Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

PENGHANTAR MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

“Review Jurnal Terkait Manajemen Pelayanan Kesehatan”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pelayanan Kesehatan


Dosen Pengampu : Nurul Fajriah Istiqamah.S.KM.,M.Kes

Oleh :

FITRI

210304501065

KELAS C

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
Review Jurnal Terkait Manajemen Pelayanan Kesehatan

1. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan

Judul Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan

Tahun Terbit 2008

Penulis Rizanda Machmud

Latar belakang Memperbaiki mutu pelayanan kesehatan sesuai


standar pelayanan kesehatan adalah bentuk
kepedulian terhadap pelanggan.

Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif.

Hasil penelitian Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah


dilakukan upaya dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan harus seimbang dengan standar
pelayanan dan kepuasan pelanggan. Keberadaan
standar dalam pelayanan kesehatan akan
memberikan manfaat, antara lain mengurangi variasi
proses, merupakan persyaratan profesi, dan dasar
untuk mengukur mutu. Ditetapkannya standar juga
akan menjamin keselamatan pasien dan petugas
penyedia pelayanan kesehatan. Dalam upaya
menjaga mutu layananan kesehatan agar terus
bekesinambungan maka diperlukan suatu proses
perbaikan mutu yang bekesinambungan.
Berdasarkan berbagai asupan, antara lain keluhan
pelanggan, hasil audit internal, hasil surveilan
kepuasan pelanggan, hasil tinjauan manajemen, serta
hasil studi kasus, dapat disimpulkan adanya berbagai
masalah atau adanya potensi terjadinya masalah
yang harus dikoreksi atau dicegah kemunculannya di
kemudian hari. Sasaran mutu disusun berdasarkan
adanya hasil identifikasi masalah, baik yang telah
terjadi maupun yang potensial yang akan terjadi, dan
peluang-peluang untuk perbaikan yang diharapkan
akan lebih memuaskan pelanggan.

Kesimpulan Mutu pelayanan kesehatan harus ditingkatkan sesuai


dengan standar kesehatan dan harus
berkesinambungan dengan kepuasaan pelanggan
yang harus di jaga.

2. Pengaruh Implementasi Kebijakan Akreditasi Puskesmas terhadap Manajemen


Pelayanan Kesehatan Masyarakat dalam Mewujudkan Produktivitas Kerja

Judul Pengaruh Implementasi Kebijakan Akreditasi


Puskesmas Terhadap Manajemen Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Dalam Mewujudkan
Produktivitas Kerja

Tahun Terbit 2018

Penulis Ira Susanti Ensha

Latar belakang Membahas pengaruh implementasi kebijakan


akreditasi puskesmas terhadap manajemen
pelayanan kesehatan masyarakat dalam mewujudkan
produktivitas kerja Pegawai di UPT Puskesmas
Pameungpeuk, Kecamatan Pameungpeuk,
Kabupaten Garut yang berada dalam naungan Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut.

Metode yang digunakan Metode analisis dalam pembahasan topik utama ini
menggunakan model analisis jalur untuk membahas
hubungan
hubungan sebab akibat antara implementasi
kebijakan akreditasi puskesmas, manajemen
pelayanan kesehatan masyarakat dan produktivitas
kerja pegawai, dengan jumlah responden sebanyak
85 orang.

Hasil penelitian Penelitian ini menguji fakta empiris tentang


pengaruh Implementasi Kebijakan Akreditasi
Puskesmas terhadap Manajemen Pelayanan
Kesehatan Masyarakat dalam Mewujudkan
Produktivitas Kerja Pegawai. Selanjutnya untuk
mempermudah analisis, dilakukan pemodelan
terhadap fokus penelitian dalam bentuk paradigma
penelitian.

Kesimpulan Diketahui bahwa Implementasi Kebijakan


Akreditasi Puskesmas secara signifikan pula
berdampak terhadap Manajemen Pelayanan
Kesehatan Masyarakat yang dengan sendirinya akan
Mewujudkan Produktivitas Kerja Pegawai.

3. Pengembangan Manajemen Pelayanan Paliatif

Judul Pengembangan Manajemen Pelayanan Paliatif

Tahun Terbit 2014

Penulis Christantie Effendy

Latar belakang Pengembanagan pelayanan paliatif diberikan dengan


tujuan untuk mempertahankan kualitas hidup pasien
dan keluarga dalam menghadapi berbagai masalah
terkait dengan penyakitnya melalui berbagai upaya
pencegahan dan penanganan penderitaan pasien
dengan cara mengkaji permasalahan sejak awal dan
menangani masalah nyeri dan masalah lainnya,
termasuk masalah fisik, psikososial, dan spiritual
Pelayanan paliatif hendaknya.

Metode yang digunakan

Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, di


indonesia terdapat lebih dari 60% pasien kanker
datang berobat ke rumah sakit pada kondisi stadium
lanjut. Pelayanan paliatif hendaknya diberikan
secara tim multidisiplin yang bekerja sama untuk
memberikan pelayanan personal pada pasien
paliatif. Timpaliatif dapat terdiri dari dokter,
perawat, psikolog, ahli dietterdaftar, apoteker,
pekerja sosial dan pemberi pelayanan spiritual.
Jumlah tenaga kesehatan yang paham akan konsep
pelayanan paliatif pun masih sangat terbatas.
Alhasil, lebih banyak pasien dengan kanker
meninggal di rumah sakit tanpa menerima
perawatan paliatif tertentu atau mereka meninggal di
rumah tanpa dukungan yang memadai dari para
profesional perawatan paliatif. Mengingat bahwa
pelayanan paliatif hendaknya berpusat pada pasien
dan diberikan oleh tim multi profesional yang
bekerja sama dengan pasien dan keluarganya, maka
pendekatan “Patient-Centered Care (PCC)” atau
“perawatan berpusat pada pasien” sangat cocok
untuk diterapkan dalam pelayanan paliatif. Dengan
pendekatan ini, pasien akan mendapatkan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan personalnya dengan
melibatkan keluarganya untuk meningkatkan
kualitas hidupnya dengan menjunjung tinggi aspek
nilai/budaya, filosofi hidup, keinginan, dan otonomi
pasien.

Kesimpulan Untuk mencapai upaya penyelenggraan pelayanan


paliatif yang berkualitas dan mencapai tujuan
pelayanan yang optimal, maka diperlukan
peningkatan kompetensi setiap petugas kesehatan
untuk penyelenggaraan pelayan paliatif ini,
termasuk dokter, perawat, psikolog, ahli gizi, social
worker, dll. Adanya modul perawatan paliatif dalam
kurikulum pendidikan dokter dan keperawatan.
Perlunya peningkatan penelitian dalam bidang
perawatan paliatif.

4. Integrasi Kesehatan Jiwa Pada Pelayanan Primer Di Indonesia : Sebuah


Tantangan Di Masa Sekarang

Judul Integrasi Kesehatan Jiwa Pada Pelayanan Primer Di


Indonesia : Sebuah Tantangan Di Masa Sekarang

Tahun terbit 2011

Penulis Carla R. Marchira

Latar belakang Kesulitan Negara berkembang untuk Mengintegrasi


kesehatan jiwa pada pelayanan primer baik itu di
Indonesia.

Metode yang digunakan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif survei

Hasil penelitian berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan


diperoleh jika pada negara berkembang sistem
kesehatan yang ada tidak mempertimbangkan
kesehatan jiwa sebagai prioritas dan biasanya
kesehatan fisik dibedakan dengan kesehatan jiwa.
Kasus ini juga terjadi di Puskesmas, bahwa
kesehatan jiwa tidak pernah dihubungkan dengan
penyakit fisik. Bagi negara berkembang kesehatan
jiwa adalah hal yang masih awam dan jarang di
perhatikan masyarakat selain karena faktor finansial
juga edukasi.

Kesimpulan Bagi negara berkembang seperti Indonesia dengan


sumber daya kesehatan jiwa yang terbatas, hal yang
paling realistis adalah mengintegrasikan pelayanan
kesehatan jiwa di pelayanan primer. Namun
demikian kebijakan ini harus dilakukan secara hati-
hati dan berdasarkan lingkungan psikososial, budaya
serta kebutuhan lokal.

5. Evaluasi Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang Dalam Program Jaminan


Kesehatan Nasional

Judul Evaluasi Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang


Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional

Tahun Terbit 2019

Penulis Marina Ery Setiawati, Rahmah Hida Nurrizka

Latar belakang Mengevaluasi kesesuaian pelaksanaan sistem


rujukan berjenjang dan mengukur tingkat kepuasaan
pasien terhadap pelayanan sistem rujukan berjenjang
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Metode yang digunakan Penelitian ini menggunakan pendekatan survey


terhadap pasien dan in-depth interview terhadap
petugas pelayanan kesehatan.

Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa ketepatan dalam


sistem rujukan sudah baik. Semua responden (100%)
mendapatkan rujukan sesuai dengan prosedur sistem
rujukan berjenjang. Namun kelengkapan surat
rujukan masih bermasalah. Data dan informasi
penting dalam surat rujukan seperti hasil diagnosa,
pemeriksaan fisik, anamnesa, dan terapi yang sudah
diberikan banyak tidak diisi oleh petugas kesehatan.
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rujukan
juga masih rendah. Ada 34,9% responden yang
memiliki tingkat kepuasan rendah. Penyebabnya
adalah tidak seimbangnya antara jumlah pasien yang
dilayani dan petugas dan infrastruktur pelayanan
kesehatan.

Kesimpulan Sistem rujukan berjenjang merupakan sistem


pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang bertujuan
untuk mengendalikan mutu dan biaya pelayanan
dalam sistem JKN. Sistem ini juga dirancang agar
pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien bisa
optimal dan pasien dapat puas dengan pelayanan
tersebut. Meski demikian, hasil penelitian ini
menemukan masih banyak persoalan dalam
pelaksanaan sistem rujukan berjenjang di FKTP.
Pelayanan yang diberikan oleh FKTP belum optimal
karena tidak seimbangnya antara jumlah pasien yang
dilayani dan petugas dan infrastruktur pelayanan
kesehatan. Hal tersebut menyebabkan keluhan oleh
pasien dan menyebabkan rendahnya kepuasan pasien
terhadap mutu pelayanan.

6. Hubungan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Dengan


Motivasi Kerja Dan Stress Kerja Pada Perawat Di Rumah Sakit Umum
Anutapura Palu

Judul Hubungan Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan Dan Kesehatan Dengan Motivasi Kerja
Dan Stress Pada Perawat Di Rumah Sakit Anutapura
Palu

Tahun Terbit 2015

Penulis Lusia Salmawati, Sumarni DW, Soebijanto


Latar belakang Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) harus diterapkan di semua tempat kerja,
termasuk rumah sakit yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.

Metode yang digunakan Penelitian ini menggunakan rancangan cross-


sectional survey. . Kuesioner menggunakan skala
likert yang terdiri dari 34 jenis mengenai
implementasi SMK3, 18 jenis mengukur motivasi
kerja dan 22 jenis mengukur stres kerja yang telah
divalidasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif
dan menggunakan korelasi pearson product moment.

Hasil penelitian Terdapat korelasi yang lemah dan tidak signifikan


antara penerapan SMK3 dengan motivasi kerja pada
perawat (R 0,092; p 0,0412). Demikian pula korelasi
antara penerapan SMK3 dengan stres kerja pada
perawat di rumah sakit umum Anutapura Palu (R
0,011; p 0,0919). Hasil penelitian Kuncoro5 di
tenaga kerja PT Telkom Kandatel Yogyakarta juga
menunjukkan temuan yang serupa. Adanya
hubungan yang tidak signifikan antara penerapan
SMK3 dengan stres kerja pada perawat di RSU
Anutapura Palu dikarenakan SMK3 yang diterapkan
oleh tim K3 RS masih bersifat umum, baru
menitikberatkan pada pencegahan penyakit dan
kecelakaan kerja serta tindakan atau respon
kegawatdaruratan seperti pembuatan ramburambu
K3. Rendahnya stres kerja dapat disebabkan oleh
perawat yang berstatus PNS mempunyai rasa aman
yang tinggi, sehingga gaji atau upah yang diterima
perawat sudah pasti setiap bulannya.

Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan


SMK3 tidak berhubungan dengan motivasi kerja dan
stres kerja perawat di RSU Anutapura Palu. Hasil
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi RS untuk
meningkatkan sosialisasi pentingnya K3 dan
mendorong penerapan SMK3 RS.
7. Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja
karyawan

Judul Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)


Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Tahun Terbit 2022

Penulis Pipid Ari Wibowo, Brillian Swasitika, Zaenal


Abidin

Latar belakang Terdapat rendahnya tingkat produktivitas kerja pada


bagian nabati PT. Air Mancur yang berlokasi di Jl.
Raya Solo-Sragen Km. 7, Palur, Turisari, Dagen,
Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
merupakan salah satu industri jamu herbal terbesar
di Indonesia.

Metode yang digunakan Penelitian ini bersifat deskriptif korelasional untuk


menerangkan hubungan, memprediksi dan menguji
suatu teori yang terdapat antara variabel yaitu
pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dengan produktivitas kerja. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah Cross-Sectional. Penelitian
ini menggunakan teknik non-probability sampling
dengan teknik total sampling dimana jumlah sampel
dalam penelitian sama dengan jumlah populasi.
Analisis data berupa uji validitas, uji reliabilitas, uji
korelasi, uji asumsi klasik, analisis regresi linier
berganda dan uji koefisien determinan.

Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan


terdapat pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) terhadap produktivitas kerja (Pv=0,000;
r=0,616, Adjust r=0,574), secara parsial keselamatan
kerja (Pv=0,000; r=0,721), kesehatan kerja
(Pv=0,000, r=0,729) terhadap produktivitas kerja.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) memiliki
pengaruh sebesar 57,4% terhadap produktivitas kerja
karyawan dan 42,6% dipengaruhi faktor lainnya.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi
PT. Air Mancur supaya lebih memperhatikan faktor
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), upaya-upaya
strategis berkaitan dengan fasilitas dan pelatihan K3.

Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah


diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
produktivitas kerja karyawan bagian nabati PT. Air
mancur termasuk dalam kriteria baik. Keselamatan
kerja yang diterapkan secara keseluruan termasuk
dalam kriteria baik, namun kesehatan kerja secara
keseluruhan termasuk dalam kriteria cukup baik.
Keselamatan kerja dan kesehatan kerja masing-
masing secara signifikan berpengaruh kuat dan
positif terhadap produktivitas kerja karyawan bagian
nabati PT. Air Mancur. Produktivitas kerja
karyawan PT. Air Mancur sebesar 57,4%
dipengaruhi oleh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dan sebsar 42,6% dipengaruhi oleh faktor
lainnya maka dari itu sebaiknya PT. Air Mancur
untuk lebih memperhatikan faktor keselamatan dan
kesehatan kerja (K3), upaya-upaya strategis yang
berkaitan dengan fasilitas dan pelatihan K3.
Terdapat faktor lainnya yang tidak diteliti dalam
penlitian ini namun dapat mempengaruhi
produktivitas kerja yaitu manajemen produktivitas,
sehingga diharapkan peneliti selanjutnya dapat
meneliti faktor sehingga dapat menambah
pengetahuan dan dapat memberikan upaya dalam hal
peningkatan produktivitas kerja yang masih menjadi
pekerjaan rumah tersendiri bagi dunia industri.
8. Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan

Judul Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap


Pelayanan Kesehatan

Tahun Terbit 2011

Penulis Rahmah Hida Nurrizka, Wiko Saputra

Latar belakang Mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)


terhadap pelayanan kesehatan dengan objek studi
pada RSUD. Achmad Mochtar Sumatera Barat.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan
salah satu indikator dari pengukuran pelayanan
publik yang diberikan oleh instansi pemerintah
terhadap masyarakat.

Metode yang digunakan Metode pengumpulan data yang digunakan adalah


metode pengumpulan data primer kuesioner

Hasil penelitian Hasil pengukuran IKM pada RSUD Achmad


Mochtar menunjukkan: (1) secara umum pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat masuk ke dalam
kriteria baik hanya empat unsur pelayanan yang
kurang baik yaitu kedisiplinan petugas dalam
pelayanan, kecepatan pelayanan, kepastian biaya
pelayanan dan kepastian jadwal pelayanan, (2) dari
jenis pelayanan, pelayanan pada rawat inap lebih
baik daripada pelayanan pada rawat jalan dan IGD,
(3) terdapat perbedaan pelayan berdasarkan unit
pelayanan, tiga unit pelayanan terbaik berdasarkan
IKM berada pada unit kebidanan/ kandungan,
kulit/kelamin dan THT.

Kesimpulan Matrik simulasi permasalahan dirancang untuk


dapat menggambarkan dengan jelas unsur-unsur
pelayanan yang memiliki mutu pelayanan paling
rendah pada masing-masing unit kerja terhadap
standar minimum pelayan pada RSUD Achmad
Mochtar. Memahami permasalahan pelayanan
mendasar tersebut, diharapkan akan muncul usaha
ataupun kebijakan yang bertujuan untuk perbaikan
kualitas layanan kesehatan pada masa yang akan
datang menuju layanan yang prima.

9. Politik Pembangunan Dan Kebijakan Privatisasi Pelayanan Kesehatan

Judul Politik Pembangunan Dan Kebijakan Privatisasi


Pelayanan Kesehatan

Tahun Terbit 2009

Penulis Dumilah Ayuningtyas

Latar belakang Telah terjadi gelombang menuju demokratisasi dan


liberalisasi yang mempengaruhi politik
pembangunan pemerintah dan memberi ruang bagi
kesertaan masyarakat atau pihak swasta lainnya
dalam privatisasi pembangunan termasuk pelayanan
publik tak terkecuali di bidang kesehatan.

Metode yang digunakan

Hasil penelitian Privatisasi di Mancanegara dan di Indonesia pada


praktiknya terdapat perbedaan yang menganut
liberalisme. Di Indonesia, terdapat beberapa konsep
dan pemahaman yang menjadi dasar pelaksanaan
privatisasi. Antara lain, konsep privatisasi sebagai
bentuk pengurangan intervensi pemerintah ke
BUMN, dan memberikan lebih banyak kebebasan
bagi BUMN untuk beroperasi sesuai dengan
anggaran dasarnya. vatisasi Pelayanan Kesehatan
Pengurangan peran pemerintah karena
ketidakmampuan menanggung sendiri beban dan
biaya pengembangan pelayanan kesehatan bahkan
pemeliharaan pelayanan kesehatan dengan alternatif
penyertaan pihak swasta menjadi salah satu dasar
penetapan kebijakan privatisasi. Pemindahan
sebagian tugas pengelolaan pelayanan kesehatan
kepada organisasi sukarelawan, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) atau perusahaan-perusahaan
privat ‘for profit ataupun non profit ‘ mengacu pada
berbagai peraturan pemerintah yang mengikat.
Korporatisasi atau privatisasi pelayanan kesehatan
diyakini akan mampu menjawab masalahmasalah
inefisiensi pengelolaan keuangan, belum optimalnya
mutu pelayanan kesehatan dan sebagainya. Terlepas
dari pro dan kontra yang berkembang, serta alasan
ideologis dan politis yang melatarbelakangi,
faktanya privatisasi pelayanan kesehatan telah
berlangsung. Korporatisasi atau privatisasi
pelayanan kesehatan diyakini akan mampu
menjawab masalahmasalah inefisiensi pengelolaan
keuangan, belum optimalnya mutu pelayanan
kesehatan dan sebagainya.

Kesimpulan Pada banyak negara, pelayanan kesehatan sudah


beroperasi dalam jarak yang dekat dengan
mekanisme dan situasi pasar bebas. Tuntutan
perundangan Pasal 74 dan 75, UU No.19/2003
mengingatkan bahwa setiap kebijakan privatisasi
bertujuan meningkatkan kinerja dan harus
memperhatikan prinsip transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran,
selazimnya dilakukantelaah cermat dan mendalam
untuk memastikan bahwa pelaksanaan privatisasi di
Indonesia tidak malah bertentangan dengan
kewajiban dan tujuan pemerintah untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, dan
berkualitas.

10. Analisis Pelaksanaan Manajemen Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

Judul Analisis Pelaksanaan Manajemen Pelayanan


Kesehatan Peduli Remaja

Tahun Terbit 2014


Penulis Novi Yanti

Latar belakang Guna mencegah berkembangnya masalah remaja,


meningkatnya aborsi dan HIV/AIDS sekaligus
target MDG’s 2015, maka dinas kesehatan
merealisasikan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR).

Metode yang digunakan Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan


metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian Input belum ada peraturan daerah tentang remaja,


ada penanggung jawab kegiatan, dibentuk tim
pelaksana, buku pedoman sudah ada dari Kemenkes
RI, anggaran PKPR belum ada, anggaran masih
bergabung dengan program lain sehingga kegiatan
terbatas, metode penyuluhan belum bervariasi
Process, advokasi sudah dilakukan, berupa
sosialisasi, pelatihan , penyuluhan, dan screening
pada anak sekolah dan remaja, format monitoring
dan evaluasi ada tetapi pengisian tidak sempurna.
Output pelaksanaan PKPR belum optimal, yaitu
0.32% dari 80% target pelayanan. Saran kepada
dinas kesehatan Kota Pekanbaru perlu dibentuk tim
khusus PKPR sehingga bisa membuat SOP dan
membuat rencana berdasarkan masalah data dari
Puskesmas dan masyarakat.

Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwasanya


Strategi pembinaan pelayanan kesehatan remaja di
kota Pekanbaru khususnya di dinas kesehatan,
diarahkan untuk menyiapkan remaja yang memiliki
pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik dan
benar tentang kesehatan remaja Dinas Kesehatan
telah merealisasikan usaha untuk mengatasi masalah
remaja dalam bentuk Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja yang telah dimulai dari tahun 2006. Namun,
dalam pelaksanaannya hingga tahun 2012, Hasil
analisis pelaksanaan manajemen Pelayanan
Kesehatan Peduli remaja didapat bahwa belum
terlaksana secara utuh baik dari input, proses
sehingga output yang dicapai belum mencapai hasil
yang optimal, sehingga perlu perbaikan dan
penataan kembali demi tercapainya target MDG’s
2015.

Anda mungkin juga menyukai