I. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. A
Umur : 80 Tahun
Alamat : Panti Sosial Tresna Werdha Kasongan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal masuk panti werdha : 29 September 2019
Tn A mengatakan istrinya memiliki riwayat penyakit stroke dan hipertensi namun sudah
meninggal.
Daftar nama anggota keluarga
NO NAMA HUBUNGAN JK UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN
KELUARGA
1. Ny W Istri Pr 59 thn SMP IRT
5. TINJAUAN SISTEM
Bentuk : kepala bulat, tidak ada benjolan, keadaan rambut bersih, tidak ada ketombe,
rambut rontok, rambut putih, wajah tampak gelisah dan meringis karena nyeri.
❖ Mata
Bentuk tampak simetris, konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor,
penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tidak menggunakan kaca mata, tidak ada nyeri
dan tidak ada benjolan.
❖ Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada secret pada hidung,
tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.
Kebersihan mulut baik, tidak ada caries, gigi tidak lengkap, tidak ada gangguan menelan,
mukosa basah.
❖ Telinga
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan, tidak nyeri
tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada benjolan, pendengaran masih
bagus
❖ Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada bendungan vena jugularis.
❖ Payudara
❖ Sistem pernapasan
● Paru
simetris kiri dan kanan, pergerakan dada mengikuti irama pernapasan, bentuk dada
normal. RR 20 x/menit
❖ Sistem kardiovaskuler
● Jantung
❖ Sistem perkemihan
Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi, klien buang air kecil kurang
dari 500 ml/hari, Ngompol (-)
❖ Sistem genitoreproduksi
❖ Sistem musculoskeletal
klien masih seimbang dalam berjalan, kemampuan menggenggam kuat, otot ekstremitas
kaki sama kuat, terdapat edema pada ekstremitas klien , tidak ada kelainan tulang, atrofi
dll
❖ Sistem saraf
Nervus I (Olfactorius) : Tn A dapat membedakan bau dari minyak kayu putih dan
minyak wangi/parfum.
Nervus II (Opticus) : Tn A sudah tidak dapat melihat jauh tulisan, orang dan benda-
benda yang kecil, Tn A menggunakan bantuan kacamata.
Nervus III, IV, V (Oculomotoris, Trochlearis, Abdusen)
Nervus V (Trigeminus) : Sensasi sensorik kulit wajah klien baik, dapat merasakan
goresan kapas pada pipi kanan.
Nervus VII (Facialis) : Tn A dapat, menggerakan alis dan mengerutkan dahi
Nervus VIII (Vestibulococlear) : Fungsi keseimbangan kurang baik
Nervus IX, X (Glasopharingeus, Vagus) : Reflek menelan baik
Nervus XI (Accesorius) : Tn A dapat menggerakkan kedua bahunya dan menggerakkan
kepalanya
Nervus XII : Tn A dapat berbicara dengan jelas dan lidah berfungsi baik
❖ Sistem endokrin
Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Palpasi: tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid.
Tn. A mengatakan sudah tidak memiliki keluarga selain istrinya yang meninggal.
Hubungan dengan penghuni panti yang lain, pegawai dan pengasuh panti baik, Tn A sering
ikut serta dalam kegiatan yang diadakan panti namun pegawai panti mengatakan Tn A adalah
orang yang superior terhadap orang lain karena merasa memiliki jabatan seperti saat menjabat
menjadi perangkat desa,Tn A tampak hipersensitif terhadap kritik dan tidak mau disalahkan.
a.KATZ Indeks
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian
dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian,ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian,
berpindah, dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi, tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, F dan G
Berdasarkan data, maka Tn. M memperoleh skor A karean semuanya masih bisa dilakukan
secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan ata bantuan dari orang lai diantaranya yaitu
makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan
mandi, pasien tidak menggunakan alat bantu berjalan.
b. Barthel Indeks
Jumlah skoring :
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
6 Kapan anda lahir (Min tahun lahir) ? 1952
Total score 10
Interprestasi hasil :
a. Salah 0 – 3 Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 Kerusakan intelektual berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 10 benar
dan 0 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Tn”A” Utuh
Interprestasi nilai :
24 – 30 : Tidan ada gangguan kognitif
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
Dari hasilMMSE (Mini Mental Status Exam) di dapatkan hasil 28 ini menunjukkan bahwah
Tn”A” mengalami gangguan Tidak.
b. Duduk ke kursi
c. Menahan dorongan pada sternum (Pemeriksaan mendorong sternum klien perlahan – lahan 3
kali)
Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya.
Nilai : 0
d. Mata klien tertutup dengan pengkajian menahan dorongan pada sternum, bagaimana
penglihatan dan keseimbangannya
Nilai : 1
e. Perputaran leher
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-
sisinya, keluhan vertilago, pusing, keadaan tidak stabil.
Nilai : 0
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil (misalnya pulpen) dari
lantai, memegang suatu objek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha – usaha multipel
untuk bangun.
Nilai : 0
e. Kesimetrisan langkah (Observasi dari samping klien, analisa), panjang langkah sama /tidak
Panjang langkah tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki langkah yang lebih
panjang, masalah dapat terjadi pada pinggul, lutut, pergelangan kaki, atau otot-otot
disekitarnya)
Nilai : 1
DO :
II. DIAGNOSA
1. Nyeri kronis (D.0078) b.d Agen gangguan fungsi metabolik d.d. Pasien mengeluh
nyeri, pasien meringis dan gelisah menahan nyeri.
2. Koping Defensif (D.0094) b.d konflik antara persepsi diri dan sistem nilai d.d sikap
superior terhadap orang lain, hipersensitif terhadap kritik.
III. PERENCANAAN
Edukasi
2 Edukasi
Koping Defensif
(D.0094) b.d konflik
antara persepsi diri
dan sistem nilai - Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri - Untuk
- Jelaskan strategi memberikan
meredakan nyeri pemahaman
- Anjurkan kepada pasien
memonitor nyri dan keluarga
secara mandiri terkait nyeri
- Anjurkan yanh dialami
menggunakan - Untuk
analgetik secara mempermudah
tepat jalannya terapi
- Ajarkan teknik - Untuk
nonfarmakologis mengetahui
untuk mengurangi keberhasilan
rasa nyeri terapi
- Untuk
Setelah dilakukan asuhan mempercepat
keperawatn selama 2x24 penyembuhan
jam diharapkan status nyeri
- Untuk
koping membaik dengan
mengurangi
kriteria hasil : tingkat nyeri
Kolaborasi
Hipers 4 1
Kolaborasi
ensitif
terhad
ap
kritik
Perila 5 1 - Untuk
ku memberikan
superi Promosi kesadaran injeksi yang
or diri (I.09311) tepat dan sesuai
Kema 4 1 Observasi
mpuan
- Identifikasi
membi
keadaan emosional
na saat ini
hubun - Identifikasi
gan respons yang
ditunjukkan
berbagai situasi
Keterangan :
1. hipersensitif terhadap Terapeutik Promosi kesadaran
orang lain dari cukup diri (I.09311)
meningkat jadi menurun - Diskusikan nilai-
nilai yang Observasi
2. perilaku superior dari - Untuk
meningkat menjadi berkontribusi
terhadap konsep diri mengetahui
menurun keadaan
- Diskusikan tentang
3. kemampuan membina emosianal pasien
hubungan dari cukup pikiran, perilaku,
atau respons terhadap - Untuk menetahui
menurun menjadi respon pasien
meningkat kondisi
- Ungkapkan
penyangkalan Teraupetik
tentang kenyataan - Untuk
- Motivasi dalam mengetahui nilai-
meningkatkan nilai terhadap
kemampuan belajar konsep diri
- Agar pasien
Edukasi mengungkapkan
pikiran, perilaku,
- Anjurkan mengenali
atau respons
pikiran dan perasaan
terhadap kondisi
tentang diri
- Agar pasien
- Anjurkan
dapat
mengungkapkan
mengungkapan
perasaan (mis: marah
perasaanya
atau depresi)
- Agar pasien
- Anjurkan meminta
termotivasi
bantuan orang lain,
dalam belajar
sesuai kebutuhan
- Anjurkan
Edukasi
mengidentifikasi
- Agar pasien
situasi yang memicu
mengenali
kecemasan
pikiran dan
- Anjurkan
perasaan tentang
mengevaluasi
diri
Kembali persepsi
- Agar pasien bisa
negatif tentang diri
mengungkapan
- Anjurkan dalam
perasaanya
mengekspresikan diri
- Agar pasien
dengan kelompok
dapat meminta
sebaya
bantuan orang
- Ajarkan cara
lain
membuat prioritas
- Agar mengtahui
hidup
hal-hal yang
- Latih kemampuan
memicu
positif diri yang
kecemasan
dimiliki
pasien
- Agar pasien
tidak
memandang
negatif dirinya
- Agar pasien
lebih bisa
bersosialisasi
dengan
masyarakat
- Agar pasien bisa
menentukan
prioritas
hidupnya
- Agar pasien
dapat melakukan
kegiatan-
kegiatan positif
IV. IMPLEMENTASI
NO TANGGA IMPLEMENTASI RESPON HASIL PARAF
L
.
V. EVALUASI
No
Hari/Tgl/jam Catatan Perkembangan Paraf
Dx