Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TATA CARA PENCUCIAN


ALAT MAKAN PASIEN PADA PRAMUSAJI
DI RSD IDAMAN BANJARBARU

Pembimbing:

Adies Riyana, M.Gz

Disusun Oleh:

NADYA SALSHABILLA HAYA (P07131218071)

YETRI IKA AYU (P07131219047)

YUNISARI PUTERI NESA (P07131219048)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN GIZI
2022

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TATA CARA PENCUCIAN
ALAT MAKAN PASIEN PADA PRAMUSAJI
DI RSD IDAMAN BANJARBARU

Pembimbing:

Adies Riyana, M.Gz

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Praktek Kerja
Lapangan Bidang Penyelenggaraan Makanan Institusi di RSD Idaman Banjarbaru

Disusun Oleh :

NADYA SALSHABILLA HAYA (P07131218071)

YETRI IKA AYU (P07131219047)

YUNISARI PUTERI NESA (P07131219048)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
ii
JURUSAN GIZI
2022

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TATA CARA PENCUCIAN
ALAT MAKAN PASIEN PADA PRAMUSAJI
DI RSD IDAMAN BANJARBARU

Telah Disetujui Pada Oktober 2022

Mengetahui,

Kepala Instalasi Gizi Menyetujui,


RSD Idaman Banjarbaru Pembimbing

Adies Riyana, SST. M.Gz Adies Riyana, SST. M.Gz


NIP. 19791006 200112 2 001 NIP. 19791006 200112 2 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas

segala Rahmat dan Karunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga laporan Diklat

yang berjudul “Tata Cara Pencucian Alat Makan Pasien Pada Pramusaji”

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan laporan ini, tidak

lepas dari bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang

terhomat:

1. Bapak dr. Danny Indrawardhana, MMRS selaku Direktur RSD Idaman

Banjarbaru yang telah memberikan izin kepada kami untuk melaksanakan

praktek kerja lapangan bidang penyelenggaraan makanan institusi.

2. Bapak Dr. H. Mahpolah, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Banjarmasin.

3. Ibu Rijanti Abdurrachim, DCN, M. Kes RD selaku Ketua Jurusan Gizi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin.

4. Ibu Adies Riyana, SST. M. Gz, selaku Kepala Instalasi Gizi RSD Idaman

Banjarbaru dan pembimbing dalam Praktek Kerja Lapangan Pendidikan dan

Pelatihan (Diklat).

5. Seluruh ahli gizi, staff dan karyawan RSD Idaman Banjarbaru.

6. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan

materil.

iv
7. Teman-teman semester VII angkatan 2019 yang telah memberikan dukungan

serta masukan.

8. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyelesaian laporan

penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna

dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun demi kelancaran laporan penelitian ini. Kami

berharap semoga laporan penelitian ini dapat berguna bagi kita semua. Amiiin.

Banjarbaru, Oktober 2022

Penulis

v
DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................vi

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan..................................................................1

BAB II......................................................................................................................3

PELAKSANAAN DIKLAT....................................................................................3

A. Materi Diklat.................................................................................................3

B. Peserta/Sasaran Diklat.................................................................................10

C. Waktu Pelaksanaan Diklat..........................................................................10

D. Pelaksana.....................................................................................................10

E. Sarana dan Prasarana Diklat.......................................................................11

BAB III..................................................................................................................13

HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................13

A. Hasil............................................................................................................13

B. Pembahasan.................................................................................................14

C. Faktor Penghambat dan Pendukung............................................................16

BAB IV..................................................................................................................17

PENUTUP..............................................................................................................17

A. Kesimpulan.................................................................................................17

vi
B. Saran............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

LAMPIRAN...........................................................................................................17

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan pembersih atau pencucian peralatan perlu diketahui secara
mendasar. Dengan membersihkan peralatan secara baik, akan
menghasilkan alat pengolahan makanan dan alat makan yang bersih dan
aman. Kasus penyakit bawaan makanan (food borne disease) dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain,
kebiasaan mengolah makanan secara tradisional, penyimpanan, dan
penyajian yang tidak bersih dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi
(Chandra B, 2012).
Jumlah kasus keracunan pangan di Indonesia pada tahun 2019
terdapat 77 Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB KP), dengan
jumlah orang yang terpapar sebanyak 7244 orang dan 3281 orang
diantaranya mengalami gejala sakit (attack rate sebesar 45,29). Sedangkan
korban meninggal, yaitu sebanyak 5 orang (case fatality rate sebesar
0,07%) (BPOM RI, 2019).
Kebersihan peralatan makan yang kurang baik akan berperan
penting dalam pertumbuhan kuman dan penyebaran penyakit, oleh karena
itu peralatan makan harus terjaga kebersihannya agar terhindar dari
kontaminasi kuman pathogen (Tumelap, 2011).
Adapun masalah yang kami temui di lapangan, bahwa tenaga
penjamah makanan yaitu pramusaji di Instalasi Gizi RSD Idaman
Banjarbaru masih ada yang belum menerapkan tata cara dalam pencucian
dan sterilisasi alat makan secara benar dan lengkap sehingga perlu
diadakannya pendidikan dan pelatihan kepada pramusaji tentang “Tata
Cara Pencucian Alat Makan Pasien” di Rumah Sakit.
B. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
1. Tujuan Umum
Pendidikan dan pelatihan ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai
tata cara pencucian peralatan makan di RSD Idaman Banjarbaru.

1
2

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang tata
cara pencucian peralatan makan di RSD Idaman Banjarbaru.
b. Menyajikan materi yang bermanfaat dan dapat diaplikasikan
dalam pekerjaan tenaga pramusaji setiap hari.
c. Memilih waktu dan tempat yang sesuai dengan kondisi tenaga
pramusaji.
d. Mempersiapkan alat bantu dan media yang menarik dan sesuai
dengan kondisi tenaga pramusaji.
BAB II
PELAKSANAAN DIKLAT
A. Materi Diklat
1. Pengertian Pencucian Alat
Pencucian alat makan merupakan bagian yang sangat penting dan
berpengaruh terhadap kualitas makanan. Alat makan yang tidak dicuci
dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit penyakit yang
tertinggal akan berkembang biak dan mencemari makanan yang akan
diletakkan di atasnya. Semua peralatan makanan yang mempunyai
peluang bersentuhan dengan makanan harus selalu dijaga dalam
keadaan bersih dan tidak ada sisa makanan yang tertinggal pada bagian-
bagian alat makan tersebut. Apabila hal tersebut dibiarkan, akan
memberi kesempatan kuman yang tidak dikehendaki untuk berkembang
biak dan membusukkan makanan (Deviyanti, D., 2018).
Kebersihan peralatan makanan yang kurang baik akan mempunyai
peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan kuman,
penyebaran penyakit dan keracunan, untuk itu peralatan makanan
haruslah dijaga terus tingkat kebersihannya supaya terhindar dari
kontaminasi kuman patogen serta cemaran zat lainnya. Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kualitas makanan jadi yaitu terjadinya
kontaminasi makanan oleh bakteri melalui kontaminasi peralatan yang
tidak bersih (Deviyanti, D., 2018).
2. Tujuan Pencucian Alat Makan
a. Menghilangkan kotoran-kotoran kasar
- Scrapping (pemisahan kotoran sebelum dicuci)
- Memakai sabut,tapas, abu gosok untuk melepaskan kotoran dari
peralatan.
- Menggunakan air bertekanan tinggi 15 psi, untuk melepaskan
kotoran yang melekat.
b. Menghilangkan lemak dan minyak

3
- Direndam air panas (60C) sampai larut.

4
4

- Direndam dalam larutan detergen.


c. Menghilangkan bau (bau ikan, bau amis, dsb)
- Melarutkan dengan air perasan jeruk nipis/lemon dalam
detergen pencuci.
- Menggunakan abu gosok, arang, atau kapur yang mempunyai
daya anti bau.
- Menggunakan detergen yang baik atau detergen cair berkualitas.
d. Menghilangkan hama penyakit (mikroba atau desinfektan)
- Direndam air panas 80C selama 2 menit, atau 100C selama 1
menit.
- Direndam dalam air yang mengandung Klor 50 ppm selama 2
menit atau air dibubuhi kaporit 2 sendok makan dalam 100 liter
air.
e. Pengeringan peralatan yang telah dicuci
- Dengan handuk khusus yang bersih dan tidak menimbulkan
bekas.
- Menggunakan lap bersih sekali pakai yang tidak menimbulkan
bekas.
- Ditiriskan sampai kering dengan sendirinya.
3. Ketentuan Pencucian Alat Makan
Peralatan makan adalah segala macam alat yang digunakan untuk
mengolah dan menyajikan makanan dengan ketentuan peralatan makan
yaitu :
a. Cara pencucian, pengeringan dan penyimpanan peralatan
memenuhi persyaratan agar selalu dalam keadaan bersih sebelum
digunakan.
b. Peralatan dalam keadaan baik dan utuh.
c. Peralatan makan dan minum tidak boleh mengandung angka kuman
yang melebihi nilai ambang batas yang ditentukan.
5

d. Permukaan alat yang kontak langsung dengan makanan tidak ada


sudut mati dan halus.
e. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak
mengandung zat beracun (Tumelap, 2011).
4. Syarat Pencucian Alat Makan
a. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh
mengeluarkan zat beracun yang melebihi ambang batas sehingga
membahayakan kesehatan antara lain Timah (Pb), Arsenik (As),
Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd), Antimony (Sb).
b. Peralatan tidak rusak, gompel, retak dan tidak menimbulkan
pencemaran terhadap makanan.
c. Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus conus
atau tidak ada sudut mati, rata, halus dan mudah dibersihkan.
d. Peralatan harus dalam keadaan bersih sebelum digunakan.
e. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap
disajikan tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi
ambang batas dan tidak boleh mengandung Escherichia coli per nol
cm2 permukaan alat (Tumelap, 2011).
Persyaratan pencucian peralatan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011:
a. Tersedia tempat pencucian peralatan, jika memungkinkan terpisah
dari tempat pencucian bahan pangan.
b. Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersih/deterjen.
c. Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak atau dimakan
mentah harus dicuci dengan menggunakan larutan Kalium
Permanganat (KMnO4) dengan konsentrasi 0,02% selama dua
menit atau larutan kaporit dengan konsentrasi 70% selama dua
menit atau dicelupkan ke dalam air mendidih (suhu 80°C - 100°C)
selama satu sampai lima detik.
6

d. Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan


dalam tempat yang terlindung dari pencemaran serangga, tikus dan
hewan lainnya.

5. Kriteria Tempat Pencucian Alat Makan


Tempat mencuci peralatan harus memenuhi kriteria berikut ini:
a. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah
dibersihkan.
b. Air untuk perlengkapan pencucian dilengkapai dengan air dingin
dan air panas.
c. Tempat pencucian peralatan dihubungkan dengan saluran
pembungan air limbah.
d. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bilik atau bak pencuci yaitu
untuk mengguyur, menyabun dan membilas.
6. Ketentuan Penyimpanan Peralatan Makan
Penyimpanan peralatan harus memelilki ketentuan
a. Semua makan yang kontak dengan makanan harus disimpan dalam
keadaan kering dan bersih .
b. Cangkir, mangkok, gelas, panci dan sejenisnya disimpan dengan
cara harus dibalik.
c. Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak
rusak.
d. Laci-laci tempat penyimpanan peralatan terpelihara kebersihannya.
e. Ruang- ruang penyimpana peralatan tertutup dan tidak lembab,
terlindung dari sumber pengotoran /kontaminasi dan binatang
rusak.
7. Perlindungan Peralatan Makan
Perlindungan peralatan makan dimulai dari keaadan bahan. Bahan
yang baik adalah bahan yang tidak larut dalam makanan, mudah dicuci,
dan aman untuk digunakan. Peralatan aman, utuh, dan kuat, peralatan
yang sudah retak, atau sudah pecah selain dapat menimbulkan
7

kecelakan juga dapat menjadi sumber pengumpulan kotoran karena


tidak dapat tercuci sempurna. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan dalam
pengumpulan data alat usap oleh Permenkes RI No.
1204/Menkes/SK/X/2004, bahwa untuk persyaratan peralatan masak
dengan angka total kuman sebanyak-banyak 100/cm2 dan tidak
mengandung bakteri Escherichia coli (negatif).
8. Teknik Pencucian Alat Makan
Teknik pencucian yang benar akan memberikan hasil akhir
pencucian yang sehat dan aman. Oleh sebab itu, perlu diikuti tahapan-
tahapan pencucian sebagai berikut.
a. Scraping
Memisahkan segala kotoran dan sisa-sisa makanan yang terdapat
pada peralatan yang akan dicuci, seperti sisa makanan di atas
piring, sendok, panci, dan lain-lain.
b. Flushing Dan Soaking
Mengguyur air di atas peralatan yang akan dicuci sehingga bersih
dari noda sisa seluruh permukaan peralatan perendaman (soaking)
dimaksudkan untuk memberi kesempatan peresapan air ke dalam
sisa makanan yang menempel atau mengeras, sehingga menjadi
mudah untuk dibersihkan atau terlepas dari permukaan alat. Waktu
perendaman tergantung dari kondisi peralatan. Penggunaan
perendaman dengan air panas (60°c) akan lebih cepat daripada air
dingin. Minimal waktu perendaman adalah 30 menit– 60 menit.
c. Washing
Mencuci peralatan dengan cara menggosok dan melarutkan sisa
makanan dengan zat pencuci, seperti detergen cair atau bubuk,
yang mudah larut dalam air sehingga sedikit kemungkinan
membekas pada alat yang dicuci. Pada tahap ini dapat digunakan
sabut, tapas, atau zat penghilang bau yang dipergunakan, seperti
abu gosok, arang, atau air jeruk nipis. Penggunaan sabun biasa
sebaiknya harus dihindari, karena sabun biasa tidak dapat
8

melarutkan lemak.akibatnya, pembersihan lemak tidak sempurna


dan kemungkinan bau. Sabun biasa agak sulit larut dalam air dan
bila menempel di peralatan akan menimbulkan bekas (noda) bila
peralatan sudah kering. Pada tahap penggosokan ini perlu
diperhatikan bagian-bagian peralatan yang perlu dibersihkan lebih
cermat, yaitu:
- Bagian peralatan yang terkena makanan (permukaan tempat
makanan).
- Bagian peralatan yang kontak dengan tubuh (bibir gelas, ujung
sendok).
- Bagian yang tidak rata (bergerigi, berukir, dan berpori).
d. Rinsing
Mencuci peralatan yang telah digosok detergen sampai bersih
dengan cara dibilas dengan air bersih. Pada tahap ini, penggunaan
air harus banyak, mengalir dan selalu bertukar. Setiap alat yang
dibersihkan dibilas dengan cara menggosokgosok dengan tangan
atau sampai terasa kesat (tidak licin). Pembilasan sebaiknya
dilakukan dengan air bertekanan yang cukup sehingga dapat
melarutkan sisa kotoran atau sisa bahan pencuci. Tekanan air yang
digunakan dianjurkan dengan tekanan 15 psi (pound per square
inches) atau tekanan air yang digunakan sama dengan 1,2 kg/cm2.
e. Sanitizing
Tindakan sanitasi untuk membebashamakan peralatan setelah
proses pencucian. Peralatan yang selesai dicuci perlu dijamin aman
dari mikroba dengan cara sanitasi atau dikenal dengan desinfeksi.
Cara desinfeksi yang umum dilakukan ada beberapa macam, yaitu:
- Rendam air panas 100ºc selama 2 menit.
- Larutkan chlor aktif (50 ppm).
- Udara panas.
9

- Sinar ultra violet atau peralatan elektrik yang menghasilkan


sinar ultraviolet, dan uap panas (steam) yang biasanya terdapat
pada mesin cuci piring (dishwashing machine).
f. Toweling
Mengeringkan dengan manggunakan kain atau handuk (towel)
dengan maksud menghilangkan sisa-sisa kotoran yang mungkin
masih menempel sebagai akibat proses pencucian, seperti noda
detergen, noda chlor. Sebenarnya kalau proses pencucian
berlangsung dengan baik, maka noda-noda itu tidak boleh terjadi.
Noda bisa terjadi pada mesin pencuci, yang sistem desinfeksinya
sudah kurang tepat. Prinsip penggunaan lap pada alat yang sudah
dicuci bersih sebenarnya tidak boleh karena akan terjadi
pencemaran sekunder (rekontaminasi). Toweling ini dapat
digunakan dengan syarat bahwa towel yang digunakan harus steril
serta sering diganti untuk sejumlah penggunaan. Yang paling baik
adalah sekali pakai (single use).towel yang sudah digunakan dicuci
dan disterilkan dengan outctov sehingga benar-benar steril setiap
akan digunakan. Dalam pembersihan peralatan yang menggunakan
tindakan sanitasi kering (sinar atau oven), penggunaan towel
sebaiknya tidak digunakan.
10

g. Diagram alir pencucian peralatan makan

Peralatan makan kotor

Dipisahkan dari sisa makanan

Dibilas dengan alir mengalir

Masukkan Dishwasher machine selama


Sterilisasi
3 menit dengan suhu 90◦C

Ditiriskan dengan posisi berdiri dan Di lap dan langsung


terbalik selama ± 1 jam digunakan

Disimpan dalam rak


penyimpanan

Gambar 2.1 Diagram Alir Peralatan Makan

B. Peserta/Sasaran Diklat
Sasaran pada kegiatan pelaksanaan diklat adalah seluruh pramusaji
di Instalasi Gizi yang berjumlah 6 orang.

C. Waktu Pelaksanaan Diklat


Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Oktober 2022
Waktu : 13.00 WITA - Selesai
Tempat : Instalasi Gizi RSD Idaman Banjarbaru
11

D. Pelaksana
Pembimbing Pelaksaana : Adies Riyana, M. Gz
Moderator : Yetri Ika Ayu
Pemateri : Yunisari Puteri Nesa
Nadya Salshabilla Haya
Notulen : Yetri Ika Ayu
E. Sarana dan Prasarana Diklat
1. Metode
a) Ceramah
b) Tanya Jawab
2. Media
a) Leaflet
3. Biaya
Tabel 2.1 Rincian Biaya Kegiatan Diklat
No. Uraian Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga
Kuisioner:
1 - Pre Test 20 lembar Rp 1.000 Rp 20.000
- Post Test
2 Leaflet 15 lembar Rp 1.000 Rp 15.000
3 Konsumsi 15 buah Rp 5.000 Rp 75.000
Total Rp 110.000

4. Susunan Jadwal Kegiatan Diklat


Tabel 2.2 Susunan Acara Kegiatan Diklat
Kegiatan
No Waktu
Pelatihan Peserta
1 10 menit Pembukaan
a. Salam pembukaan a. Menjawab salam
b. Perkenalan diri b. Mendengarkan dan
c. Menyampaiakan tujuan meperhatikan
d. Menyebutkan materi c. Mengerjakan pre-test
pokok bahasan yang
akan disampaikan
e. Pre-test
12

2 25 menit Kegitaan inti penyuluhan


a. Penjelasaan materi a. Mendengarkan dan
diklat meperhatikan
- Definisi pencucuciann b. Bertanya jika ada
- Standar pencuciaan yang kurang jelas
ala
- Alur dan proses
pencucician alat
b. Tanya jawab
Kegiatan
No Waktu
Pelatihan Peserta
3 10 menit Penutup
a. Post-test a. Mengerjakan
b. Menyimpulkan materi b. Mendengarkan dan
yang telah disampaikan meperhatikan
c. Menutup kegiatan c. Menjawab salam
dengan meberikan
salam
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh kelompok 1 dengan
judul "Tata Cara Pencucian Alat Makan Pasien pada Pramusaji di RSD
Idaman Banjarbaru” telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022
di Instalasi Gizi RSD Idaman Banjarbaru pada pukul 13.00 WITA-selesai
yang dihadiri oleh pramusaji sebanyak 6 orang. Dalam kegiatan diklat ini
telah dilakukan penyampaian materi mengenai tata cara pencucian
peralatan makan yang baik dan benar.
Berdasarkan hasil kegiatan diklat yang telah dilaksanakan bahwa
para peserta tenaga pramusaji dapat mengikuti dan mengetahui dengan
baik tentang Tata Cara Pencucian Alat Makan Pasien, mereka juga dapat
mengetahui alur proses pencucian alat makan yang benar. Untuk
mengetahui pengetahuan peserta, maka diberikan pertanyaan melalui pre
test dan post test.
Tabel 3.1 Tingkat Pengetahuan Peserta pada Pre Test dan Post Test

No. Tingkat Pengetahuan Pre Test Post Test


N % N %
1 Baik 0 0 3 50
2 Cukup 3 50 2 33,
3
3 Kurang 3 50 1 16,
7
Jumlah 6 100 6 100

13
Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan peserta berada pada kategori kurang dan kategori cukup yaitu
50%. Dari hasil 10 soal pre test dari peserta diklat didapatkan sebagian
besar peserta salah menjawab pertanyaan mengenai langkah-langkah
pencucian dan juga suhu ideal dalam mencuci alat makan pasien, serta
istilah yang kurang familiar dalam pencucian alat makan.

13
14

Hasil post test peserta menunjukkan peningkatan dari hasil


sebelumnua yaitu tingkat pengetahuan tertinggi dengan kategori baik
sebesar 50% dan kurang (16,7%) adalah terendah. Dari hasil 10 soal post
test dari peseta didapatkan sebagian besar peserta sudah benar menjawab
pertanyaan mengenai langkah-langkah pencucian dan suhu ideal dalam
mencuci alat makan pasien. Sehingga kegiatan diklat ini sudah dinilai
berhasil. Namun, pada hasil post test masih ada pramusaji yaitu sebanyak
1 (satu) orang yang masih belum memahami materi pencucian alat makan
pasien setelah diberikan penyuluhan.
B. Pembahasan
Penyelenggaran makanan di rumah sakit termasuk RSD Idaman
Banjarbaru adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu
hingga evaluasi dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal.
Dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit sanitasi sangat penting
untuk diperhatikan agar makanan tidak menjadi sumber penularan
penyakit bagi manusia (Fauzia, 2017).
Higiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan
faktor yang dapat menimbulkan penyakit. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya kontaminasi makanan, antara lain adalah
peralatan makanan yang tidak bersih (Agustiningrum, 2018).
Salah satu sumber kontaminan utama dalam pengolahan makanan
berasal dari penggunaan wadah dan peralatan makan yang kotor serta
mengandung mikroba dalam jumlah yang cukup tinggi. Pencucian alat
dengan air yang terkontaminasi dapat menyebabkan mikroba menempel
pada peralatan makan. Begitupula dengan sisa makanan yang masih
menempel dapat menyebabkan pertumbuhan mikroba yang akan
mempengaruhi kesehatan (Trisnajati, 2016).
Pencucian alat makan adalah proses pembersihan dari kotoran/sisa
makanan pasien sesuai dengan tata cara pencucian yang benar. Pada tata
cara pencucian alat makan di Instalasi Gizi RSD Idaman Banjabaru masih
belum melaksanakan langkah-langkah dengan tepat yaitu pramusaji tidak
15

melaksanakan perendaman alat makan di dalam bak, serta tidak


menggunakan air panas dengan suhu yang sesuai yaitu 60C dengan waktu
30-60 menit. Serta saat dilakukan disinfektasi dalam oven pemanas, alat
makan hanya ditumpuk dan tidak disusun secara terbalik. Sedangkan
menurut Kemenkes (2018), tata cara pencucian yang benar haruslah
mengguyur alat makan dengan air lalu melakukan perendaman alat makan
dengan suhu 60C dalam waktu 30-60 menit, kemudian peralatan dicuci,
dibilas dan dilakukan perendaman kembali dengan air 100C selama 2
menit lalu setelah itu di keringkan. Tidak terlaksananya perendaman oleh
pramusaji di RSD Idaman Banjarbaru ini di akibatkan adanya keterbatasan
sarana dan prasarana untuk proses pencucian alat makan.
Pada kegiatan diklat ini, telah menjelaskan mengenai bagaiman tata
cara pencucian alat makan pasien hingga cara penyimpanan yang benar
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kegiatan berjalan sesuai dengan
harapan dimana peserta berperan aktif saat penyuluhan berlangsung. Pada
hasil pre test diketahui bahwa jawaban salah peserta ada pada soal yang
membahas mengenai tahapan pencucian, suhu ideal saat perendaman, dan
beberapa istilah pencucian yang kurang mereka pahami. Dan pada hasil
post test, terjadi peningkatan nilai oleh peserta yang artinya peserta
menyimak dengan benar isi materi yang telah kami berikan, hanya saja
satu orang pramusaji masih mendapatkan nilai pada kategori kurang hal ini
menandakan masih kurang nya pemahaman yang didapat oleh satu orang
pramusaji tersebut.
Dengan diadakannya diklat ini diharapkan peserta tenaga kerja
pramusaji RSD Idaman Banjarbaru yang kontak langsung dengan
peralatan makan pasien untuk lebih memperhatikan kebersihan alat makan
dengan baik dan benar sehingga dapat mencegah terjadinya kontaminasi
makanan yang dapat mengganggu kesehatan.
16

C. Faktor Penghambat dan Pendukung


1. Faktor Penghambat
Dikarenakan waktu diklat dilaksanakan pada siang hari setelah
para peserta diklat bekerja, adanya pergantian shift pagi dan sore, serta
kendala cuaca yaitu hujan sangat deras mengakibatkan peserta yang
bekerja pada shift pagi merasa kelelahan, sedangkan peserta yang
masuk pada shift sore mengalami keterlambatan kedatangan akibat
cuaca sehingga peserta yang ikut serta dalam diklat hanya 6 orang dari
8 orang yang di rencanakan.
2. Faktor Pendukung
Peserta terlihat antusias dan tetap semangat mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir, mendengarkan materi yang diberikan dengan
baik serta ikut aktif dalam sesi tanya jawab.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Judul pada kegiatan ini yaitu Tata Cara Pencucian Alat Makan Pasien
Pada Pramusaji di RSD Idaman Banjarbaru.
2. Dari nilai pre test dan post test dapat disimpulkan bahwa nilai peserta
mengalami peningkatan sebesar 33,3%.
3. Faktor penghambat kegiatan diklat ini adalah waktu pelaksanaa pada
siang hari, adanya pergantian shift, serta kendala cuaca. Faktor
tersebut mengakibatkan peserta yang bekerja pada shift pagi merasa
kelelahan, sedangkan peserta yang masuk pada shift sore mengalami
keterlambatan kedatangan akibat cuaca sehingga peserta yang ikut
serta dalam diklat hanya 6 orang dari 8 orang yang di rencanakan.
4. Faktor pendukung kegiatan diklat ini adalah peserta terlihat antusias
dan tetap semangat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir,
mendengarkan materi yang diberikan dengan baik serta ikut aktif
dalam sesi tanya jawab.
B. Saran
Diharapkan tenaga pramusaji di Instalasi Gizi RSD Idaman
Banjarbaru dapat memahami, memperhatikan, serta menerapkan tata cara
pencucian alat makan pasien dengan baik dan benar.

17
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningrum, Y. (2018). Hubungan Hygiene Sanitasi Dengan Angka Kuman
Peralatan Makan Pada Pedagang Makanan Kaki Lima Di Alun-Alun
Kota Madiun. Skripsi. Madiun (ID): Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun.

BPOM RI. (2019). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia No. 11 Tahun 2019 Tentang Bahan Tambahan Pangan.

Chandra B, 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Deviyanti, Dyah. (2018). Gambaran Angka Kuman Dan Identifikasi Escherichia


Coli Pada Peralatan Makan Di Warung Makan Pantai Sanur. Diploma
Thesis, Jurusan Analis Kesehatan.

Fauzia, A., & Agustia, F. (2018). Penerapan Prinsip-Prinsip Hazard Analysis


Critical Control Point (Haccp) Dalam Penyelenggaraan Makanan Lauk
Hewani Di Instalasi Gizi Rsud Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto. Jurnal Gizi Dan Pangan Soedirman, 2(1), 72-81.

H. J. Tumelap. (2011). Kondisi Bakteriologik Peralatan Makan Di Rumah Makan


Jombang Tikala Manado. J. Kesehatan Lingkungan, 1, 20–27.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta:


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI.

18
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pretest dan PostTest Pendidikan dan Pelatihan
Tata Cara Pencucian Alat Makan Pasien
di Instalasi Gizi RSD Idaman Banjarbaru
Nama :
1. Hal pertama yang dilakukan sebelum mencuci alat makan adalah....
a. Membilas alat makan dengan air
b. Membersihkan sisa makan
c. Mencuci alat makan dengan sabun
2. Bagaimana cara menghilangkan hama penyakit pada pencucian alat makan....
a. Direndam air panas 100ºC
b. Dengan handuk khusus
c. Direndam dengan air panas 60ºC
3. Bak pencucian alat makan setidaknya terdiri dari berapa bilik atau bak
pencucian....
a. 2 bilik
b. 3 bilik
c. 4 bilik
4. Teknik pencucian alat makan dengan cara mengguyur air di atas peralatan
yang akan dicuci sehingga bersih dari noda sisa seluruh permukaan peralatan
disebut....
a. Scraping
b. Flushing
c. Rinsing
5. Teknik/tahapan pencucian alat makan yang disebut dengan rinsing adalah....
a. Mencuci peralatan dengan menggosok dan melarutkan sisa makanan
dengan zat pencuci
b. Memisahkan segala kotoran dan sisa-sisa makanan yang terdapat pada
peralatan yang akan dicuci
c. Mencuci peralatan yang telah digosok detergen sampai bersih dengan
cara dibilas dengan air bersih
6. Syarat pencucian alat makan yaitu salah satunya permukaan yang kontak
langsung dengan makanan harus conus, yang artinya adalah....
a. Permukaan tidak rusak
b. Tidak ada sudut mati
c. Peralatan dalam kondisi bersih
7. Mengeringkan peralatan makan dengan menggunakan kain atau handuk
disebut....
a. Towelling
b. Sanitizing
c. Washing
8. Salah satu ketentuan dalam penyimpanan peralatan makan yaitu...
a. Cangkir, mangkok, gelas, panci dan sejenisnya disimpan dengan cara
tidak terbalik
b. Ruang-ruang penyimpanan peralatan terbuka dan tidak lembab
c. Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak rusak
9. Berapa lama waktu yang dibutuhkan saat peralatan makan
disterilisasi/dimasukkan dalam diswashing machine....
a. 3 menit 90ºC
b. 3 menit 80ºC
c. 3 menit 100ºC
10. Zat pencuci yang dapat digunakan untuk mencuci peralatan makanan....
a. Sabun biasa
b. Detergen cair atau bubuk
c. Abu gosok
Lampiran 2
Lampiran 3
Hasil Rekapitulasi Jawaban Pre Test dan Post Test Kuesioner Peserta Diklat
Pre Test Post Test
Peserta
Benar Salah Benar Salah
RF 6 4 7 3
DRS 6 4 9 1
SR 5 5 8 2
ANR 5 5 6 4
FJA 5 5 9 1
MZ 6 4 5 5
Jumlah 33 44
Jumlah Skor 330 440
Persen (%) 33,3%
Lampiran 4

Anda mungkin juga menyukai