Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif
yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan
tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau
salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada
pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Kerangka pemecahan dilema
etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses
keperawatan / pemecahan masalah secara ilmiah (Thompson 2006).
Kasus
Tn. N berumur 45 tahun, menderita penyakit Trauma Capitis. Pada saat di
rawat di RS, Tn. N mengatakan kepada istrinya jika nanti terjadi sesuatu hal
terhadap dirinya, dia ingin mendonorkan ginjalnya kepada pasien yang
membutuhkan. Dari hari ke hari, keadaan Tn. N semakin memburuk dan
akhirnya masuk ke ICU dan dipasang ventilator. Setelah di rawat di ICU, tim
dokter mengatakan kepada Ny. N bahwa Tn. N sudah tidak dapat di tolong
lagi dan mengatakan jika ventilatornya di cabut, Tn. N akan meninggal, tetapi
untuk mencegah kematian otak, ventilator tetap di pasang. Ny. N menolak
untuk melepaskan ventilator suaminya, dengan alasan ingin mewujudkan
permintaan terakhir suaminya dan mengatakan tidak akan melepaskannya
sampai ditemukan pasien yang cocok dengan ginjal suaminya. Sebagian
perawat setuju tidak melepaskan ventilator tersebut, karena ginjal Tn. N dapat
bermanfaat bagi pasien lain, tetapi sebagian lagi tidak setuju dikarenakan akan
memperpanjang penderitaan dan mengabaikan hak pasien untuk meninggal
dengan tenang
Pembahasan
Langkah penyelesaian kasus etik pada Tn. N, menurut Holmes (2004),adalah
sebagai berikut :
1. Assessment
a. Ny. N mengatakan bahwa sebelum keadaan Tn. N menjadi lebih
buruk, Tn.N berpesan agar ginjalnya di donorkan untuk pasien yang
membutuhkan
b. Tim dokter mengatakan Tn. N sudah tidak dapat di tolong lagi dan
memasang ventilator hanya untuk mencegah kematian otak pada Tn. N
c. Sebagian perawat setuju tetap mempertahankan pemsangan ventilator,
karena mengingat ginjal pasien yang dapat di donorkan kepada pasien
lain
d. Sebagian perawat lain tidak setuju dengan alasan akan memperpanjang
penderitaan dan mengabaikan hak pasien untuk meninggal dengan
tenang
2. Planing
a. Tipe/prinsip dilema etik yang terlibat pada kasus ini adalah
outonomi, dimana klien dan keluarga mempunyai hak untuk
menentukan sendiri keputusan terhadap tindakan yang akan diberikan.
b. Tindakan yang mungkin dilakukan dan konsekuensinya
adalah :
1). Melepaskan ventilator, dengan konsekuensi :
Penderitaan pasien berakhir, pasien meninggal dan ginjalnya tidak
dapat digunakan oleh pasien lain
2). Tetap memasang ventilator, dengan konsekuensi :
Penderitaan klien akan lebih lama sampai resipient untuk ginjal
pasien tersebut ditemukan
c. Memilih tindakan yang paling tepat, yang lebih sesuai dengan
tujuan dan bisa diimplementasikan pada situasi tersebut, yaitu
memberikan penjelasan kepada keluarga Tn. N tentang kondisi yang
dialami jika ventilator Tn. N tetap dipasang. Jika keluarga tetap pada
keputusannya, maka keluarga diminta untuk membuat informed
consent sesuai dengan prinsip etik pasien dimana pasien mempunyai
”freedom”atau kebebasan untuk diberikan keterangan tentang
kondisinya, jika tidak memungkinkan karena kondisi pasien yang
menurun/tidak sadar, keluarga berhak untuk diceritakan tentang
kondisi yang dialami oleh pasien, dan dibuat persetujuan untuk
pengambilan keputusan sendiri berdasarkan evaluasinya terhadap
situasi yang ada. Jika sudah di buat Informed consent ini, diharapkan
keluarga pasien tidak menuntut jika sesuatu terjadi terhadap pasien.
d. Selama menunggu resipient yang tepat, menganjurkan keluarga
untuk memasang iklan pada media massa
e. Tujuan pemilihan tindakan ini adalah untuk menghormati hak
pasien, dalam mengambil keputusan tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap dirinya.
3. Implementasi
a. Tetap memasang ventilator pada Tn.N
dengan tetap memonitor keadaan dan memberikan asuhan
keperawatan yang dibutuhkan Tn.N
b. Membuat informed consent dengan keluarga
klien, diharapkan keluarga pasien tidak menuntut jika sesuatu terjadi
terhadap pasien
c. Membantu untuk mendapatkan resipient
secepat mungkin, dengan cara menganjurkan keluarga untuk
memasang iklan di koran, atau media massa lainnya
4. Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan, yaitu :
a. Tetap memantau perkembangan klien dan jika dalam waktu tertentu
resipient tidak didapatkan, memanggil keluarga dan memberikan
penjelasan tentang kondisi yang terjadi saat ini.
b. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien pada keluarga tentang
hak-hak pasien: hak untuk terbebas dari rasa sakit, hak untuk
meninggal dengan tenang, hak untuk menentukan keputusan atas
tindakan kesehatan yang diberikan atas dirinya.
c. Mengkaji ulang keputusan yang akan diambil keluarga klien sesuai
dengan kondisi klien saat ini
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, T.D. (2003). Legal, Ethical, and Political Issues in Nursing, 2nd.
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Holmes. (2004). Nurse’s legal handbook. 5th ed. Lippincot : Williams & Wilkins