Anda di halaman 1dari 7

DILEMA ETIK

Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif
yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan
tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau
salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada
pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Kerangka pemecahan dilema
etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses
keperawatan / pemecahan masalah secara ilmiah (Thompson 2006).

Kozier et. al (2004) menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik sebagai


berikut :
1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian
tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau
konsekuensi tindakan tersebut
4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
5. Mendefinisikan kewajiban perawat
6. Membuat keputusan

Kode Etik Keperawatan


Kode etik profesi merupakan pernyataan yang komprehensif dari bentuk tugas
dan pelayanan dari profesi yang memberi tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan praktek dibidang profesinya, baik yang berhubungan dengan
pasien, keluarga, masyarakat dan teman sejawat, profesi dan diri sendiri.
Sedangkan Kode etik keperawatan merupakan daftar prilaku atau bentuk
pedoman/panduan etik prilaku profesi keperawatan secara professional
(Aiken, 2003), dengan tujuan utama adanya kode etik keperawatan adalah
memberikan perlindungan bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan.
Tujuan pokok rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik keperawatan,
merupakan standar etika perawat, yaitu:
a. Menjelaskan dan menerapkan tanggung jawab kepada pasien, lembaga dan
masyarakat
b. Membantu tenaga/perawat dalam menentukan apa yang harus diperbuat
dalam menghadapi dilema etik dalam praktek keperawatan.
c. Memberikan kesempatan profesi keperawatan menjaga reputasi atau nama
dan fungsi profesi keperawatan.
d. Mencerminkan/membayangkan pengharapan moral dari komunitas.
e. Merupakan dasar untuk menjaga prilaku dan integrasi.

Langkah-langkah pemecahan masalah etik


Loriz(1998)dan Baer (1998) dalam Joel (2003), menyatakan dalam
menghadapi masalah etik, dibutuhkan beberapa strategi, diantaranya :
1. Identifikasi masalah kesehatan
2. Urutkan bukti-bukti relefan yang dibutuhkan untuk memahami situasi
3. Identifikasi masalah etik atau issu
4. Tentukan siapa yang terlibat dalam pembuatan keputusan (perawat, dokter,
pasien dan keluarga pasien)
5. Identifikasi peran dalam masalah tersebut (kemungkinan peran anda tidak
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan)
6. Gambarkan posisi moral atau etik anda, kode etik,
7. Pertimbangkan alternatif keputusan sesuai dengan kemampuan
8. Coba untuk identifikasi nilai konflik
9. Pertimbangkan konsekuensi jangka pendek dan panjang dari setiap
alternatif pemecahan masalah
10. Tetapkan keputusan yang akan diambil dan lakukan pemecahan masalah
tersebut
11. Ikuti perkembangan samapi terlihat hasil dari pemecahan masalah dan
lakukan evaluasi
12. Gunakan informasi ini untuk membantu membuat keputusan yang akan
datang

Sedangkan menurut Holmes, 2004 dalam memecahkan masalah etik dapat


digunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Assessment
a. Kumpulkan fakta-fakta, persepi dan opini tentang masalah etik dengan
cara membaca catatan pasien, berbicara dengan pasien dan
keluarganya, pemberi pelayanan kesehatan yang lain atau siapapun
yang dekat dengan pasien.
b. Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam masalah dan kaji peran
mereka, tanggung jawab, kewenangan dan kemampuan membuat
keputusan masalah
c. Bantu pembuat keputusan dalam mengklarifikasi nilai
2. Planing
a. Identifikasi tipe dilema moral yang terlibat – beneficence, autonomy,
justice, fidelity, non maleficence, confidentiality atau veracity.
b. Identifikasi issu spesifik yang terlibat dengan menguji hak,
kewajiban, dan nilai yang ada dalam konflik.
c. Identifikasi kemungkinan tindakan, kemungkinan resiko dan
keuntungan(teleologi).
d. Kaji prioritas untuk mencapai tujuan etik atau keinginan dari orang
yang terlibat
e. Tentukan kewajiban etik yang terlibat dan prinsip etik yang mendasari
tindakan (deontologi)
3. Implementasi
a. Kembangkan tujuan etik untuk mencapai yang terbaik,
Bekerjasama dengan orang lain yang terlibat, jika memungkinkan
b. Tentukan tindakan yang dapat menghasilkan hasil yang terdekat
untuk mencapai keputusan etik yang ideal
c. Selesaikan masalah berdasarkan kesepakatan yang disetujui
4. Evaluasi
a. Tentukan hasil yang
mendekati etik yang ideal.
b. Jika hasil tidak
mendekati yang ideal, tentukan apakah dilema moral telah
diciptakan/dikreasikan
c. Masukkan kembali
proses pengambilan keputusan ke dalam fase pengkajian untuk
menunjuang aspek moral

Kasus
Tn. N berumur 45 tahun, menderita penyakit Trauma Capitis. Pada saat di
rawat di RS, Tn. N mengatakan kepada istrinya jika nanti terjadi sesuatu hal
terhadap dirinya, dia ingin mendonorkan ginjalnya kepada pasien yang
membutuhkan. Dari hari ke hari, keadaan Tn. N semakin memburuk dan
akhirnya masuk ke ICU dan dipasang ventilator. Setelah di rawat di ICU, tim
dokter mengatakan kepada Ny. N bahwa Tn. N sudah tidak dapat di tolong
lagi dan mengatakan jika ventilatornya di cabut, Tn. N akan meninggal, tetapi
untuk mencegah kematian otak, ventilator tetap di pasang. Ny. N menolak
untuk melepaskan ventilator suaminya, dengan alasan ingin mewujudkan
permintaan terakhir suaminya dan mengatakan tidak akan melepaskannya
sampai ditemukan pasien yang cocok dengan ginjal suaminya. Sebagian
perawat setuju tidak melepaskan ventilator tersebut, karena ginjal Tn. N dapat
bermanfaat bagi pasien lain, tetapi sebagian lagi tidak setuju dikarenakan akan
memperpanjang penderitaan dan mengabaikan hak pasien untuk meninggal
dengan tenang

Pembahasan
Langkah penyelesaian kasus etik pada Tn. N, menurut Holmes (2004),adalah
sebagai berikut :
1. Assessment
a. Ny. N mengatakan bahwa sebelum keadaan Tn. N menjadi lebih
buruk, Tn.N berpesan agar ginjalnya di donorkan untuk pasien yang
membutuhkan
b. Tim dokter mengatakan Tn. N sudah tidak dapat di tolong lagi dan
memasang ventilator hanya untuk mencegah kematian otak pada Tn. N
c. Sebagian perawat setuju tetap mempertahankan pemsangan ventilator,
karena mengingat ginjal pasien yang dapat di donorkan kepada pasien
lain
d. Sebagian perawat lain tidak setuju dengan alasan akan memperpanjang
penderitaan dan mengabaikan hak pasien untuk meninggal dengan
tenang

2. Planing
a. Tipe/prinsip dilema etik yang terlibat pada kasus ini adalah
outonomi, dimana klien dan keluarga mempunyai hak untuk
menentukan sendiri keputusan terhadap tindakan yang akan diberikan.
b. Tindakan yang mungkin dilakukan dan konsekuensinya
adalah :
1). Melepaskan ventilator, dengan konsekuensi :
Penderitaan pasien berakhir, pasien meninggal dan ginjalnya tidak
dapat digunakan oleh pasien lain
2). Tetap memasang ventilator, dengan konsekuensi :
Penderitaan klien akan lebih lama sampai resipient untuk ginjal
pasien tersebut ditemukan
c. Memilih tindakan yang paling tepat, yang lebih sesuai dengan
tujuan dan bisa diimplementasikan pada situasi tersebut, yaitu
memberikan penjelasan kepada keluarga Tn. N tentang kondisi yang
dialami jika ventilator Tn. N tetap dipasang. Jika keluarga tetap pada
keputusannya, maka keluarga diminta untuk membuat informed
consent sesuai dengan prinsip etik pasien dimana pasien mempunyai
”freedom”atau kebebasan untuk diberikan keterangan tentang
kondisinya, jika tidak memungkinkan karena kondisi pasien yang
menurun/tidak sadar, keluarga berhak untuk diceritakan tentang
kondisi yang dialami oleh pasien, dan dibuat persetujuan untuk
pengambilan keputusan sendiri berdasarkan evaluasinya terhadap
situasi yang ada. Jika sudah di buat Informed consent ini, diharapkan
keluarga pasien tidak menuntut jika sesuatu terjadi terhadap pasien.
d. Selama menunggu resipient yang tepat, menganjurkan keluarga
untuk memasang iklan pada media massa
e. Tujuan pemilihan tindakan ini adalah untuk menghormati hak
pasien, dalam mengambil keputusan tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap dirinya.

3. Implementasi
a. Tetap memasang ventilator pada Tn.N
dengan tetap memonitor keadaan dan memberikan asuhan
keperawatan yang dibutuhkan Tn.N
b. Membuat informed consent dengan keluarga
klien, diharapkan keluarga pasien tidak menuntut jika sesuatu terjadi
terhadap pasien
c. Membantu untuk mendapatkan resipient
secepat mungkin, dengan cara menganjurkan keluarga untuk
memasang iklan di koran, atau media massa lainnya

4. Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan, yaitu :
a. Tetap memantau perkembangan klien dan jika dalam waktu tertentu
resipient tidak didapatkan, memanggil keluarga dan memberikan
penjelasan tentang kondisi yang terjadi saat ini.
b. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien pada keluarga tentang
hak-hak pasien: hak untuk terbebas dari rasa sakit, hak untuk
meninggal dengan tenang, hak untuk menentukan keputusan atas
tindakan kesehatan yang diberikan atas dirinya.
c. Mengkaji ulang keputusan yang akan diambil keluarga klien sesuai
dengan kondisi klien saat ini

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, T.D. (2003). Legal, Ethical, and Political Issues in Nursing, 2nd.
Philadelphia: F.A. Davis Company.

Beauchamp T, Childress J. Principles of Biomedical Ethics. 5th ed. New York,


NY: Oxford University Press; 2001.

Holmes. (2004). Nurse’s legal handbook. 5th ed. Lippincot : Williams & Wilkins

Joel.(2003). Kelly’s dimensions of professional nursing. 9th Ed. New


York:McGraw-Hill

Kozier et al. (2004). Fundamentals of nursing;concepts, process and practice. 7th


Ed. New Jersey:Pearson

Thompson, et al. (2006). Nursing Ethics. 5th Ed. Churchill Livingstone

Anda mungkin juga menyukai