Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

IMUNISASI MR (MEASLES RUBELLA)

Disusun Oleh :
Ciptaningsih Handayani
NIM. P07224316005

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALTIM
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
SAMARINDA
2018
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Topik : Imunisasi MR (Measles Rubella)
Sub topik : 1. Imunisasi dalam Pandangan Islam

2. Sasaran Imunisasi MR

3. Gejala Campak dan Rubella

4. Mitos Seputar Imunisasi MR

Pemateri : Ciptaningsih Handayani

Tempat : Puskesmas Wonorejo

Waktu : 08.00 WITA-09.00 WITA

A. Latar Belakang

Berdasarkan data yang diambil dari kementrian kesehatan RI, Indonesia


merupakan salah satu negara dengan kasus campak terbanyak di dunia. Akan
tetapi sejak tahun 2000, lebih dari 1 miliar anak anak di negara beresiko tinggi
telah diimunisasi, sehingga pada tahun 2012 kematian akibat campak mengalami
penurunan sebesar 78%. Hal ini menunjukkan bahwa imunisasi dapat dilakukan
dengan tujuan mencegah penyakit campak dan menghindari komplikasinya.
Selain campak, rubella juga merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat Indonesia yang memerlukan pencegahan yang efektif. Data
pengawasa kementrian kesehatan RI selama 5 tahun terakhir menunjukkan 70%
kasus rubella terjadi pada kelompok usia di bawah 15 tahun.
Melihat tingginya angka kejadian campak dan rubella maka pemerintah
Indonesia berupaya melakukan pencegahan dengan imunisasi measles-rubella
(MR) alias campak rubella. Imunisasi MR dapat diberikan untuk semua anak usia
9 bulan sampai dengan usia kurang dari 15 tahun.
B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Masyarakat mengetahui pentingnya Imunisasi MR.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan mengenai tugas kader dalam penyelenggaraan

posyandu diharapkan kader mampu :

a. Menyebutkan kembali bagaimana imunisasi dalam pandangan islam

b. Menyebutkan kembali sasaran imuniasasi MR

c. Menyebutkan kembali gejala campak dan rubella

d. Menyebutkan kembali mitos seputar imunisasi MR

C. Kegiatan Belajar Mengajar

No Tahap Waktu Kegiatan Media


1. Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Memberitahu materi yang akan
disampaikan
2. Pelaksanaan 10 menit a. Menjelaskan tentang imunisasi
dalam pandangan islam
b. Menjelaskan sasaran imunisasi
MR
c. Menjelaskan tentang gejala
campak dan rubella
d. Menjelaskan tentang mitos
seputar imunisasi MR
3. Penutup 5 menit - Memberikan pertanyaan
seputar materi yang disampaikan
- Memberikan Apresiasi
- Memberikan kesimpulan
- Salam penutup

4. Materi

Terlampir

5.Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

6. Media

SAP, Leaflet d

7. Evaluasi

a.Standar persiapan :

1) Alat yang tersedia : SAP, Leaflet

2) Tempat : Puskesmas Wonorejo

3) Kesiapan Materi : SAP dan Leaflet tentang

imunisasi dalam pandangan islam, sasaran

imunisasi, gejala campak dan rubella serta mitos

seputar imunisasi MR

b.Standar Proses : Metode ceramah dan tanya jawab

c.Standar Hasil : 75 % pengunjung memahami materi yang telah


disampaikan

MATERI
A. Pandangan Imunisasi dalam Islam

Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdasarkan Fatwa MUI no,04 tahun 2016

tentang imunisasi menyatakan bahwa :

1. Imunisasi pada dasarnya dibolehkan sebagai bentuk ikhtiar untuk

mewujudkan kekebalan tubuh dan mencegah suatu penyakit tertentu

2. Vaksin untuk imunisasi wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci

3. Penggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram dan atau najis

hukumnya haram

4. Imunisasi dengan vkaisn haram/dan atau najis tidak dibolehkan kecuali

digunakan pada kondisi darurat, belum ditemukan bahan vaksin yang

halal dan suci dan adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan

dipercaya bahwa tidak ada vaksin yang halal

5. Dalam hal ini jika seseorang tidak diimunisasi akan menyebabkan

kematian, penyakit berat atau kecacatan permanen yang mengancam jwa

berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya maka

imunisasi hukumnya wajib

6. Imunisasi tidak boleh dilakukan jika berdasarkan pertimbangan ahli yang

kompeten dan dipercaya menimbulkan dampak yang membahayakan

B. Sasaran Imunisasi MR

Vaksin MR diberikan pada semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang
dari 15 tahun selama masa kampanye vaksinasi MR. Nantinya tenaga kesehatan

akan menyuntikkan vaksin pada bagian otot lengan atas atau paha anak.

Imunisasi dilakukan lewat penyuntikkan dengan dosis 0,5 ml. Pemerintah

menyediakan pelayanan imunisasi MR gratis pada bulan Agustus-September

2017 dan 2018. Imunisasi ini bisa didapatkan di sekolah-sekolah, Puskesmas,

Posyandu dan Fasilitas kesehatan lainnya.

C. Tanda dan Gejala Campak dan Rubella

Rubella atau yang sering disebut campak jerman adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh virus. Penularannya terjadi melalui udara. Pada anak

gejalanya biasanya demam ringan (dengan suhu 37,2oC) atau bahkan tanpa gejala

sehingga tidak terdeteksi.

Beberapa gejala lain yang dapat ditemukan akibat ifeksi rubella di antaranya

sakit tenggorokan, bercak kemerhan di kulit, sakit kepala, nyeri pada mata,

konjungtivitis, dan pembesaran kelenjar limfe di belakang telinga, leher

belakang, serta sub occipitas. Selain itu, anak juga dapat mengalami mual, nyeri

otot serta penurunan nafsu makan.

Campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia(radang

paru), ensefalitis (radang otak), kebutaan, gizi buruk hingga berujung pada

kematian. Sedangkan komplikasi yang ditimbulkan akibat infeksi rubella yaitu

kelainan pada jantung dan mata, ketulian dan keterlambatan perkembangan.

Pada ibu hamil, infeksi rubella dapat menyebabkan keguguran, kematian


janin dan sindrom rubella kongenital pada bayi yang dilahirkan.

D. Mitos Seputar Imunisasi MR

Tidak benar bahwa kelumpuhan dan atau autisme bisa muncul sebagai efek

samping vaksin MR, maupun jenis imunisasi lainnya. Dugaan imunisasi

menyebabkan autisme dan kelumpuhan sudah dipatahkan oleh begitu banyak pakar

kesehatan dunia. Perlu diluruskan sampai saat ini belum ada bukti medis nyata

yang mampu membuktikan jika imuniasi bisa menyebabkan dua kondisi tersebut.

Dalam segelintir kasus munculnya kelumpuhan atau autisme setelah imunisasi

hanya kebetulan semata. Jika benar ini yang terjadi, dokter mampu menemukan

penyebab asli dari penyakit yang diderita pasien lewat berbagai tes laboratorium.

Dapat dipastikan bahwa vaksinasi bukanlah salah satu penyebab autisme maupun

kelumpuhan pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Yunita, Ninit. 2017. Perlukah Imunisasi MR di Sekolah.


https://m.theurbanmama.com/articles/perlukah-imunisasi-mr-di-sekolah-n71935.html.
4 November 2018.
Susanti, Yurika Elizabeth. 2017. Pentingnya Imunisasi MR (Campak Rubella) untuk
Anak.https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/imunisasi-mr-campak-rubella-
untuk-anak/. 4 November 2018.
Swari, Riska Candra. 2017. Membongkar Mitos di Balik Bahaya Efek Samping
Vaksin Rubella (Vaksin MR). https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak//efek-
samping-vaksin-rubella-vaksin-mr/. 4 November 2018.

Anda mungkin juga menyukai