Anda di halaman 1dari 111

Intensif

OBSTETRI
GINEKOLOGI
Oleh :
dr. Dearni Anggita K. Purba
O B ST ET R I
PART 1: KEHAMILAN
Tanda Awal Kehamilan (Presumptive/Probable Signs)
• Serviks & vagina kebiruan (Chadwick's sign)
• Perlunakan serviks (konsistensi yang seharusnya seperti hidung berubah menjadi lunak seperti
bibir) (Goodell’s sign)
• Perlunakan uterus (Ladin's sign dan Hegar's sign)
• Ladin: perlunakan teraba di 1/3 midline anterior uterus
• Hegar: isthmus menjadi lunak dan tipis seperti kertas jika dijepit dengan jari, korpus uteri seakan-akan terpisah
dari serviks
• McDonald: karena perlunakan isthmus, uterus dan serviks bisa ditekuk
• Pembesaran uterus yang asimetris/ iregular (Piskacek’s sign/ vonFernwald’s sign)
• Tanda Hartman: perdarahan spotting akibat implantasi dari blastula pada endometrium
• Puting berwarna lebih gelap, kolostrum (16 minggu)
• Massa di pelvis atau abdomen
• Rasa tegang pada putting dan payudara
• Mual terutama pagi hari
• Sering berkemih
• Amenorrhea
• Linea Nigra
Tanda PASTI Kehamilan

DJJ
• Laenec (UK 17-18 minggu)
• Doppler (UK 12 minggu)
TAFSIRAN Kehamilan
Siklus 28 hari, ovulasi hari 14
• Tanggal (HPHT+7)
• Bulan (HPHT-3) / (HPHT+9)
• Tahun (HPHT +1) / Tahun Tetap

Siklus > 28 hari


• HPHT + 7 + ( siklus mens pasien – 28 )
• Cth : Pasien siklus 35 hari  HPHT + 7 + (35-28) = HPHT +14

Siklus < 28 hari


• HPHT + 7 - (28 – siklus mens pasien)
• Cth : Pasien siklus 24 hari  HPHT + 7 - (28-24) = HPHT + 3
TAFSIRAN Kehamilan

HPHT : 5 Mei 2022, HPHT : 20 Desember HPHT : 10 Februari


siklus 28 hari 2022, siklus 30 hari 2021, siklus 20 hari

Kapan TAFSIRAN Kehamilan?


PERHITUNGAN USIA KEHAMILAN

Rumus Bartholomew
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
ANTENATAL CARE
TFU : > 20 minggu
DJJ : > 12 minggu USG : < 7 minggu
• UK < 15 minggu : usia gestasi,
• Normal : 120-160 x/menit viabilitas, letak dan jumlah
PEMERIKSAAN LAB : Kunjungan Pertama janin.
• Kadar Hb, golongan darah dan RH
• UK 8-22 minggu : deteksi
• HIV, Sifilis, HbsAg (triple elimination) anomali
• Riwayat penyakit terdahulu
PELVIMETRI KLINIS

PINTU ATAS PANGGUL


Conjugata vera 10,5-11 cm (CD- (1,5-2cm))
Conjugata diagonalis 12,5-13cm

PINTU TENGAH PANGGUL


(Daerah tersempit panggul)
Diameter 9,5-10,5 cm
Interspinosum
PINTU BAWAH PANGGUL
Diameter 11,5-12 cm
anteroposterio
r
JENIS PANGGUL
PANGGUL SEMPIT JIKA :
1. Arkus Pubis < 90 derajat
2. Promontorium/spina
ischiadika/linea inominata
teraba
3. Pada primigravida, bagian
terbawah janin tidak masuk
PAP pada UK > 36 minggu

Tx : SC, partus percobaan?


PENURUNAN KEPALA BAYI

Station 0 adalah spina


ischiadica (Hodge 3)
– 5/5 jika seluruh kepala janin dapat diraba dengan
kelima jari di atas symphisis pubis dan dapat
digerakkan
– 4/5 jika hanya sebagian kecil dari kepala janin
masuk PAP
– 3/5 jika hanya 3 dari 5 jari yang dapat meraba
seluruh kepala janin
– 2/5 jika hanya 2 dari 5 jari yang dapat meraba
kepala janin di atas sympisis pubis
(Hodge III+)
– 1/5 jika hanya 1 jari yang dapat meraba kepala
janin (Hodge III/IV)
– 0/5 jika kepala sudah tidak dapat diraba lagi
yang berarti seluruh bagian terendah bayi (kepala)
sudah masuk dasar panggul (Hodge IV)
EMESIS/HIPEREMSIS
GRAVIDARUM
Emesis gravidarum : keadaan mual muntah pada masa kehamilan yang
terutama terjadi di trimester 1 (minggu 6-12) dan penyebab mual muntah lain
telah diekslusikan.
Hiperemesis gravidarum: kondisi muntah hebat sampai mengganggu aktivitas
dengan trias penurunan BB >5%, Dehidrasi dan Ketidakseimbangan elektrolit.
Penyebab : ↑ beta-HCG, psikologis
Faktor risiko : primigravida, mola, gemelli, obesitas, riwayat HEG pada
kehamilan sebelumnya
EMESIS/HIPEREMSIS GRAVIDARUM
lemah, nafsu Apatis, nadi cepat KU sangat lemah,

Tingkat 2:
Tingkat 1:

Tingkat 3 :
makan↓, BB ↓, dan kecil, lidah muntah-muntah
nyeri epigastrium, kering dan kotor, berhenti,
nadi↑, turgor kulit mata sedikit ikterik, kesadaran
berkurang, lidah kadang suhu menurun dari
kering, mata sedikit ↑, oliguria, somnolen-koma,
cekung (tanda hemokonsentrasi, nadi ↑↑, TD↓↓,
dehidrasi) aseton/keton Enselofati
tercium dalam wernicke
nafas

Komplikasi : ensefalopati Wernicke(nystagmus, diplopia, perubahan mental,


ikterik), hipoglikemia, malnutrisi, disfungsi pencernan, IUGR
EMESIS/HIPEREMSIS
GRAVIDARUM
Manajemen
 Antiemetik : Prometazin, Metoklopramid, domperidone, Ondansentron
 Antasida
 Tiamin oral 50-150mg dalam 100cc NaCL
 Dekstrose tidak diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk
mengoreksi hiponatremia
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Ada riwayat HT Tidak Ada riwayat HT

- PE - Pre-eclampsia
- PEB - Pre-eclampsia with
Severe Features
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Tatalaksana
• HT Kronik
• TD ≥ 160/110
• Metildopa 2x250- • PE
500
• UK < 35 mggu  Pematangan paru
• KI ibu hamil: ACE-I,
• UK > 35 minggu  terminasi
ARB
• KIE
• HT Gestasional
• Observasi, KIE
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Pre-eklampsia Berat Sindrom HELLP: ( WAJIB terminasi)


• TD ≥ 160/110 mmHg pada UK > 20 minggu - Hemolysis
- Elevated Liver enzyme
• Proteinuria positif: ≥5g/24jam, atau dipstick ≥+2 - Low Platelets (<100.000)
• Keterlibatan organ lain:
• Trombositopenia <100.000, hemolisis
Impending eklampsia:
mikroangiopati
- Ada tanda gejala
• SGOT/PT↑, nyeri abdomen RUQ
• Sakit kepala, skotoma penglihatan
Eklampsia:
• IUGR, oligohidramnion
- PEB + Kejang/koma
• Edema paru, gagal jantung kongestif - MgSO4, ICU
- Terminasi dalam 12 jam
• Oliguria (<500cc/24jam), Cr >1.2 mg/dL
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Tatalaksana PEB PEB  persalinan dlm 24 jam
Eklampsi  persalinan dlm 6 jam

- Rawat inap Pertimbangkan terminasi kehamilan:


• Janin belum viable  coba
- Segera berikan MgSO4 untuk
pertahankan pematangan paru, plan terminasi
mencegah kejang
• Janin viable, <34 minggu  manajemen
- Bed rest, observasi TD berkala ekspektatif (bila tidak ada kontraindikasi)
- TD diastole > 110 mmHg  • 34-37 minggu  manajemen ekspektatif
(bila tidak ada kontraindikasi) + pengawasan
nifedipine 5-10 mg diulang sampai ketat
8x/24 jam (target 90-110 mmHg) • Aterm  Terminasi

Kontraindikasi:
- HT tidak terkontrol
- Disfungsi organ ibu
- Gawat janin
DIABETES DALAM KEHAMILAN
Meningkatnya kadar gula darah (Intoleransi glukosa) pada usia
kehamilan > 24 minggu tanpa adanya riwayat diabetes sebelumnya 
kematian janin atau makrosomia (>4000gr)
TATALAKSANA
• Pengaturan diet dan gaya hidup
(2 minggu)
• Apabila gagal  rujuk untuk
pemberian insulin atau anti
diabetes lain (biguanide atau
sulfonylurea)
• Skrining Kembali 6-12
minggu pasca persalinan.
Toksoplasmosis pada kehamilan
Toxoplasmosis : Infeksi Toksoplasma gondii  Toksoplasmosis Kongenital (25-50%)  [Hidrosefalus, Korio-
retinitis, dan Kalsifikasi Intrakranial]

IgM toxoplasma (+), IgG(-) : infeksi akut


IgG toxoplasma (+), IgM (-) : pasien telah mendapat antibody
IgG (+) dan IgM (+) : infeksi akut pada orang yang sudah mendapatkan imun  Cek FR bisa ulang 2-3
minggu setelahnya, jika IgG makin tinggi maka dianggap akut.

REKOMENDASI LEVEL A : 1. Trimester 1 : Spiramycin + Asam Folat (untuk


menurunkan transmisi transplasenta)  namun obat
sulit didapatkan
2. Trimester 2-3 (>18 mgg) : Pyrimethamine +
sulfadiazine + asam folat  pyrimethamine bersifat
teratogenik
Anemia pada kehamilan
Kebutuhan oksigen pada hamil meningkat  meningkatkan eritropoetin  Volume plasma
>>> eritrosit  HEMODILUSI (Anemia Fisiologik  viskositas menurun dan perfusi
plasenta meningkat)

Anemia non-fisiologi (<10 g/dl) : Anemia


defisiensi besi, Anemia defisiensi asam
folat/megaloblastik, anemia sel sabit, anemia
aplastik

Jika tidak diterapi, efek sampingnya :


• Pada ibu : Gagal jantung dekompensata,
kelahiran pre-term, Perdarahan post partum,
kematian.
• Pada janin : Defek tabung saraf,
keguguran, IUGR, Prematuritas, Kematian
janin dalam kandungan
Tuberkulosis pada kehamilan
Adanya TBC tidak merupakan indikasi abortus. Isoniazid, Rifampisin, Etambutol dan
Pirazinamid 6 bulan tidak kontraindikasi kehamilan  kontraindikasi : STREPTOMISIN
(ototoksik)
Bayi : ASI (tidak kontraindikasi) + Imunisasi BCG + Profilaksis isoniazid 10mg/kg/hari

Asma pada kehamilan


Komplikasi(11-12%) : PE, IUGR, premature, bergantung pada derajat penyakit asma
Obat anti-asma biasa tidak memiliki efek samping teratogenic (sebaiknya inhalasi)_ 6-
30% risiko anak asma bergantung faktor herediter
Fase akut : Salbutamol / beta adrenergic agonis (inhalasi/oral) 4-6mg
Fase kronis : Teofilin
Hipertiroid pada kehamilan
Etiologi : Penyakit Graves (autoimun)
Terapi : PTU dan Metimazole
Komplikasi Janin : Pertumbuhan janin terhambat, gagal jantung,
takikardia  Saat lahir bisa eutiroid, hipertiroid dan hipotiroid

Hipotiroid pada kehamilan


Etiologi : Antibodi antitiroid peroksidase
Terapi : Tiroksin 50-100g/hari
Komplikasi Janin : Hipotiroid kongenital
Varicella pada kehamilan
Komplikasi : Trimester I (Cacat bawaan koriorenitis, atrofi korteks serebri,
hidronefrosis, kelainan tulang dan kulit), Trimester lain (Pneumonia)
Manajemen : Asiklovir 5x800mg / Valasiklovir 3x1000mg + Vaksin Varisela
pada bayi

Hepatitis B pada kehamilan


Komplikasi : Hepatitis fulminan, Abortus pada ibu dan kanker hati atau sirosis
pada bayi di masa mendatang
Manajemen : RUJUK
Janin dari ibu HbsAG (+)  HBIG (<1mgg kelahiran) + Vaksin HepB
Metode persalinan bergantung viral load, jika tinggi maka SC. Persalinan
pervaginam tidak boleh lama, jika >16 jam maka SC
Menyusui tidak masalah
Malaria pada kehamilan
Gejala : Demam, menggigil, berkeringat + Riwayat paparan / Endemik
Diagnosis : Serologi / Pemeriksaan darah tepi
Komplikasi Ibu : Anemia berat, Mortalitas dua kali lipat, hipoglikemia, edem paru
Komplikasi janin : Abortus, Pertumbuhan janin terhambat, premature, bayi kecil,
lahir mati, kongenital malaria

Terapi :
• LINI PERTAMA : Artesunat, Artemeter
• LINI KEDUA : Kuinin/Kina 25% 10mg/kgBB atau 1 amp (500mg)+ 500ml D5%
(karena risiko hipoglikemia)
• PENCEGAHAN : Klorokuin 5mg/kgBB/minggu, 1x sebelum ke daerah
endemic dan 4x setelah pulang. Doksisiklin kontraindikasi.
IMS pada kehamilan
• GONORE : Cefixime 400mg SD, Ceftriaxone 250mg IM (Tidak berbeda dengan

kondisi tidak hamil)  Konjungtivitis neonatus : Ceftriaxone 50-100mg/kgBB SD

• TRIKOMONIASIS/VAGINOSIS BAKTERIALIS : Metronidazole 2000gr SD,

Metronidazole 2x500mg 7 hari (Tidak berbeda dengan kondisi tidak hamil)

• SIFILIS : Inj. Penisilin Benzatine 2,4juta (IM) SD  Bayi baru lahir : Benzatine

penisiline 50.000 IU (IM) SD


HIV pada kehamilan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) : Retrovirus golongan RNA yang
spesifik menyerang sistem imun/kekebalan  Cairan genital, kontaminasi
darah/cairan tubuh, Perinatal
Diagnosis : HIV ELISA 3 METODE
• POSITIF : RUJUK untuk pengobatan HIV
• NEGATIF (Salah satu reaktif tapi tidak berisiko) : Pemeriksaan ulang min
3bulan, 6 bulan, 12 bulan
• INTERMEDIATE (2 hasil reaktif/ salah satu reaktif dengan (+) risiko) : Tes
ulang 2 minggu kemudian, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan.
HIV pada kehamilan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) : Retrovirus golongan RNA yang spesifik
menyerang sistem imun/kekebalan  Cairan genital, kontaminasi darah/cairan tubuh,
Perinatal
Diagnosis : HIV ELISA 3 METODE
• POSITIF : RUJUK untuk pengobatan ARV tanpa memandang umur kehamilan, jumlah
CD4, dan stadium klinis
• NEGATIF (Salah satu reaktif tapi tidak berisiko) : Pemeriksaan ulang min 3bulan, 6
bulan, 12 bulan
• INTERMEDIATE (2 hasil reaktif/ salah satu reaktif dengan (+) risiko) : Tes ulang 2
minggu kemudian, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan.
Ibu hamil dengan TB-HIV : OAT diberikan mendahului ARV 2 minggu – 2 bulan, jika fungsi
hati baik lanjut ARV
HIV pada kehamilan
BAYI POSITIF HIV / DARI IBU POSITIV
HIV:
- Sangat dianjurkan ASI ekslusif
- Sangat tidak dianjurkan untuk
mencampur ASI dengan susu formula
- Diatas 6 bulan diberi ASI dan makanan
pendamping sampai usia 2 tahun
- Zidovudin dan kotrimoksazol
profilaksis sejak hari pertama (umur
12 jam) selama 6 minggu
Ibu hamil G2P1A0 dengan UK 38 minggu datang dengan keluhan
kepala terasa pusing. Pasien mengeluhkan sakit kepala sejak 1 hari
terakhir dan dirasa terus menerus. Pasien juga mengeluh
pandangannya kabur. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
hasil TD 190/120 mmHg, HR 91x/m, RR 18x/m, Suhu 36,3. Apakah
diagnosisnya?
a. PEB
b. Hipertensi Kehamilan
c. Pre-eclampsia
d. Impending Eklampsia
e. HELLP syndrome
Ibu hamil G2P1A0 dengan UK 38 minggu datang dengan keluhan
kepala terasa pusing. Pasien mengeluhkan sakit kepala sejak 1 hari
terakhir dan dirasa terus menerus. Pasien juga mengeluh
pandangannya kabur. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
hasil TD 190/120 mmHg, HR 91x/m, RR 18x/m, Suhu 36,3. Apakah
diagnosisnya?
a. PEB
b. Hipertensi Kehamilan
c. Pre-eclampsia
d. Impending Eklampsia
e. HELLP syndrome
Ny. C, 25 tahun diantar ke IGD RS dengan keluhan mual muntah hebat yang dirasakan sejak
2 minggu terakhir. Pasien mengatakan tiap makan dan minum selalu muntah, namun 3 hari
terakhir muntah berhenti. Pasien mengaku sudah tidak haid selama 2 bulan terakhir. Dari
hasil pemeriksaan fisis didapatkan KU pasien lemah, pasien tampak mengantuk, TD 90/60
mmHg, HR 128x/menit, RR 22x/menit, suhu 37.5C. Plano test (+). Keton (+). Apakah
diagnosis dan terapi yang paling tepat pada kasus ini?
A. Hiperemesis Gravidarum grade 1
B. Emesis Gravidarum grade 1
C. Hiperemesis Gravidarum grade 2
D. Emesis Gravidarum grade 2
E. Hiperemesis Gravidarum grade 3
Ny. C, 25 tahun diantar ke IGD RS dengan keluhan mual muntah hebat yang dirasakan sejak
2 minggu terakhir. Pasien mengatakan tiap makan dan minum selalu muntah, namun 3 hari
terakhir muntah berhenti. Pasien mengaku sudah tidak haid selama 2 bulan terakhir. Dari
hasil pemeriksaan fisis didapatkan KU pasien lemah, pasien tampak mengantuk, TD 90/60
mmHg, HR 128x/menit, RR 22x/menit, suhu 37.5C. Plano test (+). Keton (+). Apakah
diagnosis dan terapi yang paling tepat pada kasus ini?
A. Hiperemesis Gravidarum grade 1
B. Emesis Gravidarum grade 1
C. Hiperemesis Gravidarum grade 2
D. Emesis Gravidarum grade 2
E. Hiperemesis Gravidarum grade 3
Perempuan, 27 tahun, datang ke RS untuk screening. Pasien sedang hamil
anak pertama, perkiraaan usia kehamilan 10 minggu. Tidak ada keluhan.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan IgM toxoplasma (+) dan IgG toxoplasma (+). Pasien merupakan
pecinta kucing. Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien ini?
a. Pemberian asam folat dosis tinggi
b. Spiramycin + asam folat
c. Spiramycin + sulfadiazine
d. Primetamine + sulfadiazine
e. Sulfadiazine
Perempuan, 27 tahun, datang ke RS untuk screening. Pasien sedang hamil
anak pertama, perkiraaan usia kehamilan 10 minggu. Tidak ada keluhan.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan IgM toxoplasma (+) dan IgG toxoplasma (+). Pasien merupakan
pecinta kucing. Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien ini?
a. Pemberian asam folat dosis tinggi
b. Spiramycin + asam folat
c. Spiramycin + sulfadiazine
d. Primetamine + sulfadiazine
e. Sulfadiazine
O B ST ET R I
PART 2: PERSALINAN
HUBUNGAN FETUS DENGAN JALAN LAHIR
Sikap/ Habitus
• Fleksi mengikuti jalan lahir

Situs/letak: Sumbu tubuh fetus dibandingkan dengan sumbu tubuh ibu


• Letak memanjang, Letak melintang, Letak oblik

Presentasi: Bagian terbawah janin  MALPRESENTASI


• Memanjang: kepala, bokong
• Melintang/oblik: bahu, punggung

Posisi: Hubungan antara bagian tertentu fetus dengan bagian kiri, kanan,
depan,belakang, atau lintang, terhadap jalan lahir  MALPOSISI
• Ubun-ubun kecil, dagu, mulut, sakrum, punggung
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
– Usia kehamilan cukup bulan (37- <42 minggu)
- POWER
– Persalinan terjadi spontan - PASSAGE
– Presentasi belakang kepala - PASSANGER
– Berlangsung tidak lebih dari 18 jam - PSYCHOLOGY,
– Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin PHYSICIAN,
POSITION

KALA 1 :
KALA 4 :
Pematanga KALA 2 : KALA 3 :
Observasi
n dan Pengeluara Pengeluara
ibu paska
pembukaan n bayi n plasenta
partus
serviks
Indikasi SC
 Fetal distress
 Ibu menderita herpes genitalis
 Plasenta previa totalis
 Ada indikasi mengakhiri
 Panggul sempit:
persalinan dimana syarat
 Sudah pernah SC 2x
pervaginam tak terpenuhi,
 Letak lintang
atau cara pervaginam gagal
 Tumor yang menghalangi jalan lahir
 Dagu Posterior
 Pada kehamilan sesudah operasi vaginal
 Presentasi ganda
(misal operasi fistel)
KALA I PERSALINAN
Fase Laten  HIS 1-2 tiap 30 menit 20-30 detik
• Pembukaan sampai mencapai 3 cm (8 jam)

Fase Aktif  HIS 2-4 tiap 10 menit 60-90 detik (minimal 2x/10 menit
30-40 detik)
• Pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar 6 jam
• Fase aktif terbagi atas :
1.Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4
cm.
2.Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm
sampai 9 cm.
3.Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+ 10 cm).
KALA I PERSALINAN
KALA II PERSALINAN
GEJALA DAN TANDA
– Dor-Ran  bu merasakan ingin meneran bersamaan dengan
– terjadinya kontraksi
– Tek-Num  Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau
vagina
– Per-Jol  Perineum menonjol
– Vul-Ka  Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
– Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

TANDA PASTI
• Pembukaan serviks telah lengkap
• Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
KALA II PERSALINAN
Penanganan Kala II
– Kosongkan Vesika Urinaria
– Mengatur posisi partus saat mengejan
– Ajarkan cara mengejan
– Cek DJJ saat dan setelah kontraksi

Indikasi Episiotomi
• Perineum Rigid
• Primigravida
• Indikasi lain : Patologi (tumor, sikatriks), Bayi besar, Distosia bahu,
Forsep, Gawat janin
KALA III PERSALINAN
Manajemen Aktif Kala III
– Uterotonika  Oksitosin 10 Unit IM di sepertiga
paha atas bagian distal lateral (Dapat diulangi 1x
lagi setelah 15 menit jika plasenta belum lahir)
– Peregangan Tali Pusat Terkendali
– Masase Uterus
– Tanda lepas : Semburan darah, uterus
discoidglobular, tali pusat memanjang
KALA IV PERSALINAN
Monitoring tanda
vital ibu
– TTV, Kontraksi uterus,
Perdarahan, Inisiasi
menyusui dini, Jahit
ruptur perineum  1
jam pertama tiap 15
menit lalu tiap 30
menit di jam kedua
MASALAH PADA PERSALINAN
MASALAH PADA PERSALINAN
KALA I KALA 2 KALA 3 KALA 4
Gangguan His : Distosia bahu Retensio Perdarah
• Inersia uteri persalinan lama Plasenta an Post
• Kontraksi uterus hipertonik
Kala II Partum
• Inkoordinasi kontraksi uterus
memanjang (4T)
Gangguan Passage
• Disproprosi kepala-panggul (CPD) (Maks 2 jam
Gangguan Passenger nullipara, 1 jam
• Malposisi, malpresentasi multipara; atau
• Disproporsi kepala-panggul (CPD) bila
• Bayi besar menggunakan
• Hidramnion epidural + 1 jam)
• Gemelli
MASALAH PADA PERSALINAN
• Power  Induksi / Augmentasi
• Passage/Passenger  Forceps,
Vakum, SC
• Antibiotika (ampi + genta) bila:
Tanda infeksi (demam, cairan
vagina berbau), KPD > 18 jam,
UK < 37 minggu
• Pantau DJJ, tanda gawat janin
Metode Induksi & Akselerasi Persalinan
Mekanik: Obat-obatan:

‐ Stripping selaput ketuban / ‐ Spartein sulfat


Amniotomi
‐ Prostaglandin
‐ Kateter transservikal (Foley) (misoprostol)
‐ Dilator servikal higroskopik ‐ Oksitosin
‐ Stimulasi putting susu

VAKUM : ibu bisa mendorong/ngeden, preskep


FORCEPS : ibu sudah tidak dapat mendorong/ngeden, ada resiko
cedera kepala
DISTOSIA GANGGUAN HIS

Kala I Memanjang

Nulipara Multipara
• Fase laten > 20  Fase Laten > 14
jam jam

Jika lebih lama


-> RUJUK
MALPOSISI

• Definisi: Posisi abnormal vertex kepala janin (UUK


sebagai penanda) terhadap panggul ibu
• Tipe:
• Posisi oksiput posterior
• Posisi oksiput lintang
• 90% rotasi spontan
MALPRESENTASI Dagu Anterior
- Buka lengkap (+)  PV, forceps
- Buka lengkap (-)  SC
Dagu Posterior
- Buka lengkap (+) SC
- Buka lengkap (-)  SC

Presentasi Dahi Presentasi Muka

• Oksiput lebih tinggi dari • Kepala janin posisi defleksi


sinsiput maksimal
• Teraba mulut, rahang, tulang pipi,
• Teraba fontanel anterior &
orbita dan tulang orbita

• Diameter paling besar • Mulut membentuk segitiga


dengan
• Sulit lahir pervaginam
prominen molar
• Tatalaksana: SC
MALPRESENTASI

Presentasi Majemuk Presentasi Sungsang


• Prolaps ekstremitas + bagian • Komplikasi ibu & janin
terendam janin (kep/bokong)
• Tatalaksana: SC
• Pervaginam bila janin kecil
• PV bila bokong lengkap/murni,
(atau IUFD)
janin kecil
• Manuver McRoberts, Massanti
• Versi luar  kontroversial
• SC bila gagal
GEMELI

• Definisi: Kehamilan dengan 2


janin atau lebih
Diagnosis:
• Fundus > UK
• Leopold: 2 balotement, dJJ >1
CEPHALOPELVIC
DISPROPORTION (CPD)
• Definisi: hambatan lahir yang
diakibatkan oleh disparitas
ukuran kepala janin dan pelvis
maternal  Terhentinya
kemajuan pembukaan serviks
dan penurunan kepala walaupun
his adekuat
• Resiko ↑ : KPD, prolaps tali pusat,
pembukaan cervix lambat, partus
lama, janin trauma & asfiksia
Tx : SC, partus percobaan?
DISTOSIA BAHU
• Kegawatdaruratan obstetri
• Bahu anterior tidak dapat lahir di bawah simfisis pubis
• Diagnosis: kesulitan lahirkan wajah & bahu, Turtle sign, gagal paksi luar,
gagal turunnya bahu
• Faktor predisposisi:
- Antepartum : Riwayat distosia bahu, makrosomia, DM, obesitas, induksi
persalinan
- Intrapartum : Kala I memanjang, partus macet, kala II memanjang,
Augmentasi Oksitosin
• Komplikasi : Asfiksia, kematian janin, fraktur klavikula / humerus, paralisis
pleksus brachialis, PPH, Ruptur uteri
DISTOSIA BAHU : ALARM!!
AL : Ask for help
AR : Lift the buttocks & legs (Mc Roberts Maneuver)
M : Anterior dis-impaction of shoulder  rotate to oblique (Rubin
Maneuver) + suprapubic pressure (Massanti Maneuver)

: Rotation of posterior shoulder (Wood Maneuver)

: Manual removal of posterior arm


McRobert Manuever Rotate to oblique (Rubin Manuever)

Suprapubic pressure (Massanti) Rotation of posterios shoulder (Wood)


Ketuban Pecah Dini (KPD)
• Definisi: keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan
atau dimulainya tanda inpartu
• Faktor resiko: infeksi Rahim/serviks/vagina, polihidramnion,
inkompeten serviks, solusio plasenta, gemelli, CPD, riwayat KPD
sebelumnya, merokok/NAPZA saat hamil, gizi ibu kurang baik

• Klasifikasi KPD berdasarkan waktu munculnya:


- PPROM : UK < 37 minggu
- PROM : : UK ≥ 37 minggu
Diagnosis Ketuban Pecah Dini (KPD)
• Inspeksi : keluar air-air dari jalan lahir saat batuk/fundus ditekan
• Tes nitrazin/lakmus  ketuban mengubah kertas menjadi biru
• Mikroskopi : Ferning sign (arborization, gambaran daun pakis)
• USG kehamilan : jumlah ketuban, UK, TBJ, DJJ, letak janin
• Waspada tanda RED FLAG chorioamnionitis: demam, nyeri perut
hebat, keputihan terus-menerus dengan bau tidak sedap, DJJ cepat
Ketuban Pecah Dini (KPD)
Antibiotik Profilaksis
- Ampicilin 4x2g iv + Erytromicin 4x250mg iv (2 hari)  Amoxicilin
3x250mg po + Eritromicin 3x333mg po
- Alternatif : Eritromicin 4x250mg po 10 hari (bila belum inpartu)

AB Korioamnionitis: Ampicilin + Gentamicin


Ketuban Pecah Dini (KPD)
< 24 minggu

• Evaluasi kondisi ibu & janin, tatalaksana korioamnionitis bila ada, KIE, terminasi mungkin
menjadi pilihan

24 – 34 minggu

• Terminasi segera bila ada amnionitis/abruption plasenta/kematian janin,


• Pematangan paru, evaluasi serial ibu & janin, rencanakan terminasi bila >34 minggu atau
selesai pematangan paru

≥ 34 minggu

• Induksi persalinan bila tidak ada kontraindikasi


BISHOP SCORE

• Score < 6  matangkan


serviks
• Score ≥ 6 
kemungkinan bisa
persalinan
• Seleksi pasien untuk
induksi persalinan
dengan letak vertex
• UK ≥ 36 minggu
Partus Prematurus TOKOLITIK : ITS NOT MY TIME

Iminens Indometasin (50-100mg lanjut 4x25mg)


Nifedipine (20-30mg lanjut 3x10mg)
• Kontraksi uterus yang teratur Magnesium Sulfat (6gr IV dalam 20 menit)
Terbutalin (4x0,25mg per 30 menit)
setelah kehamilan 22 minggu
dan sebelum 37 minggu dengan PEMATANGAN PARU (48jam)
interval kontraksi 5-8 menit atau
kurang + satu atau lebih tanda Betametasone 2x12mg IM per 24 jam
berikut: Deksametasone 4x6mg IM per 12 jam
– Perubahan serviks yang progresif
ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
– Dilatasi serviks 2 cm atau lebih
– Penipisan serviks 80 % atau lebih
Eritromisin 3x500mg 3 hari
Ampisilin 3x500mg 3 hari
Perdarahan
pada
Kehamilan

Usia muda Antepartum Postpartum


(<20mgg) (>20mgg) (4T)

Plasenta Solusio Vasa Prolaps Ruptu


Abortus KET Mola
Previa Plasenta Previa Tali r Uteri
Pusat
PERDARAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

Abortus
• Definisi: ancaman atau pengeluaran konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan, kehamilan < 20
minggu atau berat janin < 500 gram
• Faktor resiko: infeksi, kelainan hormonal (hipotiroidisme),
gangguan nutrisi berat, penyakit menahun dan kronis,
konsumsi alkohol/rokok/obat2an, anomali uterus/serviks,
gangguan imunologis, trauma fisik dan psikologis,
kelainan genetik janin, kelainan sperma ayah
PERDARAHAN KEHAMILAN USIA MUDA
Abortus habitualis : Abortus ≥ 3x berturut-turut
 Trimester 1 : Antiphospholipid syndrome (APS) (>> wanita SLE)

Abortus  Trimester 2 : Inkompetensia serviks


PERDARAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)


• Definisi: Kehamilan di luar cavum uterus
(tuba), yang dapat ruptur (terganggu)
menyebabkan perdarahan hebat
• Diagnosis:
‐ Nyeri abdomen (95%), perdarahan abnormal
‐ Perubahan asimetris uterus, nyeri goyang portio Faktor resiko:
‐ Kuldosintesis (+)  darah di cavum douglas - Riw ektopik, op tuba,
‐ Shock ±
AKDR, inseminasi buatan,
• Tatalaksana: atasi shock, evakuasi laparatomi ISK/PID, Riw SC
(salpingektomi/ostomy), TTD bila anemia sebelumnya
- Infertilitas, merokok
PERDARAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

MOLA HIDATIDOSA
• Definisi: penyakit trofoblas gestasional
yang ditandai dengan abnormalitas vili
korialis yang mengalami degenerasi
hidropik sehingga terlihat seperti buah
anggur yang bergelombol

• Tanda klinis:
‐ TFU > UK • USG: Honeycomb, Snowstorm, B-HCG meningkat
‐ Kadar beta-HCG tinggi ↑↑ • Faktor resiko: usia terlalu muda/tua, riw mola, KB
(menyebabkan HEG, HT, proteinuria) oral
‐ Ada benjolan karena kista theca • Tatalaksana:
lutein ovarium, nyeri perut, serviks - Evakuasi mola (kuret; histerektomi bila sudah
terbuka tidak mau punya anak)
‐ Perdarahan, dengan riwayat keluar - cek beta-HCG serial (bila tetap tinggi setelah
jaringan seperti mata ikan, mual kuretase  kemungkinan choriocarcinoma)
muntah
PERDARAHAN KEHAMILAN ANTEPARTUM

Plasenta Previa

• Definisi: Letak plasenta abnormal (tidak di fundus uteri)  di


segmen bawah uterus
- Letak Rendah
- Menutupi sebagian jalan lahir : parsial, marginalis
- Menutupi seluruh jalan lahir : Totalis
• Faktor risiko : keadaan endometrium kurang baik, ibu usia lanjut,
multipara, myoma uteri, kuretase berulang, riw SC
PERDARAHAN KEHAMILAN ANTEPARTUM

Plasenta Previa Tatalaksana


• Hindari VT
• Evaluasi janin
Diagnosis: • < 34 minggu, inpartu (-) 
• Painless, causeless, recurrence konservatif (ranap, bed rest,

• Darah warna merah segar tokolitik, AB profilaksis)


• Letak rendah  coba normal
• Syok ±, janin normal ± gawat janin
• Persiapkan SC
• Kontraksi uterus (-), masuk PAP (-)
(aterm/perdarahan
• VT: teraba jaringan plasenta banyak/janin mati)
PERDARAHAN KEHAMILAN ANTEPARTUM

Faktor resiko:
Solusio Plasenta - Trauma abdomen, versi
luar
• Definisi: Pelepasan sebagian / seluruh bagian - Makrosomia,
plasenta hidramnion
• Diagnosis: - Gemeli
‐ Nyeri abdomen
‐ Uterus tegang, nyeri tekan Tatalaksana:

‐ Shock tersembunyi, anemia, gawat - Terapi shock (ABC)


janin ± - Persiapkan SC
‐ Darah warna merah tua ± bekuan
‐ VT: selaput ketuban tegang, isi rahim
bertambah
PERDARAHAN KEHAMILAN ANTEPARTUM

Vasa Previa
• Definisi: Pembuluh darah umbilicus yang tidak terproteksi
(oleh Wharton Jelly) berjalan disepanjang serviks / ostium
• Tanda KHAS!
‐ Perdarahan tidak nyeri + ketuban pecah
- Fetal Distress
- Perdarahan janin  Kleihauer-betke test (+) atau USG
Doppler
 Tatalaksana : Posisi Trendelenburg + Pemindahan manual
posisi presentasi janin dengan lembut  RUJUK SC
PERDARAHAN KEHAMILAN ANTEPARTUM

Prolaps Tali Pusat


Prolaps Tali Pusat :
kondisi dijumpai
letak plasenta
secara abnormal di
ssegmen bawah
uterus dan bersifat
mengancam nyawa
bayi. Tersembunyi Terkemuka Menumbung
selaput ketuban umumnya tampak pada vagina
utuh setelah ketuban pecah
PERDARAHAN KEHAMILAN ANTEPARTUM

Prolaps Tali Pusat


• Faktor predisposisi: multiparitas, KPD,
hidramnion, gemelli, tali pusat panjang,
malpresentasi, amniotomi, induksi
• Tatalaksana:
1. Tali pusat terkemuka: O2 + knee chest,
Trendelenburg
2. Tali pusat menumbung:
- tidak berdenyut: pervaginam tanpa
tindakan agresif
- berdenyut: O2, hindari manipulasi tali pusat,
Knee-chest/Trendelenburg, Tokolitik, rujuk SC
PERDARAHAN KEHAMILAN ANTEPARTUM

Ruptur Uteri
• Definisi : Robeknya dinding Rahim akibat
regangan hebat myometrium (>>Bekas SC
vertikal)
• Diagnosis :
- Nyeri perut hebat + shock  Muntah
/Defans muskular
- DJJ hilang / Gerak janin hilang
- Teraba bagian janin
• Tatalaksana: Perbaikan KU, Laparotomi +
Histerektomi
PERDARAHAN POST PARTUM

Perdarahan pasca persalinan yang melebihi 500cc -PPH Primer : < 24 jam
(1000cc bila SC) yang mengganggu hemodinamik ibu. -PPH Sekunder : 24 jam – 6 minggu masa nifas

Atonia Uteri (Tonus) • Masase uterus + Kompresi


Bimanual Interna 5 menit 
• Uterus lunak/kontraksi tidak baik ± shock
Kompresi Bimanual Eksterna +
• Penyebab: akibat anestesi, distensi berlebihan Oksitosin
(gemelli, bayi besar, oligohidramnion),
• Oxytocin 10 iu IM
partus lama, partus presipitatus, multiparitas,
riwayat atonia sebelumnya, induksi • Oxytocin 20 iu IV drip dlm
persalinan, korioamnionitis, anemia, usia tua NS/RL 60 tpm (2 kolf)  40
tpm (2 kolf)
Atasi SHOCK: • Alternatif: Ergometrin 0.2 mg IM/IV
O2, IVFD, ambil sample darah, Kateter, siap lambat  15 menit diulang IM 
darah then, tiap 4 jam (max 5 dosis/1mg)
PERDARAHAN POST PARTUM

Atonia Uteri (Tonus)


• As tranexamat 1g IV
(1 menit), dapat
diulang 30 menit
kemudian
• Rujuk: B-lynch,
embolisasi arteri
uterine, ligase arteri
uterine&ovarika,
histerektomi subtotal
Kompresi Bimanual Kompresi Bimanual
Interna Eksterna
PERDARAHAN POST PARTUM

Retensio Uteri (Tissue)


• Retensio plasenta: plasenta belum lahir
30 menit setelah bayi lahir
• Sisa plasenta: perdarahan dapat
muncul 6-10 hari post-partum, disertai
subinvolusi uterus
• Perdarahan lambat, tonus baik, fundus
tetap tinggi
• Tatalaksana: drip oxy, evakuasi digital,
kuretase, antibiotik profilaksis

• Penyebab: kotiledon atau selaput


ketuban tersisa, plasenta susenturiata,
plasenta
akreata/inkreata/perkreata/inkarserata
PERDARAHAN POST PARTUM

Robekan Jalan Lahir (Trauma)


• Darah segar mengalir segera setelah bayi lahir, tampak
sumber perdarahan, tonus baik, plasenta lengkap 
Penyebab: episiotomy yang melebar, robekan
perineum/vagina/serviks, ruptur uteri

Ruptur Perineum
Ruptur Perineum: kondisi robeknya perineum wanita
karena proses persalinan.
Faktor resiko: kepala janin terlalu cepat lahir,
persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya,
perineum kaku/banyak jaringan parut, distosia bahu,
partus pervaginam dengan tindakan
PERDARAHAN POST PARTUM

Gangguan Koagulasi (Thrombin)


• Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak ada
gumpalan
• Penyebab: trombofilia, sindrom HELLP, pre-
eklampsi/eklampsia, solutio plasenta, IUFD, emboli
air ketuban
Seorang pasien wanita Bernama Ny. J berusia 25 tahun P1A0 dirawat di Puskesmas

setelah bersalin 45 menit yang lalu. Plasenta lahir lengkap. Pemeriksaan tanda vital :

TD 100/70 mmHg, HR 106 x/menit. Pemeriksaan obstetric : Tampak darah massif

keluar dari jalan lahir. Uterus teraba lembek.

Bagaimana tindakan yang tepat untuk kondisi pasien tersebut?

a. Resusitasi cairan dan drip oksitosin

b. Oksitosin

c. Kompresi bimanual

d. Manual plasenta
Seorang pasien wanita Bernama Ny. J berusia 25 tahun P1A0 dirawat di Puskesmas

setelah bersalin 45 menit yang lalu. Plasenta lahir lengkap. Pemeriksaan tanda vital :

TD 100/70 mmHg, HR 106 x/menit. Pemeriksaan obstetric : Tampak darah massif

keluar dari jalan lahir. Uterus teraba lembek.

Bagaimana tindakan yang tepat untuk kondisi pasien tersebut?

a. Resusitasi cairan dan drip oksitosin

b. Oksitosin

c. Kompresi bimanual

d. Manual plasenta
Wanita G5P1A3 usia kehamilan 17 minggu datang dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir. Pasien mengatakan
keluar darah secara tiba-tiba disertai perut terasa nyeri. Pasien
mengatakan darah yang keluar berupa darah merah segar
sedikit bergumpal. Pada pemeriksaan tampak serviks
menutup.

Apakah diagnosis yang tepat?


a. Abortus insipient
b. Abortus inkomplit
c. Abortus komplit
d. Abortus habitualis
e. Plasenta Previa
Wanita G5P1A3 usia kehamilan 17 minggu datang dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir. Pasien mengatakan
keluar darah secara tiba-tiba disertai perut terasa nyeri. Pasien
mengatakan darah yang keluar berupa darah merah segar
sedikit bergumpal. Pada pemeriksaan tampak serviks
menutup.

Apakah diagnosis yang tepat?


a. Abortus insipient
b. Abortus inkomplit
c. Abortus komplit
d. Abortus habitualis
e. Plasenta Previa
Seorang pasien wanita bernama Ny. P berusia 20 tahun G1P0A0 hamil 38

minggu rujukan bidan dengan hipertensi dan edema. 3 jam yang lalu ketuban

pecah warna kuning jernih. TD: 170/110, nadi 104x/menit, edema pretibial

+/+, proteinuria +2. Pada pemeriksaan VT : pembukaan lengkap, kepala di

HIII-IV.

Tindakan apa yang dilakukan?

a. Persalinan normal

b. Vacum ekstraksi

c. Perasat kristeler 
Seorang pasien wanita bernama Ny. P berusia 20 tahun G1P0A0 hamil 38

minggu rujukan bidan dengan hipertensi dan edema. 3 jam yang lalu ketuban

pecah warna kuning jernih. TD: 170/110, nadi 104x/menit, edema pretibial

+/+, proteinuria +2. Pada pemeriksaan VT : pembukaan lengkap, kepala di

HIII-IV.

Tindakan apa yang dilakukan?

a. Persalinan normal

b. Vacum ekstraksi

c. Perasat kristeler 
Seorang pasien wanita berusia 25 tahun, G1P0A0 hamil 38-39
minggu rujukan dari bidan datang dengan keluhan persalinan
macet. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan obstetric didapatkan TFU 30cm, masuk PAP,
penurunan 2/5, Hodge 3, pembukaan 8cm, his 1-2x lemah. Riwayat
uterotonika (-). Selaput ketuban utuh.

Apa tindakan yang tepat?


A.Augmentasi uterotonika
B. Pecahkan ketuban
C. Tunggu lahir spontan
D.SC 
E. Laminaria
Seorang pasien wanita berusia 25 tahun, G1P0A0 hamil 38-39
minggu rujukan dari bidan datang dengan keluhan persalinan
macet. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan obstetric didapatkan TFU 30cm, masuk PAP,
penurunan 2/5, Hodge 3, pembukaan 8cm, his 1-2x lemah. Riwayat
uterotonika (-). Selaput ketuban utuh.

Apa tindakan yang tepat?


A.Augmentasi uterotonika
B. Pecahkan ketuban
C. Tunggu lahir spontan
D.SC 
E. Laminaria
Pasien wanita bernama Ny. C berusia 30 tahun G3P2A0 hamil 33 minggu
datang dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 1 hari yang lalu.
Pasien sudah merasakan mulas yang semakin lama semakin sering.
Pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan 1 cm, serviks tebal. Dokter
memutuskan untuk merawat pasien dan melakukan pematangan paru
selama 2 hari sebelum dilakukan persalinan.

Apa terapi yang diberikan pada pasien…


A. Dexamethason 12 mg IV interval 24 jam
B. Dexamethason 6 mg IM 4 dosis tiap 12 jam
C. Dexamethason 12 mg IM dengan interval 24 jam
D. Betametason 6 mg IM 4 dosis interval 12 jam
E. Betametason 12 mg IV interval 24 jam
Pasien wanita bernama Ny. C berusia 30 tahun G3P2A0 hamil 33 minggu
datang dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 1 hari yang lalu.
Pasien sudah merasakan mulas yang semakin lama semakin sering.
Pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan 1 cm, serviks tebal. Dokter
memutuskan untuk merawat pasien dan melakukan pematangan paru
selama 2 hari sebelum dilakukan persalinan.

Apa terapi yang diberikan pada pasien…


A. Dexamethason 12 mg IV interval 24 jam
B. Dexamethason 6 mg IM 4 dosis tiap 12 jam
C. Dexamethason 12 mg IM dengan interval 24 jam
D. Betametason 6 mg IM 4 dosis interval 12 jam
E. Betametason 12 mg IV interval 24 jam
O B ST ET R I
PART 2: PASKA-PERSALINAN
MASA NIFAS
1 jam setelah lahirnya plasenta – 6 minggu
(42 hari)

Konseling :
- Perawatan bayi dan ASI
- Edukasi gejala dan masalah yang
mungkin timbul
- Kontrasepsi
- Pelayanan kecurigaan dan munculnya
tanda terjadinyaa komplikasi
ENDOMETRITIS
Endometritis : Radang jaringan endometrium
(biasanya pada post partum), multi-mikroba dan
sering menyebabkan subinvolusi uterus (gangguan
proses mengecilnya uterus).
Faktor risiko : Persalinan SC, Vaginosis bakterialis,
Korioamnionitis, persalinan lama, Ketuban Pecah
Dini
Manifestasi Klinis : Demam, Nyeri tekan fundus,
Lochia berbau busuk dan purulent, Perdarahan
abnormal vagina, Dispareunia, Malaise
ENDOMETRITIS
Tatalaksana :
• Pemberian cairan dan kalori adekuat melalui infus
intravena
• Antibiotik empiris yaitu:
• Ampisilin (2 gr IV/6 jam)
• Gentamisin (2mg/kg IV loading dose diikuti 1,5mg/kg IV
per 8 jam)
• Metronidazole (500mg IV/ 8 jam).
CRACKED NIPPLE
Perawatan puting payudara
- Jangan digosok terlalu keras atau menggunakan sabun (sebabkan kering dan iritasi)
- Apabila terlalu basah/lembab  angin-anginkan

TATALAKSANA
- Gunakan ASI/lanolin/krim untuk melembabkan areola mammae
- Tetap susui bayi
- Gunakan nipple shield sebagai alternative terakhir

CRACKED NIPPLE
NIPPLE SHIELD
INVERTED NIPPLE
ETIOLOGI: Pendek nya DUKTUS LAKTIFERUS (kongenital) 
Sulit menyusui bayi

DERAJAT INVERTED NIPPLE:


• Grade 1: puting susu kembali
normal seiring waktu  Pijat
dengan minyak zaitun sambil
menekan area areola
• Grade 2: puting susu kembali
normal setelah diberi tekanan
dengan jari  Jari / Nipple
Retractor
• Grade 3: puting susu tetap
terbenam walau diberi tekanan
dengan jari  Operasi / Nipple
shield sementara

102
BREAST ENGORGEMENT (MASTALGIA)
Bendungan payudara akibat ekspansi dan penampungan ASI berlebih.
FAKTOR PREDISPOSISI : Posisi menyusui yang salah, penyapihan yang terlalh
cepat, jarang memberi ASI, Cracked Nipple.
Manifestasi klinis :
• Payudara bengkak
• Biasa terjadi 3-5 hari paska persalinan. Umumnya Bilateral

TATALAKSANA :
• Kompres hangat payudara selama 5 menit  Bedakan dengan mastitis harus
kompres dingin
• Susukan bayi/pompa ASI setiap 2-3 jam sekali
• Bromokriptin 2,5mg  agonis dopamine, mencegah sekresi prolaktin
MASTITIS
DEFINISI: infeksi/inflamasi pada payudara
DIAGNOSIS:
- Payudara (biasanya UNILATERAL) keras,
memerah, nyeri
- Benjolan (+)
- Demam >38 C
- Sering terjadi pada minggu ke-3 atau 4
postpartum
FAKTOR PREDISPOSISI:
- Bayi malas menyusui
- Puting lecet
- Menyusui hanya 1 posisi (DRAINASE
TIDAK BAIK)
- Bra terlalu ketat
104
MASTITIS
Kapan kompres hangat ?
Kapan kompres dingin?

105
Seorang wanita usia 28 tahun, PIA0, baru saa melahirkan anak
pertamanya 3 minggu yang lalu. Ia mengeluh nyeri pada payudara
sebelah kirinya sejak mulai memberikan ASI rutin. Pemeriksaan tekanan
darah 120/80 mmHg, denyut nadi 72x/menit, frekuensi nafas 18x/menit
dan suhu 38,3C. Pada pemeriksaan fisik tampak lecet dan kemerahan
pada putting dan area payudara kiri, teraba keras, nyeri tekan (+).

Apa edukasi yang tepat untuk kasus tersebut?


A. Kompres dingin
B. Kompres hangat
C. Oleskan ASI dan kompres hangat
D. Sangga payudara dengan bebat atau bra yang ketat
E. Oleskan body lotion
Seorang wanita usia 28 tahun, PIA0, baru saa melahirkan anak
pertamanya 3 minggu yang lalu. Ia mengeluh nyeri pada payudara
sebelah kirinya sejak mulai memberikan ASI rutin. Pemeriksaan tekanan
darah 120/80 mmHg, denyut nadi 72x/menit, frekuensi nafas 18x/menit
dan suhu 38,3C. Pada pemeriksaan fisik tampak lecet dan kemerahan
pada putting dan area payudara kiri, teraba keras, nyeri tekan (+).

Apa edukasi yang tepat untuk kasus tersebut?


A. Kompres dingin
B. Kompres hangat
C. Oleskan ASI dan kompres hangat
D. Sangga payudara dengan bebat atau bra yang ketat
E. Oleskan body lotion
Ny. A, 24 tahun P1A0 datang ke Puskesmas karena panas sejak 2 hari yang lalu. Pasien
post melahirkan di rumah dibantu oleh bidan desa. Riwayat pecah ketuban lama.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 100 x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit, dan suhu 39,5 C. Pemeriksaan genetalia didapatkan lokhia
berbau. Tatalaksana farmakologis yang dapat diberikan pada pasien adalah..
A. Ampicillin + gentamicin
B. Clindamycin + gentamicin
C. Piperacillin + tazobactam
D. Ampicillin + gentamisin + metronidazole
E. Clindamycin + aztreonam
Ny. A, 24 tahun P1A0 datang ke Puskesmas karena panas sejak 2 hari yang lalu. Pasien
post melahirkan di rumah dibantu oleh bidan desa. Riwayat pecah ketuban lama.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 100 x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit, dan suhu 39,5 C. Pemeriksaan genetalia didapatkan lokhia
berbau. Tatalaksana farmakologis yang dapat diberikan pada pasien adalah..
A. Ampicillin + gentamicin
B. Clindamycin + gentamicin
C. Piperacillin + tazobactam
D. Ampicillin + gentamisin + metronidazole
E. Clindamycin + aztreonam
Link Penilaian
Tutor:
https://forms.gle/
fvbCCb9jikPi6HncA
MATERI LANJUT BESOK..

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai