Penuh, sesak. Lembar pertama, ku lihat lubang luka karena sesal tak mampu menjelmakan harapmu. Lembar dua, ku tatap pilu sketsa masa lalu. Saat tangan hangat mendekap tubuh kecilku.
Sorot matamu menceritakan kedalaman cinta yang tak dapat diukur.
Lembar tiga, perlahan ku teguk dosa karena tumpukan rindu menutupi asa.
Tuhan, apakah mampu ku tebus sesal yang telah membatu????