmas pada tahun berjalan

Metode Observasional restrospektif


pengumpulan
data
Sumber data 1. Kohort ibu, kartu ibu, PWS KIA, buku register ibu
2. e-kohort
Instrument Data sekunder
pengambilan
data
Besar sampel Total sampel
Cara Total sampel
pengambilan
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan

26
data
Penyajian data 1. table
2. run chart
Periode Bulanan, triwulanan, tahunan
analisis dan
pelaporan data
Penanggung Penanggung jawab program KIA
jawab

f. kepuasan pasien

Judul indikator Kepuasan pasien


Dasar pemikiran 1. Undang-undang mengenai pelayanan public
2. Peraturan Menteri pendayagunaan aparatur negara dan
reformasi birokrasi mengenai pedoman penyusunan survei
kepuasan masyarakat unit penyelenggara pelayanan public
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai puskesmas
Dimensi mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan Masyarakat sebagai dasar Upaya
peningkatan mutu dan dasar Upaya peningkatan mutu dan
terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu
memberikan kepuasan pasien
Definisi 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian
operasional pasien terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh
fasilitas pelayanan Kesehatan
2. Responden adalah pasien yang pada saat survei sedang
berada di lokasi unit pelayanan , atau yang pernah
menerima pelayanan
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan sampel
dari Krejcie dan Morga
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran
27
secara komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien
terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan kepada pasien
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat
dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai variabel
penyusunan survei kepuasan untuk mengetahui kinerja unit
pelayanan
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini
meliputi :
a) Persyaratan
b) Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
c) Waktu Penyelesaian
d) Biaya / Tarif
e) Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
f) Kompetensi Pelaksana
g) Perilaku Pelaksana
h) Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
i) Sarana dan prasarana
Jenis indikator Outcome
Satuan Indeks
pengukuran
Numerator Tidak ada
(pembilang)
Denominator Tidak ada
(penyebut)
Target ≥76.61
pencapaian
Kriteria : Kriteria inklusi :
Seluruh pasien
Kriteria eksklusi :
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner dan/atau
tidak ada keluarga yang mendampingi
28
Formula Total nilai persepsi seluruh responden
X 100 %
Total unsur yang terisi dari seluruh responden

Metode Survei
pengumpulan
data
Sumber data Hasil survei
Instrument Kuesioner
pengambilan
data
Besar sampel Sesuai table sampel krejcie dan morgan
Cara Stratified random sampling
pengambilan
sampel
Periode Semesteran
pengumpulan
data
Penyajian data 1. Table
2. Run chart
Periode analisis Semesteran, tahunan
dan pelaporan
data
Penanggung Penanggung jawab mutu
jawab

BAB III

HASIL

3.1. Capaian Indikator Mutu Nasional Puskesmas Maradekaya


29
3.1.1 Capaian Indikator Mutu Kepatuhan Kebersihan Tangan

Nama Indikator : Kepatuhan kebersihan tangan


Numerator : Jumlah tindakan kebersihan tanan yang dilakukan
Denumerator : Jumlah total peluan kebersihan tangan seharusnya
dilakukan dalam periode observasi
Formula : n/d x 100%
Target : 100%
Indikator Juli Agustus September Triwulan
Target 100% 100% 100% 3
Capaian 99,68% 95,97% 100% 3

Grafik Capaian Indikator


Kepatuhan Cuci Tangan Puskesmas Maradekaya
105%

100%

95%

90%

85%

80%

75%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER

TARGET CAPAIAN

Berdasarkan tabel diatas Indikator mutu kepatuhan kebersihan tangan yang


dicapai oleh Puskesmas Maradekaya selama Triwulan III dengan rata-rata 99,73%
hal ini sesuai dengan target capaian indikator mutu nasional yang telah ditetapkan
oleh Permenkes ≥ 85%.

3.1.2. Capaian Indikator Mutu Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri


(APD)

Nama Indikator : Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD)


30
Numerator : Jumlah petugas yang patuh mengggunakan APD sesuai
indikasi dalam periode observasi
Denumerator : Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan
APD dalam periode observasi
Formula : N/D x 100%
Target : 100%
Indikator JULI AGUSTUS SEPTEMBER TRIWULAN
Target 100% 100% 100% 3
Capaian 99,68% 95,97% 100% 3

Grafik Capaian Indikator


Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Puskesmas Maradekaya
101%
100%
99%
98%
97%
96%
95%
94%
93%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER

TARGET CAPAIAN

Berdasarkan tabel diatas Indikator mutu kepatuhan penggunaan alat pelindung


diri (APD) yang dicapai oleh Puskesmas Maradekaya di bulan September mencapai
100%, hal ini sesuai dengan target capaian indikator mutu nasional yang telah
ditetapkan oleh Permenkes yaitu 100%.

3.1.3. Capaian Indikator Mutu Kepatuhan Identifikasi Pasien

Nama Indikator : Kepatuhan Identifikasi Pasien


Numerator : Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi

31
pasien secara benar dalam periode observasi
Denumerator : Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
periode observasi
Formula : N/D x 100%
Target : 100%
Indikator JULI AGUSTUS SEPTEMBER TRIWULAN
Target 100% 100% 100% 3
Capaian 100% 100% 100% 3

Grafik Capaian Indikator


Kepatuhan Identifikasi Pasien Puskesmas Maradekaya
120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER

TARGET CAPAIAN

Berdasarkan tabel diatas Capaian indikator mutu kepatuhan identifikasi pasien


yang dicapai selama Triwulan III yaitu 100%, hal ini sesuai dengan target capaian
indikator mutu nasional yang telah ditetapkan oleh Permenkes 100%.

3.1.4. Capaian Indikator Mutu Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis


(TB) Semua Kasus Sensitif Obat (SO)

Nama Indikator : Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis (TB)


Semua Kasus Sensitif Obat (SO)
Numerator : Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
pengobatan lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja
Puskesmas
Denumerator : Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun
32
berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Formula : N/D x 100%
Target : 90%
Indikator JULI AGUSTUS SEPTEMBER TRIWULAN
Target 90% 90% 90% 3
Capaian 100% 100% 100% 3

Grafik Capaian Indikator Keberhasilan Pengobatan


Pasien TB Semua Kasus SO
102%
100%
98%
96%
94%
92%
90%
88%
86%
84%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER

TARGET CAPAIAN

Berdasarkan tabel diatas Capaian indikator mutu keberhasilan pengobatan


pasien TB semua kasus Sensitif Obat (SO) di Puskesmas Maradekaya selama
Triwulan III dengan capaian 100%, hal ini sesuai dengan target capaian indikator
yang telah ditetapkan oleh Permenkes 90%.

3.1.5. Capaian Indikator Mutu Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC
Sesuai Standar

Nama Indikator : Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC Sesuai


Standar
Numerator : Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC
lengjkap sesuaai standar di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan
Denumerator : Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja puskesmas
33
pada tahun berjalan
Formula : N/D x 100%
Target : 100%
Indikator JULI AGUSTUS SEPTEMBER TRIWULAN
Target 100% 100% 100% 3
Capaian 100% 100% 100% 3

Grafik Capaian Indikator Ibu Hamil yang Mendapatkan


Pelayanan ANC Sesuai Standar
120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER

TARGET CAPAIAN

Berdasarkan tabel diatas Indikator mutu ibu hamil yang mendaptkan


pelayanan ANC sesuai standar di Puskesmas Maradekaya mencapai 100%, hal ini
sesuai dengan target capaian indikator mutu nasional yang telah ditetapkan
Permenkes 100%.

3.1.6. Capaian Indikator Mutu Kepuasan Pasien

Nama Indikator : Kepuasan Pasien


Numerator : Tidak ada
Denumerator : Tidak ada
Formula : N/D x 100%
Target : ≥ 76,61%
Indikator JULI AGUSTUS SEPTEMBER TRIWULAN
Target ≥ 76,61% ≥ 76,61% ≥ 76,61% 3
Capaian 89,37% 89,37% 89,37% 3
34
Grafik Capaian Indikator
Kepuasan Pasien
95%

90%

85%

80%

75%

70%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER

TARGET CAPAIAN

Berdasarkan tabel diatas Indikator mutu kepuasan pasien di Puskesmas


Maradekaya selama Triwulan III mencapai 89,37% hal ini sesuai dengan target
dalam indikator mutu nasional yang ditetapkan oleh Permenkes yaitu ≥ 76%.

35
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
mutu keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Ditinjau dari profil indikator mutu
Permenkes No. 30 Tahun 2022, Capaian indikator mutu di Puskesmas Maradekaya
selama triwulan sudah mencapai target PMKP. Dalam hal ini, Kepatuhan kebersihan
tangan, Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Kepatuhan identifikasi
pasien, Keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus Sensitif Obat (SO), Ibu
Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, dan Kepuasan pasien sudah
dilakukan sesuai dengan Indikator Mutu Nasional. Terdapat hubungan yang bermakna
antara kualitas pelayanan puskesmas terhadap tingkat kepuasan pasien. Ada Beberapa
hubungan yang signifikan dalam pelayanan di puskesmas antara lain hubungan antara
perawat dengan pasien, hubungan antara dokter dengan pasien, dan hubungan petugas
puskesmas dengan pasian.

4.2. Saran
Untuk itu diharapkan bagi tenaga kesehatan baik Dokter, Perawat, dan ahli
kesehatan lainnya di pukesmas maupun di layanan kesehatan lain agar memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kode etik yang berlaku demi
meningkatkan kualitas pelayanan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Fatma, R. (n.d.). Pentingnya Mutu Pelayanan Kesehatan – Dinas Kesehatan. Dinkes Banda
aceh. Diambil 24 November 2023, dari
https://dinkes.bandaacehkota.go.id/2023/09/04/pentingnya-mutu-pelayanan-kesehatan/
KEMENTRIAN kESEHATAN. (2022). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2022 Tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah
Sakit, Laboratorium Kesehatan, Dan Unit Transfu. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 879, 2004–2006.
MUTU PELAYANAN KESEHATAN Penulis Sudirman, M., Riska Yanuarti, Mk.,
Oktarianita, M., Fini Fajrini, M., Siti Kurnia Widihastuti, M., & Editor Ahmad Yani, M.
(2023). Halaman Judul. www.aradigitalmandiri.com
Permenkes NO.30 Tahun 2022. (n.d.). Permenkes No. 30 Tahun 2022. Permenkes 2022.
Diambil 24 November 2023, dari https://peraturan.bpk.go.id/Details/245550/permenkes-
no-30-tahun-2022
LAMPIRAN

Gambar 1 Pengantaran Surat Ke Dinas Kesehatan Makassar

Gambar 2 Pengantaran Surat Ke Puskesmas Maradekaya


LAMPIRAN

Gambar 3 Pembicaraan Waktu Pengambilan Data Dengan Staff Maradekaya

Gambar 4 Observasi Pengambilan Data Indikator Mutu Nasional Puskesmas Maradekaya

Anda mungkin juga menyukai