Anda di halaman 1dari 22

Oleh :

IRAWAN IKIN GUSTIAN

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2020
• PENGARUH PEMBERIAN MADU ASLI HUTAN
SIJUNJUNG TERHADAP TNF α DAN PENYEMBUHAN
Judul LUKA BAKAR PADA TIKUS GALUR WISTAR JANTAN

• Reni Puspita1, Fadil Oenzil2, Desmiwarti


Peneliti

• Di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Tempat
penelitian
Pendahuluan

Luka Bakar merupakan suatu keadaan kerusakan


integritas kulit yang terjadi ketika kulit terkena suhu panas,
api, air panas, zat kimia, listrik dan radiasi.
Dalam perawatan luka diper lukan cara untuk
meningkatkan penyembuhan ,mencegah kerusakan kulit
lebih lanjut, mengurangi risiko infeksi, dan meningkatkan
kenyamanan pasien. Berbagai jenis luka yang dikaitkan
dengan tahapan penyembuhan luka memerlukan
manajemen luka yang tepat.
Lanjutan.....

Populasi dan sampel


• Populasi : 24 ekor tikus galur wistar jantan yang berumur 2-3 bulan,memiliki
berat badan 200-300 gram
• Sampel : Jumlah sampel adalah 24 ekor tikus. Sampel dibagi menjadi 6
kelompok.
• Kelompok KN tidak diberi madu dan povidone iodine,
• kelompok KP diberi povidone iodine 10%,
• kelompok P1 diberi madu dengan konsentarsi 20%,
• kelompok P2 diberi madu dengan konsentrasi 40%,
• kelompok P3 diberi madu dengan konsentrasi 80%, dan kelompok P4 diberi
madu 100%
Analisis jurnal

Problem
untuk membuktikan pengaruh pemberian
madu untuk menurunkan kadar TNF α dan
penyembuhan luka bakar pada tikus galur
wistar jantan

Intervension
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain
Post-Test Only Control Group Design. Populasi pada penelitian
ini adalah tikus galur Wistar, sampel yang digunakan adalah
tikus jantan yang memiliki kriteria inklusi, tikus berjenis
kelamin jantan, memiliki berat badan 200-300 gram. Jumlah
sampel adalah 24 ekor tikus. Sampel dibagi menjadi 6
kelompok.
Kelompok KN tidak diberi madu dan povidone iodine,
kelompok KP diberi povidone iodine 10%,
kelompok P1 diberi madu dengan konsentarsi 20%,
kelompok P2 diberi madu dengan konsentrasi 40%,
kelompok P3 diberi madu dengan konsentrasi 80%, dan
kelompok P4 diberi madu 100%.
Comparison

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang disimpulkan oleh Tonks
AJ (2003) yang menemukan terdapatnya peningkatan pelepasan TNF α yang
memuncak pada 4-6 jam pada monosit darah manusia yang terisolasi setelah
distimulasi madu dan Tonks AJ (2001) yang menemukan peningkatan pelepasan
sitokin pro-inflamasi yang potensial (TNF α) setelah diberikan berbagai madu
pada culturesel MonoMac-6 (MM6, sel monosit dan prekursor makrofag) setelah
2 jam.
Outcome

Berdasarkan uji Kruskal Wallis didapatkan bahwa p< 0,05 dengan


nilai pyaitu 0,019 yang berarti terdapat pengaruh pemberian madu
terhadap peningkatan persentase penyembuhan panjang luka
bakar. Sedangkan untuk penyembuhan lebar lebar didapatkan nilai
p< 0,05 dengan nilai pyaitu 0,009 yang berarti terdapat pengaruh
pemberian madu terhadap peningkatan persentase penyembuhan
lebar luka.Pada penelitian ini didapatkan hasil ada pengaruh
pemberian madu terhadap proses penyembuhan luka bakar baik
proses penyembuhan panjang luka bakar maupun lebar luka bakar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang ditemukan oleh Gethin et al
(2008) yang menyimpulkan adanya penurunan ukuran luka setelah
menggunakan madu.
Kesimpulan dan Saran

• Jurnal ini dapat dijadikan salah satu


referensi dalam penanganan pada
Kelebihan pasien dengan masalah luka bakar
maupun derajat 1 sampai 3

• Jurnal ini tidak mencantumkan waktu


Kekurangan dan tanggal penelitian pada jurnal.
Oleh :
Irawan Ikin Gustian
2014901004

Program studi Profesi Ners


Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
2020
• Luka merupakan
suatu keadaan
kerusakan
integritas kulit
LUKA yang terjadi ketika
kulit terkena suhu,
BAKAR pH, zat kimia,
gesekan, trauma,
tekanan serta
radiasi.
Pengkajian

• NAma Pasien: NY D
• Umur : 45 TH
Identitas • Pekerjaan :IRT
pasien • Alamat : Jl PANORAMA
• Dx Medik : Luka Bakar

• Riwayat kesehatan sekarang :klien datang di antar keluarga


Riwayat pada tanggal 5 Januari 2021 jam 10:00 wib dengan keluhan
kesehatan luka bakar pada tangan kiri akibat sengatan listrik luka
sekarang bakar sekitar 19%
Analisa data
No. Data Senjang Etiologi Masalah
Keperawata
n
1. Ds: pasien mengatakan terkena aliran listrik Kontak dengan Kerusakan
pada tangan kiri permukaan kulit intigitas kulit
DO: -pasien telihat luka bakar 19%
-lokasi tangan bagian kiri

2 Ds : pasien mengatakan nyeri


Pemanjanan ujung saraf Nyeri
DO : pasien tampak meringis
P :terasa terus menerus
Q :terbakar
R :tangan kiri
S :6
T :saat bergerak
Ttv: 120/90 mmHg
N :90 x/ menit
Diagnosa keperawatan

1. Kerusakan intergitas kulit /jaringan b.d


kontak dengan permukaan kulit d.d luka
bakar 19%
2. Nyeri b.d pemanjanan ujung kulit d.d
mengelu nyeri
Intervensi keperawatan
No. Tujuan dan KH Intervensi keperawatan
Dx.
1. Tujuan: manajmen Observasi
kulit/jaringan 1. Identifikasi penyebab gangguan intigitas kulit
Ekfestasi: menurun Teraupotik
Kretria hasil 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirai baring
Setela di lakukan tindakan 2. Lakukan pemijitan pada penonjolan tulang
Keperawatan selama 1x4 3. Hindari produk berbahan dasar alkohol
jam Edukasi
Di harapkan 1. Anjurkan menggunakan pelembap
1. Kulit membaik 2. Anjurkan meningkatkan nutrisi
3. Anjurkan mengunakan tabir surya di luar
ruangan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
Intervensi keperawatan

No. Tujuan dan KH Intervensi keperawatan


Dx.

2. Tujuan: manajmen nyeri Observasi


Ekfestasi: menurun 1. Identifikasi lokasi nyeri
Ketria hasil 2. Identifikasi sekala nyeri
Setela dilakukan 3. Identifikasi respon nyeri
tindakan keperawatan 4. Identifikasi faktor memperberat dan memperingan
selama 1x4 jam nyeri
Dengan keretria hasil Teraupotik
1. Sekala nyeri 1. Berikan teknik nonfarmatologi
berkurang 2. Kontrol lingkungan
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab yeri
2. Jelaskan strategi memperingan nyeri
3. Ajarkan terapi nonfarmatologi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Dx. Kep. Implementasi Respon


Dx.
1. Intigitas 1. Meidentifikasi Penyebab Gangguan Pasien mengatakan kulit nya mulai
kulit Intigitas Kulit mengering
2. Meubah Posisi Tiap 2 Jam Jika Tirai
Baring
3. Melakukan Pemijitan Pada Penonjolan
Tulang
4. Mehindari Produk Berbahan Dasar
Alkohol
5. Meanjurkan Menggunakan Pelembap
6. Meanjurkan Meningkatkan Nutrisi
7. Meanjurkan Mengunakan Tapir Surya
Di Luar Ruangan
8. Mekolaborasi Pemberian Obat
No. Dx. Kep. Implementasi Respon
Dx.

2. Nyeri 1. Meidentifikasi lokasi nyeri Pasien mengatakan suda tidak


2. Meidentifikasi sekala nyeri nyeri lagi
3. Meidentifikasi respon nyeri S :0
4. Meidentifikasi faktor
memperberat dan
memperingan nyeri
5. Meberikan teknik
nonfarmatologi
6. Mekontrol lingkungan
7. Mefasilitasi istirahat dan tidur
8. Mejelaskan penyebab yeri
9. Mejelaskan strategi
memperingan nyeri
10. Meajarkan terapi
nonfarmatologi
11. Mekolaborasi pemberian obat
No. Dx. Kep. Evaluasi
Dx.

1. Intigitas Ds: pasien mengatakan terkena aliran listrik pada tangan kiri
kulit DO: -pasien telihat luka bakar 19%
-lokasi tangan bagian kiri
P : masalah belum teratasi
A : intervensi di lanjutkan

2. Nyeri Ds : pasien mengatakan nyeri

DO : pasien tampak meringis


P :terasa terus menerus
Q :terbakar
R :tangan kiri
S :6
T :saat bergerak
Ttv: 120/90 mmHg
N :90 x/ menit
P : masalah belum teratasi
A : intervensi di lanjutkan
No. Dx. Kep. Evaluasi
Dx.

1. Intigitas kulit Ds: pasien mengatakan luka bakar nya mulai mengering
DO: -pasien telihat luka bakar 10%
-lokasi tangan bagian kiri
-tidak ada pus dan karotis di luka pasien
- Telihat penumbuhan epidermis
P : masalah belum teratasi
A : intervensi di lanjutkan
2. Nyeri
Ds : pasien mengatakan nyeri
DO : pasien tampak meringis
P :terasa terus menerus
Q :terbakar
R :tangan kiri
S :4
T :saat bergerak
Ttv: 120/90 mmHg
N :90 x/ menit
P : masalah belum teratasi
A : intervensi di lanjutkan
No. Dx. Kep. Evaluasi
Dx.

1. Intigitas kulit Ds: pasien mengatakan luka bakar nya suda mulai
DO: -pasien telihat luka bakar 3%
-lokasi tangan bagian kiri
-telihat penumbuhan epidermis suda sempurna
P : masalah teratasi
A : intervensi di hentikan

2. Nyeri Ds : pasien mengatakan suda tidak nyeri lagi

DO : pasien tampak tenang


P :tidak terasa
Q :tidak terasa
R :tangan kiri
S :2
T :saat bergerak
Ttv: 120/90 mmHg
N :90 x/ menit
P : masalah teratasi
A : intervensi di hentikan

Anda mungkin juga menyukai