Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN TINGKAT ANSIETAS PASIEN DIABETES MELLITUS

DI KABUPATEN KENDAL

Livana PH1, Indah Permata Sari2, Hermanto3

Program Studi Ilmu Keperawatan 1, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal2

Email: livana.ph@gmail.com, indahbriliantgirl@gmail.com, hermantokomting@yahoo.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Diabetes Mellitus merupakan kelainan metabolisme yang bersifat menahun, berhubungan dengan
suatu sistem dalam tubuh, akibat berbagai faktor, yang ditandai dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia, akibat
kurangnya sekresi atau ketidak efektifan insulin yang disekresi oleh pankreas. Pasien Diabetes Mellitus harus
melakukan berbagai terapi pengelolaan Diabetes Mellitus untuk mencegah terjadinya komplikasi dan
mengontrol kestabilan kadar gula darahnya. Terapi tersebut dapat menimbulkan dampak secara fisik maupun
psikologis. Dampak psikologis yang dapat dirasakan salah satunya adalah ansietas. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran tingkat ansietas pada pasien Diabetes Mellitus di wilayah dokter keluarga
Djazariyah Kabupaten Kendal. Metode: metode deskriptif kuantitatif. Alat ukur yang digunakan berupa
kuesioner Depression Anxiety Stres Scale yang terdiri dari 42 pertanyaan. Sampel berjumlah 37 responden.
Hasil: sebagian besar pasien Diabetes Mellitus mengalami ansietas ringan. Diskusi: peneliti selanjutnya
direkomendasikan untuk menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stres Scale yang dimodifikasi agar
mempermudah responden dalam memahami dan menjawab pertanyaan.

Kata kunci: Ansietas pada pasien Diabetes Mellitus.

ABSTRACT

Introduction: Diabetes Mellitus is a chronic metabolic disorder associated with a system in the body, due to
various factors, characterized by hyperglycemia and hyperlipidaemia, due to a lack of secretion or
ineffectiveness of insulin secreted by the pancreas. Diabetes Mellitus patients should perform various
management therapies for Diabetes Mellitus to prevent complications and control the stability of blood sugar
levels. The therapy can have physical and psychological effects. The psychological effects that can be felt one of
them are anxiety. This study aims to determine the description of anxiety levels in patients with Diabetes Mellitus
in the area of Djazariyah family doctor Kendal District. Method: quantitative descriptive method. The
measuring tool used is a questionnaire of Depression Anxiety Stress Scale consisting of 42 questions. The
sample was 37 respondents. Results: Most Diabetes Mellitus patients experienced mild anxiety. Discussion:
Further investigators are recommended to use the modified Depression Anxiety Stress Scale questionnaire to
make it easier for respondents to understand and answer questions.

Keywords: Anxiety in Diabetes Mellitus patient.

PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) merupakan Dayrit, & Siswadi, 2009). DM menjadi
kelainan metabolisme yang bersifat induk dari berbagai penyakit, sehingga
menahun, berhubungan dengan suatu pasien DM akan mengalami dampak fisik
sistem dalam tubuh, akibat berbagai faktor, maupun dampak psikologis. Hal tersebut
yang ditandai dengan adanya jumlah kadar akan mempengaruhi motivasi pasien DM
gula darah yang berlebihan (hiperglikemia) untuk mempertahankan kualitas hidupnya.
dan jumlah kadar lemak yang berlebihan Prevalensi DM dari tahun ke tahun
(hiperlipidemia), akibat kurangnya sekresi semakin meningkat. Data yang diperoleh
insulin, atau ketidak efektifan kerja insulin dari World Health Organization (WHO),
yang disekresi oleh pankreas (Baradero, terdapat 422 juta pasien DM di dunia
1
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 5 No. 1, Januari 2019 1:9

(WHO, 2016). Prevalensi DM di terhadap penyakitnya sehingga mereka


Indonesia menurut hasil Riset Kesehatan tidak patuh dalam menerapkan pola hidup
Daerah (Riskesdas) terus mengalami yang sehat, mudah marah dan frustrasi
kenaikan yaitu dari 1,1% pada tahun 2007 karena banyaknya pantangan atau merasa
menjadi 2,1% pada tahun 2013 (Riskesdas, telah menjalani berbagai jenis terapi tetapi
2013). Prevalensi DM di Jawa Tengah tidak terjadi perubahan kadar gula darah
juga mengalami kenaikan setiap tahunnya, yang berarti, takut terhadap komplikasi dan
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah resiko kematian, jenuh meminum obat,
melaporkan terdapat 13,6% pasien DM atau bahkan dapat mengalami depresi
pada tahun 2013, pada tahun 2014 (Semiardji, 2009).
meningkat menjadi 14,96%, dan pada
tahun 2015 kembali meningkat menjadi Hasil studi pendahuluan yang telah
16,69% (Dinkes Jateng, 2015). Prevalensi dilakukan pada bulan September 2016,
DM di Kabupaten Kendal mencapai 2.954 pada pasien DM yang tergabung dalam
orang. Jumlah tersebut membuat DM Program Pengelolaan Penyakit Kronis
menjadi kasus Penyakit Tidak Menular (Prolanis) di wilayah kerja Dokter keluarga
(PTM) kedua tertinggi setelah kasus Djazariyah Kabupaten Kendal terdapat 54
hipertensi (Dinkes Kabupaten Kendal, Pasien DM. Rata–rata pasien DM dalam
2012). Prolanis tersebut adalah perempuan. Hasil
wawancara yang telah dilakukan
Pasien DM harus melakukan terapi didapatkan bahwa 2 dari 3 pasien DM
pengelolaan agar status kesehatannya dapat tidak melakukan kontrol kadar gula darah
terkontrol dan terhindar dari komplikasi secara rutin karena terkendala biaya, dan
(Tandra, 2008). Terapi pengelolaan yang tidak ada anggota keluarga yang
dilakukan dengan baik akan membantu mengantar. Mereka mengalami beberapa
pasien DM untuk hidup seperti orang perubahan seperti perubahan selera makan,
normal pada umumnya dan memiliki umur sering merasa letih, sering merasa
yang lebih panjang (Sutedjo, 2010). mengantuk, mengalami gangguan tidur,
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia merasa sedih, merasa tidak berdaya,
(Perkeni) mengelompokkan dua macam cemas, dan merasa takut apabila
terapi pengelolaan bagi pasien DM yaitu penyakitnya akan bertambah parah dapat
terapi farmakologis (obat-obatan) dan menimbulkan penyakit yang lain.
terapi non farmakologis (pengaturan
makanan, latihan jasmani, dan edukasi) METODE
(Perkeni, 2011).
Penelitian ini menggunakan metode
Terapi yang harus dilakukan tersebut dapat penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian
menimbulkan dampak, baik secara fisik kuantitatif merupakan penelitian yang
maupun psikologis (Solichah, 2009). menekankan pada suatu fenomena objektif
Dampak fisik yang dapat dirasakan berupa yang dikaji menggunakan angka-angka,
perubahan berat badan, perubahan nafsu pengolahan statistik, struktur, dan
makan, sering mengalami nyeri, keletihan, percobaan terkontrol (Hamdi, Bahruddin,
dan gangguan tidur, sedangkan secara 2014). Penelitian deskriptif merupakan
psikologis pasien DM dapat mengalami penelitian yang mengambarkan sebuah
stres, cemas, takut, sering merasa sedih, fenomena atau situasi masalah di tempat-
merasa tidak ada harapan, tidak berdaya, tempat tertentu, (Lapau, 2012).
tidak berguna, dan putus asa
(Tjokroprawiro, 2011). Pasien DM dapat Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
mengalami berbagai permasalahan kerja Dokter keluarga Djazariyah
emosional seperti penyangkalan (denial) Kabupaten Kendal. Populasi merupakan
2
Gambaran Tingkat Ansietas Pasien Diabetes Mellitus (Livana PH)

sekumpulan individu yang tinggal di suatu d. Pekerjaan:


wilayah yang sama, atau sekumpulan 1) Tidak bekerja 22 59,0
2) Bekerja 15 41,0
individu yang memiliki karakteristik yang
sama (Chandra, 2008). Populasi dalam e. Tingkat Ekonomi:
penelitian ini yaitu pasien DM yang 1) < Rp. 1.639.600 16 43,0
tercatat mengikuti kegiatan Prolanis 2) > Rp. 1.639.600 13 35,0
terakhir pada bulan September 2016 di 3) = Rp. 1.639.600 8 22,0
wilayah kerja Dokter keluarga Djazariyah f. Status Perkawinan:
Kabupaten Kendal, yang berjumlah 54 1) Belum menikah 3 8,0
orang. Sampel merupakan sebagian kecil 2) Menikah 23 62,0
dari populasi yang dianggap mewakili 3) Bercerai 11 30,0
seluruh populasi, dan digunakan di dalam
g. Lama Menderita DM:
sebuah penelitian (Notoatmodjo, 2012). 1) < 6 bulan 1 3,0
Penentuan sampel dari suatu populasi yang 2) > 6 bulan–5 tahun 13 35,0
dijadikan subjek penelitian, dilakukan 3) > 5 tahun 23 62,0
dengan menggunakan sebuah teknik yang
disebut dengan teknik sampling. Teknik Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian
sampling yang digunakan dalam penelitian besar pasien DM berusia 25-60 tahun,
ini yaitu purposive sampling. Teknik berjenis kelamin perempuan, Sekolah
purposive sampling yaitu suatu teknik Menengah Atas, tidak bekerja, memiliki
untuk menetapkan sampel dengan cara penghasilan kurang dari UMR Kabupaten
memilih sampel di antara populasi, yang Kendal, menikah, dan lama menderita DM
sesuai dengan kehendak peneliti, tujuan lebih dari lima tahun.
dan masalah penelitian, sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik Tabel 2.
populasi yang ada (Nursalam, 2008). Distribusi frekuensi tingkat psikologis pasien
DM (n=37)

HASIL Tingkat Ansietas N %


1) Normal 7 19,0
Berikut ini merupakan gambaran 2) Ringan 14 38,0
karakteristik Pasien DM di wilayah kerja 3) Sedang 9 24,0
4) Berat 7 19,0
Dokter keluarga Djazariyah Kabupaten 5) Sangat Berat 0 0
Kendal.
Tabel 1. Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas pasien DM
Distribusi frekuensi karakteristik responden mengalami ansietas ringan.
(n=37)
Karakteristik N % PEMBAHASAN
a. Usia:
1) 18-25 tahun 0 0 Hasil penelitian ini dianalisa menggunakan
2) 25-60 tahun 20 54,0
3) > 60 tahun 17 46,0
analisa univariat. Analisa tersebut
menggambarkan distribusi responden
b. Jenis Kelamin: berdasarkan karakteristik pasien DM, dan
1) Laki-laki 17 46,0 analisa gambaran tingkat ansietas pada
2) Perempuan 20 54,0 pasien DM.
c. Tingkat Pendidikan:
1) Tidak sekolah 3 8,0 A. Karakteristik Pasien DM
2) SD 6 16,0 1. Usia
3) SMP 10 27,0 Hasil penelitian menunjukkan terdapat
4) SMA 13 35,0 sebanyak 20 responden (54,0%) berusia
5) Perguruan Tinggi 5 14,0
25-60 tahun. Hasil penelitian ini sejalan
3
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 5 No. 1, Januari 2019 1:9

dengan penelitian yang dilakukan Sunjaya terakumulasi. Pendapat Taylor (2008),


(2009), bahwa 47,5% kelompok usia yang mengatakan bahwa perubahan hormonal
paling banyak menderita DM adalah (penurunan estrogen dan progesteron)
kelompok usia 45-52 tahun. Proses akibat menopause dapat mempengaruhi
penuaan pada kelompok usia tersebut kadar gula darah. Hasil penelitian
menyebabkan berkurangnya kemampuan Hasanuddin, Kristofel, Mahatrisni, Winasis
sel beta pankreas dalam memproduksi dan Satrio (2011), menyatakan bahwa
insulin, selain itu terdapat penurunan perempuan dengan DM dapat mengalami
aktivitas mitokondria di sel-sel otot yang penurunan kualitas hidup seperti
memicu terjadinya resistensi insulin. Hasil mengalami gangguan dalam beraktivitas,
penelitian Jelantik dan Haryati (2014), mengalami perubahan peran dan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan perubahan kondisi fisik, hal ini akan
antara usia dengan kejadian DM tipe 2 memicu timbulnya masalah psikologis.
yaitu sebagian besar responden memiliki Penelitian tersebut tidak sejalan dengan
umur lebih dari 40 tahun. Hasil penelitian penelitian Yusra (2010), hasil
Yusra (2010), menyatakan bahwa dengan penelitiannya menunjukkan bahwa tidak
bertambahnya usia pada seseorang, maka ada hubungan antara jenis kelamin dengan
dapat menimbulkan suatu perubahan fisik, kualitas hidup, laki-laki dan perempuan
psikologis, maupun intelektual. Perubahan memiliki kemampuan yang sama dalam
tersebut dapat menyebabkan kerentanan menyelesaikan masalah, laki-laki dan
terhadap berbagai penyakit dan dapat perempuan menyikapi dan berperilaku
menimbulkan kegagalan dalam sesuai dengan yang diharapkan untuk
mempertahankan homeostatis terhadap mengelola penyakit yang dideritanya.
stres.
Peneliti menarik kesimpulan bahwa
Peneliti menarik kesimpulan bahwa usia perempuan lebih beresiko terkena DM
dapat meningkatkan resiko terjadinya DM. karena perempuan memiliki beberapa
Seseorang dengan usia yang semakin faktor yang dapat mempengaruhi toleransi
bertambah, akan mengalami perubahan dan terhadap gula darah yang dapat
penurunan fungsi anatomis, fisiologis, dan meningkatkan resiko kejadian DM. Selain
biokimiawi, selain itu usia juga dapat itu peran penting yang dimiliki oleh
mempengaruhi psikologis seseorang dalam seorang perempuan dalam kehidupan
menghadapi suatu masalah yang muncul sehari-hari di lingkungan maupun
dikehidupan sehari-hari. keluarga, maka perempuan dengan DM
akan mengalami perubahan kemampuan
2. Jenis Kelamin dalam menjalankan perannya tersebut, hal
Hasil penelitian menunjukkan terdapat ini dapat meningkatkan resiko terjadinya
sebanyak 20 responden (54,0%) berjenis masalah psikologis.
kelamin perempuan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Zainuddin, 3. Tingkat Pendidikan
Wasisto, dan Herlina (2015), dalam Hasil penelitian menunjukkan terdapat
penelitiannya terdapat 53,3% pasien DM sebanyak 13 responden (35,0%)
berjenis kelamin perempuan. Perempuan berpendidikan Sekolah Menengah Atas.
lebih beresiko terkena DM, karena secara Hasil penelitian ini sejalan dengan
fisik perempuan memiliki peluang penelitian yang dilakukan oleh Yusra
kenaikan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang (2010), bahwa terdapat hubungan antara
lebih besar, sindroma siklus bulanan tingkat pendidikan dengan kualitas hidup.
(premenstrual syndrome) dan pasca Pendapat Notoatmodjo (2007),
menopause juga akan membuat distribusi mengatakan bahwa tingkat pendidikan
lemak dalam tubuh menjadi mudah akan menentukan mudah atau tidaknya
4
Gambaran Tingkat Ansietas Pasien Diabetes Mellitus (Livana PH)

seseorang dalam memahami pengetahuan seseorang, selain itu mengkonsumsi


yang diberikan. Pendapat yang sama juga makanan yang tinggi kalori dan tidak
dikemukakan oleh Mihardja (2009), melakukan olahraga teratur, dapat
tingkat pendidikan dapat mempengaruhi meningkatkan resiko obesitas. Faktor
kemampuan dan pengetahuan seseorang pencetus yang lain dikemukakan oleh
dalam menerapkan pola hidup sehat, salah Suiraoka (2012), bahwa kemajuan
satunya upaya untuk mencegah DM. teknologi dan kemapanan ekonomi
membuat gaya hidup seseorang menjadi
Peneliti menarik kesimpulan bahwa tingkat berubah. Pendapat tersebut mendukung
pendidikan tidak mempengaruhi terhadap penelitian Sunjaya (2009), diketahui bahwa
resiko terjadinya DM, tetapi pasien DM orang yang memiliki aktivitas fisik yang
yang memiliki tingkat pendidikan yang ringan memiliki risiko 4,36 kali lebih besar
tinggi akan lebih matang dalam proses untuk menderita DM.
perubahan dirinya sehingga akan lebih
mudah menerima pengaruh dari luar yang Peneliti menarik kesimpulan bahwa
bersifat positif, obyektif dan terbuka aktivitas fisik yang ringan, yang dialami
terhadap berbagai informasi terkait oleh orang yang tidak bekerja dapat
pemahaman tentang penyakit DM, meningkatkan resiko kejadian DM.
perawatan diri, dan pelaksanakan
manajemen perawatan DM termasuk 5. Tingkat Ekonomi
pelaksanaan kontrol kadar gula darah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
sebanyak 16 responden (43,0%) memiliki
4. Pekerjaan penghasilan dibawah UMR Kabupaten
Hasil penelitian menunjukkan terdapat Kendal. Pendapat Fattah (2006),
sebanyak 22 responden (59,0%) tidak mengatakan bahwa kemampuan ekonomi
bekerja. Pasien DM tersebut sebagian masyarakat akan menentukan tingkat
besar merupakan ibu rumah tangga dan partisipasi dalam pembangunan misalnya
pensiunan. Aktivitas fisik yang dilakukan partisipasi dalam menjaga kesehatan.
oleh orang yang tidak bekerja seperti Pendapat tersebut mendukung penelitian
pensiunan dan ibu rumah tangga Izzati, Wisnatul dan Nirmala (2015),
kemungkinan besar lebih sedikit sebagian besar pasien DM berusia lebih
dibandingkan dengan orang yang memiliki dari 60 tahun (56,3%), pada usia tersebut
aktivitas atau pekerjaan diluar rumah. terjadi perubahan fisik sehingga responden
Hasil penelitian ini sejalan dengan tidak dapat beraktivitas seperti biasa dan
penelitian Trisnawati (2013), pekerjaan berdampak pada masalah ekonomi.
seseorang dapat mempengaruhi tingkat
aktivitas fisik yang dilakukan. Aktivitas Peneliti menarik kesimpulan bahwa tingkat
fisik mengakibatkan insulin semakin ekonomi dapat mempengaruhi kondisi DM
meningkat sehingga kadar gula darah akan yang dialaminya. Keterbatasan ekonomi
berkurang. Hasil penelitian tersebut dapat membatasi kemampuan dalam
sejalan dengan penelitian Ramadhanisa, mencari informasi, perawatan dan
Larasati dan Mayasari (2013), terdapat pengobatan DM, selain itu keterbatasan
96,3% responden dalam penelitian tersebut ekonomi juga dapat menimbulkan masalah
memiliki aktivitas yang kurang dan psikologis yang dapat memperburuk
memiliki kadar HbA1c yang buruk. kondisi kesehatannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Hartono
(2012), ditemukan sebagian besar Pasien 6. Status Perkawinan
DM tipe II bekerja sebagai pegawai kantor Hasil penelitian menunjukkan terdapat
termasuk BUMN, PNS, TNI dan POLRI. sebanyak 23 responden (62,1%) memiliki
Pekerjaan mempengaruhi aktivitas fisik status perkawinan yaitu menikah.
5
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 5 No. 1, Januari 2019 1:9

Penelitian ini sejalan dengan penelitian menderita DM tersebut menyebabkan


Sari, Thobari dan Andayani (2011), munculnya berbagai pengalaman misalnya
seseorang yang menikah memiliki kualitas munculnya komplikasi DM, sehingga
hidup yang lebih baik. Seseorang yang pasien DM tersebut termotivasi untuk
berstatus menikah akan mempunyai harga patuh menjalankan diet DM, mengurangi
diri yang lebih tinggi dan mempunyai stres, patuh minum obat, sehingga tidak
sumber koping yang adekuat dari mengalami kenaikan kadar gula darah.
pasangannya sehingga dapat lebih
mengembangkan koping yang adaptif Peneliti menarik kesimpulan bahwa lama
terhadap stressor yang muncul didalam waktu menderita DM dapat mempengaruhi
kehidupan sehari-hari. Penelitian tersebut perubahan dalam menerima dan menyikapi
mendukung penelitian Putri, Yeni dan penyakit DM yang diderita, sehingga
Handayani (2013), terdapat 76,2% pasien pasien DM menjadi lebih termotivasi untuk
DM yang memiliki peran keluarga yang mengontrol kadar gula darahnya dengan
baik, memiliki gula darah yang terkendali, mematuhi terapi pengelolaan DM.
sedangkan 23,8% pasien DM memiliki
gula darah yang tidak terkendali. B. Gambaran Tingkat Ansietas Pasien
Penelitian Coffman (2008), Pasien DM DM
akan mendapatkan berbagai dukungan Responden dalam penelitian ini mayoritas
sosial yang dapat meningkatkan mengalami ansietas ringan yaitu sebanyak
kepercayaan diri. Dukungan sosial yang 14 responden (38,0%). Hal tersebut dapat
utama adalah dukungan dari keluarga dan diketahui dari pertanyaan kuesioner DASS
dukungan yang lain didapatkan dari teman yang telah digunakan dalam penelitian ini,
dan petugas kesehatan. terdapat 94,5% pasien DM merasa bahwa
bibirnya sering kering. Pasien DM sering
Peneliti menarik kesimpulan bahwa mengalami polidipsi, hal ini merupakan
seseorang yang memiliki ikatan pernikahan salah satu respon tubuh dalam memberikan
akan memiliki dukungan yang lebih baik sinyal atau perintah untuk mencukupi
dari pasangannya, hal tersebut akan kebutuhan cairan atau minum dalam
meningkatkan motivasi pasien DM untuk jumlah yang cukup. Jika pasien DM tidak
memiliki kualitas hidup yang baik dan segera mencukupi kebutuhan cairannya
terhindar dari gangguan psikologis. saat merasa kehausan, maka bibir akan
terasa kering. Selain itu, terdapat 91,8%
7. Lama Menderita DM pasien DM merasa takut akan terhambat
Hasil penelitian menunjukkan terdapat oleh tugas-tugas sepele yang tidak biasa
sebanyak 23 responden (62,0%) telah dilakukan. Hasil penelitian ini didukung
menderita DM selama lebih dari lima oleh penelitian Suwardianto dan
tahun. Pendapat Rahmat (2010), Andynugroho (2016), terdapat 51%
mengatakan bahwa pasien DM dapat responden dalam penelitian tersebut
mengalami penurunan kualitas hidup memiliki tingkat kemandirian fungsional
setelah menderita DM minimal selama satu yang buruk atau harus bergantung dengan
tahun, hal ini disebabkan karena dalam orang lain atau alat-alat tertentu
rentang waktu tersebut pasien telah disekitarnya untuk melakukan aktivitas
mengalami dan merasakan berbagai sehari-hari seperti mandi, makan, toileting,
perubahan atau keluhan fisik dan psikis berpindah dan berpakaian. Responden
akibat penyakitnya tersebut. Pendapat dalam penelitian tersebut sering merasakan
tersebut tidak sejalan dengan penelitian lemas, hal ini mempengaruhi
Izzati dan Nirmala (2015), terdapat 87,5% kemampuannya untuk melakukan aktivitas
responden telah menderita DM selama sehari-hari.
lebih dari lima tahun. Lama waktu
6
Gambaran Tingkat Ansietas Pasien Diabetes Mellitus (Livana PH)

Ketakutan yang dialami oleh pasien DM dari lima tahun, terdapat 38,0% pasien DM
tidak hanya berkaitan dengan keterbatasan mengalami ansietas ringan.
atau ketidakmampuan dalam menjalankan
aktivitas, seperti yang dikemukakan dalam Saran
penelitian Kresnasari, Budhiarta, dan Bagi profesi perawat diharapkan dapat
Saraswati (2011), pasien DM mengalami memberikan pelayanan asuhan
rasa takut terhadap terapi insulin yang keperawatan yang tepat secara holistik dan
harus dilakukan antara lain takut dengan komprehensif dengan memperhatikan
jarum suntik, takut dengan sakit atau nyeri aspek psikologis yang dapat dialami oleh
yang ditimbulkan, takut gemuk, takut pasien DM dengan berbagai tingkatan yang
terjadi hipoglikemia atau komplikasi berbeda-beda, selain itu perawat
lainnya, takut harga insulin yang mahal, diharapkan dapat memberikan dukungan
bingung cara memakai terapi insulin untuk meningkatkan kepatuhan pasien DM
injeksi, takut tanggapan lingkungan yang dalam melakukan kontrol gula darah dan
negatif, dan trauma. dalam memotivasi pasien DM untuk
membentuk koping individu yang efektif
Berdasarkan hasil penelitian yang sehingga pasien DM dapat terhindar dari
dilakukan oleh peneliti, dan penelitian- gangguan psikologis seperti ansietas.
penelitian sebelumnya, penulis menarik
kesimpulan bahwa secara psikologis DAFTAR PUSTAKA
seseorang yang dinyatakan terkena DM
cenderung tidak dapat menerima kenyataan Baradero, M., Dayrid, M.W & Siswadi, Y.
akan penurunan kemampuan dirinya akibat (2009). Pasien gangguan endokrin.
DM yang dideritanya, hal ini dapat Jakarta: EGC.
memungkinan munculnya gangguan Coffman, M.J. (2008). Effects of tangible
psikologis, yang akhirnya berdampak social support and depression on
buruk bagi kesehatannya, pada saat mereka diabetes self-efficacy. Journal of
menghadapi kenyataan bahwa DM tidak Gerontological Nursing.
dapat disembuhkan, pasien DM akan sulit Fattah, Nanang. (2006). Ekonomi dan
untuk menikmati kehidupan karena mereka pembiayaan pendidikan. Bandung:
harus mengendalikan penyakitnya dengan Remaja Posdakarya.
melakukan berbagai terapi pengelolaan. Global report on diabetes mellitus. (2016).
Pandangan pasien DM terhadap masa WHO Library Cataloguing-in-
depannya juga akan berubah, kemudian Pulication Data. World Health
muncul sikap pesimis dan keyakinan diri Organization.
mereka akan berkurang sehingga Hamdi, Asep Saepul, Baharuddin. (2014).
menyebabkan timbulnya rasa kekhawatiran Metode penelitian kuantitatif aplikasi
dan kecemasan. dalam pendidikan. Yogyakarta.
Deepublish.
SIMPULAN DAN SARAN Hartono, R (2012), Hubungan asupan serat
larut (soluble dietary fiber) dan
Simpulan aktivitas fisik dengan kejadian
Peneliti menarik kesimpulan bahwa, diabetes melitus tipe II pasien rawat
karakteristik pasien DM dalam penelitian jalan di RSUD Dr. Rubini Mempawah
ini mayoritas berusia 25-60 tahun, berjenis Kalimantan Barat.
kelamin perempuan, Sekolah Menengah http://old.fk.ub.ac.id. (Diakses pada
Atas, tidak bekerja, memiliki penghasilan tanggal 4 Februari 2017).
kurang dari UMR Kabupaten Kendal, Hasanuddin, Kristofel, Mahatrisni, Winasis
menikah, dan lama menderita DM lebih & Satrio (2011). Anxieties/desires: 90
insights for marketing to youth,
7
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 5 No. 1, Januari 2019 1:9

women, netizen. Jakarta: PT Gramedia __________________. (2012). Metode


Pustaka Utama. penelitian kesehatan. Edisi Revisi.
Izzati, Wisnatul & Nirmala. (2015). Jakarta: Rineka Cipta.
Hubungan tingkat stres dengan Perkeni. (2011). Konsensus pengelolaan
peningkatan kadar gula darah pada dan pencegahan diabetes mellitus 2 di
pasien diabetes mellitus di wilayah Indonesia. Jakarta.
kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal
Ahmad Bukittinggi. STIKes Yarsi 2012. http://www.depkes.go.id.
Sumatera Barat Bukittinggi. (Diakses pada tanggal 24 September
http://ejournal.stikesyarsi.ac.id. 2016).
(Diakses pada tanggal 25 November Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
2016). Tengah 2015. Triwulan 3 tahun 2015.
Jelantik, I. M. G. & Haryati, E. (2014). www.dinkesjatengprov.go.id. (Diakses
Hubungan faktor umur, jenis kelamin, pada tanggal 23 September 2016).
kegemukan dan hipertensi dengan Profil Kesehatan Indonesia 2008. (2009).
kejadian DM tipe 2 di wilayah kerja Jakarta: Departemen Kesehatan
Puskesmas Mataram. Jurnal Media Republik Indonesia.
Bina Ilmiah. http://lpsmataram.com. Putri, Yeni & Handayani. (2013).
(Diakses pada tanggal 7 Januari 2017). Hubungan peran keluarga dengan
Kresnasari, Budhiarta & Saraswati. (2011). pengendalian kadar gula darah pada
Hambatan awal terapi insulin pada pasien diabetes melitus di wilayah
penderita diabetes melitus tipe 2 di kerja Puskesmas Pauh Padang. Ners
RSUP Sanglah Denpasar. Divisi Jurnal Keperawatan Volume 9, Nomor
Endokrinologi dan Metabolik, Bagian 2. http://jurnal.fkep.unand.ac.id.
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas (Diakses pada tanggal 4 Februari
Kedokteran Universitas 2017).
Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Rahmat, W. P. (2010). Pengaruh konseling
Sanglah Denpasar. terhadap kecemasan dan kualitas
http://ojs.unud.ac.id. (Diakses pada hidup pasien DM di Kecamatan
tanggal 4 Februari 2017). Kebakkramat. Tesis. eprints.uns.ac.id.
Lapau, Buchari. (2012). Metode penelitian (Diakses pada tanggal 8 Januari 2017).
kesehatan: Metode ilmiah penulisan Ramadhanisa, Aqsha, Larasati dan
skripsi, tesis, dan disertasi. Jakarta: Mayasari (2013). Hubungan aktivitas
Yayasan Pustaka Obor Indonesia. fisik dengan kadar HbA1c pasien
Miharja, L., (2009). Faktor yang diabetes melitus tipe II di
berhubungan dengan pengendalian Laboratorium Patologi Klinik RSUD
gula darah pada penderita diabetes Dr. H Abdul Moeloek Bandar
melitus di perkotaan Indonesia. Lampung.
Majalah Kedokteran Indonesia. Http//httpjuke.kedokteran.unila.ac.id.
Misnadiarly. (2006). Diabetes mellitus: (Diakses pada tanggal 5 Februari
gangren, ulcer, infeksi. Mengenal 2017).
gejala, menanggulangi, dan mencegah Rfyy, C.D. & Singer, B.H. (2006). Best
komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer news yet on the six-factor model of
Obor. well being. Social Science Research.
Nursalam, Kurniawati D. N. (2007). Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013.
Asuhan keperawatan pasien terinfeksi http://www.depkes.go.id. (Diakses
HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika. pada tanggal 24 September 2016).
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Safitri, Inda Nofriani. (2013). Kepatuhan
kesehatan dan ilmu perilaku penderita diabetes mellitus tipe II
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ditinjau dari locus of control. Jurnal
8
Gambaran Tingkat Ansietas Pasien Diabetes Mellitus (Livana PH)

Ilmiah Psikologi Terapan Volume 01 Tamara, Bayhakki & Nauli (2014).


Nomor 02. Fakultas Psikologi Hubungan antara dukungan keluarga
Universitas Muhammadiyah Malang. dan kualitas hidup pasien diabetes
http://ejournal.umm.ac.id. (Diakses mellitus tipe II di RSUD Arifin
pada tanggal 4 Februari 2017). Achmad Provinsi Riau.
Sari, Susanti & Sukmawati. (2014). Peran Tandra, Hans. (2008). Segala sesuatu yang
keluarga dalam merawat Pasien harus anda ketahui tentang diabetes:
diabetik di rumah. Jurnal Ners Panduan lengkap mengenal dan
LENTERA. mengatasi diabetes dengan cepat dan
Sari, R. M., Thobari, J.A., & Andayani, M. mudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
T. (2011). Evaluasi kualitas hidup Utama.
pasien DM tipe 2 yang diterapi rawat Taylor, C (2008). Gula darah dan
jalan dengan anti diabetik oral di menopause kenali tanda awal
RSUP dr. sardjito. Jurnal Manajemen ketidakseimbangan menopause.
dan Pelayanan Farmasi. http://ezinearticles.com. (Diakses pada
http://jmpf.farmasi.ugm.ac.id. tanggal 7 Januari 2017).
(Diakses pada tanggal 7 Januari 2017). Tjokoprawiro, Askandar. (2011). Hidup
Semiardji, G. (2009). Stres emosional pada sehat bersama diabetes: Panduan
penyandang diabetes. lengkap pola makan untuk penderita
Penatalaksanaan diabetes melitus diabetes. Jakarta: PT Gramedia
terpadu edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka Utama.
Penerbit FKUI. Trisnawati, S., Setyorogo, S., (2013).
Sholichah, Diah Rustiani. (2009). Faktor risiko kejadian diabetes
Hubungan antara dukungan sosial melitus tipe II di Puskesmas
dengan derajat depresi pada penderita Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat
diabetes mellitus dengan komplikasi. Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Skripsi. Surakarta. Fakultas Yusra, Aini. (2010). Hubungan antara
Kedokteran Universitas Sebelas dukungan keluarga dan kualitas hidup
Maret. http://eprints.uns.ac.id. pasien DM tipe 2 di Poliklinik
(Diakses pada tanggal 26 September Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum
2016). Pusat Fatmawati Jakarta. Tesis.
Sunjaya, I. N. (2009). Pola konsumsi www.lontar.ui.ac.id. (Diakses pada
makanan tradisional Bali sebagai tanggal 7 Januari 2017).
faktor risiko diabetes melitus tipe 2 di Zainuddin, Wasisto & Herlina. (2015).
Tabanan. Jurnal Skala Husada. Hubungan stres dengan kualitas hidup
Suiraoka I, P, (2012). Penyakit degeneratif, penderita diabetes mellitus tipe 2.
mengenal, mencegah, mengurangi http://download.portalgaruda.org.
risiko 9 penyakit degeneratif. (Diakses pada tanggal 7 Januari 2017).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sutedjo. (2010). 5 strategi penderita
diabetes mellitus berusia panjang.
Yogyakarta: Kanisius.
Suwardianto, Heru, Andynugroho (2016).
Kemandirian fungsional lansia
diabetes melitus di Kelurahan Bangsal
Kota Kediri.
http://ejurnal.stikesbaptis.ac.id. Jurnal
STIKES Volume 9 Nomor 1. (Diakses
pada tanggal 5 Februari 2017).

Anda mungkin juga menyukai