Anda di halaman 1dari 38

MENGENALI

KEGAWATAN PADA
NEONATUS
dr. Dhina Lydia L, SpA.M.Biomed)
Outline
• Kegawatan neurologis : • Kegawatan saluran cerna
• Kejang • Atresia saluran cerna
• Hipotonia • Perdarahan
• Kegawatan respiratorik : • Defek dinding abdomen
• Sesak napas • Kegawatan lain :
• Henti napas (apnoe) • Hipoglikemia
• Kegawatan hemodinamik: • Tidak ada urine > 24 jam

• • Hipo/hipertermia
Syok, Bradi/takikardia
• • Anemia/polisitemia
Sianosis, perfusi jelek
Kegawatan
•neurologis
Kejang
• Definisi : episode kehilangan kesadaran yang berhubungan
dengan kegiatan motorik atau sistem otonom abnormal
• Merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan seringkali
kematian
• Bidan harus mampu mengenali kejang dan melakukan
tatalaksana sementara
• Jenis kejang pada neonatus :
• Tonik
• Klonik
• Mioklonik
• “Subtle” (samar)
Kejang pada
neonatus
• Kejang “subtle” (kejang
samar)
• Gerakan stereotip ekstremitas
seperti gerakan mengayuh
sepeda atau berenang.
• Deviasi atau gerakan kejut
pada mata dan mengedip
berulang.
• Ngiler, gerakan menghisap
atau mengunyah.
• Apnea atau perubahan tiba-
tiba pada pola pernapasan.
• Fluktuasi yang berirama pada
tanda vital
Kejang pada
neonatus
• Tidak selalu mudah di diagnosis
• Sering merupakan gejala gangguan susunan syaraf pusat
(SSP)
• Berpengaruh terhadap perkembangan otak selanjutnya
• Pertanyaan utama : apakah memang kejang?
• Beberapa hal yang perlu dibedakan :
• Jitterines :
• Gerakan mata normal
• “Kejang” berhenti jika bayi dipegang
• Benign neonatal sleep myoclonus
• Gerakan “kejang” hanya pada waktu tidur
Kejang VS
jitteriness
Manifestasi klinik Jitteriness Kejang
Gerakan bola mata - +
Peka rangsang + -
Bentuk gerakan Tremor klonik
dominan
Gerakan dapat + -
berhenti dengan fleksi
pasif
Perubahan fungsi - +
otonom
Perubahan pada tanda - +
vital penurunan
saturasi oksigen
Kejang pada
•neonatus
Penyebab :
• Gangguan SSP
• Hypoxic-ischemic encephalopathy, penyebab terbanyak kejang pada
neonatus
• Sering terjadi pasca asfiksia
• Perdarahan SSP
• Prematuritas
• Trauma lahir : vakum berat
• VKDB : umur > 1 bulan ; ASI eksklusif, tidak disuntik Vit K
• Kelainan bawaan
• Hidrosefalus, atrofi cerebri dll
Kejang pada
neonatus
• Penyebab :
• Gangguan Metabolik/Elektrolit
• Hipoglikemia : GDS < 30 mg/dL
• Hipokalsemia
• Hipomagnesemia, hipo/hipernatremia
• Hiperbilirubinemia : kern ikterik
• Infeksi
• Meningitis, ensefalitis, abses otak
• Sepsis
• TORCH
• Tetanus neonatorum
• Ketergantungan obat
• Ibu pencandu alkohol, obat penenang, narkoba
• Inborn error of metabolism
Tetanus Neonatorum
Kejang pada
•neonatus
Penatalaksanaan : segera hentikan kejang
• Luminal IV (Sibital ®) 20 mg/kg BB
• Di Puskesmas/Bidan : Diazepam rectal 5 mg (Stesolid®
rectal)
• Segera bawa ke rumah sakit
• Supportif :
• Jaga jalan napas
• Pemasangan infus
• Pemberian oksigen
• Terapi penyakit dasar
Hipotonia
• Hati-hati terhadap hipotonia kongenital
• Polihidramnion
• Gerakan bayi lemah
• Lahir tidak menangis – asfiksia
• Masalah :
• Gangguan pernapasan
• Gangguan menyusu
Kegawatan
respiratorik
• Sindrom Gawat Napas (SGN)
• Takipnea, frekuensi napas > 60 /mnt
• Retraksi (interkostal, sternal)
• Merintih
• Sianosis pada udara kamar
Sindrom Gawat
Napas • Tanda bahaya :
• Sianosis berat
• Apnea – henti napas
• Stridor (ngorok)
• Kesulitan bernapas
(gasping)
• Retraksi dada yang
berat
• Perfusi buruk
(syok)
Penyebab
SGNKardiopulmoner Non- Kardiopulmoner

• Jantung • Hipo/hipertermia
– Penyakit jantung bawaan
• Hipoglikemia
• Polisithemia
• Paru • Asidosis metabolik
– Sumbatan jalan napas atas • Ketergantungan obat
– Aspirasi mekonium
• Gangguan SSP :
– Aspiration cairan (susu dll)
– Transient tachypnoe • Asfiksia
– Pneumonia • Perdarahan otak
– Hipoplasia paru • Penyakit neuromuskular
– HMD
– Pneumotoraks
– Efusi pleura
Penilaian
SGN

Interpretasi :
< 4 : SGN ringan
4-7 : SGN sedang
> 7 : ancaman
Gagal napas
Penilaian
SGN

• Index Silverman-
Anderson
• 0-3 : SGN
ringan
• 4-6 : SGN
sedang
• > 6 : ancaman Gagal
napas
KLASIFIKASI GANGGUAN NAPAS (WHO)
Penatalaksanaan
•SGN
Respiratory support
• Early CPAP
• Pemberian tekanan secara dini supaya paru tidak
kolaps
• Oksigenasi
• O2 minimal – dipantau dengan Pulse Oxymetry
• Target saturasi : 88-92%

• General support
• Pemasangan jalur infus
• Pemberian antibiotik sesuai indikasi
• Terapi penyakit dasar
Penatalaksanaan
SGN
• CPAP system : continuous positive
airway pressure
• Alat yang memberikan tekanan
positif secara terus menerus ke paru
• Menghindari kolaps paru,
mempertahankan surfaktan (zat
pelumas paru)
• Bidan perlu mengenal CPAP
• Bantuan sementara pada SGN
• Terutama saat merujuk
• Digunakan pada bayi SGN yang
masih bernapas spontan
Pemakaian
Oksigen
• Oksigen adalah obat,
digunakan seminimal
mungkin untuk
mempertahankan saturasi
88-92%
• Dosis optimal dipantau
dengan monitor saturasi
(pulse oksimetri)
• O2 tabung/sentral adalah
100%
• perlu diencerkan dengan
udara tekan supaya
konsentrasinya turun
Tabel pencampuran O2 dan
Udara
Penatalaksanaan
SGN
Apnoe
• Definisi : berhentinya pernapasan selama lebih
dari 20 detik, disertai dengan bradikardia,
desaturasi oksigen atau sianosis
• Apnoe sentral : otak tidak memberi sinyal untuk
bernapas, tidak ada tanda gawat napas
• Sering pada bayi prematur
• Apnoe obstruktif : ada obstruksi jalan napas, retraksi
dalam, otot pernapasan “fatique”
• SGN berat
• Aspirasi
• Mixed apnoe
Apnoe
• Tindakan : resusitasi
• Bersihkan jalan napas
• Berikan rangsangan
taktil
• Berikan ventilasi tekanan
positif
• Apnoe of prematurity
• Aminofilin
Kegawatan
hemodinamik
• Syok :
• Takikardia (>160x/mnt)
• Kulit teraba dingin, sianosis
• Capillary refilling time (CRT) > 3
detik
• Kutis marmorata
• Urine (-)
• SpO2 turun
• Nadi lemah

• Bradikardia
• DJ < 60x/mnt
• Terutama karena ventilasi tidak
adekuat
• Fase akhir dari gawat
napas/syok
• Harus dihindari
• Prognosis jelek
Atresia saluran
cerna
• Atresia : tidak terbentuknya
lubang di saluran cerna
• Esofagus
• Duodenum, ileum
• Colon
• Ani
• Tanda/gejala :
• Keluar air liur >> (tidak bisa
menelan air liur)
• Muntah hebat (hijau jika
sumbatan setelah duodenum)
• Tidak BAB > 48 jam
• Tindakan :
• Puasa, pasang OGT
• IVFD - rujuk
Perdarahan saluran
cerna
• Perdarahan:
• Saluran cerna bagian atas
• Berasal dari esofagus, lambung dan duodenum
• Saluran cerna bagian bawah
• Hematochezia/Melena?
• Sebagian besar tidak masalah, tetapi tetap harus dicari
penyebabnya
• Penyakit dasar : sepsis, NEC, koagulopati, kelainan bedah
• Tata laksana :
• Awasi tanda vital, anemis?
• Cari perdarahan dari tempat lain; apakah putting ibu lecet?
• Berapa umur bayi?
• 1-2 hari pertama masih mungkin karena tertelan darah ibu
• Apt test : untuk membedakan darah ibu/bayi
• Apakah sudah diberikan vitamin K?
Defek dinding
abdomen
• Jenis :
• Gastroschizis
• Tidak tertutup membran, tali pusat (+)
• Masalah : organ dalam terpapar  infeksi, inflamasi,
hipotermi, peristaltik usus 
• Omphalocele
• Tertutup oleh membran tali pusat
• Sering disertai kelainan bawaan lain
• Tindakan:
• Jika telah diketahui : lahirkan di RS rujukan
• Abdomen sementara dibungkus dengan plastik ;
pasang OGT
• Bayi diletakkan miring, supaya vaskular usus tidak
terlipat (“kinking”)
• Pasang infus dan berikan antibiotik IV
Kegawatan
lain • Hipoglikemia :
• Tidak ada urine > 24 jam
• Hipo/hipertermia
• Anemia/polisitemia
Hipoglikemia
:• Kadar glukosa <40-45 mg/dL ; < 50 mg/dL
• Penyebab :
• Cadangan dan produksi glukosa 
• Pemakaian glukosa 
(hiperinsulinisme)
• Gejala :
• Tidak tenang, gerakan tak beraturan (jittery)
• Sianosis, apnoe
• Kejang atau tremor
• Letargi dan sulit menyusui
• Tangis lemah atau melengking
Hipoglikemia
• Kenapa penting?
• Jika GDS terlalu rendah → kejang
• Terjadi kerusakan otak permanen
• Kasus :
BBLR (preterm/KMK), BMK, IDM, hipotermia,
polisitemia dan bayi sakit berat secara
umum
• Tindakan
• Pemeriksaan GDS – bedside, pada semua bayi
berisiko
• Jaga asupan yang cukup, oral/enteral
• Jika asupan tidak dapat diberikan (bayi sakit),
pasang infus D10%
• Jika GDS < 25 mg/dL : bolus D10% 2 ml/kg
Tidak ada urine > 24
jam
• Definisi :
• Oliguria : BAK < 1 mL/kg/24 jam
• Anuria : BAK (-) s/d 48 jam
• Artinya :
• Kurang input cairan (dehidrasi)
• Hati-hati gagal ginjal
• Tindakan :
• Raba kandung kemih – jika ada, kompres hangat/tekan
lembut
• Jika perlu : pasang kateter
• Periksa CRT/tekanan darah
• Apakah ibu oligohidramnion?
• Pastikan bayi cukup minum dan hemodinamik baik
• Jika tidak terjamin, rujuk
Hipo/
hipertermia
• Normal : axila : 36.5-37.5’C
• Hipotermia :
• ringan : 36 – 36.4’C
• sedang : 32-35.9’C
• berat : < 32’C
• Hipertermia : > 37.5’C
• Lingkungan suhu netral (NTE):
• Kondisi/suhu lingkungan dimana suhu
tubuh normal dengan pengeluaran kalori &
konsumsi oksigen minimal
Hipo/
hipertermia
• Mengapa berbahaya?
• Hipotermia : vasokontriksi :
hipoksia, sesak napas
• Letargi, apnea &
bradikardia
• Risiko  untuk hipoglikemia,
asidosis metabolik, sesak nafas, dan
gangguan faktor pembekuan (DIC,
perdarahan otak/paru)
• Hipertermia : vasodilatasi : kulit
merah, laju metabolik  ,
iritabel/rewel, takikardia & takipnea.
• Dehidrasi, perdarahan intrakranial,
heat stroke, dan kematian
Anemi
a
• Definisi :
• Kadar Hb < 13 g/dL
• Anemia fisiologis : s/d 11 g/dL di usia 8-12
minggu
• Kenapa berbahaya?
• Peningkatan DJ s/d gagal jantung
• Bayi jadi lemas, tidak mau menyusu
• Gangguan pertumbuhan
• Tatalaksana :
• Anemia gravis : Transfusi
• Dll : tergantung penyebab
• Pemberian Zat besi selama 2-4 bulan
• Zat gizi lain : Folat, Vitamin E
Polisitemia
• Definisi :
• Peningkatan jumlah sel darah merah yang berlebihan,
ditandai dengan hematokrit > 65%
• Penyebab :
• Kondisi lingkungan : ketinggian
• Proses intra uterin : twin to twin transfusion
• Proses perinatal : delayed cord clamping
• Efek :
• Darah kental dan kecepatan aliran darah berkurang
ketika darah melalui pembuluh kecil
• Gangguan pada SSP, kardiovaskuler, SGN, feeding
intolerance, oliguria, hiperbilirubinemia
• Tatalaksana :
• Asimptomatik : observasi, cukup minum
• Simptomatik : rujuk
Terima

Anda mungkin juga menyukai