GARPUTALA 2. Gurtri Dola IRIGASI TELINGA 3. Annisa Pertiwi Alfitri 4. Chintya Gusti W TETES TELINGA 5. Intan Mayang Sari 6. Sella Nova Yolanda 7. Silvi Rahmadini 8. Suci Amalia Putri Garputala Pengertian Pengertian Tes garpu tala adalah pemeriksaan pendengara yang digunakan untuk membantu menentukan jenis gangguan pendengaran dengan bantuan garpu tala. terbagi 2 metode: 1.Tes Rhinne merupakan tes pendengaran yang dilakukan untuk mengevaluasi suara pendengaran dengan membandingkan persepsi suara yang dihan- tarkan oleh konduksi udara dengan konduksi tulang melalui mastoid. 2. Tes Weber merupakan cara lain untuk mengevaluasi gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural. 3. Schwabach merupakan Pasien akan diinstruksikan untuk mendengarkan suara tersebut hingga tidak ter- dengar apa-apa lagi dan mengacungkan jari saat suara mulai hilang. Rinne alat: garputala 512 Hz Tahap orientasi: 1. memberikan salam dan menyapa pasien 2. menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 3. menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien Tahapan kerja: - atur posisi pasien dengan duduk - pemeriksaan berdiri disebelah telinga pasien, memukulkan garputala 512 Hz pada telapak tanganya dan meletakkan tangkainya pada processus mastoideus pasien -pasien ditanya apakah ia mendengar bunyinya dan diminta untuk memberitahukan kapan ia tidak mendengarkanya lagi - kalau pasien sudah tidak mendengar lagi, garputala diletakan di depan meatus auditorius eksternus 1-2 cm telinga ysng sama, dan pasien ditanya apakah ia masih mendengarnya Tahap evaluasi: uji rinne positif (+): jika pasien masih mendengar garputala pada meatus audiorius eksternus setelah tidak dapat mendengarnya lagi pada processus mastoideus Uji Rinne Negatif (-): jika pasien tidak mendengar garputala pada meatus auditorius eksternus setelah tidak dapat mendengarnya lagi pada processue mastoideus Weber alat: garputala 512 Hz Tahap orientasi: 1. memberikan salam dan menyapa pasien 2. menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 3. menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien Tahapan kerja: - atur posisi pasien dengan duduk - pemeriksaan berdiri disebelah pasien, memukulkan garputala 512 Hz pada telapak tanganya dan meletakkan tangkainya di garis ten gah ubun-ubun atau garis tengah dahi - menanyakan pada pasien bunyi garputala terdengar lebih keras pada telinga mana Tahap evaluasi: -tidak ada lateralisasi: kedua telinga tak mendengar atau kedua teli nga sama-sama terdengar - terdapat lateralisasia: terdapat penjalaran bunyi yang lebih keras ke salah satu telinga Schwabach alat: garputala 512 Hz Tahap orientasi: 1. memberikan salam dan menyapa pasien 2. menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 3. menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien Tahapan kerja: - atur posisi pasien dengan duduk - pemeriksaan berdiri disebelah pasien, memukulkan garputala 512 Hz pada telapak tanganya dan meletakkan tangkainya pada proces- sus mastoideus pemeriksa - jika pemeriksa sudah tidak mendengar, secepatanya tangkai garputala dipindahkan ke processus mastoideus penderita Tahap evaluasi: - scwabach memanjang: bila penderita masih mendengar - scwabach memendek atau normal: bila penderita tidak mendengar. untuk membedakan apakah scwabach memendek atau normal maka dilakukan pemeriksaan ulang dengan cara sebaliknya. jika pe- meriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal, namun bila pemeriksa masih mendengar berarti schwabach penderita memendek irigasi telinga pengertian
Irigasi telinga merupakan tindakan untuk
membersihkan liang telinga dari kotoran atau benda asing. Terapi ini dilakukan dengan cara membilas saluran telinga luar dengan air steril atau cairan saline steril. Irigasi telinga sebaiknya dilakukan oleh dokter agar lebih aman. Tujuan
untuk membersikan liang telinga luar dari
nanah, serumen, dan benda-benda asing Peralatan • Pelindung wajah untuk yang akan melakukan prose- dur ini • Otoskop • Obat serumenolitik agar serumen lebih mudah dikeluarkan. • Air hangat yang sesuai suhu tubuh pasien. Air dingin tidak disarankan dalam prosedur ini karena dapat men- gakibatkan pusing dan rasa mual pada pasien. Pusing disebabkan oleh stimulasi pada saraf kranial VIII yaitu • Spuit 30-60 ml dengan jarum dilepaskan dan disam bungkan ke kateter intravena ukuran 16–18 • Cawan bengkok yang akan digunakan di bawah • telinga tempat mengalirnya air. • Klem Aligator atau sendok serumen yang digunakan untuk mengambil sisa-sisa serumen yang tidak keluar setelah diirigasi. langkah - langkah • Posisi pasien saat tindakan irigasi telinga adalah du duk dengan tegak (Fowler's Positions) • Lalu, periksalah telinga dengan otoskop. Pastikan membran timpani intak, tidak terdapat tabung tim- panostomi dan tidak terdapat abnormalitas secara anatomis • Jika serumen masih keras, serumenolitik diberikan 15-30 menit sebelum melakukan prosedur irigasi • Ambilah cairan hangat dengan suhu sesuai suhu tubuh menggunakan spuit. Setelah penuh, cabut jarum spuit dan ganti dengan kateter intravena • Posisikan cawan bengkok pada bagian bawah telinga untuk menampung aliran air • Posisikan kateter pada liang telinga eksternal. Jan- gan terlalu dalam supaya serumen yang hendak keluar tersumbat kateter. Alirkan air secara perlahan dan beri ruang agar dapat mengalir lagi keluar. Berhenti sejenak jika terjadi vertigo lanjut... • Arahkan kateter intravena secara superior dan poste- rior pada bagian tengah saluran telinga. Hal ini bertu- juan untuk memisahkan serumen yang melekat pada saluran telinga tersebut. Perlu diingat untuk tidak mengarahkan kateterintravena pada membran tim- pani karena tekanan air yangkuat dapat menye- babkan perforasi • Setelah selesai melaksanakan irigasi, dengan perla- han gunakan klem aligator atau sendok serumen un- tuk mengambil sisa serumen yang masih ada • Keringkan telinga. Pasien boleh berdiri jika tidak pus- ing Tetes telinga Pengertian obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air tujuan menghilangkan kotoran serta mengatasi infesi dan peradangan di telinga Cara memakai obat tetes telingan yang tepat • Obat tetes telinga antibiotik, untuk menangani infeksi bakteri pada telinga • Obat tetes telinga kortikosteroid, untuk meredakan pembengkakan dan rasa nyeri akibat peradangan pada telinga • Obat tetes telinga antijamur, untuk menangani infeksi jamur dalam telinga Prosedur • obat tetes • Cuci tangan hingga bersih sebelum menggunakan obat tetes telinga. • Kocok botol obat tetes telinga dan buka tutupnya saat hendak digunakan. Jangan biarkan ujung botol terpapar udara tertalu lama untuk mencegah kontaminasi. • Hindari menempelkan langsung ujung botol ke telinga karena dapat menyebabkan kontaminasi kuman pada ujung botol. • Miringkan kepala dan tekan botol secara perlahan agar jumlah tetesan sesuai dengan dosis. • Pastikan posisi kepala tetap miring selama beberapa saat setelah obat tetes telinga masuk. • Jangan lupa untuk mencuci tangan kembali setelah menggunakan obat tetes telinga. Thank you