KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT BANJAR PATROMAN
NOMOR
TENTANG PEDOMAN PENINGKATAN
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Departemen Kesehatan RI tahun 1994, Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit
adalah keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang
menyangkut struktur, proses dan outcome secara obyektif, sistematik dan berlanjut
memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan
peluang untuk meningkatkan pelayanan pasien, dan memecahkan masalah – masalah
yang terungkap sehingga pelayanan yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan
berhasil guna.
Meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat maka sistem
nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung
menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pula
pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas mutu
pelayanan tadi maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit
secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta
memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat. Namun dalam
pelaksanaannya bukanlah hal yang mudah. Kendala yang dirasakan saat ini adalah masih
belum adanya kesamaan pengertian dasar tentang mutu, konsep dan prinsip demikian
pula cara-cara penerapannya.
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari Tujuan Nasional. Untuk itu perlu
ditingkatkan upaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau.
Pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu itu sendiri merupakan salah satu
kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang, termasuk pelayanan di rumah sakit.
Pendekatan mutu yang ada saat ini berorientasi pada kepuasan pelanggan atau
pasien.Penerapan pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses
yang berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan.Semakin
meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan
orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah. Mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya
disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan pasien dan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Rumah Sakit Umum Kota Banjar merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
kompleks. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, BLUD RSU Kota Banjar harus
melakukan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang menyangkut struktur, proses
dan outcome secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan
kewajaran pelayanan terhadap pasien dan memecahkan masalah-masalah yang
terungkapkan sehingga pelayanan yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan
berhasil guna.BLUD RSU Kota Banjar dipacu untuk dapat menilai diri (self assessment)
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien BLUD RSU Kota
Banjar diperlukan kebijakan sebagai pedoman pelaksanaan. Kebijakan PMKP tersebut
terdapat dalam SK Direktur BLUD RSU Kota Banjar No. 445/ / 2018 Tahun 2018 tentang
Kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien. Adapun kebijakan tersebut terlampir.
A. STRUKTUR ORGANISASI
Sesuai Surat Keputusan Direktur No. 445/158/36/2017 tentang Struktur Organisasi
Komite Mutu dan Keselamatan Paisen (KMKP) BLUD RSU Kota Banjar dapat dilihat
dalam gambar berikut ini:
DIREKTUR
PIC
Gambar 1. Struktur Organisasi Komite Mutu dan Keselamatan Pasien BLUD RSU
3. Pilih masalah yang 4. Bila indikator sudah 7b. Uji coba tidak
ingin / dapat dipilih, buat profil
diperbaiki ada masalah
indikatornya
tetapkan indikator
5. Lihat di standar
akreditasi dan SPM 6. Bila ada, pilih indikator 8. Tetapkan PIC
apakah masalah berdasarkan standar data, latih, data
tersebut ada standar yang diminta mulai
mutunya dikumpulkan
d. Validasi data
Validasi adalah suatu tindakan pembuktian data itu akurat dan lengkap, data
yang terkumpul harus divalidasi karena rumah sakit mempunyai tanggung jawab
terhadap keandalan data yang di publikasikan serta public juga mempunyai hak
untuk mendapatkan data yang akurat. Validasi data dilakukan oleh petugas
subkomite mutu bukan oleh petugas pengumpu data atau yang terlibat dalam
pengumpulan data. Validasi data dilakukan bila indikator klinik baru saja
dikumpulkan atau bila ada perubahan sumber data numerator, denumerator,
definisi operasional, subyek pengumpul data dan PIC pengumpul data dirubah.
Langkah - langkah validasi adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam
pengumpulan data sebelumnya.
2. Menggunakan sample statistik sahih dari catatan, kasus dan data lain
Sample 100 % di butuhkan jika jumlah pencatatan, kasus dan data
jumlahnya sangat kecil.
3. Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang.
4. Kalkulasi akurasi dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan
dengan total jumlah data elemen dikalikan dengan 100. Tingkat akurasi
90 % adalah patokan yang baik.
5. Jika elemen data yang diketemukan ternyata tidak sama dengan catatan
alasanya.
6. Koreksi sample baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk
memastikantindakan menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan.
Alur Validasi dan Analisis dari Indikator Penilaian
Dibandingkan :
IAK
IAM Di dalam RS / tren Metode Statistik
ISKP Dengan RS lain
ILM DenganStandar
Dengan Praktek Terbaik
e. Analisa data
Analisa data adalah kegiatan mengubah data penelitian / survai menjadi
informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan.
Data yang harus dianalisa adalah :
1. Data indikator kunci / indikator prioritas
2. Data hasil evaluasi panduan praktek klinis dan clinical patway
3. Data survelence PPI
4. Insiden Keselamatan pasien sentinel, KTD, KNC
5. Data dari MPO (KNC,KTDdan sentinel)
Cara melakukan analisa adalah sebagai berikut:
1. IAK, IAM, ILM, dan ISKP di bandingkan di dalam rs dengan tren, dengan
rumah sakit lain, dengan standar,dengan praktek terbaik.
2. Dengan melalui grafik
3. Dengan alat statistik seperti run charts, control charts, histogram, pareto
charts.
Unit Kerja
g. Clinical Pathway
CP adalah konsep perencanaan pelayanan terpadu / terintegrasi yang
merangkum setiap langkah yang di berikan kepada pasien berdasarkan standar
pelayan medis, standar pelayanan keperawatan dan standar PPA lainya dengan
basis pelayanan terukur. Tujuan dari cp adalah mengurangi variasi dalam
pelayanan,meningkatkan kwalitas pelayan, pelayanan lebih terintegrasi,
diharapkan dapat mengurangi beaya pelayanan. CP berfungsi jugasebagai acuan
dalam memberikan asuhan kepada pasien dari waktu kewaktu dan sebagai alat
monitoring kepatuhan staff klinis. Prinsip dasar dari CP adalah pelayanan
terpadu/ terintegrasi, melibatkan semua professional pemberi asuhan
(dokter,perawat, farmasis, nutrisionis dan fisioterafis), mencatat semua kegiatan
asuhan dalam rekam medis, penyimpangan kegiatan asuhan dicatat sebagai
varians. Tidak semua penyakit perlu CP, hanya 30% saja pasien dirawat yang
perlu cp,cp hanya efektif dan efisien untuk penyakit yang predictable dan
memerlukan perawatan dengan multidisiplin.
Langkah-langkah penyusunan Clinical Pathway adalah sebagai berikut :
a. Tetapkan pelayanan yang akan di buat CP
b. Siapkan PPK dari setiap profesi / komponen pemberi asuhan
c. Tetapkan hari rawat sesuai PPK
d. Tetapkan jenis dan urutan kegiatan pelayanan setiap hari rawat
e. Beri catatan mana kegiatan wajib dan operasional
f. Sediakan tempat untuk mencatat varians
g. CP bukan untuk memperoleh rincian biaya.
h. CP yang di buat di BLUD RSU Kota Banjar meliputi :
SMF Penyakit Dalam :
Clinical Pathway DHF dan Typoid
SMF Bedah :
Clinical Pathway Apendicitis Acute Simple
SMF Obsgyn:
Clinical Pathway Preeklamsi Berat
Investigasi
a. Investigasi sederhana
Investigasi sederhana dilakukan bila ditemukan band grading risiko him dan
hijau. Sedangkan waktu investigasi sederhana bila dengan band wama biru
maksimal 1 (satu) minggu clan hijau maksimal 2 (dua) minggu.
b. Investigasi Komprehensif
Investigasi komprehensif dilakukan bila ditemukan band grading risiko
kuning dan merah dengan waktu maksimal 45 (empat puluh lima) hari.
Rekomendasi
Kesimpuian, pendapat, dan samna yang disusun berdasarkan basil dari
investigasi, yang ditujukan kepada orang dan atau badan yang berwenang untuk
melakukan tindakan darn atau perbaikan untuk peningkatan mutu
Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah merupakan suatu aksi atau tindakan koreksi (corrective
action) sebagai lanjutan langkah dalam mencapai perbaikan dan atau
mengembalikan segala kegiatan pada tujuan yang seharusnya.
Sosialisasi
Interaksi sosial langsung maupun tidak langsung yang berlangsung melalui
kelompok dengan informasi tentang hasil kegiatan keseluruh unit rumah sakit
DESIGN
MEASURE
Objective
Improvement /
Innovation
ASSESS
Comparative
IMPROVE Information
Improvement
Priorities
Keenam langkah P-D-S-A yang terdapat dalam gambar 2 di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Sasaran ditetapkan secara konkret dalam bentuk angka, harus pula diungkapkan
dengan maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan. Semakin rendah
tingkat karyawan yang hendak dicapai oleh penyebaran kebijakan dan tujuan,
semakin rinci informasi.
Konsep PDSA dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem yang efektif
untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk mencapai kualitas pelayanan yang
akan dicapai diperlukan partisipasi semua karyawan, semua bagian dan semua
proses. Partisipasi semua karyawan dalam pengendalian kualitas pelayanan
diperlukan kesungguhan (sincerety), yaitu sikap yang menolak adanya tujuan yang
semata-mata hanya berguna bagi diri sendiri atau menolak cara berfikir dan berbuat
yang semata-mata bersifat pragmatis. Dalam sikap kesungguhan tersebut yang
dipentingkan bukan hanya sasaran yang akan dicapai, melainkan juga cara
bertindak seseorang untuk mencapai sasaran tersebut.
A. PENCATATAN
1. Pencatatan Indikator mutu, sensus harian dilakukan oleh unit masing -
masing.Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator klinis,
indikator manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien, indikator JCI library
measurementdikumpulkan di Sub Komite Peningkatan Mutuuntuk kemudian
dilanjutkan kepada Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
2. Pencatatan program PMKP dilaksanakan setiap akhir kegiatan dan tiap satu bulan
pelaporan kegiatan dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit melalui Pelaporan
Realisasi Program Kerja PMKP untuk ditindak lanjuti. Tindak lanjut yang
dilakukan ini kemudian akan dievaluasi ulang untuk melihat apakah proses
perbaikan sudah terlaksana atau tidak.
3. Pencatatan insiden keselamatan pasien.Setiap terjadi insiden keselamatan pasien
unit langsung membuat laporan insiden untuk dilaporkan kepada sub komite
keselamatan pasien, kemudian dilakukan RCA/grading dan dilakukan pembahasan
dengan sub komite keselamatan pasien dan Ketua Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien bersama manajemen rumah sakit.
B. PELAPORAN PROGRAM KERJA KMKP
Pelaporan kepada :
Kegiatan Pemkot Keterangan
Direksi
Banjar
Indikator Mutu Tiap Bulan Semester Melalui laporan realisasi
pencapaian program kerja KMKP
Program Patient Tiap selesai Tahunan Melalui laporan realisasi
Safety pelaksanaan program pencapaian program kerja KMKP
Manajemen Resiko Insidentil Tahunan Tiap ada kejadian dilakukan
Klinik pembahasan laporan insiden
bersama KMKP dan manajemen
RS
Root Cause Analysis Insidentil Tahunan Tiap selesai pembahasan RCA
dan FMEA dan FMEA dibuat laporan
Indikator Klinik Tiap triwulan Tiap akhir Laporan realisasi pencapaian
Pelayanan Medis tahun target indikator melalui
Audit Klinis Tiap selesai Tiap akhir Melalui laporan realisasi audit
Pelayanan Medis pelaksanaan audit tahun klinis oleh Komite Medik
Clinical Pathway Tiap selesai Tiap akhir Melalui laporan realisasi
pelaksanaan program tahun pencapaian program kerja KMKP
bersama Komite Medik
Pendidikan & Tiap selesai Tiap akhir Melalui laporan realisasi pencapa
Pelatihan PMKP pelaksanaan program tahun ian program kerja KMKP bersama
Diklat
Pencegahan dan Tiap bulan Tiap akhir Melalui laporan kegiatan ketua
pengendalian infeksi tahun KMKP bersama PPI
A. MONITORING
Monitoring program peningkatan mutu dan keselamatan pasien melalui pertemuan
KMKP dengan pimpinan secara rutin dan beberapa kegiatan melalui Audit internal
BLUD RSU Kota Banjar
B. EVALUASI KEGIATAN
1. Program Mutu dan Keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh KMKP dievaluasi
secara berkala oleh seluruh jajaran manajemen BLUD RSU Kota Banjar
2. Evaluasi pedoman, kebijakan dan SPO mutu dan keselamatan pasien dilakukan
secara berkala (paling lama 3 tahun) oleh KMKP
3. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien BLUD RSU Kota Banjar melakukan evaluasi
kegiatan dan rekomendasi tindak lanjut setiap bulan dan membuat tindak lanjutnya
4. Setiap unit kerja melakukan evaluasi dan rekomendasi tindak lanjut unit setiap bulan.
Kegiatan yang dievaluasi meliputi :
1. Indikator unit kerja yang terangkum dalam indikator SPM
2. Indikator Klinis
3. Indikator Manajerial
4. Library of Measures
5. Lima area prioritas untuk Clinical Pathway
6. Pencatatan indikator dilakukan oleh masing-masing unit kerja dan
pelaporan dilakukanoleh bagian Monitoring dan evaluasi
7. Program PMKP harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Pengawas atau
Walikota Banjar.
C. DOKUMEN BUKTI
Laporan pelaksanaan program KMKP:
1. Laporan pelaksanaan pemantauan indikator klinik
2. Laporan Hasil Audit klinik
3. Laporan RCA
4. Laporan FMEA
5. Laporan pelaksanaan Pelatihan – pelatihan internal
6. Laporan kegiatan Quality Champion
7. Laporan kegiatan Tim PPI
8. Laporan pemantauaan indikator mutu pelayanan rumah sakit
9. Laporan Realisasi pencapaian program KMKP
Pedoman Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ini kami susun agar dapat
digunakan sebagai acuan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dalam merencanakan,
melaksanakan, monitoring dan evaluasi program upaya peningkatan mutu dan Keselamatan
pasien di BLUD Rumah Sakit Umum Kota Banjar. Upaya – upaya ini akan lebih berhasil jika
didukung oleh pimpinan rumah sakit dan kerja sama yang baik dari seluruh unit kerja di
BLUD Rumah Sakit Umum Kota Banjar ini.
Laporan Kejadian
Insiden (maks 2x24 jam)
(SENTINEL/
KTD/KNC/KTC)
Atasan
Langsung
Lakukan tindakan
Grading
Risk
Matrix
1 x 24 jam
Biru / Merah / Laporan
hijau Kuning
Investigasi
Sederhana
Kebijakan/
program
Laporan Kejadian
Hasil Investigasi
Rekomendasi
Alternatif
ssolusi
Analisis / Regrading
RCA
Laporan Laporan
Feedback ke Kejadian Kejadian
unit Pembelajaran / Hasil Hasil
Rekomendasi Investigasi Investigasi
Alternatif
solusi