Anda di halaman 1dari 60

PERDARAHAN SAAT

HAMIL
PERDARAHAN OBSTETRI

• Perdarahan saat hamil


- hamil < 20 mgg
- hamil > 20 mgg

• Perdarahan saat Persalinan (Intra partum)

• Perdarahan Postpartum
PERDARAHAN SAAT HAMIL

• Perdarahan kehamilan muda


1. Kehamilan ektopik
2. Abortus
3. Mola hidatidosa

• Perdarahan ante partum


1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Vasa previa
KEHAMILAN
EKTOPIK
• Terjadi bila ovum yang sudah mengalami fertilisasi
berinplantasi di luar endometrium cavum uteri
• Ectopic pregnancy ≠ extra uterine pregnancy
• 1 : 66 kehamilan
• Angka kejadian berulang ~ 15%
FAKTOR RISIKO

• Riwayat operasi/infeksi
• Riwayat PID ( Pelvic Inflammmatory Desease)/ Radang
Panggul
• Kelainan tuba, endometriosis,
• Riwayat kehamilan ektopik
• Pemakaian IUD/AKDR
DIAGNOSIS
Gejala Klinis :
• Nyeri perut bawah ( kanan/kiri )
• Terlambat haid
• Perdarahan pervaginam

Bila kehamilan sudah pecah dan terjadi perdarahan, gejala


klinis akan memburuk  kehamilan Ektopik Terganggu
( KET )
• Nyeri perut bawah mendadak
• Nyeri Goyang (+)
• Gejala perdarahan dalam cavum abdomen : akut abdomen

Pemeriksaan Penunjang :
• Test PLANO TEST / HCG urin (+)
• USG transvaginal : tidak tampak Gestasional Sacc/kantong
kehamilan dalam cavum uteri
TREATMENT

1. Medical : Methotrexate
2. Surgery :
- Laparoscopy
- Laparotomy salpingectomy ( pengangkatan tuba )
- Laparotomy salpingostomy
- Laparotomy salpingotomy
LAPAROSCOPY
SALPINGECTOMY
SALPINGOSTOMY
Komplikasi :
• Bila pecah, perdarahan intra abdomen  shock 
transfusi
• Kematian
• Infertilitas terjadi 10-15% wanita dengan kehamilan
ektopik

Pencegahan :
• Pencegahan PID
• Diagnosis dan pengobatan infeksi genetalia

Prognosis
• 85 % pasien bisa hamil normal
• 10-20 % resiko berulang
ABORTUS

• Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup


diluar kandungan.
• < 20 minggu / < 500 g
• Abortus spontan : 10-15%
• Abortus : Spontan, provokatus (medicinalis, kriminalis)
ETIOLOGI

• Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi (kromosom,


lingkungan uterus, obat-obatan)
• Kelainan plasenta (end artritis)
• Penyakit ibu : Thyfoid, pielonefritis, APS,
• Kelainan tr. Genitalis : miomata, serviks
inkompetence
• Defek fase luteal : kadar hormon progesteron
rendah
ABORTUS IMMINENS
• Hasil konsepsi masih didalam uterus
• Dilatasi serviks (-)
• Perdarahan pervaginan
• Mules sedikit/tidak ada
• Tatalaksana : tirah baring, progesteron, USG : janin hidup?
ABORTUS INSIPIEN

• Hasil konsepsi masih di dalam uterus


• Dilatasi serviks (+)
• Mules sering/kuat
• Tatalaksana : evakuasi : kuretase
ABORTUS INKOMPLETUS

• Pengeluaran sebagian hasil konsepsi


• Canalis servikalis terbuka, teraba jaringan
• Perdarahan banyak
• Tatalaksana : kuretase
ABORTUS KOMPLET

• Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan


• Osteum uteri tertutup
• Tatalaksana khusus (-)
ABORTUS SPONTAN

imminens insipiens

inkomplete Missed abortion


MISSED ABORTION

• Kematian janin < 20 mgg, tidak dikeluarkan selama 8


mgg/lebih
• Diagnosis : gejala abortus imminens, hCG (-), USG :
FHM (-)
• Tatalaksana : evakuasi, hati-hati kelainan darah
KOMPLIKASI

• Perdarahan  syok
• Perforasi
• Infeksi : abortus infeksiosus/abortus septik
MOLA HIDATIDOSA
• Janin tidak berkembang, yang berkembang hanya
plasenta
• Placenta abnormal : lebih besar dan terjadi
gelembung kecil berisi air ( hamil anggur )
• approximately one in 1,500 pregnancies.
• Ada 2 tipe :
- mola komplit ( tidak ada janin )
- mola parsial ( ada janin + mola)
DIAGNOSIS
• Anamnesa : terlambat haid, perdarahan pervaginam
kadang disertai gelembung mola, mual muntah
hebat
• Pemeriksaan Fisik : Uterus lebih besar dari usia
kehamilan, bila mola komplit : tidak terdengar DJJ,
Adanya gelembung
• Lab : Plano Test/ hCG (+)
• USG : snow flake pattern,
honey comb appearance
PENATALAKSANAAN

• Gejala :
- anemia : transfusi,
- pre eklampsia : anti hypertensi
- tirotoksikosis : PTU, Propanolol
• Evakuasi : Kuretase, Hysterectomy  PA
• Kemoterapi :If the hCG level does not fall
• Monitoring : 1- 2 tahun, dianjurkan memakai kontrasepsi
HCG LEVEL POST EVACUATION
PROGNOSIS

• Penyebab kematian : perdarahan pervaginam , pre eclampsia,


gagal jantung, tirotoksikosis
• 5,56% : korio karsinoma
• 41,5 % kehamilan (+)
PERDARAHAN ANTE PARTUM

• Perdarahan pervaginam pada kehamilan > 22 minggu


• Penyebab :
- Kelainan plasenta : solusio plasenta, plesenta previa
- Lain-lain : vasa previa, erosi porsio, ca serviks, polip serviks,
varises vulva, trauma
PLASENTA PREVIA

• Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada


segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
• Macam :
1. Plasenta previa totalis
2. Plasenta previa parsialis
3. Plasenta previa marginalis
4. Plasenta letak rendah : 3-4 cm dari oui
3-4 cm
ETIOLOGI

• Tidak jelas
• Multiparitas,
• kehamilan kembar,
• Usia > 35 th,
• Riwayat sc
• Merokok
GAMBARAN KLINIS

• Perdarahan pervaginam
• Perdarahan pertama biasanya tidak banyak,
berulang : banyak
• Tanpa nyeri
• Darah merah segar
• Turunnya bagian terbawah janin ke PAP
terhalang
• Kelainan letak
• Hati-hati perdarahan post partum
DIAGNOSIS
• Ax : perdarahan pervaginam tanpa nyeri, tanpa alasan
• PL : Bagian terbawah janin blm masuk PAP, kelainan
letak
• Inspekulo : perdarahan dari ostium uteri eksternum
• USG : plasenta berinplantasi pada corpus depan/ belakang
meluas menutupi/mencapai ostium uteri internum
PENENTUAN LETAK PLASENTA

• tdk langsung : USG transabdominal, transvaginal


• Langsung :
- perabaan fornices : presentasi kepala,
teraba lunak bila ada plasenta
-Pemeriksaan melalui kanalis servikalis :
tidak boleh dilakukan krn risiko perdarahan
TATALAKSANA

• Rujuk ke RS dg fasilitas transfusi, operasi


• Jangan dilakukan periksa dalam !
• Penanganan pasif/konservatif :
- < 36 mg, perdarahan yg tidak membahayakan ibu dan
janin
- Bed rest, pemberian tokolisis, pematangan paru :
deksametason 12 mg iv
- Observasi : his/kontraksi, perdarahan , detak jantung
janin, bila ada perburukan : sc
TATALAKSANA
• Penanganan aktif :
- perdarahan banyak (preterm, aterm)
- perdarahan sedikit pada aterm
- Plasenta previa totalis : sc
- Plasenta previa marginalis, parsialis, letak rendah : sc/partus
pervaginam
- Gawat janin : sc
SOLUSIO PLASENTA
• Terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada corpus uteri
sebelum janin lahir
• Totalis, parsialis, ruptura sinus marginalis
• Ringan, sedang, berat
ETIOLOGI

• Belum diketahui
• Keadaan yang menyertai : multiparitas, ibu usia tua,
hipertensi, pre eklampsia, tali pusat pendek
PATOLOGI

• Prdarahan sedikit, gejala tidak jelas

• Perdarahan berlangsung terus  hematoma


retroplasenter semakin besarplasenta lepas
sebagian / seluruhnya

• Darah : menyusup dibawah selaput ketuban:


keluar, menembus selaput ketuban : air ketuban
kemerahan, ekstravasasi diantara serabut otot
uterus : Uterus Couvelaire
PATOLOGI

• Kerusakan jaringan miometrium / pembekuan


retroplasenter  tromboplastin masuk sirkulasi ibu
 pembekuan intravaskuler  fibrinogen terpakai
 hipofibrinogenemia  gangguan pembekuan
darah
• Perfusi ginjal  (shock,DIC)
• Janin : hipoksia, mati
GAMBARAN KLINIS
RINGAN
• Terlepasnya sebagian kecil plasenta, tidak mempengaruhi
keadaan ibu dan janin
• Perdarahan pervaginam kehitam -hitaman sedikit
• Perut sedikit tegang
• Sebaiknya di USG
SEDANG - BERAT

• Plasenta terlepas ¼< - seluruh plasenta


• Sakit perut terus menerus
• Ibu bisa syok, gawat janin/meninggal
• Perdarahan pervaginam kehitaman
• Uterus tegang terus menerus – tegang seperti papan
• Kelainan pembekuan darah, kerusakan ginjal
DIAGNOSIS

• Kadang-kadang sulit, terutama untuk solusio plasenta ringan


USG
• Sakit perut terus menerus, perdarahan pervaginam kehitaman,
nyeri tekan pada uterus, uterus tegang terus, syok, DJJ (-), air
ketuban kemerahan
KOMPLIKASI

• Perdarahan, syok
• Kelainan pembekuan darah : hipofibrinogenemia < 100 mg%
• Oliguria
• Kerusakan ginjal
• Gawat janin, janin meninggal
TATALAKSANA
RINGAN
• Pastikan bukan plasenta previa
• Hamil < 36 minngu, perdarahan berhenti :
konservatif, observasi ketat
• Perdarahan berlangsung terus, USG : perdarahan
meluas, janin hidup : sc
• Janin mati : pecahkan ketuban, infus oksitosin untuk
mempercepat persalinan
TATALAKSANA
SEDANG DAN BERAT

• Hipoksia janin : sectio sesarea


• Pecahkan ketuban : merangsang dimulainya persalinan,
mengurangi tekanan intra uterin yang dapat menyebabkan
nekrosis korteks ginjal ( refleks uterorenal )
• Bila perlu : infus oksitosin
TATALAKSANA
SEDANG DAN BERAT
• Bila persalinan tidak selesai dalam 6 jam : sc
• Hati-hati perdarahan post partum pada uterus Couvelaire
• Transfusi : PRC (packed red cells), FFP (fresh frozen plasma)
• Cairan intra vena
VASA PREVIA

• Pecahnya pembuluh darah pada insersio filamentosa


• Terjadi setelah ketuban pecah/dipecahkan
• Gawat janin : sc
INSERSIO VELAMENTOSA
1. Seorang wanita usia 35 th usia kehamilan 4 minggu datang ke
BPM dengan keluhan kram pada perut,, perdarahan di sertai
bercak dan sedang dari kemaluannya, hasil pemeriksaan vital
sign di peroleh TD :110/60 mmHg, N :97 x/m, R :24 x/m, S: 37,5
C pada pemeriksaan dalam serviks tertutup. 

Apakah diagnose pada kasus diatas? 


a. Abortus komplit 
b. Abortus insipens 
c. Abortus immnens 
d. Abortus inkomplit 
e. Abortus mola 
2. Ny. E umur 26 th ke BPM mengeluh sudah 2 bulan tidak
menstruasi, perut bagian bawah nyeri dan mengeluarkan
bercak warna coklat. Hasil pemeriksaan dalam belum ada
pembukaan portio , nyeri goyang. PP test positif.

Diagnose yang tepat untuk Ny. E adalah… 


a. Molla hidatidosa
b. Abortus incipiens
c. Abortus imminens
d. Abortus incomplete
e. KET
3. Seorang ibu hamil G1 P0 A0 berusia 36 th datang ke klinik
dengan keluhan waktu bangun tidur mengeluarkan darah segar
lewat jalan lahir keluhan tidak di sertai nyeri perut keadaan
umum lemah, pucat, pada pemeriksan tanda vital di peroleh
tekanan darah 90/60 mmHg, 80 x/m pada pemeriksaan lab Hb
8,4 gr %.

manakah penangan yang tepat untuk kasus di atas? 


a. Transfuse darah
b. Konseling dan rujuk
c. Infuse NaCl 0,9 % dan rujuk
d. Infuse NaCl 0.9%, informed consent dan rujuk
e. Informed consent da rujuk
4.  Seorang wanita 32 th G2 P1 A0 umur kehamilan 28 minggu,
datang ke RSUD dengan keluhan mengeluarkan darah banyak
dari jalan lahir, warna merah segar,, tidak di sertai nyeri perut,
hasil pemeriksaan KU lemah, pucat, DJJ 155 x/m regular
pmeriksaan USG plasenta terletak di segmen bawah rahim. 

Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus di atas? 


a. Plasenta akreta
b. Plasenta previa
c. Solution placenta
d. Plasenta inkerta
e. Retensio plasenta
5.  Seorang wanita GVI PIII AII, umur 34 th, hamil 29 minggu,
datang ke rumah sakit dengan keluhan perdarahan pervaginaan
merah kehitaman, nyeri perut menetap, gerakkan janin tidak
dirasakan ibu. Hasil pemeriksaan DJJ (-), plapasi di temukan
perut teraba keras, 

TD 120/80, nadi 80 x/I suhu tubuh 36 c. 


a. Vasa previa
b. Plasenta previa
c. Solution plasenta
d. Plasenta letak rendah
e. Hipertensi dalam kehamilan
6.  Seorang wanita usia 36 th G1 P0 A0 hamil 30 minggu datang
ke BPM dengan keluhan waktu bangun tidur mengeluarkan
darah segar lewat lahir, tidak di sertai nyeri perut hasil
pemeriksaan KU lemah, pucat TD 90/60, Hb:8,4 gr%.

apakah diagnose pada kasus tersebut. 


a. Rupture uteri
b. Plasenta previa
c. Solutio plasenta
d. Abortus imminens
e. Abortus incomplete
7. Seorang wanita hamil datang ke BPM dengan keluhan keluar darah yang
banyak dari kemaluan nya membasahi 1 helai pembalut di sertai dengan
gumpalan. Perut ibu terasa mules, dan nyeri. Sudah tidak datang haid 3 bulan
yang lalu. Hasil pemeriksaan dalam di temukan sudah ada pembukann,
ketuban menonjol. Tes kehamilan positif. Tanda vital dalam batas normal.
tinggi fundus melebih usia kehamilan, tidak terasa janin, uterus teraba lunak.
Tes kehamilan positif. Hasil pemeriksaan disertai dengan gelembung-
gelembungkecil seperti mata ikan. 

Diagnose apakah yang paling tepat untuk kasus di atas.. 


a. Mollahidatidosa 
b. Abortus insipient 
c. Abortus komplit 
d. Abortus inkomplit 
e. Missed abortion 
8. Ibu fatma berusia 28 th G2 P1 A0 H1 datang ke bidan desa
diantar suaminya. Ibu tersebut datang ingin memeriksakan
kehamilannya. Pada pemeriksaan palpasi didapatkan hasil TFU
pertengan pusat dan PX, dan pada saat pemeriksaan auskultasi
tedengar BJJ lebih dari satu. 
Pada kasus diatas apakah diagnose yang ada pada
kehamilan ibu fatma tersebut… 
a. Kehamilan normal 
b. Kehamilan ektopik 
c. Kehamilan gamely 
d. Kehamilan berisiko 
e. Kehamilan molahidatidosa 

Anda mungkin juga menyukai