Neonatologi (Patologis)
dr. Margareta Yuliani, Sp.A
Pencatat : Selly
Editor : Nina
QC : Zaza
Neo → neonatus ,
Logi → ilmu
Perinatologi : ilmu yang mempelajari dari konsepsi sampai lahir
Periode perinatal → dari konsepsi 0-4 minggu sejak lahir
Bangsal anak Anak → > 4 minggu
Learning Objectives :
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan melakukan penatalaksanaan
● Resusitasi bayi baru lahir
● Trauma lahir
● Gangguan napas pada bayi baru lahir
● Infeksi neonatal
● Penyakit pada ibu yang berpengaruh pada bayi
● Hiperbilirubinemia
Note :
- Gangguan nafas saat lahir
Ex apne → mana patologi dan tidak patologis
- Infeksi neonatal misal sepsi
- Penyakit ibu → misal rubella, toxo → penyakit ini menyebabkan bayi cacat lahir
- Hiperbilirubin → bayi kuning
Gejala klinis
● Bayi tidak bernapas atau menangis
● Denyut jantung <100x/menit
● Tonus otot menurun
● Cairan ketuban ibu bercampur mekonium atau sisa mekonium pada tubuh bayi
Laboratorium
● Hasil AGD tali pusat menunjukkan asidosis pada darah tali pusat, ph<7.0
Note :
- AGD → mengambil dari tali pusat
Pemeriksaan Penunjang
Sesudah bayi tidak lagi memerlukan resusitasi aktif, maka PX Penunjang bertujuan mendeteksi
penyulit:
● Darah perifer lengkap
● Gas darah
● Gula darah, elektrolit darah
● Penanda infeksi: kultur darah, CRP
● Kreatinin, BUN
● Uji fungsi hati: ALT, AST
● EKG
● Radiologi (foto rontgen thorax dan abdomen 3 posisi)
● USG kepala
● EEG
● CT scan kepala
● Ekokardiografi
Note :
● Darah perifer → darah rutin
● Curiga sepsis → kultur
● Curiga gangguan ginjal → serum kreatinin
● Curiga hati → SGOT SGPT
● Pemeriksaan dilakukan bila ada indikasi kelainan, tidak semua diperiksa, pemeriksaan
dilakukan seawal mungkin
Tatalaksana
● Resusitasi → memberikan oksidasi yang cukup (patokannya tidak hanya score apgar, namun bisa
dari pedoman lain → dome score)
● Menghentikan dampak lanjut dari asfiksia
Note :
Skor APGAR → bukan penentu diberikannya resusitasi, skor APGAR → menilai keadaan bayi
2. APNEA
● Apnea of prematurity: tidak terdapat aliran udara pernapasan
selama lebih dari 20 detik atau kurang dari 20 detik bila disertai hipoksemia (Sp02 <80%
atau 85%) dan/atau bradikardia (<100x/mnt atau <2/3 dari baseline) pada bayi dengan
usia gestasi <37 mgg.
● Periodic breathing: pola bernapas normal selama 10-15 dtk, yang kemudian diikuti oleh
henti napas selama 5-10 dtk tanpa perubahan pada denyut jantung maupun warna kulit
(normal pada bayi prematur)
Note :
- Periodic apnea → tidak bernafas normal 10-30 detik → Normal pada bayi prematur→ tidak
disertai bradikardi, hipoksemia
- Apneu yang sesungguhnya → ada bradikardi, hipoksemia
Klasifikasi:
● Apnea sentral (40%) → pada pendarahan (intraventrikuler)
● Apnea obstruktif (10%) → banyak sekret
● Apnea campuran (50%)
Insidensi: meningkat seiring dengan semakin rendahnya usia gestasi
● 100% pada usia gestasi <29 mgg
● 80% pada usia gestasi 30 mgg
● 20% pada usia gestasi 34 mgg
Note :
- Apnea obstruksi → akibat sekret → sehingga harus rutin di suksion
- Paru paru terbentuk sempurna 34 minggu → sehingga bayi lahir <34 minggu perlu dipersiapkan
alat bantu nafas
- Kriteria prematur → <37 minggu, postmatur → >42 minggu
Etiologi:
● Penyakit/kelainan organ
● Kepala dan SSP: asfiksia neonatal, perdarahan intraventrikular, meningitis, hidrosefalus
dengan peningkatan TIK, kejang
● Sistem respirasi: hipoksia, obstruksi jalan napas, penyakit paru, ventilasi tidak adekuat
atau ekstubasi terlalu dini
● Sistem kardiovaskular: gagal jantung kongestif, PDA, penyakit jantung kongenital
● Saluran cerna: EKN, refluks gastroesofageal
● Sistem hematologi: anemia, polisitemia
● Penyakit dan kelainan lainnya: suhu tidak stabil (hipotermia, hipertermia), infeksi
(sepsis), kelainan metabolik/elektrolit (hipoglikemia, hiponatremia), refleks vagal (efek
sekunder tube nasogastrik), Obat (dosis tinggi fenobarbital, diazepam, pengaruh Obat
ibu seperti MgS04 dan anestesi umum)
Note :
- Kelainan jantung kenginata misal l ASD
- Penyakit dan kelainan lainnya : misal penggunaan obat anti kejang yang diberikan
dengan dosis tinggi
Gejala klinis:
● Intoleransi makan
● Letargi
● Termolabil
● Jitteriness
● Depresi SSP
● Iritabilitas
● Distres napas dan desaturasi
● Bradikardia
● Hipotonia
● Kejang
Laboratorium:
● Gambaran darah tepi/hitung jenis/trombosit (ddx sepsis)
● AGD (ketahui hipoksia)
● Glukosa elektrolit darah (ketahui gangguan metabolik)
Radiologi:
● Foto rontgen thorax (atelektasis, pneumonia → air leak)
● Foto abdomen (tanda EKN)
● USG kepala (perdarahan intracranial/kelainan SSP)
● CT scan (untuk bayi kelainan neurologis, infark serebri)
Terapi umum:
● Suplementasi oksigen
● Prone head-elevated positioning
● Stimulasi taktil
● Posisi leher tidak boleh terlalu fleksi/ekstensi
● Nasal CPAP: tekanan 4-6 cmH20
● Kangaroo mother care
● Termoregulasi
● Transfusi sel darah merah
● Atasi refluks gastroesofageal
● Medikamentosa (jika usaha di atas gagal)
Note :
● Pasang oksigen, posisikan kepala pasien lebih tinggi dari tubuh namun leher tidak boleh
terlalu fleksi atau terlalu ekstensi,
● stimulasi taktil (ditepuk-tepuk),
● kangaroo mother care(misal inkubator terbatas atau tidak ada → metode ini bayi digendong skin
to skin dengan ibu→ transfer termoregulasi → panas ibu/selain ibu menuju ke bayinya )
● Anemia → bayi kecil sering anemi → jadi diberikan transfusi sel darah merah
● Asfiksia → apgar (<7, normal 8-10 → yang dilihat dari tonus otot) dan downescore
● Apgar score dan downescore
Gejala Klinis:
● Sistemik:
○ Letargi
○ Malas menetek
○ Perfusi perifer menurun → saat kulit ditekan tidak langsung kembali
○ Takikardia
○ Hipo/hipertermia → suhu tidak selalu demam → kadang suhu rendah → bayi dengan
hipotermi tanda sepsis dan infeksi penyakit lainnya
○ Distensi abdomen
○ Refleks lemah → lemes letoy saat diangkat tangan cepat jatuh
Laboratorium
Darah:
● Jumlah batang >20% leukosit
● Leukositosis
● Kultur dapat (+)
● LED meningkat
● CRP meningkat
Aspirat cairan trakea/lambung/faring:
● Dapat ditemukan bakteri
● Analisis cairan serebrospinal
Pencitraan
● Foto rontgen thorax
● Kasus berat: Tampak densitas homogen difus
● Kasus Iain: Seperti gambar HMD (reticulogranular dan difus), kadang seperti pneumonia
pada bayi
● Gambaran nodular/infiltrat, ranular air bronchogram, konsolidasi lobar/segmental yang
gambarannya tidak membaik dalam 48 jam, gambaran pneumatocele dan efusi pleura
Note :
Gambaran paru putih → homogen difus
Terapi umum
● Pertahankan suhu optimal bayi 36.5-37.5C → PENTING
● Pertahankan TD dan perfusi jaringan
● Cairan dan nutrisi via enteral dan parenteral sesuai indikasi
● Oksigenasi sesuai indikasi
Terapi medikamentosa
● Ampisilin
○ Usia 0-7hr: 50mg/kgBB/12jam
○ Usia >7hr: 50mg/kgBB/8jam ditambah
● Gentamisin
● Dosis loading 8mg/kgBB, dilanjutkan
● Usia 0-7hr: 2mg/kgBB/24jam
● BB <2kg:
● 4mg/kgBB
● BB >2kg.
● Usia >7hr:
● 4mg/kgBB/24jam
● BB <2kg.
● 6mg/kgBB
● BB >2kg.
● Jika infeksi nosokomial: Sefalosporin gen 3
● Usia 0-7hr: 100mg/kgBB/hr dibagi 2 dosis 1M/lV
● Usia >7hr: 150mg/kgBB/hr dibagi 2 dosis 1M/IV
● Jika gagal dengan terapi lini 1: Sefafosporin gen 3
● Jika dalam perawatan NICU (ventilator) >3hr: selanjutnya bergantung hasil kultur dan
resistensi mikroorganisme
● Terapi antibiotik diberikan selama 10-21 hr
Note : Tatalaksana mungkin dapat berkembang → pilihan sesuai di rumah sakit → first choice ga ada,
pake second choice
Pemeriksaan penunjang:
● AGD: Hipoksemia, alkalosis respiratorik di awal, kemudian pada kasus memberat
menjadi asidosis
● Foto rontgen thorax: Hiperinflasi lapang paru, diafragma mendatar, infiltrat berupa
bercak ireguler, pneumotoraks, pneumomediastinum
● Ekokardiografi jantung: Hipertensi pulmonal
● Dukungan respiratorik:
● Pemantauan saturasi oksigen dan AGD
● Ventilasi non invasif dengan CPAP
● Ventilasi mekanik: diindikasikan pada pasien dgn ancaman gagal napas (hiperkapnia
dan hipoksemia persisten)
● Inhalasi nitrit oksida: pada kondisi hipertensi pulmonal
● Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO)
Note :
intubasi /suction
Memberikan antibiotik → surfaktan
Faktor resiko:
● Prematuritas
● Jenis kelamin laki-laki
● Predisposisi familial
● Persalinan SC
● Asfiksia neonatal
● Korioamnionitis
● Kehamilan multipel
● Ibu dgn DM
Pemeriksaan fisik:
● Gejala distres pernapasan sesaat setelah lahir:
● Takipnea
● Merintih
● Pernapasan cuping hidung
● Retraksi dinding dada
● Sianosis
Note :
Jenis kelamin laki- laki → alasan belum diketahui
Kehamilan multiple → bayi kembar
Pemeriksaan penunjang:
● Darah lengkap, hitung jenis, kultur darah (singkirkan ddx infeksi)
● Gula darah, elektrolit serum
● AGD: hipoksemia, hiperkarbia
● Foto rontgen thorax:
● Gambaran retikulogranular —+ Ground glass appearance disertai Peripheral air
bronchogram
Note :
Ibu dengan DM → sering terjadi RDS
Tatalaksana
● Tatalaksana prenatal: pemberian kortikosteroid antenatal
● Tatalaksana respiratorik:
○ Invasif: Intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik → intubasi
○ Non invasif: CPAP mulai PEEP 6-8mmH20 dan Fi02 30%
○ Target saturasi 90-94%
● Tatalaksana medikamentosa:
○ Pemberian surfaktan 4mL/kgBB/dosis terutama pada 6 jam pertama kehidupan → > 6
jam akan kurang berhasil/ suraktan tidak bermanfaat
○ Antibiotik spektrum luas sampai terbukti tidak ada infeksi bakteri
Note :
Surfaktan di era BPJS tersedia dan menolong banyak bayi → karena ini barang langka dan mahal
Faktor resiko:
● Lahir dengan SC (khususnya bayi dengan UK <38mgg)
● Laki-laki
● Makrosomia
● Riw. penggunaan sedasi pada ibu saat persalinan
● Persalinan dengan kala 2 memanjang
● Asfiksia neonatorum
● • Asma pada ibu
● • Pemotongan tali pusat yg tertunda (optimal 45 dtk) → optimalkan pemotongan
● • Letak sungsang
● • Ibu dgn DM
● • Berat lahir rendah atau sangat rendah
● • Kehamilan multipel
PX Fisik:
● Takipnea (>60x/mtn, dapat mencapai 100-120x/mnt)
● Takikardia dgn TD normal
● Distres pernapasan ringan hingga berat (merintih, pernapasan cuping hidung, retraksi
interkostal, sianosis)
● Barrel chest → dada menggembung
● Hepar dan lien dapat teraba
PX Penunjang:
● AGD: hipoksia ringan, hipokarbia, hiperkarbia (PC02 >55mmHg)
● Darah lengkap, hitung jenis leukosit: normal pada T TN
● Kadar endotelin-l plasma: membedakan dengan HMD/RDS yang meningkat
● interleukin 6: membedakan dengan sepsis. Normal pada TTN
● Rontgen thorax: Hiperekspansi paru, perihilar streaking, pembesaran jantung ringan
sampai sedang, pendataran diafragma, cairan pada fisura minor atau cairan pada
kavum pleura
● USG paru: double lung point, comet tail artifact pada lapang paru bagian bawah
● Dukungan respiratorik
○ Pemberian oksigen suplementasi nasal kanula / Terapi ventilasi non invasif /
Intubasi —i Sesuai gejala dan saturasi oksigen
● Antibiotik
○ Spektrum luas sampai diagnosis sepsis atau pneumonia dapat disingkirkan
Note :
- Hati hati bayi di infus → pemberian cairan berlebih → jangan memperberat penyakit pasien
- Bayi takipnea → hati hati pemberian minumnya → bila perlu dipuasakan atau pemberian minum
lewat sonde
- Dukungan respiratori → restriksi berikan sipet
- Antibiotik diberikan sampai diagnosis sepsis tersingkir
INFEKSI NEONATAL
1. SEPSIS PADA NEONATUS
● Sindrom klinis yang ditandai gejala sistemik dan disertai beremia pada bulan pertama
kehidupan.
● Klasifikasi:
○ Sepsis awitan dini(sepsis awal) : terbukti terdapat infeksi (dari kultur darah
dan/atau CSF)
■ Segera sesudah lahir - 7 hari
■ <72 jam pada BBLSR yang sejak awal dirawat inap di RS
● Sepsis awitan Ianjut: terbukti terdapat infeksi (dari kultur darah dan/atau CSF)
○ >7 hari (sumber infeksi nosokomial / komunitas)
○ >72 jam pada BBLSR yang sejak awal dirawat inap di RS
Note
● Sepsis awal : <7 harri
● Sepsi lanjut : > 7 hari
Etiologi:
● Paling sering: Streptococcus group B
● Paling sering nomor dua: Escherichia coli K1
● Penyebab utama bakteremia nosokomial: Staphylococcus coagulase negative
Trias klasik
- Hidrosefalus
- Korioretinitis
- Kalsifikasi intrakranial
Tatalaksana
● Tidak ada tatalaksana khusus
● Terapi sesuai gejala + kerjasama antardisiplin ilmu -+ Tatalaksana holistik
● Pemberian vaksin rubella → sangat penting
3. INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS (CMV) KONGENITAL
● Infeksi CMV Kongenital terjadi intrauterin
● Kategori Simtomatik & Asimtomatik
● Infeksi CMV Kongenital dengan keterlibatan SSP merupakan SALAH satu
kriteria diagnostik yang termasuk dalam kasus simtomatik berat.
Manifestasi klinis:
● Pertumbuhan janin terhambat
● Mikrosefal
● Kalsifikasi intrakranial
● Hepatosplenomegali
● Ikterus
● Korioretinitis
● Trombositopenia
● Anemia
● SNHL
● Gangguan perkembangan saraf
Tatalaksana
- • Tatalaksana diindikasikan pada bayi dengan simtomatik berat usia <6 bulan.
- • Pada kasus asimptomatik dengan SNHL tidak rutin diberikan terapi antivirus.
HIPERBILIRUBINEMIA
dapat dibagi menjadi 2, yaitu
1. Fisilogis → sebelum usia 3 hari
2. Patologis → setelah usia 3 ari
Pendahuluan
- Akumulasi bilirubin akibat produksi bilirubin yang melebihi eliminasi
- Ditandai pewarnaan kuning pada kulit, sklera, dan mukosa
- Tampilan ikterus ditentukan dengan memeriksa neonatus dalam pencahayaan yg baik,
menekan kulit dengan tekanan ringan untuk melihat warna kulit dan jaringan subkutan
- Fokuskan pada identifikasi salah satu penyebab ikterus non fisiologis
- Jika neonatus usia kehamilan >35 mgg terlihat ikterik pada 24 jam pertama kehidupan
cek Total Serum Bilirubin (TSB) atau Transcutaneous Bilirubin (TcB) —+ Sesuaikan
nomogram
Ikterus Fisiologis:
- Terjadi setelah hari pertama kehidupan, kalau pada hari pertama kehidupan disebut
ikterus patologis
- Dapat berlangsung selama I minggu
- Terjadi akibat peningkatan produksi bilirubin disertai ketidakmampuan neonatus
mengkonjugasikan bilirubin
- Bilirubin total mencapai puncak pada hari ke 3-5 kehidupan, Ialu perlahan turun
Ikterus Non Fisiologis
- Kelainan produksi bilirubin
- Kelainan eliminasi bilirubin
- Kelainan metabolik dan endokrin
- Peningkatan sirkulasi enterohepatik
Bilirubin Ensefalopati
● Akut
● Fase awal: Ikterus berat, letargis, hipotonik, refleks hisap buruk
● Fase tengah: Stupor, iritabilitas, hypertoni
● Fase Lanjut: Demam, high pitched cry, drowsiness, hipotoni
Terapi:
Fototerapi
● Terapi menggunakan cahaya, mengubah bilirubin pada kapiler superficial, jar. interstitial
kulit, dan subkutan, menjadi isomer larut air. Kemudian diekskresikan tanpa melewati
proses metabolisme hepar.
● Efek samping: bronze baby syndrome, displasia bronkopulmonal, retinopathy of
prematurity, EKN, gangg sistem imun, erupsi purpura dan bulosa
Kondisi sangat berat: Transfusi ganti
● Indikasi: Sudah mendapat fototerapi intensif, namun total bilirubin serum tetap
meningkat hingga level tertentu. Neonatus dengan ensefalopati bilirubin akut.
● Komplikasi: henti jantung henti napas, aritmia, trombosis, trombositopenia, hipotermia,
EKN, risiko infeksi
LONCAT
Normalnya diatas 8
DOWNES score
NANTI BANTU DI CEK LAGI YA DENGAN PPTNYAA, DISINI
HANYA CATATAN WAKTU KULIAH PAKAR, BLM DAPET
PPT. MAKASI GEASS SEMANGAT. GBU