Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 4

1. Dina Mulia Pertiwi


GARPUTALA 2. Gurtri Dola
IRIGASI TELINGA 3. Annisa Pertiwi Alfitri
4. Chintya Gusti W
TETES TELINGA 5. Intan Mayang Sari
6. Sella Nova Yolanda
7. Silvi Rahmadini
8. Suci Amalia Putri
Garputala
Pengertian
Pengertian
Tes garpu tala adalah pemeriksaan pendengara
yang digunakan untuk membantu menentukan
jenis gangguan pendengaran dengan bantuan
garpu tala.
terbagi 2 metode:
1.Tes Rhinne merupakan tes pendengaran yang
dilakukan untuk mengevaluasi suara pendengaran
dengan membandingkan persepsi suara yang dihan-
tarkan oleh konduksi udara dengan konduksi tulang
melalui mastoid.
2. Tes Weber merupakan cara lain untuk mengevaluasi
gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural.
3. Schwabach merupakan Pasien akan diinstruksikan
untuk mendengarkan suara tersebut hingga tidak ter-
dengar apa-apa lagi dan mengacungkan jari saat
suara mulai hilang.
Rinne
alat: garputala 512 Hz
Tahap orientasi: 1. memberikan salam dan menyapa pasien
2. menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
Tahapan kerja:
- atur posisi pasien dengan duduk
- pemeriksaan berdiri disebelah telinga pasien, memukulkan
garputala 512 Hz pada telapak tanganya dan meletakkan tangkainya
pada processus mastoideus pasien
-pasien ditanya apakah ia mendengar bunyinya dan diminta untuk
memberitahukan kapan ia tidak mendengarkanya lagi
- kalau pasien sudah tidak mendengar lagi, garputala diletakan di
depan meatus auditorius eksternus 1-2 cm telinga ysng sama, dan
pasien ditanya apakah ia masih mendengarnya
Tahap evaluasi:
uji rinne positif (+): jika pasien masih mendengar garputala pada
meatus audiorius eksternus setelah tidak dapat mendengarnya lagi
pada processus mastoideus
Uji Rinne Negatif (-): jika pasien tidak mendengar garputala pada
meatus auditorius eksternus setelah tidak dapat mendengarnya lagi
pada processue mastoideus
Weber
alat: garputala 512 Hz
Tahap orientasi: 1. memberikan salam dan menyapa pasien
2. menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
Tahapan kerja:
- atur posisi pasien dengan duduk
- pemeriksaan berdiri disebelah pasien, memukulkan garputala 512
Hz pada telapak tanganya dan meletakkan tangkainya di garis ten
gah ubun-ubun atau garis tengah dahi
- menanyakan pada pasien bunyi garputala terdengar lebih keras
pada telinga mana
Tahap evaluasi:
-tidak ada lateralisasi: kedua telinga tak mendengar atau kedua teli
nga sama-sama terdengar
- terdapat lateralisasia: terdapat penjalaran bunyi yang lebih keras ke
salah satu telinga
Schwabach
alat: garputala 512 Hz
Tahap orientasi: 1. memberikan salam dan menyapa pasien
2. menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
Tahapan kerja:
- atur posisi pasien dengan duduk
- pemeriksaan berdiri disebelah pasien, memukulkan garputala 512
Hz pada telapak tanganya dan meletakkan tangkainya pada proces-
sus mastoideus pemeriksa
- jika pemeriksa sudah tidak mendengar, secepatanya tangkai
garputala dipindahkan ke processus mastoideus penderita
Tahap evaluasi:
- scwabach memanjang: bila penderita masih mendengar
- scwabach memendek atau normal: bila penderita tidak mendengar.
untuk membedakan apakah scwabach memendek atau normal maka
dilakukan pemeriksaan ulang dengan cara sebaliknya. jika pe-
meriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal, namun bila
pemeriksa masih mendengar berarti schwabach penderita
memendek
irigasi telinga
pengertian

Irigasi telinga merupakan tindakan untuk


membersihkan liang telinga dari kotoran
atau benda asing. Terapi ini dilakukan
dengan cara membilas saluran telinga
luar dengan air steril atau cairan saline
steril. Irigasi telinga sebaiknya dilakukan
oleh
dokter agar lebih aman.
Tujuan

untuk membersikan liang telinga luar dari


nanah, serumen, dan benda-benda asing
Peralatan
• Pelindung wajah untuk yang akan melakukan prose-
dur ini
• Otoskop
• Obat serumenolitik agar serumen lebih mudah
dikeluarkan.
• Air hangat yang sesuai suhu tubuh pasien. Air dingin
tidak disarankan dalam prosedur ini karena dapat men-
gakibatkan pusing dan rasa mual pada pasien. Pusing
disebabkan oleh stimulasi pada saraf kranial VIII yaitu
• Spuit 30-60 ml dengan jarum dilepaskan dan disam
bungkan ke kateter intravena ukuran 16–18
• Cawan bengkok yang akan digunakan di bawah
• telinga tempat mengalirnya air.
• Klem Aligator atau sendok serumen yang digunakan
untuk mengambil sisa-sisa serumen yang tidak keluar
setelah diirigasi.
langkah - langkah
• Posisi pasien saat tindakan irigasi telinga adalah du
duk dengan tegak (Fowler's Positions)
• Lalu, periksalah telinga dengan otoskop. Pastikan
membran timpani intak, tidak terdapat tabung tim-
panostomi dan tidak terdapat abnormalitas secara
anatomis
• Jika serumen masih keras, serumenolitik diberikan
15-30 menit sebelum melakukan prosedur irigasi
• Ambilah cairan hangat dengan suhu sesuai suhu
tubuh menggunakan spuit. Setelah penuh, cabut
jarum spuit dan ganti dengan kateter intravena
• Posisikan cawan bengkok pada bagian bawah telinga
untuk menampung aliran air
• Posisikan kateter pada liang telinga eksternal. Jan-
gan terlalu dalam supaya serumen yang hendak
keluar tersumbat kateter. Alirkan air secara perlahan
dan beri ruang agar dapat mengalir lagi keluar.
Berhenti sejenak jika terjadi vertigo
lanjut...
• Arahkan kateter intravena secara superior dan poste-
rior pada bagian tengah saluran telinga. Hal ini bertu-
juan untuk memisahkan serumen yang melekat pada
saluran telinga tersebut. Perlu diingat untuk tidak
mengarahkan kateterintravena pada membran tim-
pani karena tekanan air yangkuat dapat menye-
babkan perforasi
• Setelah selesai melaksanakan irigasi, dengan perla-
han gunakan klem aligator atau sendok serumen un-
tuk mengambil sisa serumen yang masih ada
• Keringkan telinga. Pasien boleh berdiri jika tidak pus-
ing
Tetes telinga
Pengertian
obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke
dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan
cairan
pembawa bukan air
tujuan
menghilangkan kotoran serta mengatasi infesi dan peradangan di telinga
Cara memakai obat tetes telingan
yang tepat
• Obat tetes telinga antibiotik, untuk menangani infeksi bakteri pada telinga
• Obat tetes telinga kortikosteroid, untuk meredakan pembengkakan dan
rasa nyeri akibat peradangan pada telinga
• Obat tetes telinga antijamur, untuk menangani infeksi jamur dalam telinga
Prosedur
• obat tetes
• Cuci tangan hingga bersih sebelum menggunakan obat tetes telinga.
• Kocok botol obat tetes telinga dan buka tutupnya saat hendak digunakan. Jangan biarkan ujung
botol terpapar udara tertalu lama untuk mencegah kontaminasi.
• Hindari menempelkan langsung ujung botol ke telinga karena dapat menyebabkan kontaminasi
kuman pada ujung botol.
• Miringkan kepala dan tekan botol secara perlahan agar jumlah tetesan sesuai dengan dosis.
• Pastikan posisi kepala tetap miring selama beberapa saat setelah obat tetes telinga masuk.
• Jangan lupa untuk mencuci tangan kembali setelah menggunakan obat tetes telinga.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai