Rizanda Machmud*
18
18
Dari berbagai sumber disebutkan bahwa. Prinsip
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)
18
18
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II
utama perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan komprehensif, pelayanan kesehatan yang harus berfokus
adalah kepedulian terhadap pelanggan. Pasien sebagai pada pelanggan. Pengalaman pasien dan masyarakat
pelanggan eksternal tidak hanya menginginkan yang menjadi pelanggan pelayanan kesehatan harus
kesembuhan dari sakit yang diderita yang merupakan mendapat perhatian utama sehingga kebutuhan, harapan,
luaran (outcome) pelayan, tetapi juga merasakan dan dan nilai pelanggan dapat dipenuhi oleh organisasi
menilai bagaimana ia diperlakukan dalam proses pelayanan kesehatan. Mekanisme untuk mengenal
pelayanan3,4. Berangkat dari pelayanan yang peduli adanya perubahan kebutuhan, harapan, dan nilai
pada pelanggan, yakni pelayanan yang memerhatikan pelanggan perlu ada dalam pengelolaan organisasi
kebutuhan (needs), harapan (expectation) pelanggan, pelayanan kesehatan, demikian juga mekanisme untuk
dan penilaian manfaat (value) oleh pelanggan sebagai mengelola pengalaman pelanggan. Dengan demikian,
persyaratan yang diajukan oleh pelanggan, upaya untuk organisasi pelayanan kesehatan akan mampu
memperbaiki mutu dan kinerja perlu merujuk pada trilogi memberikan yang terbaik kepada pasien dan
persyaratan pelanggan tersebut. Harapan (expectation) masyarakat3.
dari pelanggan tidak hanya diartikan seperti apa yang Berikut pendekatan-pendekatan yang dilakukan
diinginkan atau diharapkan akan didapatkan oleh dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang
pelanggan, tetapi juga apa yang diharapkan terjadi harus berfokus pada pelanggan seperti Total
selama menjalani proses pelayanan dan menikmati Quality Management (TQM), Layanan Prima.
produk yang dibeli, yang antara lain tidak akan
Total Quality Management
mengalami kesalahan tindakan medis ataupun kejadian-
(TQM)
kejadian yang tidak diinginkan3.
Hasil pelayanan kesehatan adalah luaran klinis, Sejak empat dekade yang lalu, Joseph Juran
manfaat yang diperoleh pelanggan, dan pengalaman (1974) telah menggambarkan komponen-komponen
pelanggan yang berupa kepuasan atau kekecewaan. dasar pendekatan manajemen kualitas secara
Pengalaman pelanggan tersebut sangat tergantung pada komprehensif. Juran telah mengidentifikasikan elemen-
proses pelayanan pada lini depan atau sistem mikro elemen yang diperlukan dalam sebuah sistem untuk
pelayanan, suatu sistem pelayanan yang bersentuhan mengukur, meningkatkan, dan merancang proses yang
langsung dengan pelanggan3. secara konsisten dapat memberikan hasil yang
optimal. Dia menamakan sistem tersebut sebagai
Standar Pelayanan Kesehatan manajemen kualitas secara menyeluruh atau Total
Dalam proses pelayanan kesehatan akan terjadi
Quality management1,3,4.
variasi pelaksanaan kegiatan dari waktu ke waktu yang Menurut Ali Gufran, 2007, Dalam Total Quality
akan menghasilkan luaran yang bervariasi juga. Salah management, seluruh aspek dalam organisasi
satu upaya untuk mengurangi variasi proses adalah memerlukan perubahan secara luas dan mendasar
dengan melakukan standardisasi. Proses standardisasi pada budaya organisasi dan sifat dan kharakter
meliputi penyusunan, penerapan, monitoring, manajemen. Kegiatan- kegiatan peningkatan kualitas ini
pengendalian, serta evaluasi dan revisi standar (PP merupakan bagian dari
102/2000)3-6. rencana bisnis organisasi. Seluruh tingkat manajemen
Keberadaan standar dalam pelayanan kesehatan mulai
akan memberikan manfaat, antara lain mengurangi dari top manajemen sampai front-liner mereka yang
variasi proses, merupakan persyaratan profesi, dan dasar paling terdepan dalam memberikan layanan pada
untuk mengukur mutu. Ditetapkannya standar juga pasien menghargai pentingnya mutu dan data statistik.
akan menjamin keselamatan pasien dan petugas Selain itu, Total Quality management juga dimaknai
penyedia pelayanan kesehatan. Dikuranginya variasi sebagai proses memobilisasi sumber daya manusia untuk
dalam pelayanan akan meningkatkan konsistensi meraih tujuan mutu. Secara internal, proses tersebut
pelayanan kesehatan, mengurangi morbiditas dan termotivasi oleh perhatian yang besar terhadap praktik-
mortalitas pasien, meningkatkan efisiensi dalam praktik pencegahan timbulnya masalah mutu layanan1-5.
pelayanan, dan memudahkan petugas dalam pelayanan2,3. Merujuk kepada arti kata dari Total Quality
Bagaimana Melakukan Perbaikan Mutu? management itu, total berarti bahwa kegiatan tersebut
Pada pembahasan ini akan diutarakan lebih lanjut dilaksanakan di seluruh tingkatan dan seluruh bagian
bagaimana upaya yang dilakukan dalam perbaikan mutu, atau departemen dalam organisasi serta pada seluruh
fokus apa yang perlu diperhatikan. Fokus tersebut yang waktu (setiap hari). Sementara itu, istilah quality
harus diperhatikan dalam Rantai Efek Perbaikan Mutu menggambarkan peningkatan yang berkelanjutan
Pelayanan Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Di satu sisi,
Menurut Tjahyono Koentjoro 2004, Untuk management merupakan keseluruhan sistem dan
melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan, perlu lingkungan yang mendukung budaya peningkatan
diperhatikan empat tingkat perubahan, yaitu : mutu secara berkelanjutan tersebut2,4.
1. Pengalaman pasien dan masyarakat
2. Sistem mikro pelayanan
3. Sistem organisasi pelayanan kesehatan
4. Lingkungan pelayan kesehatan
Di samping harus memiliki tujuan yang jelas dan
18
18
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II
Tabel 1.
Perbandingan pemikiran tradisional dan Total Quality Management
Lebih lanjut Ali Gufran, 2007 mengulas, mengapa karyawan, melihat hubungan yang terjalin, dan juga
kita menggunakan Total Quality management? Hal ini perubahan dalam budaya organisasi atau perusahaan dan
disebabkan karena keempat prinsip yang dimiliki oleh perubahan dalam mindset atau cara berpikir2,4.
TQM akan sangat membantu dalam upaya peningkatan
mutu layanan kesehatan. Keempat prinsip itu adalah2,4:
1) Mengukur mutu sehingga dapat mengelolanya;
2) Melakukan perncanaan secara strategis sehingga
dapat berpikir jangka panjang, tetapi tetap
melakukan aksi-aksi jangka pendek;
3) Menghimpun kekuatan otak dan gagasan dari setiap
orang di organisasi sehingga diperoleh manfaat dari
sinergi yang sedang dan telah dibangun, serta
4) Berfokus kepada pasien (customer focused)
sehingga dapat memberi mereka kepuasan
Dengan demikian, terdapat beberapa asumsi
mengenai pelaksanaan TQM, yaitu fokus kepada
konsumen, penglibatan secara total seluruh komponen
dalam organisasi layanan kesehatan termasuk dokter,
karyawan dan seluruh orang yang ada dalam struktur-
struktur yang terdapat di dalamnya, serta pengukuran,
dukungan sistematis, dan peningkatan mutu layanan
yang berkelanjutan2,4.
Program TQM tersebut dikatakan berhasil apabila
telah terjadi serangkaian perubahan-perubahan mendasar
tentang banyak hal termasuk paradigma berpikir dan
cara pandang. Misalnya, bagaimana anda melihat
pelanggan, melihat komunitas yang dihadapi, melihat
18
18
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II
Oleh karena itu, untuk menjamin agar program
peningkatan mutu ini dapat berhasil dan berjalan sukses,
perlu keyakinan mengenai kesiapan dan iklim budaya
organisasi, komunikasi, dan komitmen berbagai pihak,
serta perhatian terhadap pendidikan dan perwujudan
dari rencana strategis yang telah disusun bersama.
Pelayanan prima
Dari kutipan yang diambil dari buku Strategi
Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan:
Konsep dan Implementasi; Pelayanan prima
dimaknai sebagai pelayanan terbaik dan telah
memenuhi standar pelayanan dipandang dari perspektif
pengguna atau donor, perspektif proses pelayanan dan
perspektif keuangan yang dapat dicapai jika kualitas
sumber daya manusianya cukup profesional. Sementara
itu, LAN RI mengartikan pelayanan prima sebagai
pelayanan yang terbaik dan melebihi, melampaui, serta
mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau
pelayanan sebelumnya2.
Istilah pelayanan prima sendiri merupakan
terjemahan dari excellent service, yang secara harfiah
berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang
terbaik. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana
maksud pelayanan yang sangat baik atau yang terbaik
dalam konteks pelayanan kesehatan atau rumah sakit.
Departemen kesehatan telah memberikan pengertian
pelayanan prima. Pelayanan prima adalah pelayanan
kepada pasien berdasarkan standar mutu untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga
pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat
meningkatkan kepercayaannya kepada rumah sakit2.
19
19
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II
Dalam usaha untuk mencapai usaha Indonesia Perbaikan Proses Berkesinambungan (Continuous
sehat Process Improvement)
2010, Departemen Kesehatan menjelaskan bahwa Upaya perbaikan proses yang berkesinambungan
pelayanan prima seharusnya meliputi aspek-aspek pada sistem mikro pada dasarnya mengikuti siklus
berikut: Deming: Perencanaan (Plan), Dikerjakan (Do), Cermati
· Kemudahan akses informasi (aspek kepuasan hasilnya (Check), dan Amalkan untuk seterusnya
pengguna) (Action), yang dikenal dengan siklus PDCA.
· Pelaksanaan peraturan secara tepat, konsisten, dan Salah satu model perbaikan pada sistem mikro
konsekuen (aspek proses pelayanan) adalah model Nolan (Langley dkk, 1996). Nolan
· Pelaksanaan hak dan kewajiban pemberi dan memperkenalkan suatu model perbaikan sistem mikro
penerima pelayanan (aspek SDM dan kepuasan pelayanan yang pada prinsipnya tidak terlepas dari
pelanggan) langkah-langkah proses perbaikan yang meliputi:
· Penanganan dan pendokumentasian kegiatan Perencanaan (Plan), Dikerjakan (Do), Cermati hasilnya
pelayanan dilakukan oleh tenaga yang berwenang/ (Check), dan Amalkan untuk seterusnya (Action).
kompeten (aspek proses dan SDM) Akan tetapi, harus ada kejelasan terlebih dahulu
· Penciptaan pola pelayanan yang sesuai dengan sifat mengenai apa yang menjadi sasaran perbaikan sebelum
dan jenisnya sebagai efisiensi dan efektivitas (aspek dilakukan perubahan (setting aims), dilanjutkan dengan
SDM, dan proses pelayanan) cara untuk mengetahui bahwa perubahan yang
· Penetapan tarif sesuai dengan kemampuan dilakukan akan menghasilkan perbaikan (measurement).
masyarakat dengan mekanisme pungutan yang Setelah menetapkan sasaran perbaikan dan menetapkan
transparan serta adanya pengendalian dan pengukuran atas perubahan, barulah ditetapkan dan
pengawasan yang cermat (aspek finansial dan direncanakan kegiatan-kegiatan perbaikan pada apa saja
kepuasan pelanggan) yang perlu dilakukan dalam bentuk siklus PDCA yang
· Tidak ada pembedaan dalam memberikan pelayanan multipel.
serta pemerataan distribusi cakupan (aspek Pada dasarnya, langkah perbaikan sistem mikro
kepuasan pelanggan) pelayanan model Nolan terdiri dari tujuh langkah, yaitu:
· Kebersihan fasilitas pelayanan dan lingkungan 1. Bentuk tim
(aspek proses pelayanan) 2. Tetapkan sasaran perbaikan
· Sikap ramah dan sopan petugas serta meningkatkan 3. Tentukan pengukuran
kinerja secara kualitatif dan kuantitatif dengan 4. Pilih perubahan yang perlu dilakukan
kapasitas optimal (aspek kepuasan pelanggan dan 5. Uji coba beberapa perubahan dalam skala kecil
aspek SDM) 6. Implementasikan perubahan
BAGAIMANAAGARMUTUTETAPTERUSTERJAGA 7. Sebarkan ke unit yang lebih luas
?
Dalam upaya menjaga mutu layananan kesehatan
agar terus bekesinambungan maka diperlukan suatu
proses perbaikan mutu yang bekesinambungan.
Chec Do
k
19
19
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II
Gambar 1. Model Perbaikan Sistem Mikro
(Nolan)
Sumber: Tjahyono Koentjoro, Regulasi Kesehatan di Indonesia, Andi Yogyakarta,
2007
19
19
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II
Apa Saja Alat-alat Peningkatan Mutu (Quality Tools)? mengelompokkan, memprioritaskan, dan
Berdasarkan berbagai asupan, antara lain memberikan arah dalam pengambilan keputusan.
keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil surveilan Alat-alat tersebut meliputi:
kepuasan pelanggan, hasil tinjauan manajemen, serta - curah pendapat
hasil studi kasus, dapat disimpulkan adanya berbagai - multivoting
masalah atau adanya potensi terjadinya masalah yang - matriks prioritas masalah
harus dikoreksi atau dicegah kemunculannya di - fishbone
kemudian hari. Sasaran mutu disusun berdasarkan adanya - bagan alir
hasil identifikasi masalah, baik yang telah terjadi maupun - failure mode and effect analysis
yang potensial yang akan terjadi, dan peluang-peluang - bagan gantt
untuk perbaikan yang diharapkan akan lebih b. Alat-alat mutu statistik (Statistical tools), yang
memuaskan pelanggan2,3. meliputi:
Untuk menganalisis masalah, menetapkan sasaran - lembar periksa (check sheet)
mutu, menganalisis masalah, dan menyusun rencana - diagram kecendrungan (run chart)
perbaikan digunakan berbagai alat perbaikan mutu, baik - diagram pencar
menggunakan maupun tidak menggunakan metode - histogram
statistik. Alat-alat tersebut adalah: - diagram Pareto
a. Alat-alat mutu bukan statistik (Non-statistical tools) - diagram kendali
merupakan alat untuk mengembangkan ide,
DAFTAR PUSTAKA
1. Djoko Wiyono, Manajemen Mutu Pelayanan 4. AA Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, Edisi
Kesehatan, Airlangga University Press, 2000. 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004
2. Ali Ghufron Mukti, Strategi Terkini Peningkatan 5. Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, Total Quality
Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan Management (TQM), edisi Revisi, Andi
Implementasi, Pusat Pengembangan Sistem Yogyakarta, 2003
Pembiayaan dan Manajemen Asuransi/ Jaminan 6. HAS Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di
Kesehatan Fakultas Kedkteran Universitas Gajah Indonesia, Bumi Aksara, 2006
Mada, 2007.
3. Tjahyono Koentjoro, Regulasi Kesehatan di
Indonesia, Andi Yogyakarta, 2007
19
19