Disusun oleh:
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam
hayati yang beraneka ragam jenisnya (biodiversity). Salah satu sumber daya alam
hayati tersebut adalah berbagai macam tumbuhan, mulai dari tumbuhan tingkat
rendah (jamur, lumut, paku-pakuan, dan lain-lain) sampai tumbuhan tingkat tinggi
(berbagai jenis Angiospermae) yang menghuni berbagai tipe habitat. Dengan adanya
kekayaan sumber daya hayati, kekayaan tersebut patut kita pakai dan olah sebaik dan
sebijak mungkin.
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Dalam arti luas, agribisnis
diartikan sebagai suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mulai mata rantai produksi, pengolahan dan pemasaran hasil yang
ada hubungannya dengan komoditi pertanian dalam arti luas (usahatani,
perkebunanan, kehutanan, perikanan, perternakan) yang bertujuan untuk memperoleh
keutungan (profit oriented). Dengan kata lain, agribisnis merupakan suatu kegiatan
yang bertujuan memproleh keutungan yang meliputi sebagian atau seluruh sektor
agribisnis, yaitu sektor masukan, sektor produksi, sektor pengeluaran
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam hayati. Salah satu
sumber kekayaan tersebut berasal dari banyaknya rempah-rempah, contohnya yaitu
kunyit. Kunyit merupakan bahan pangan alami yang baik untuk menghangatkan dan
meningkatkan stamina tubuh manusia. Oleh sebab itu, kunyit banyak dimanfaatkan
untuk berbagai produk olahan seperti minuman jamu kunyit. Obat tradisional bukan
hal yang baru lagi bagi masyarakat Indonesia. Salah satu obat tradisional bangsa
Indonesia yang masih dikonsumsi hingga saat ini yakni berbentuk jamu, dimana jamu
ini telah dikenal sejak jaman nenek moyang. Jamu yang beredar di masyarakat pada
saat ini antara lain jamu gendong, jamu godogan, jamu serbuk, dan jamu kunyit asam.
B. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Klasifikasi, Morfologi, dan Peran Kunyit
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang
tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar
hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl,
ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata Curcuma berasal dari
bahasa Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscorides menyebut
tanaman ini sebagai Cyperus menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, dan sedikit pedas,
tetapi tidak beracun. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya di
India, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia (Jawa), dan Filipina.
Famili Zingiberaceae yang tumbuh di dunia diperkirakan terdapat 47 genera dan 1400
spesies, bagi yang tumbuh di daerah tropika maupun sub tropika. Paling sedikit terdapat
8 jenis temu-temuan yang banyak digunakan sebagai bahan obat-obatan di Indonesia.
Termasuk didalamnya temu ireng (Curcuma aerugionosa ROXB.), temulawak (C.
Xanthorrhiza ROBX.), temu putih, bengle (Zingiber purpureum ROXB), lempuyang
gajah(Z. zerumbet), temu kunci (Boesenbergia pandurata), jahe dan tanaman kunyit
(Curcuma domestica Val.) (Kartasapoetra, 1992).
Di berbagai daerah kunyit mempunyai nama yang beragam. Misalnya kunyir, koneng
atau koneng temen(Sunda), kunyit (Aceh), kuning (Gayo), kuning, unik (Batak), kunyit
(Melayu), cahang (Dayak), kunyit (Lampung), kunyit, janar (Banjar), kunir, kunir betis,
temu kuning (Jawa), konye, temo koneng (Madura), kunyik (Sasak), huni (Bima),
alawahu (Gorontalo), uni, kuni (Toraja), kunyi (Makasar), unyi (Bugis), kumino, unine,
uninum (Ambon), rame, kandeifu, nikwai, mingguai, jaw (Irian).
Susunan tumbuhan tanaman kunyit terdiri atas akar, rimpang, batang semu, pelepah
daun, daun, tangkai bunga dan kuntum bunga. Sistem perakaran tanaman kunyit
termasuk akar serabut berbentuk benang (fibrosus) yang menempel pada rimpang.
Kedalaman rimpang dalam tanah sekitar 16 cm panjang akar kurang lebih 22,50 cm tebal
rimpang muda 1,61 cm dan rimpang tua 4 cm. Tiap rumpun tanaman kunyit dapat
tumbuh rimpang 7-10 buah, dan anakan antara 11-15 tanaman (Rukmana, 1991).
Daun tumbuh berjumbai dengan ukuran panjang sekitar 35 cm, lebar 14 cm, berwarna
hijau, dan tiap tanaman terdiri atas 9-10 helai daun. Bunga keluar dari ujung batang semu
dengan panjang karangan bunga 10- 15 cm serta berwarna merah. Kuntum bunga tumbuh
putih-bergaris hijau dan diujungnya merah jambu, sedangkan yang terletak dibagian
bawah berwarna hijau muda (Rukmana, 1991).
Secara keseluruhan tanaman kunyit tumbuh berbentuk terna yang dapat mencapai
ketinggian 1 meter, merumpun selebar lebih kurang 24 cm. Iklim dan ketinggian tempat
tanaman kunyit dapat tumbuh didaerah tropika maupun subtropika. Di Indonesia dapat
tumbuh sepanjang tahun di daerah-daerah dataran rendah sampai dataran tinggi±2000 m
dpl. Meskipun daya adaptasi tanaman kunyit cukup luas, tetapi kisaran pertumbuhan dan
produksi yang optimum adalah pada kondisi iklim suhu udara 19º-30ºC, curah hujan
antara 1500-4000 mm pertahun, dan masih dapat tumbuh baik ditempat yang sedikit
ternaung (Cheppy, 2002).
Kunyit memiliki khasiat sebagai jamu dan obat tradisional. Senyawa yang terkandung
dalam kunyit (kurkumin dan minyak atsiri) berperan sebagai antioksidan, antitumor,
antikanker, antimikroba, antiracun. Secara tradisional kunyit digunakan oleh masyarakat
di berbagai negara untuk mengobati penyakit seperti penyakit yang disebabkan oleh
mikroba parasit, gigitan serangga, cacar, sakit perut (diare, sembelit, kembung),
gangguan pencernaan, gangguan hati, gangguan asma, menghilangkan gatal,
menghilangkan penyakit kulit, dan mengurangi rasa nyeri. Dalam kehidupan sehari-hari,
kunyit berperan penting untuk merawat kulit dan membantu menyembuhkan luka.
Kunyit telah lama dikenal sebagai rimpang yang sangat berkhasiat dan digunakan
sebagai obat tradisional serta obat luka. Ekstrak rimpang kunyit berguna dalam proses
penyembuhan luka.
Sortasi awal dilakukan sebelum kunyit dicuci yaitu dengan memisahkan kunyit
menurut ukuran dan mutu, hal ini biasanya dilakukan oleh petani penyedia
simplisia. Sortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari
kotoran berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma
b. Pencucian
Pengubahan bentuk produk tanaman obat menjadi bentuk- bentuk lain seperti
irisan, potongan, dan serutan bertujuan memudahkan kegiatan pengeringan,
pengepakan serta pengolahan selanjutnya menjadi bahan baku obat.
Pada umumnya semakin tipis bahan yang dikeringkan akan semakin cepat
proses penguapan air berlangsung sehingga dapat mempercepat pengeringan.
Namun irisan, yang terlalu tipis juga tidak baik karena senyawa aktif yang
terkandung akan mudah menguap dan simplisia juga akan lebih mudah rusak
saat di kemas .
d. Pengeringan
Produk tanaman obat sebagai bahan baku industri obat dan kosmetik
tradisional biasanya dikonsumsi dalam bentuk kering, sedangkan produk segar
digunakan terbatas untuk memenuhi kebutuhan industri minyak atsiri dan
dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Pengeringan juga berfungsi sebagai
mencegah terjadinya pencemaran serta kontaminasi oleh jamur atau patogen
yang dapat menurunkan kualitas atau mengakibatkan keracunan pada saat
bahan di konsumsi.
Setelah simplisia kunyit dan bahan jamu yang lain sudah melalui proses
sortasi dan pengecilan ukuran maka bahan siap untuk di ramu menjadi
bahan baku jamu serbuk. Ramuan ini adalah ramuan dasar yang
digunakan untuk macam jamu, sesuai dengan jenis dan kegunaannya.
Proses ramu yang dilakukan dengan cara bahan-bahan yang diperlukan di
tuang ke wadah yang sudah dibersihkan, kemudian semua bahan di
campur sampai rata. Setelah itu bahan siap digiling.
b. Penggilingan dan Pengayakan
Ramu jamu jadi merupakan inti dari proses lanjutan dari proses ramu
bahan baku. Proses ramu jamu jadi adalah proses menambahkan bahan
yang diperlukan setiap macam jamu.
Pengemasan perlu dilakuakn dengan tujuan agar bahan tersimpan secara baik
serta terjaga kualitasnya. Dalam pengemasan ada 4 tahapan yaitu kemas
dalam, kemasan luar, pres dan packing.
Kemasan di P.J Bisma Sehat ada 2 macam antara lain kemasan kertas, dan
kemasan plastik. Cara untuk kemasan kertas dalam yaitu serbuk jamu yang
sudah jadi di tuang dalam mesin pengisi yang sudah di atur takaran untuk
setiap kemasan adalah 7 gram. Kemasan dengan sendirinya sudah terisi jamu,
selanjutnya dilakukan kemasan luar yang terbuat dari kertas juga yang di beri
cap P.J Bisma Sehat serta nama, manfaat, komposisi, dan cara membuatannya.
Cara pengemasannya yaitu jamu yang sudah di kemas dalam kertas di
masukkan dalam kemasan kertas kemudian di lem dan siap menuju proses
packing.
Untuk cara kemasan plastik ada 2 macam, yang kemasan plastik pertama
serbuk yang sudah jadi di tuang dalam mesin pengisi yang sudah di atur
takaran untuk setiap kemasan adalah 7 gram. Kemasan dengan sendirinya
sudah terisi jamu dan siap menuju proses packing. Dan kemasan plastik yang
kedua di isi dengan cara manual dengan menggunakan sendok makan dengan
takaran untuk setiap kemasan 250 gram, 500 gram dan 1000 gram. Proses
kemasan ini menggunakan mesin pres. Cara pengepresannya adalah alat pres
di hidupkan kemudian ujung dari plastik kemasan di jepitkan dalam mesin
pres. Fungsi pengepresan adalah agar kemasan plastik tertutup rapat sehingga
bahan tidak tumpah. Setelah itu menuju proses packing.
Setelah proses pecking selesai jamu serbuk siap di pasarkan tetapi tidak semua
langsung dipasarkan ada sebagian digunakan sebagai cadangan atau stok.
Cadangan ini simpan dalam rak – rak yang diletakkan dalam ruangan
tersendiri untuk menunggu pemasaran selanjutnya. Daerah pemasaran jamu
P.J Bisma Sehat yaitu wilayah kabupaten Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo,
dan provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi, Kalimantan, Gorontalo, Nusa
Tenggara Timur.
7. Penyimpanan Akhir
Produk P.J Bisma Sehat yang telah dikemas kemudian disimpan pada ruang
terpisah yang tergantung dari jenis bahan yang disimpan. Pada saat
penyimpanan ruang yang digunakan harus ruangan yang bersih dan terbebas
dari serangga, binatang pengerat, cukup penerangan, terjamin peredaran
udaranya dan suhu harus sesuai sebelum dilakukan pemasaran.
e. Pengemasan
Pengemasan hasil tanaman obat yang masih segar ataupun kering telah lama
dilakukan. Tujuan utama dari kegiatan pengemasan atau pengepakan adalah
sebagai berikut :
3. Terpisah dari tempat penyimpanan bahan atau alat-alat lain yang tidak
sejenis.
Routing ialah urutan (rute) tugas yang perlu dilakukan untuk menghasilkan
sebuah produk. Bahan baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos kerja
(work station) agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian
tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing
biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bias
ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang lebih cepat dan murah.
d. Penjadwalan
PENUTUP
Kesimpulan
Faktor-faktor yang sangat penting dan harus diputuskan dalam praperencanaan Agribisnis,
khususnya subsistem produksi primer adalah pemilihan lokasi produksi dan pertimbangan
fasilitas, serta skala usaha. Perencanaan proses produksi terdiri dari biaya produksi dan
penjadwalan proses produksi. Perencanaan biaya produksi sangat terkait dengan kemampuan
pembiayaan. Penjadwalan proses produksi dibuat mulai dari pembukaan lahan sampai kepada
pemanenan dan penanganan pasca panen, terutama untuk komoditas yang memiliki gestation
period yang relatif pendek, seperti tanaman holtikultura. Pola produksi dapat dibagi dalam
beberapa bentuk, antara lain berdasarkan: Jumlah komoditas yaitu komoditas tunggal,
komoditas ganda, dan multikomoditas sistem produksi, yaitu pergiliran tanaman dan produksi
massa.