Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG KEHAMILAN RISIKO TINGGI

PADA PASIEN DI POLI HAMIL


RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Disususn guna memenuhi tugas praktik profesi keperawatan maternitas

Oleh :
Kelompok 2A
Popi Dyah Putri K., S.Kep NIM 132311101035
Yeni Dwi Aryati, S.Kep NIM 132311101045
Saltish Aguinaga, S.Kep NIM 132311101046
Devi Maharani H., S.Kep NIM 132311101056
Laili Fajariyatul H., S.Kep NIM 142311101022
Umar Faruq, S.Kep NIM 162311101303

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kehamilan Risiko Tinggi


Sasaran : Pasien Poli Hamil
Waktu : 07.30 - 08.30 WIB
Hari/ Tanggal : Kamis, 05 Juli 2018
Tempat : Poli Hamil RSD dr. Soebandi Jember

A. Latar Belakang
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dengan ibu atau perinatal berada atau
akan berada dalam keadaan membahayakan (kematian atau komplikasi serius) selama
gestasi atau dalam rentang waktu nifas atau neonatal (Benson & Pernoll, 2009).
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalian dan
segera setelah persalian. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%),
eklamsia (24%) dan infeksi (11%). Sedangkan penyebab kematian tidak langsung
adalah Kurang Energi Kronik (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada
kehamilan (40%) (Manuaba, I.B.G dkk 2013).
Jumlah total kematian yang terjadi di sub-Sahara Afrika sebanyak 440 kematian
dari jumlah total kematian ibu dan 230 terjadi di Asia Selatan (World Health
Organization, 2010). Data angka kematian pada negara berkembang dibandingkan
dengan lima negara maju menunjukkan angka yang lebih besar diantaranya di Asia
Timur, Afrika Utara, Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Karibia. Risiko seorang
wanita di negara berkembang meninggal akibat penyebab yang berhubungan dengan
kehamilan sekitar 25 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara maju (World
Health Organization, 2010). Sedangkan, di Kabupaten Jember jumlah kematian
maternal pada tahun 2011 sebanyak 54 kematian maternal dan pada tahun 2012
terhitung bulan Januari hingga bulan Juni terdapat jumlah kematian maternal sebanyak
28 orang (Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, 2012).
Penyebab tingginya AKI (Angka Kematian Ibu) berkaitan erat dengan tingginya
kasus kehamilan risiko tinggi yaitu kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya
dan komplikasi lebih besar yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin yang
dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan maupun pada masa nifas.
Resiko tinggi kehamilan meliputi: Hb kurang dari 8 g/dl, tekanan darah tinggi
(systole >140mmHg dan diastole >90mmHg), Edema, Preeklamsi/eklamsi, perdarahan
per vagina, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32
minggu, letak sungsang pada primigrafida, infeksi berat atau sepsis, persalinan
prematur, kehamilan ganda, penyakit kronis pada ibu (jantung, paru, ginjal), riwayat
obstetri buruk, riwayat seksio sesaria, dan komplikasi kehamilan (Syafrudin dan
Hamidah,2009).
Wanita dengan kehamilan risiko tinggi harus mempersiapkan diri dengan lebih
memperhatikan perawatan kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan risiko
tinggi ini, sebab penyebab dari kejadian kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status sosial
ekonomi dan pendidikan yang rendah. Dengan adanya pengetahuan ibu tentang tujuan
atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat memotivasinya untuk memeriksakan
kehamilan secara rutin. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan hidup
sehat meliputi jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan diri, serta pentingnya
istirahat cukup sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dan tetap
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada. Oleh karena itu, penting untuk
diadakannya penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terkait kehamilan risiko tinggi
serta pencegahannya.

B. Tujuan Intruksional Umum (TIU) / Standar Kompetensi


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami tentang kehamilan resiko tinggi.

C. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) / Kompetensi Dasar


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 60 menit sasaran akan mampu:
1. Menyebutkan pengertian kehamilan risiko tinggi;
2. Menyebutkan faktor risiko terjadinya kehamilan risiko tinggi;
3. Menyebutkan tanda bahaya kehamilan;
4. Mengetahui deteksi pada kehamilan risiko tinggi;
5. Menyebutkan bahaya yang dapat ditimbulkan karena kehamilan risiko tinggi;
6. Mengetahui cara pencegahan kehamilan risiko tinggi.

D. Garis Besar Materi


1. Pengertian
Kehamilan resiko tinggi adalah salah satu kehamilan yang di dalamnya
kehidupan atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat kehamilan yang
kebetulan atau unik (Sarwono, 2010) Risiko tinggi adalah suatu kehamilan
yang memiliki risiko tinggi lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun
bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupunyai sesudah
persalinan (Nurcahyo,2009)
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai
outcome yang buruk apabila di lakukan tata laksana secara umum seperti yang
dilakukan pada kasus normal. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang
dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang di
hadapi. (Manuaba dkk, 2007)
2. Jenis Kehamilan Resiko tinggi
a. Faktor Ibu
- Kehamilan pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 18 tahun Usia ibu
merupakan salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan kualitas
kehamilan. Usia yang paling aman atau bisa dikatakan waktu
reproduksi sehat adalah antara umur 20 tahun sampai umur 30 tahun.
Penyulit pada kehamilan remaja salah satunya pre eklamsi lebih tinggi
dibandingkan waktu reproduksi sehat. Keadaan ini disebabkab belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin
- Kehamilan pertama setelah 3 tahun atau lebih pernikahan
- Kehamilan kelima atau lebih
Menurut Manuaba (1999) paritas atau para adalah wanita yang pernah
melahirkan dan di bagi menjadi beberapa istilah : Primipara yaitu
wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali. Multipara yaitu
wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, di mana
persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali. Grandemultipara yaitu
wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali.
- Kehamilan dengan jarak antara di atas 5 tahun atau kurang dari 2 tahun.
Pada kehamilan dengan jarak < 3 tahun keadaan endometrium
mengalami perubahan, perubahan ini berkaitan dengan persalinan
sebelumnya yaitu timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di
tempat implantasi plasenta. Adanya kemunduran fungsi dan
berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium pada bagian
korpus uteri mengakibatkan daerah tersebut kurang subur sehingga
kehamilan dengan jarak < 3 tahun dapat menimbulkan kelainan yang
berhubungan dengan letak dan keadaan plasenta.
- Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm dan ibu belum pernah melahirkan
bayi cukup bulan dan berat normal. Wanita hamil yang mempunyai
tinggi badan kurang dari 145 cm, memiliki resiko tinggi mengalami
persalinan secara premature, karena lebih mungkin memiliki panggul
yang sempit.
- Kehamilan dengan penyakit (hipertensi, Diabetes, Tiroid, Jantung, Paru,
Ginjal, dan penyakit sistemik lainnya).
Kondisi sebelum hamil seperti hipertensi kronis, diabetes, penyakit
ginjal atau lupus, akan meningkatkan risiko terkena preeklamsia.
Kehamilan dengan hipertensi esensial atau hipertensi yag telah ada
sebelum kehamilan dapat berlangsung sampai aterm tanpa gejala mejadi
pre eklamsi tidak murni. Penyakit gula atau diabetes mellitus dapat
menimbulkan pre eklamsi dan eklamsi begitu pula penyakit ginjal
karena dapat meingkatkan tekanan darah sehingga dapat menyebabkan
pre eklamsi
- Kehamilan dengan keadaan tertentu ( Mioma uteri, kista ovarium)
Mioma uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa
kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan
pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan
dan gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan
keguguran. Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak memperparah
Mioma Uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan sering
juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam
tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan,
tangkai tumor bisa terputar.
- Kehamilan dengan anemia ( Hb kurang dari 10,5 gr %)
Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing,
sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua
keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut
sedang menderita anemia pada masa kehamilan. Penyakit terjadi akibat
rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil adalah
kekurangan zat besi, infeksi, kekurangan asam folat dan kelainan
haemoglobin. Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu
dengan kadar nilai hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan
tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester
dua. Perbedaan nilai batas diatas dihubungkan dengan kejadian
hemodilusi.
Kehamilan dengan riwayat bedah sesar sebelumnya.
b. Faktor Janin
a) Kelainan letak janin (sungsang, lintang, oblique/diagonal, presentasi
muka)
b) Janin besar (tapsiran lebih dari 4000 gram)
c) Janin ganda (kembar)
d) Janin dengan pertumbuhan janin terhambat
e) Janin kurang bulan (prematur)
f) Janin dengan cacat bawaan/kelainan kongenital
g) Janin meninggal dalam rahim. (Prita,2011)
3. Faktor kehamilan dengan risiko tinggi berdasarkan waktu kapan faktor
tersebut mempengaruhinya :
1) Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan
a) Faktor genetik
Penyakit turunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan sebelum kehamilan. Bila terjadi
kehamilan, maka diperlukan pemeriksaan kelainan bawaan.
b) Faktor lingkungan
Diperhitungkan faktor pendidikan dan sosial ekonomi. Faktor
pendidikan dan sosial ekonomi mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan. Mempengaruhi pemilihan
tempat pertolongan persalinan.
2) Faktor risiko tinggi yang bekerja selama kehamilan
a) Faktor keadaan menjelang kehamilan
Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat)
b) Faktor penyakit yang mempengaruhi kehamilan. (Manuaba, 2009)
4. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi
a. Keguguran.
Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut,
cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga
non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang
serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang
pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan
lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan
juga umur ibu yang belum 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan
gizi sangat rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) yang kurang, keadaan
psikologi ibu kurang stabil. Selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena
keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan
minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan
memijat perutnya sendiri.
Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat
kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan
demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat
badan lahir rendah dan cacat bawaan.
c. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan
terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil mayoritas seorang
ibu mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin
dan plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah
akan menjadi anemis.
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia
makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-
eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan
perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan
dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena keguguran juga cukup
tinggi yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun)
(Ubaydillah, 2008).
5. Akibat Resiko Tinggi Pada Kehamilan
a. Resiko bagi ibu
a) Mengalami perdarahan.
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot
rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga
disebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam
rahim). Kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan juga
dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir.
b) Kemungkinan keguguran / abortus.
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran.
Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang
disengaja, baik dengan obat-obatan maupun memakai alat.
c) Persalinan yang lama dan sulit.
Persalinan yang disertai komplikasi pada ibu maupun janin merupakan
penyebab dari persalinan lama yang dipengaruhi oleh kelainan letak
janin, kelainan panggul, kelaina kekuatan his dan mengejan serta
pimpinan persalinan yang salah. Kematian pada saat melahirkan juga
disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.

b. Resiko bagi bayi


a) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.
Kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal ini
terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan
berkurang.
b) Berat badan lahir rendah (BBLR).
Bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram
kebanyakan dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan umur ibu
saat hamil kurang dari 20 tahun. Dapat juga dipengaruhi penyakit
menahun yang diderita oleh ibu hamil.
c) Cacat bawaan.
Cacat bawaan merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin
sejak saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta
faktor gizi dan kelainan hormon.
d) Kematian bayi.
Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau
kematian perinatal yang disebabkan oleh berat badan kurang dari 2.500
gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital
serta lahir dengan asfiksia (Ubaydillah, 2008).
6. Komplikasi Pada Kehamilan Risiko Tinggi
a. Anemia
b. Janin kecil
c. Prematur yang tidak wajar
d. Ketuban pecah dini
e. Gestational diabetes
f. Tekanan darah tinggi
g. Placenta previa
h. Hidramnion
i. Penyakit rhesus
j. Kehamilan post-term
k. Kehamilan ganda
l. Kehamilan etopik
m. Keguguran
n. Kematian janin
o. Perdarahan pasca persalinan (Alaudine,2010)
7. Kondisi yang Memperburuk Kehamilan Resiko Tinggi
Penyakit ibu
1) Gangguan darah. Jika Anda memiliki kelainan darah, seperti penyakit sel
sabit atau thalassemia, kehamilan justru bisa memperburuk kondisi Anda.
Gangguan darah juga bisa meningkatkan risiko bayi selama kehamilan atau
pun setelah melahirkan untuk mengalami hal yang sama dengan Anda.
2) Penyakit ginjal kronis. Pada umumnya kehamilan itu sendiri bisa memberi
tekanan besar pada ginjal Anda. Namun kondisi ini bisa meningkatkan
risiko keguguran karena menyebabkan tekanan darah tinggi dan
preeklampsia, sehingga kemungkinan Anda untuk melahirkan bayi lebih
awal semakin besar.

3) Depresi. Depresi yang tidak diobati atau beberapa obat yang digunakan
untuk mengobati depresi memiliki risiko pada kesehatan dan keselamatan
bayi Anda. Jika Anda memang sedang mengonsumsi antidepresan dan baru
tahu Anda hamil, jangan menghentikannya secara tiba-tiba, segera
konsultasikan hal ini pada dokter.

4) Tekanan darah tinggi. Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan janin Anda tumbuh lambat dan meningkatkan risiko Anda
untuk melahirkan prematur. Komplikasi lain yang terkait dengan tekanan
darah tinggi adalah preeklampsia dan abrupsio plasenta, suatu kondisi serius
di mana plasenta terpisah sebagian dari rahim sebelum bayi lahir.
5) HIV atau AIDS. Jika Anda memiliki HIV atau AIDS, bayi Anda
kemungkinan besar bisa terinfeksi sebelum kelahiran, saat persalinan, atau
saat Anda menyusui. Namun, pengobatan bisa mengurangi risiko ini.

6) Lupus. Lupus dan penyakit autoimun lainnya dapat meningkatkan risiko


kelahiran prematur, preeklampsia, dan bayi berat lahir sangat rendah.
Kehamilan juga bisa memperparah kondisi ini.

7) Kegemukan. Memiliki indeks massa tubuh berlebihan sebelum kehamilan


membuat Anda berisiko lebih besar untuk terkena diabetes gestasional,
diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Saat
melahirkan, Anda mungkin hanya bisa menjalani persalinan sesar.

8) Penyakit tiroid. Gangguan tiroid baik hipotiroidisme maupun


hipertiroidisme dapat meningkatkan masalah keguguran, preeklampsia,
berat badan lahir rendah, dan melahirkan prematur.

9) Diabetes. Diabetes yang tidak dikendalikan dapat meningkatkan risiko cacat


lahir, tekanan darah tinggi, melahirkan bayi prematur, dan bayi juga berisiko
lahir dengan berat berlebih (makrosomia). Hal ini juga bisa meningkatkan
risiko masalah pernapasan, kadar glukosa rendah, dan ikterus
8. Hal Yang Harus Dilakukan Untuk Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi
a. Periksakan diri secara rutin, terutama di masa-masa awal kehamilan
Minggu-minggu pertama adalah masa penting pertumbuhan awal bayi. Ibu
hamil dapat memeriksakan kehamilan mereka untuk mendeteksi dan
menangani kemungkinan kelainan pada bayi. Dengan pemeriksaan rutin,
dokter juga dapat memberikan penanganan dini jika Anda berisiko atau
terdeteksi mengalami diabetes gestasional dan preeklampsia.
b. Konsumsi vitamin hamil
Mengonsumsi vitamin asam folat setidaknya 400 mikrogram per hari
sebelum dan selama 3 bulan pertama kehamilan dapat membantu
mencegah cacat tubuh pada bayi, terutama saraf tulang belakang dan otak.
Beberapa vitamin pra-kehamilan mengandung 800-1000 mikrogram asam
folat yang masih tergolong aman. Namun sebaiknya hindari mengonsumsi
lebih dari 1000 mikrogram asam folat.
c. Jaga berat badan agar tetap normal
Kehamilan identik dengan pertambahan berat badan. Tapi usakahan jangan
sampai melebihi 11-15 kilogram. Terlalu sedikit berat badan yang
bertambah juga termasuk ke dalam kategori kehamilan risiko tinggi karena
risiko kelahiran prematurnya tinggi. Sebaliknya, berat badan yang
berlebihan selama hamil membuat ibu berisiko mengalami diabetes
gestasional dan tekanan darah tinggi. Anda dapat menjaga berat badan
tetap normal dengan cara:
a) Menerapkan pola makan sehat berimbang. Pilih sayuran dan buah segar,
kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak. Konsumsi juga makanan
sumber kalsium dan asam folat untuk perkembangan bayi. Sebagai
panduan, Anda dapat membaca selengkapnya tentang makanan sehat
untuk ibu hamil.
b) Berolahraga secara teratur. Berolahraga teratur atau bergerak aktif tiap
hari dapat meredakan stres dan menguatkan tubuh ibu hamil. Tanyakan
mengenai kesehatan dan jenis olahraga yang akan dilakukan kepada
dokter jika Anda mengidap kondisi tertentu, seperti diabetes.
d. Menghentikan kebiasaan yang membahayakan janin
Merokok, mengonsumsi minuman keras, serta terlalu banyak
mengonsumsi minuman berkafein dapat meningkatkan risiko kelainan
mental dan fisik pada bayi dalam kandungan. Dengan menghindari
ketiganya, Anda dapat memperkecil risiko praeklamsia dan risiko
melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. Kondisi-kondisi ini
umum dialami oleh wanita yang melahirkan di atas usia 35 tahun.
e. Deteksi kelainan kromosom pada bayi
Pelajari dan jika perlu ambil tes-tes untuk mendeteksi kemungkinan
kelainan kromosom pada bayi dalam kandungan.

E. Metode
Jenis model pembelajaran : Ceramah dan diskusi

F. Media
a. Materi / PPT
b. Leaflet

G. Pengorganisasisa
a. Penanggung jawab :Saltish, Laili, Yeni, Popi
b. Penyaji : Umar
c. Moderator : Devi

H. Proses Kegiatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
Pendahuluan 1. Memberikan salam, 1. Menjawab salam 5 Menit
memperkenalkan diri, dan dan
membuka penyuluhan. mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
umum dan tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi 1. Memperhatikan 50
tentang: dan memberikan menit
a. Pengertian kehamilan tanggapan
risiko tinggi; 2. Memperhatikan
b. Faktor Risiko dan memberikan
terjadinya kehamilan tanggapan
risiko tinggi; 3. Memperhatikan,
c. Tanda bahaya memberikan
kehamilan; tanggapan, dan
d. Deteksi pada kehamilan mendemonstrasik
risiko tinggi; an
e. Bahaya yang dapat
ditimbulkan karena
kehamilan risiko tinggi;
f. Cara pencegahan
kehamilan risiko tinggi.
2. Memberikan kesempatan
kepada pasien untuk
bertanya
3. Memberikan kesempatan
kepada pasien untuk
menjelaskan kembali
materi yang sudah
dijelaskan
Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan 5 menit
yang telah diberikan dan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
penyuluhan kesehatan
3. Salam penutup

I. Evaluasi
1) Menyebutkan pengertian kehamilan risiko tinggi;
2) Menyebutkan faktor risiko terjadinya kehamilan risiko tinggi;
3) Menyebutkan tanda bahaya kehamilan;
4) Mengetahui deteksi pada kehamilan risiko tinggi;
5) Menyebutkan bahaya yang dapat ditimbulkan karena kehamilan risiko tinggi;
6) Mengetahui cara pencegahan kehamilan risiko tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Benson, P & Pernoll. 2009. Buku saku Obsetry Gynecology William. Jakarta: EGC.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Jember


Tahun 2011. Jawa Timur: Dinkes Jember.

Manuaba, IBG, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakartan:
EGC.

Syafrudin & Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

World Health Organization. 2010. Maternal Mortality. WHO


Lampiran
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Leaflet
Lampiran 4 : Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 1 : Berita Acara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

BERITA ACARA

Pada hari ini, Kamis tanggal 05 Juli 2018 jam 07.30 s/d 08.30 WIB bertempat di Poli
Hamil RSD dr. Soebandi Jember telah dilaksanakan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
tentang kehamilan risiko tinggi oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi
Ners Universitas Jember.
Kegiatan ini diikuti oleh orang (daftar hadir terlampir).

Jember, 05 Juli 2018

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


Stase Keperawatan Maternitas Poli Hamil
Fkep Universitas Jember RSD dr. Soebandi Jember

NIP. NIP.
Lampiran 2 : Daftar Hadir

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

DAFTAR HADIR

Pada hari ini, Kamis tanggal 05 Juli 2018 jam 07.30 s/d 08.30 WIB bertempat di Poli
Hamil RSD dr. Soebandi Jember telah dilaksanakan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
tentang kehamilan risiko tinggi oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi
Ners Universitas Jember.

NO Nama Alamat Tanda Tangan


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.

Jember, 05 Juli 2018

Pembimbing Klinik
Poli Hamil
RSD dr. Soebandi Jember

NIP.
Lampiran 3: Leaflet

Anda mungkin juga menyukai