Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN KDP

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


KENYAMANAN PADA PASIEN CA MAMMAE DI RUANG/UNIT
MAWAR RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
JEMBER

OLEH:
Yeni Dwi Aryati, S.Kep
NIM 132311101045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2018
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN KENYAMANAN

A. Definisi
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari). Gangguan rasa nyaman merupakan
perasaan kurang nyaman, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual,
lingkungan, budaya, dan sosial (Potter and Perry, 2006). Perubahan kenyamanan
merupakan keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dan merespon terhadap sesuatu yang berbahaya (Carpenito, 2006).
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan dengan perawat telah
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan.
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini
disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang
mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien (Kasiati dan Rosmalawati, 2016). Macam-macam
gangguan pada kenyamanan yaitu:
1. Gangguan rasa nyaman yaitu merasa kurang nyaman, lega, dan sempurna
dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya dan sosial.
2. Mual yaitu suatu fenomena subjektif tentang rasa tidak nyaman pada bagian
belakang tenggorok atau lambung, yang dapat atau tidak dapat
mengakibatkan muntah.
3. Nyeri akut yaitu pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi.
4. Nyeri kronis yaitu pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari tiga (>3)
bulan.
5. Nyeri persalinan yaitu pengalaman sensori dan emosional yang bervariasi
dari menyenangkan sampai tidak menyenangkan, yang dikaitkan dengan
persalinan dan melahirkan.
6. Sindrom nyeri kronis yaitu nyeri berulang atau menetap yang telah berakhir
sedikitnya tiga bulan, dan secara bermakna memengaruhi fungsi sehari-hari
dan kesejahteraan.
7. Risiko kesepian yaitu rentan mengalami ketidaknyamanan yang berkaitan
dengan keinginan atau kebutuhan untuk melakukan lebih banyak kontak
dengan orang lain.
8. Isolasi sosial yaitu kesendirian yang dialami oleh individu dan dianggap
timbul karena orang lain sebagai suatu pernyataan negatif atau mengancam.
(NANDA, 2015).

B. Epidemiologi
Sejak tahun 2008, kejadian kanker payudara telah meningkat lebih dari 20%
sedangkan angka kematian akibat kanker payudara telah meningkat sebesar 14%
(Agustini et al, 2015). Belum terdapat data yang tepat mengenai gangguan
kenyamanan, tetapi kondisi penyakit dari pasien merupakan salah satu faktor dari
gangguan kenyamanan.

C. Etiologi
Kenyamanan merupakan perasaan sejahtera atau nyaman secara fisik, mental
atau sosial. Keadaan fisik yang disebabkan oleh penyakit dapat menimbulkan
gangguan kenyamanan seperti timbulnya nyeri akut, nyeri kronis dan mual. Faktor
yang berhubungan dengan gangguan kenyamanan yaitu:
1. Gangguan Rasa Nyaman
a) gejala terkait penyakit,
b) kurangnya mengontrol situasi,
c) kurangnya pengendalian lingkungan,
d) kurangnya privasi,
e) program pengobatan,
f) stimuli lingkungan yang mengganggu, dan sumber daya tidak adekuat
(finansial, pengetahuan dan sosial).
2. Mual
a) Distensi lambung,
b) Gangguan biokimia (uremia, ketoasidosis, diabetik),
c) Iritasi gastrointestinal,
d) Kehamilan,
e) Labirinitis,
f) Mabuk perjalanan,
g) Meningitis,
h) Peningkatan itrakranial (TIK),
i) Program pengobatan,
j) Ansietas,
k) Gangguan psikologis.
3. Nyeri akut
a) Agens cedera biologis,
b) Agens cedera fisik,
c) Agens cedera kimiawi.
4. Nyeri kronis
a) Agens pencedera,
b) Fraktur,
c) Gangguan genetik,
d) Gangguan imun,
e) Kerusakan sistem saraf,
f) Ketidakseimbangan neurotransmitter, neuromodulator, dan reseptor,
g) Pasca trauma karena gangguan.
5. Nyeri persalinan
a) Dilatasi serviks,
b) Ekspulsi fetal.
6. Risiko kesepian
a) Deprivasi afek,
b) Deprivasi emosional,
c) Isolasi fisik,
d) Isolasi sosial.
7. Isolasi sosial
a) Gangguan kesehatan,
b) Ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan,
c) Perubahan penampilan fisik.
(NANDA, 2015).

D. Tanda dan Gejala


1. Gangguan rasa nyaman
a. Gangguan tidur
b. Ansietas
c. Menangis
d. Ketidakmampuan untuk relaks
e. Gelisah
f. Kurang puas dengan keadaan
g. Merasa kurang senang dengan situasi
h. Merasa tidak nyaman
i. Merintih
j. Takut
2. Mual
a. Keengganan terhadap makanan
b. Mual
c. Peningkatan menelan
d. Rasa asam di dalam mulut
e. Sensasi muntah
f. Peningkatan salivasi
3. Nyeri Akut
a. Dilatasi pupil
a. Ekspresi wajah nyeri Ekspresi wajah nyeri (mata kurang bercahaya,
tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus,
meringis)
b. Fokus pada diri sendiri
c. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
d. Sikap melindungi area nyeri
4. Nyeri kronis
a. Anoreksia
b. Ekspresi wajah nyeri (mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan
mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
b. Fokus pada diri sendiri
c. Hambatan kemampuan meneruskan aktivitas sebelumnya
d. Perubahan pola tidur
5. Nyeri persalinan
a. Dilatasi pupil
b. Ekspresi wajah nyeri (mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan
mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
c. Kontraksi uterin
d. Mual
e. Muntah
f. Tekanan perineal
g. Perubahan frekuensi pernafasan.
6. Sindrom nyeri kronis
a. Ansietas
b. Defisiensi pengetahuan
c. Gangguan pengelolaan mood
d. Gangguan pola tidur
e. Hambatan mobilitas fisik
f. Insomnia
g. Keletihan
h. Ketakutan
i. Stres berlebihan
7. Isolasi sosial
a. Afek datar
b. Afek sedih
c. Ingin sendirian
d. Menarik diri
e. Merasa tidak aman ditempat umum
(NANDA, 2015)

E. Patofisiologi dan Clinical Pathway


1. Patofisiologi
Terdapat 4 proses yang terjadi pada perjalanan nyeri, yaitu transduksi,
transmisi, modulasi dan persepsi.
a) Transduksi yaitu rangsangan atau stimulus yang membahayakan
memicu pelepasan mediator biokimia (misalnya histamin,
bradikinin, prostaglandin, dan substansi P). Mediator ini kemudian
mensensitisasi nosiseptor.
b) Transmisi yaitu proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan
oleh proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul-
molekul dicelah sinaptik mentransmisi informasi dari satu neuron ke
neuron berikutnya.
c) Persepsi yaitu individu mulai menyadari adanya nyeri dan persepsi
nyeri terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya
berbagai strategi perilaku kognitif untuk mengurangi komponen
sensorik dan afektif nyeri.
d) Modulasi atau sistem desenden yaitu neuron di batang otak
mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke tanduk dorsal medula spinalis
yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls supresif.
2. Clinical Pathway

Faktor-Faktor Gangguan
Kenyamanan

Gejala Terkait Kurangnya Pengendalian


Penyait Lingkungan

Benjolan/Massa Ketidakmampuan Untuk


di Payudara Relaks

Merasa Tidak
Kerusakan Sel Nyaman

Pelepasan Gangguan Rasa


Mediator Nyeri Nyaman

Merangsang
Nosiseptor
(Reseptor Nyeri)

Rangsang
Diteruskan ke
Korteks Serebri

Persepsi Nyeri

Nyeri Kronis
F. Penatalaksanaan Farmakologis dan Non Farmakologis
1. Farmakologis
a) Terapi dengan pemberian analgesik (Nyeri) dan obat untuk mual
Pemberian obat analgesik sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang
bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamasi, dan analgesik opioid (morfin, kodein) yang mampu
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun
terdapat nyeri. Dalam menangani mual obat yang sering digunakan seperti
omeprazole, ranitidin dan ondansetron yang bekerja menurunkan asam
lambung.
2. Non Farmakologis
a) Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan pasien mengontrol diri ketika rasa
tidak nyaman, mual atau nyeri stress fisik yang muncul. Dalam imajinasi,
pasien dibimbing untuk menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi
pada kesan tersebut sehingga secara bertahap pasien dapat mengurangi
rasa tidak nyaman, mual atau rasa nyeri.
b) Teknik Distraksi
Teknik distraksi merupakan pengalihan dari fokus perhatian terhadap
nyeri ke stimulus yang lain. Jenis distraksi yaitu distraksi visual (melihat
televisi), distraksi pendengaran (mendengarkan musik, suara air), distraksi
pernafasan (bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu atau
permainan lain).
c) Teknik Imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis. Hipnosis diri
dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif
dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri merupakan cara
sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau
mencegah stimulus nyeri.
d) Latihan Nafas Dalam
Latihan nafas dalam dapat dilakukan untuk mengurangi intensitas
nyeri. Cara melakukannya adalah bernafas dengan perlahan melalui
hidung dan menggunakan diafragma sehingga memungkinkan abdomen
terangkat perlahan dan dada mengembang penuh, lalu hembuskan melalui
mulut.

G. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)
1. Nyeri kronis berhubungan dengan agens cedera fisik
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kurangnya pengendalian
lingkungan

b. Perencanaan/ Nursing Care Plan


No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Nyeri kronis Pain Level Pain Management
1. Frekuensi nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
berhubungan
pasien berkurang komprehensif yang
dengan agens 2. Pasien tidak meliputi lokasi,
tampak meringis karakteristik, onset/durasi,
cedera fisik
frekuensi, kualitas,
intensitas atau beratnya
nyeri dari faktor pencetus.
2. Observasi adanya
petunjuk nonverbal
mengenal
ketidaknyamanan
terutama pada mereka
yang tidak dapat
berkomunikasi secara
efektif
3. Pastikan perawatan
analgesic bagi pasien
dilakukan dengan
pemantauan yang ketat
4. Gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri
5. Berikan informasi
mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan dirasakan,
dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat
prosedur
6. Ajarkan prinsip
manajemen nyeri
7. Ajarkan penggunaan
teknik non farmakologi
seperti terapi relaksasi,
terapi musik, terapi
aktivitas, dan hypnosis

2. Gangguan rasa 1. Suplai dan 1. Ciptakan lingkungan yang


nyaman peralatan yang di aman bagi pasien
berhubungan butuhkan berada 2. Singkirkan benda-benda
dengan dalam jangkauan yang berbahaya dari
kurangnya 2. Suhu ruangan lingkungan pasien
pengendalian 3. Lingkungan yang 3. Sediakan tempat tidur
lingkungan kondusif saat tidur yang sesuai dengan
4. Kepuasan dengan ketinggian pasien
lingkungan fisik 4. Lindungi pasien dengan
5. Kebersihan pegangan pada
lingkungan sisi/bantalan di sisi
6. Perangkat ruangan
keselamatan 5. Letakkan benda yang
digunakan dengan sering digunakan dalam
tepat jangkauan pasien
7. Privasi pasien 6. Sediakan tempat tidur dan
8. Lingkungan yang lingkungan yang bersih
damai dan nyaman
7. Ciptakan lingkungan yang
tenang dan mendukung
DAFTAR PUSTAKA

Agustini Dewi, et al. 2015. Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara dengan
Terapi Kombinasi Fluorouracil, Dexorubicin, dan Cyclofosfamide. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia. Akademi Farmasi YPF Bandung Indonesia.

Carpenito. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Herdman, T. H. & Kamitsuru, S. 2015. Nanda International INC. Diagnosis


Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC

Gloria Bulechek, et al. 2016. Nursing Intervention Clasification (NIC). Singapore


: Elseiver Global Rights

Kasiati, 2016. Kebutuhan Dasar Manusia I. Pusdik SDM Kesehatan. Jakarta :


Kementrian Kesehatan

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC
Sue Moorhead, et al. 2016. Nursing Outcomes Clasification (NOC). Singapore :
Elseiver Global Rights

Anda mungkin juga menyukai