Disusun Oleh :
2019/2020
A. PENGERTIAN
Gonore atau penyakit kencing nanah adalah penyakit infeksi menular seksual
(IMS) yang paling sering terjadi. Gonore disebabkan oleh bakteri diplokokus gram
negatif, Neisseria gonorrhoeae (N. gonorrhoeae), yang menginfeksi membran mukosa
dari urethra, endocervix, rectum, dan pharynx. Infeksi ini bisa tidak menimbulkan
gejala (Djuanda S, 2010).
B. ETIOLOGI
Gonorrhea disebabkan oleh bakteri gram negatif Neisseria gonorrhoeae. Famili
Neisseriaceae meliputi spesies Neisseria dan Moxarella catarralis seperti
Acinetobacter dan Kingella serta spesies Moxarella lainnya. Neisseria adalah cocci
gram negatif yang biasanya berpasangan (Adhi,2012).
E. PATH WAY
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
1. Farmakologi
Menurut Sarwono (2010). Pada pengobatan gonorea yang perlu
diperhatikan adalah efektivitas. Harga dan sesedikit mungkin efek taksiknya,
pemilihan resimen pengobatan sebaiknya mempertimbangkan pula tempat
infeksi, resistensi galur N. Gonorhoeae terhadap animicrobial dan
kemungkinan infeksi chlamydia trachomatic yang terjadi bersamaan. Secara
epidemiologi pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal.
Macam macam obat yang dapat dipakai antara lain :
Pilihan utama dan kedua adalah siprofloksasin 500 mg dan ofloksasin
400 mg. Berbagi resimen yang dapat diberikan adalah :
a) Siprofloksasin 500 mg per oral atau
b) ofloksasin 400 mg per oral, atau
c) seftriakson 250 mg injeksi intramuskuler atau
d) spektinomisin 2 mg injeksi intramuskuler
2. Non-farmakologi
Memberikan pendidikan kapada klien dengan menjelaskan tentang :
a) Bahaya penyakit menular seksual.
b) Pentingnya mematahui pengobatan yang diberikan.
c) Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks .
d) Hindrai hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika
tidak dapat dihindari.
e) Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.
G. DIAGNOSA
2) Hipertermia b.d proses penyakit di tandai dengan suhu tubuh diatas normal
3) Gangguan eliminasi urin b.d iritasi saluran kemih di tandai dengan volume
residu urin meningkat
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
No SDKI SLKI SIKI
1 Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
Nyeri akut b.d Agen
Setelah dilakukan asuhan
pencedera fisiologis di
keperawatan 2 x 24 jamkeluhan nyeri Tindakan
tandai dengan infeksi
akut menurun dengan kriteria hasil : Observasi
( D.0077 ) 1. Keluhan nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
2. Meringis frekwensi, kualitas, intensitas nyeri
3. Sikap protektif 2. Identifikasi skala nyeri
4. Gelisah 3. Identivikasi respon nyeri non verbal
5. Kesulitan tidur 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
6. Menarik diri memperingan nyeri
7. Berfokus pada diri sendiri 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
8. Diaforesis nyeri
9. Perasaan depresi (tertekan) 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
10. Perasaan takut mengalami nyeri
cedera berulang 7. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas
11. Anoreksia hidup
12. Perineum terasa tertekan 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
13. Uterus teraba membulat sudah diberikan
14. Ketegangan otot 9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
15. Pupil dilatasi
16. Muntah Terapeutik
17. Mual 1. Berikan teknik non farmakologis untuk
Keterangan: mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
1 = Meningkat akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
2 = Cukup Meningkat aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing,
3 = Sedang kompres hangat atau dingin, terapi bermain)
4 = Cukup Menurun 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
5 = Menurun (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, dan
18. Frekwensi nadi kebisingan)
19. Pola napas 3. Fasilitasi istirahat tidur
20. Tekanan darah 4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
21. Proses berpikir pemilihan strategi meredakan nyeri
22. Fokus
23. Fungsi berkemih Edukasi
24. Perilaku 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
25. Nafsu makan 2. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
26. Pola tidur 3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Keterangan: 4. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
1 = Memburuk 5. Anjurkan teknik non farmakologis untuk
2 = Cukup Memburuk mengurangi rasa nyeri
3 = Sedang Kolaborasi
4 = Cukup Membaik 1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
5 = Membaik
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2010.p.10-11.
Djuanda, Adhi. (2012). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.
Lachlan, MC. 2014. Buku Pedoman Diagnosis dan Penyakit Kelamin. Ilmiah Kedokteran:
Yogyakarta.
Natadidjaja, hendarto. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Bina Rupa Aksara: Jakarta. Prof.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria hasil Kepreawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.